Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Pitaloka
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kerasukan sebagai liminalitas dalam anime Jujutsu Kaisen karya MAPPA Studio. Data primer diperoleh dari anime Jujutsu Kaisen dengan menggunakan teknik dokumentasi. Adegan-adegan yang dianggap mengandung liminalitas dikumpulkan dan dipilah. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan bahan akademis lainnya yang ditemukan di internet. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah liminalitas oleh Victor Turner dan kerasukan ilahi oleh Joshua Samuel. Penelitian ini menemukan unsur liminalitas dalam kerasukan yang dialami Itadori Yuji oleh Ryomen Sukuna, yang ditandai dengan karakteristik ganda Itadori, yang menunjukkan atribut unik "antara dan di antara". Tokoh utama Itadori Yuji memiliki identitas dan status sosial yang ambigu. Ritus peralihannya dari dunia manusia ke dunia penyihir jujutsu penuh dengan konflik personal dan ideologis, sebagian besar terkait dengan kutukan yang ada di dalam dirinya. Ikatannya dengan Sukuna saling merusak, karena Sukuna berencana untuk mengambil alih tubuhnya dan Itadori bertujuan untuk mengeksekusinya, namun Itadori tanpa disadari berfungsi sebagai penyambung lidah dan verifikator keberadaan Sukuna sebagai bayaran atas kekuatan yang ia terima.

This study aims to explain possession as a liminality in Jujutsu Kaisen anime by MAPPA Studio. Primary data is obtained from the anime Jujutsu Kaisen using documentation techniques. Scenes considered to contain liminality are compiled and sorted. Secondary data is obtained through a literature study consisting of journal articles, books, and other academic materials found on the internet. Theories used in this study are liminality by Victor Turner and divine possession by Joshua Samuel. This study discovers elements of liminality in Itadori Yuji's possession by Ryomen Sukuna, as shown by double characteristics that belong to Itadori, showcasing the unique attributes of "betwixt and between''. The protagonist Itadori Yuji has an ambiguous identity and social standing. His rites of passage from the human world to the world of jujutsu sorcerers are rife with personal and ideological conflicts, most of which related to the curse residing within him. His bond with Sukuna is mutually destructive, as Sukuna schemes to take over his body and Itadori aims to execute him, yet Itadori unwittingly serves as Sukuna’s mouthpiece and verificator in exchange of raw power. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elgard Mario Wiandika
"Anime shonen seringkali melanggengkan kultur patriarki dengan memperlakukan karakter perempuannya sesuai dengan peran jender. Karena itulah Jujutsu Kaisen menjadi unik karena anime shonen ini memberikan ruang bagi karakter perempuannya untuk bersinar. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai-nilai feminisme liberal terkandung dalam representasi karakter perempuan yang ada di anime tersebut. Kajian ini akan mengkaji episode 17 dan 24, di mana karakter perempuan di Jujutsu Kaisen dapat menunjukkan kemampuan tarungnya, serta pola pikir dan nilai yang dianut yang berbeda dari peran jender yang ada di masyarakat. Terlebih lagi, ditemukan pula nilai-nilai yang menormalisasi perilaku monoandrogini, sebagai sarana untuk melawan peran jender yang hanya terkotakkotakan di dalam maskulinitas dan feminitas yang ada di masyarakat.
Shonen Anime usually perpetuates the patriarchal culture by treating their female characters in accordance to gender roles. This is why Jujutsu Kaisen becomes unique, because it is a shonen anime that creates space for its female characters to shine. This research will discuss how liberal feminism values are incorporated in the representation of female characters in the anime. This research will analyze episode 17 and 24, where Jujutsu Kaisen’s female characters are able to show their fighting prowess, train of thought, and values that differ from existing gender roles. Furthermore, values that normalize monoandroynous behavior are discovered as a way to fight gender roles that box masculinity and femininity in the society"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elgard Mario Wiandika
"Anime shonen seringkali melanggengkan kultur patriarki dengan memperlakukan karakter perempuannya sesuai dengan peran jender. Karena itulah Jujutsu Kaisen menjadi unik karena anime shonen ini memberikan ruang bagi karakter perempuannya untuk bersinar. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai-nilai feminisme liberal terkandung dalam representasi karakter perempuan yang ada di anime tersebut. Kajian ini akan mengkaji episode 17 dan 24, di mana karakter perempuan di Jujutsu Kaisen dapat menunjukkan kemampuan tarungnya, serta pola pikir dan nilai yang dianut yang berbeda dari peran jender yang ada di masyarakat. Terlebih lagi, ditemukan pula nilai-nilai yang menormalisasi perilaku monoandrogini, sebagai sarana untuk melawan peran jender yang hanya terkotak-kotakan di dalam maskulinitas dan feminitas yang ada di masyarakat.
Shonen Anime usually perpetuates the patriarchal culture by treating their female characters in accordance to gender roles. This is why Jujutsu Kaisen becomes unique, because it is a shonen anime that creates space for its female characters to shine. This research will discuss how liberal feminism values are incorporated in the representation of female characters in the anime. This research will analyze episode 17 and 24, where Jujutsu Kaisen’s female characters are able to show their fighting prowess, train of thought, and values that differ from existing gender roles. Furthermore, values that normalize monoandroynous behavior are discovered as a way to fight gender roles that box masculinity and femininity in the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Tetris Lucas Sibatuara
"Dalam kehidupan sehari - hari, kita sering melakukan perpindahan dari satu tempat menuju tempat lain. Dalam perpindahan tersebut, ada sesuatu yang kita tandai sebagai bukti bahwa kita sudah melakukan perpindahan. Sesuatu ini dapat berupa aspek fisik dan non fisik yang memiliki liminalitas dan akhirnya membentuk ruang liminal.. Oleh karena itu, karakteristik ataupun kualitas ruang liminal menjadi hal yang cukup penting untuk diwadahi pada area yang memiliki mobilitas tinggi seperti area transit. Fokus pembahasan pada skripsi ini adalah peranan dan identitas stasiun sebagai ruang liminal. Hal ini dilihat melalui konteks dan eksistensinya terhadap lingkungan sekitarnya.
Studi kasus dilakukan terhadap stasiun Jakarta kota sebagai stasiun akhir dan city centre terminal. Stasiun sebagai ambang terlihat melalui hubungan antara stasiun dan kota Jakarta terkait dengan migrasi dari daerah Jawa dan juga konteksnya terhadap kawasan kota Tua dan daerah perdagangan serta pusat bisnis Jakarta. Selain itu, akan dibahas pula mengenai liminalitas stasiun Jakarta kota sebagai medium melalui foto - foto perkembangan stasiun Jakarta Kota dan sekitarnya dan melalui pengalaman yang dialami penulis ketika berada di dalam dan di sekitar stasiun kota. Temuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mendesain area transit sebagai salah satu ruang liminal, dimana aspek liminalitas ruang turut diperhatikan di samping aspek fungsional dan estetika.

We often move from one place to another place. In that movement, there is something marked as a proof that we have been doing it. These things can be physical and non physical aspects that have liminality and they will form a liminal space. Therefore, it's important to contain the characteristics or quality of the liminal spaces in areas that have high mobility, such as transit area. The focus of this study is the role and the identity of station as a liminal space. It will be seen by its context and its existence with the surroundings area.
The object study of this study is Jakarta Kota station as the ending station and the city centre terminal. Station as threshold can be seen through the connection between station and the city influenced the migration from the area of Java and it also can be seen by its context with the area of Kota Tua and by its context with the centre of trade and business of Jakarta. In addition, it will be discussed about the liminality of Jakarta Kota station as a medium through the photographs showing the development of Jakarta Kota station and its surrounding and through the experience that the writer felt when she was at the station and when she walked around the building of station. Finally, this study provides suggestion for designing the transit area as one of liminal spaces, the aspects of liminality should become the focus attention beside functional and aesthetic aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S900
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amien Rahman Mahendra
"Dinamika kehidupan masyarakat Dusun Poncol telah lama berkait erat dengan Arak Jowo yang telah menjadi identitas dan komoditas. Proses konstruksi identitas Arak Jowo di Dusun Poncol yang berlangsung dalam waktu lama tidak hanya melibatkan pemasak Arak Jowo sebagai produsen tetapi juga masyarakat Dusun Poncol dan masyarakat lain di sekitar Kabupaten Ngawi. masyarakat Dusun Poncol dan masyarakat lain terjadi dalam praktik konsumsi dan jual beli Arak Jowo yang diproduksi oleh pemasak Arak Jowo di Dusun Poncol. Namun, pemasak Arak Jowo sebagai bagian masyarakat Dusun Poncol ini terpaksa harus kehilangan pekerjaannya karena terbitnya Perda nomor 10 tahun 2012 Kabupaten Ngawi dan implementasinya dengan bentuk penertiban gabungan yang berlangsung pada tahun 2018. Pasca penertiban berlangsung, pemasak Arak Jowo merasa bimbang karena keahlian utama yang mereka kuasai dilarang untuk dilakukan lagi berdasarkan peraturan hukum formal yang berlaku. Pasca penertiban, pemasak Arak Jowo mengalami dilema dalam memahami identitas sosial mereka dan cara memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Penertiban juga meninggalkan trauma dan bagi ketakutan pemasak Arak Jowo Dusun Poncol terlebih tentang kekacauan terhadap orang luar. Kondisi liminal memaksa pemasak Arak Jowo merasakan kondisi yang serba sulit baik untuk tetap melakukan aktivitas produksi Arak Jowo maupun meninggalkan aktivitas tersebut dan memulai aktivitas baru pengganti Arak Jowo.

The dynamics of the life of the Dusun Poncol people has long been closely related to Arak Jowo which has become an identity and a commodity. The process of constructing the identity of Arak Jowo in Dusun Poncol which took a long time did not only involve the cooks of Arak Jowo as producers but also the people of Dusun Poncol and other communities around Ngawi Regency. The people of Dusun Poncol and other communities are involved in the practice of consuming and buying and selling Arak Jowo produced by Arak Jowo cooks in Dusun Poncol. However, the cooks of Arak Jowo, as part of the Dusun Poncol community, were forced to lose their jobs due to the issuance of Regional Regulation number 10 of 2012 of Ngawi Regency and its implementation in a combined form of control which took place in 2018. After the control took place, the cooks of Arak Jowo felt confused because the main expertise they mastery is prohibited from being carried out again based on the applicable formal legal regulations. After the control, the cooks of Arak Jowo experienced a dilemma in understanding their social identity and how to meet their family's economic needs. The control also left trauma and fear for the cooks of Arak Jowo Dusun Poncol especially about chaos towards outsiders. This liminal condition forced the cooks of Arak Jowo to experience difficult conditions both to continue to carry out Arak Jowo production activities and to leave these activities and start new activities to replace Arak Jowo."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Adline
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas representasi femininitas dalam anime Gake no Ue no Ponyo karya Hayao Miyazaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi imaji femininitas dalam anime tersebut. Metode analisis dalam skripsi ini menggunakan pendekatan semiotika Rolland Barthes. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teori Dorothy Smith dalam bukunya Text, Fact, and Femininity (1990). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi femininitas dalam anime Gake no Ue no Ponyo bertentangan dengan representasi femininitas umumnya ada dalam budaya patriarki, ditampilkan dalam bentuk femininitas yang bernegosiasi yaitu strategic femininity.

ABSTRACT
This study focused on representation of femininity which is contained in Hayao Miyazaki?s anime Gake no Ue no Ponyo. The purposed of this study is to analyze the construction image of femininity that is shown in the anime. The analysis method of this study uses Rolland Barthes semiotic approached. The discussion in this study uses the theory from Dorothy Smith in her book, Text, Fact, and Femininity (1990). The result of this research showed that the representation of femininity in Gake no Ue no Ponyo anime as a contrary to the representations of femininity known in patriarchal culture, showed by the negotiation in femininity namely strategic femininity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Euginia
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kritik salaryman masculinity dalam film anime Kaze Tachinu karya Miyazaki Hayao. Data primer diperoleh dari film Kaze Tachinu menggunakan teknik dokumentasi. Adegan yang dianggap mengandung representasi salaryman masculinity dicatat dan dipilih sebagai sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya. Teori yang digunakan merupakan teori maskulinitas menurut R. W. Connell dan salaryman masculinity menurut Romit Dasgupta. Penelitian ini menemukan bahwa pada film anime Kaze Tachinu, salaryman masculinity direpresentasikan oleh mayoritas tokoh dalam film, seperti Honjo, Kurokawa, dan tokoh pendukung lainnya. Hal ini disampaikan melalui dialog, penampilan tokoh, dan aspek lainnya, yang menunjukkan keselarasan dengan ideologi salaryman masculinity. Horikoshi Jiro, sang tokoh utama, menunjukkan ambiguitas dalam maskulinitasnya. Walaupun secara sekilas Jiro tampak memenuhi tuntutan salaryman masculinity, terdapat konflik batin dalam dirinya yang membedakan dia dari sosok salaryman pada umumnya. Berlainan dengan salaryman, kesetiaan Jiro terhadap pekerjaannya berakar dari ambisinya secara murni. Selain itu, Jiro juga memiliki empati tinggi dan menghadapi dilema dalam memilih antara pekerjaannya atau kekasihnya, Nahoko.

This study aims to explain the critique of salaryman masculinity found in the movie Kaze Tachinu directed by Miyazaki Hayao. Primary data is obtained from the movie Kaze Tachinu using the documentation technique. Scenes considered to contain representations of salaryman masculinity are noted and filtered through. Secondary data is obtained through a literature study that comprises of journal articles, books, and other scholarly materials. Theories used in this study include the concept of masculinity by R.W. Connell and salaryman masculinity as described by Romit Dasgupta. This study has found that in the movie Kaze Tachinu, salaryman masculinity is represented by a majority of characters, such as Honjo, Kurokawa, and supported by other various side characters. This is shown via dialog, the physical appearance of characters, and other numerous aspects that find resonance in the salaryman masculinity ideology. Horikoshi Jiro, the protagonist, displays ambiguity in his masculinity. Although superficially he appears to fulfill the ideals of salaryman masculinity, an emotional conflict occurs within him that differentiates him from salarymen at large. Unlike other salarymen, his faith to work finds root in his pure ambition. Aside from that, he is highly empathetic and faces a dilemma when he is forced to choose between his job and his lover, Nahoko.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septiyaningrum
"ABSTRAK
Kehadiran lagu dalam anime berperan penting untuk mendukung, memperindah, dan memberikan kesan lebih kuat terhadap jalan cerita. Tidak hanya alunan nada yang indah dan khas, isi dari lirik lagu juga mampu memberikan gambaran tersendiri bagi para pendengarnya untuk lebih memahami cerita dari suatu anime. Hingga saat ini, lirik lagu dalam anime diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa sasaran agar lebih mudah dibaca dan dipahami oleh berbagai masayarakat di dunia. Skripsi ini berfokus pada proses penerjemahan lirik lagu anime One Piece yang diterjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Dari tiga puluh delapan lagu pembuka dan penutup, dipilih tiga lirik lagu terfavorit yang diunduh dari situs http://www.oploverz.in/ sebagai salah satu situs penyedia unduhan anime terbaik dengan terjemahan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses penerjemahan lirik lagu ditinjau dari tataran morfologis dan tataran sintaksis. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kontrastif, dengan cara mencermati konstruksi lirik dalam bahasa Jepang dan terjemahan bahasa Indonesia, mengamati letak perbedaan struktur antara keduanya melalui tabel, kemudian diperjelas dengan melakukan analisis komponen makna. Dengan demikian terlihat bagaimana proses pesan atau teks dari suatu lirik mengalami perubahan struktur morfologis atau struktur sintaksis, serta mengalami perubahan makna ataupun pergeseran makna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tiga lirik lagu favorit anime One Piece terjadi perubahan struktur serta perubahan atau pergeseran makna. Kata kunci: Penerjemahan; pergeseran makna; perubahan makna; perubahan struktur.

ABSTRACT
Anime rsquo s soundtrack is important to support, beautify, and give stronger impression to the story. Not only good and typical tone, but also the content of the lyrics can give its own peculiar image to make listener more understand the anime rsquo s story. Nowadays, anime rsquo s soundtrack lyrics are translated into various languages so that more people from all over the world can read and understand them more easily. This study focuses on the translation rsquo s process of One Piece anime rsquo s lyrics which translated from Japanese into Indonesian. From thirty eight opening and closing songs, three most favorite song lyrics were choosen. Those lyrics were downloaded from a website named https www.oploverz.in as one of the best anime download providers with Indonesian subtitle. The purpose of this study is to analyze the translation rsquo s process of song lyrics in morpheme and syntax level. The method that used by this study is contrastive analysis method, which is observe the Japanese and Indonesian lyric rsquo s construction, observe the point of structure rsquo s differences in table, and then clarify with the analysis of meaning rsquo s component. That method shows that the process of lyric rsquo s message or text is different in morpheme and syntax structure, meaning rsquo s changing, or meaning rsquo s shift. The result of this study shows that there are some structure rsquo s changing, meaning rsquo s changing, or meaning rsquo s shift in those three One Piece anime soundtrack lyrics. Keywords Translation meaning rsquo s shift meaning rsquo s changing structure rsquo s changing"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Floretta Vasthia Devi
"ABSTRAK
Skripsi ini memiliki fokus teori ekofeminisme yang terdapat pada anime Kaze no
Tani no Nuashika karya Hayao Miyazaki yang diliris pada tahun 1984. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis konsep dualisme yang memisahkan alam dan
manusia begitu pula dengan laki-laki dan perempuan sebagai akar permasalahan
dari subordinasi gender dan degradasi alam beserta pentingnya peningkatan
kualitas dan kesadaran feminin sebagai usaha penyelamatan alam. Pembahasan
dalam skripsi ini menggunakan teori Val Plumwood dalam bukunya yang berjudul
Feminism and the Mastery of Nature (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsep dualisme antara alam dan manusia sudah tertanam jauh dalam kerangka
pikir budaya patriarki yang termanifestasikan ke dalam kerangka pikir ayah
Nausicaä, masyarakat Pejite, dan raja Torumekia, dan terdapat kualitas dan
kesadaran feminin yang termanifestasikan dalam tokoh heroine Nausicaä.

ABSTRACT
This study is focused on ecofeminism theory which contained in Hayao
Miyazaki?s anime, Kaze no Tani no Nuashika released in 1984. This study aimed
to analyze the concept of dualism that separates the nature and human as well as
men and women as a root cause of gender subordination and degradation of nature
along with the importance of feminine qualities and consciousness as a way to
save nature. The discussion in this study uses the theory from Val Plumwood in
her book, Feminism and the Mastery of Nature (1993). The results of this study
showed that the dualism between nature and human are already embedded deep in
the frame of a patriarchal culture that manifested into the frameworks of
Nausicaä?s father, Pejite society, and the king of Torumekia, and there are
qualities and feminine consciousness manifested in the character of the heroine,
Nausicaä.;"
2016
S64866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Nuraini Syahara
"Skripsi ini membahas motif cerita Oedipus dalam novel Bilangan Fu serta kaitannya dengan struktur novel tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan interteks untuk melihat hubungan antara novel Bilangan Fu dengan cerita-cerita bermotif Oedipus serta pendekatan struktural untuk melihat unsur-unsur dalam novel tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cerita Oedipus dalam novel Bilangan Fu mempunyai kaitan dengan struktur novel. Kaitan tersebut terlihat pada tokoh, alur, dan tema novel Bilangan Fu.

This thesis discussed about Oedipus motives in Bilangan Fu and its relation to the structure of the novel. This research uses intertextual approach to look at the relationship between the Bilangan Fu with the Oedipus stories and structural approach to see the elements in the novel. This research used descriptive analytical method. The result showed that the Oedipus motives in Bilangan Fu is related to the novel structure. The relationship is shown in the character, plot, and theme of the novel Bilangan Fu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>