Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aribah Daffa Aji Putri
"Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS), prevalensi perokok elektronik di Indonesia meningkat hingga 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Hasil Riskesdas tahun 2018 juga menujukkan bahwa remaja adalah kelompok umur tertinggi pada angka perokok elektronik. Beberapa studi di berbagai negara menunjukkan masih rendahnya pengetahuan orang tua dari remaja terhadap rokok elektronik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik orang tua dari remaja terhadap rokok elektronik di Kelurahan Beji Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling yang diikuti sebanyak 145 responden dengan mengisi kuesioner tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua dari remaja di Kelurahan Beji Timur memiliki pengetahuan tentang rokok elektronik dalam kategori cukup (39,3%), sikap yang negatif terhadap penggunaan rokok elektronik (58,6%), dan praktik pencegahan rokok elektronik yang baik (51,7%). Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan peningkatan program promosi kesehatan yang berfokus terhadap rokok elektronik, khususnya dengan sasaran remaja dan orang tua sebagai upaya pencegahan perilaku merokok elektronik di Kelurahan Beji Timur.

Based on the Global Adult Tobacco Survey (GATS), the prevalence of electronic cigarette smokers in Indonesia has increased up to 10 times in a span of 10 years. The results of the Riskesdas 2018 also showed that adolescents are the highest age group in terms of electronic cigarette use. Several studies in various countries have indicated the low level of knowledge among parents of adolescents regarding electronic cigarettes. Therefore, this research was conducted to understand the knowledge, attitudes, and practices of parents of adolescents towards electronic cigarettes in the Beji Timur Subdistrict. This study used a quantitative method with a cross-sectional design. The sampling was done using stratified random sampling technique, with a total of 145 respondents filling out written questionnaires. The results of the study showed that parents of adolescent in Beji Timur subdistrict’s knowledge about electronic cigarettes categorized as average (39,3%), negative attitudes towards electronic cigarette use (58,6%), and good practices in preventing electronic cigarette use (51.7%). Based on the research findings, there is a need for an improvement in health promotion programs that specifically focus on electronic cigarettes, particularly targeting adolescents and parents, as an effort to prevent electronic smoking behavior in the Beji Timur Subdistrict."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Ranjani Wijaya
"Latar Belakang Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja di dunia. Psikoedukasi merupakan landasan tatalaksana GPPH, termasuk psikoedukasi bagi keluarga. Orang tua terbukti memainkan peran penting dalam diagnosis dan penanganan anak-anak dan remaja dengan GPPH. Diperlukan penelitian mengenai pengembangan psikoedukasi yang efektif untuk mengajarkan orang tua penderita GPPH di Indonesia mengenai penanganan anaknya. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian intervensi pre-post yang menggunakan ADHD Knowledge Questionnaire yang diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari See et al. (2021) sebagai pre-test dan post-test. Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa pengetahuan tentang GPPH pada pre-test dan posttest meningkat secara signifikan (P <0,001) di setiap kategori. Nilai rata-rata kuesioner adalah 38,0% (SD±21,4) pada pre-test dan 58,3% (SD±26,2) pada post-test. Nilai tinggi berkorelasi secara signifikan dengan kesadaran memiliki kenalan dengan GPPH (p < 0,01) pada pre-test dan dengan tingkat edukasi (p < 0,01) pada post-test. Pembahasan Pengetahuan orang tua mengenai GPPH relatif rendah sebelum psikoedukasi dan meningkat sehingga memadai pada post-test. Intervensi ini efektif dalam semua kategori informasi GPPH bagi semua orang tua terlepas dari faktor pribadi, selain tingkat edukasi, yang perlu disesuaikan. Kesimpulan Psikoedukasi, terutama pendekatan dengan bimbingan ahli dalam platform online, merupakan metode yang bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang ADHD bagi orang tua di Indonesia.

Introduction Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) is the most common neurodevelopmental disorder among children and adolescents in the world. Psychoeducation is a cornerstone of ADHD management, including the psychoeducation of relatives. Parents have been found to play a crucial role in the diagnosis and management of their children with ADHD. Therefore, a study is needed on the development of psychoeducation that is effective in increasing the knowledge of parents on how to help their children with ADHD in Indonesia. Method This study is a pre-post interventional study that uses an ADHD Knowledge Questionnaire adapted and translated into Indonesian from See et al. (2021) as a pre-test and post-test. Results Wilcoxon signed ranks test reveals that the knowledge of ADHD in the pre-test and posttest increased significantly (P < .001) across every category. The mean score was 38.0% (SD±21.4) on the pre-test and 58.3% (SD±26.2) on the post-test. Increased ADHD knowledge was significantly associated with having other friends or relatives with ADHD (p < 0.01) in the pre-test and with their level of education (p < 0.01) in the post-test. Discussion The parents’ knowledge of ADHD was relatively low before psychoeducation and increased to average levels in the post-test. The intervention is effective in all disorder information categories for parents of all personal factors, except their education level, which needs to be adjusted for. Conclusion Psychoeducation is a beneficial and effective method to increase knowledge of ADHD for parents in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah
"Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel. 
Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples.
The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesita Noor Sabila
"Imunisasi merupakan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. Cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia mengalami penurunan tahun 2017 yaitu dari 91,58% menjadi 91,12%. Orang tua berperan dalam menentukan perawatan kesehatan anak termasuk mengenai imunisasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi imunisasi anak yaitu sikap dan pengetahuan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel sebanyak 106 orangtua dari anak usia 1-5 tahun di kelurahan Tanjung Barat Jakarta Selatan. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p value 0,001) dan sikap (p value 0,004) orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai imunisasi dan mendorong sikap positif terhadap imunisasi untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar anak.

Immunization is an effort to reduce morbidity, mortality and disability due to Immunization-Preventable Diseases. Indonesia's complete basic immunization coverage experienced a decline in 2017, from 91.58% to 91.12%. Parents have a role in determining child health care, including immunization. One of the factors that can influence children's immunization is the attitudes and knowledge of parents. This study aimed to identify the relationship between knowledge and attitudes of parents with the completeness of basic childhood immunizations. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling type. The number of samples are 106 parents of children aged 1-5 years in the Tanjung Barat village of South Jakarta. The results of bivariate analysis using the chi square test showed that there is a relationship between parental knowledge (p value 0.001) and attitudes (p value 0.004) toward completeness of basic immunization of children This study recommends making efforts to increase knowledge about immunization and encourage positive attitudes towards immunization to be able to increase the coverage of basic immunization of children.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Elysia Pramesti
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan masyarakat khawatir melakukan perawatan gigi dan mulut di praktik dokter gigi akibat khawatir terpapar virus SARS-CoV-2 sehingga dapat menjadikan swamedikasi sebagai pilihan perawatan.
Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik swamedikasi orang tua serta perbedaan praktik swamedikasi dengan berbagai karakteristik orang tua.
Metode: Studi potong lintang kepada 421 orang tua dengan anak usia 0-12 tahun di DKI Jakarta pada Agustus hingga Oktober 2021 menggunakan kuesioner daring berisi 21 pertanyaan. Digunakan uji Chi-Square dan dilanjutkan uji regresi logistik.
Hasil: Mayoritas orang tua (73,9%) melakukan swamedikasi saat pandemi dengan obat yang utama digunakan adalah analgesik dan antibiotik, serta mayoritas mengetahui mengenai efek samping obat terhadap sistem pencernaan. Terdapat perbedaan bermakna praktik swamedikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi orang tua, kekhawatiran orang tua ke dokter gigi saat pandemi, dan kemauan (willingness) orang tua membawa anak ke dokter gigi saat pandemi. Tingkat pendidikan orang tua dan kemauan orang tua membawa anak ke dokter gigi saat pandemi merupakan prediktor swamedikasi.
Kesimpulan: Swamedikasi orang tua terhadap masalah gigi dan mulut pada penelitian memiliki prevalensi tinggi namun masih terdapat cara serta pengetahuan yang kurang tepat. Sehingga diperlukannya edukasi kepada orang tua untuk mengurangi risiko swamedikasi, terutama dalam penggunaan antibiotik.

Background: The COVID-19 pandemic has caused people to worry about getting dental care at a dentist's practice due to concerns about the SARS-CoV-2 virus, making self-medication a treatment option.
Objective: To describe the knowledge, attitudes, and practices of parents' self-medication towards children's dental problems and to find out the significant differences in the practice of self-medication with various characteristics of parents.
Methods: A cross-sectional study of 421 parents with children aged 0-12 years in DKI Jakarta from August to October 2021 using an online questionnaire containing 21 questions. Chi-Square test was used and continued with logistic regression.
Results: Most parents (73.9%) self-medicated during the pandemic, with the primary drugs used being analgesics and antibiotics. The majority of parents knew about the side effects of drugs on the digestive system. There are significant differences in the practice of self-medication based on parents' education level, parents' economic level, parents' worries about going to the dentist during the pandemic, and the willingness of parents to take their children to the dentist during the pandemic. The level of parental education and the willingness of parents to take their children to the dentist during a pandemic are predictors of self-medication.
Conclusion: In this study, parents' self-medication towards children's dental problems was highly prevalent, but some parents used inappropriate methods and knowledge. Thus, education is needed to reduce the risk of self-medication, especially in antibiotics.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Depok merupakan wilayah yang ditetapkan menjadi wilayah konservasi air
dan tanah, dan berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan
bagi ketersediaan air Propinsi DKI Jakarta baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola keruangan wilayah
kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Beji Timur yang merupakan
daerah di Kota Depok yang mengalami pertambahan penduduk yang pesat
namun tidak diimbangi dengan penyediaan sistem drainase yang memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kualitas fisik air tanah dangkal
berdasarkan parameter TDS dan DHL masih memenuhi kriteria baku mutu
yang ditetapkan dalam PP No.82 tahun 2001. Kualitas kimia air tanah
dangkal berdasarkan parameter pH menunjukkan sebagian besar tidak
memenuhi baku mutu atau hanya memenuhi baku mutu kelas IV, dimana
wilayah ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan daerah penelitian.
Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter amonia
menunjukkan 34,8% daerah penelitian telah tercemar. Persebarannya
mengelompok dan cenderung berasosiasi dengan wilayah kedalaman untuk
mencapai muka air tanah < 5m. Kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji
dan Kelurahan Beji Timur menunjukkan bahwa makin dekat dengan septic
tank dan makin dangkal muka air tanah, kualitasnya semakin buruk. Faktor
kedalaman untuk mencapai muka air tanah berpengaruh cukup kuat terhadap
kualitas air tanah dangkal, sedangkan faktor jarak dari septic tank
berpengaruh lemah terhadap kualitas air tanah dangkal. Sementara itu,
kepadatan rumah tidak mempengaruhi kualitas air tanah dangkal di
Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur.
Kata Kunci : Jarak dari Septic Tank, Kedalaman Untuk Mencapai Muka Air
Tanah, Kepadatan Rumah, Kualitas Air Tanah Dangkal.
Xii + 87 hlm. ; 1 lampiran ; 18 gbr ; 4 tabel ; 9 Peta
Bibliografi : 25 (1972 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S33899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addina Witsqantidewi
"ABSTRACT
Background BCG vaccine is a compulsory immunization issued by the government to protect children from tuberculosis disease. Although it is highly accessible, there are some children in Jakarta who did not get vaccinated from one of the deadliest disease in Indonesia. Parents are said to be the biggest possible factors that influence to the administration of BCG vaccine to children, especially their knowledge, environments, beliefs, and attitude towards immunization. Therefore, this research aim is to know the association between parents knowledge, attitude, and practice towards immunization and BCG vaccination for their children. Method Cross sectional design was used in this research, Questionnaire was given to parents in preschools and kindergartens in Jakarta.  Each completed questionnaire will be analyzed using SPSS program and chi-square method with significance value of p less than 0,05 to know the association between parents knowledge, attitude, and practice towards BCG vaccine. From 130 data obtained, almost 90% of them have vaccinated their children with BCG vaccine. Chi-square test results revealed a p value below 0.05 relating parental knowledge and BCG vaccination practice p 0.001, together with attitude and BCG vaccination practice p 0.001. Other factors, such as parents educational status, residence, and partners involvement also has an association with the practice of BCG vaccination for their children. Significant relationship concluded regarding parents knowledge and practice of BCG vaccine, parents knowledge and their attitude, as well parents attitude and BCG vaccination practice in Jakarta.

ABSTRACT
Vaksin BCG merupakan imunisasi wajib yang diisukan oleh pemerintah untuk melindungi anak dari penyakit tuberkulosis. Walaupun gratis dan mudah untuk didapatkan, namun tidak semua anak di Jakarta divaksinasi BCG. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penyakit tuberkulosis tertinggi di dunia. Hal tersebut telah diakui oleh The World Health Organization (WHO). Salah satu faktor kemungkinan terbesar yang mempengaruhi pemberian vaksin BCG pada anak adalah orang tua, khususnya pengetahuan dan sikap mereka terhadap imunisasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, lingkungan sekitar, pandangan, kepercayaan dan sikap orang tua terhadap imunisasi dan vaksin BCG dengan keputusan akhir mereka untuk memberikan vaksin kepada anak mereka. Metode penelitian ini akan dilakukan dengan metode cross-sectional dengan cara menyebarkan angket kepada orang tua di beberapa TK dan PAUD di daerah Jakarta Utara dan Selatan untuk menggambarkan DKI Jakarta dengan keseluruhan yang dapat dilihat dari perbandingan Indeks Pembangunan Masyarakat dari kedua daerah Jakarta tersebut. Kemudian, data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan program SPSS dan metode chi-square dengan nilai kemaknaan Hasil Dari 130 data yang diteliti, hampir 90% responden memberikan vaksin BCG pada anaknya. Test chi-square menunjukan nilai kemaknaan p kurang dari 0.05 dalam menghubungkan pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua terhadap vaksinasi BCG. Faktor lain seperti tingkat pendidikan, tempat tinggal, dan dukungan pasangan juga dapat berhubungan dengan praktik BCG vaksinasi. Kesimpulan Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan praktik, dan juga sikap dengan praktik vaksinasi BCG pada anak di Jakarta. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dextra Fairuz Dzakirosin
"Masa remaja merupakan fase transisi dalam hidup seseorang yang memiliki potensi sekaligus tantangan besar yang dapat berdampak pada perkembangan mereka secara menyeluruh. Salah satu tantangan besar bagi perkembangan masa remaja ialah ketergantungan pada perangkat digital khususnya permainan game online yang semakin populer di kalangan remaja. Ketergantungan pada game online dapat menyebabkan dampak negatif, seperti gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, dan isolasi sosial. Hal ini dikarenakan minimya kontrol waktu terhadap durasi bermain game online dan kurangnya edukasi tentang manajemen waktu. Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan durasi bermain game online pada remaja usia 15-19 tahun di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner tertutup dan wawancara terstruktur, kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk menggambarkan pola kebiasaan bermain game online. Hasil penelitian menunjukkan durasi bermain game online berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir SMP (65,2%) (p-value = 0,008); penghasilan orang tua (60,9%) (p-value = 0,026); dukungan teman rumah (69,9%) (p-value = 0,003); tidak mendapat dukungan ibu (56,5%) (p-value = 0,007); dan tidak mendapat dukungan bapak (52,2%) (p-value = 0,001).

Adolescence is a transitional phase in a person’s life that has great potential and challenges that can impact their overall development. One of the big challenges for adolescent development is dependence on digital device, especially online games, which are increasingly popular among teenagers. Dependence on online games cause various negative impact, such as sleep disturbances, decreased academic performance, and social isolation. This is due to the lack of time control over the duration of playing online games and the lack of education about time management. The aim of the research was to determine the characteristics and duration of playing online gmaes among teenagers aged 15-19 years in Pondok Kopi, Duren Sawit, East Jakarta. The research was conducted using a quantitative descriptive method using closed questionnaires and structured interviews, then analyzed quantitatively to describe patterns of online game playing habits. The research results show that the duration of playing online games is based on the characteristics of the last junior high school education (65,2%) (p-value = 0.008); parent’s income (60,9%) (p-value = 0,026); friends support (69,9%) (p-value = 0,003); not receive mother support (56,5%) (p-value = 0,007); and not receive father support (52,2%) (p-value = 0,001)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pujiharti
"Nyeri pada anak kanker berdampak jangka panjang dan jangka pendek. Sebagian besar orang tua tidak mengetahui cara mengkaji nyeri pada anak dan belum menggunakan skala nyeri yang sesuai dengan usia anak untuk mengukur nyeri. Pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri yang diberikan kepada pasien belum terstruktur sehingga informasi yang diberikan tidak optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak intervensi edukasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak dengan kanker. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan one grup pre test post test. Sampel berjumlah 29 orang di RSAB Harapan kita dan RSPAD Gatot Soebroto yang diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan McNemar dan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (pengetahuan, p=0,001; Sikap, p=0,001 dan keterampilan, p<0,001). Karakteristik orang tua yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap adalah pengalaman manajemen nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang mengelola nyeri pada anak sebaiknya dilakukan secara intensif.

Pain in children suffers from cancer gives effect in short term and long term. Most parents do not know how to assess pain in children. They have not used a pain scale based on children age to measure pain. Health education pain management has not been structured for patients so the given information is not optimal.
This study aims to identify the impact of education intervention to the parent's knowledge, attitudes, and skills in managing pain of children suffers from cancer. This study used a quasi-experimental with one group pretest-posttest. The sample was 29 people in RSAB Harapan Kita and Gatot Subroto Army Hospital, taken by consecutive sampling. The data was analyzed by McNemar and Chi Square.
The results showed a significant difference in the aspect of knowledge, attitudes and skills of parent in the pain management of children before and after health education (knowledge, p = 0.001; Attitudes, p = 0.001 and skill, p < 0.001). Characteristics of parents associated with the knowledge and attitudes who have children suffers from cancer is pain management experience. Recommendation for this study is the health education about pain management should be carried out intensively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Diefghina Raflesia
"Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Remaja sebagai kelompok yang sedang mengalami perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan kognitif memerlukan metode edukasi kesehatan yang efektif. Video storytelling sebagai media audiovisual memungkinkan penyampaian informasi yang melibatkan lebih banyak indera sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Penggunaan WhatsApp yang efisien dan mudah diakses dapat menjadi sarana yang tepat untuk memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada remaja. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas video storytelling melalui WhatsApp untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut remaja. Metode: Randomized Controlled Trials dengan teknik Purposive Sampling. Total sampel adalah 114 siswa dengan 57 kelompok intervensi dan 57 kelompok kontrol. Pengukuran penelitian dengan kuesioner pre-test post-test. Intervensi berupa video storytelling sebanyak 1 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Hasil: Analisis dengan Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan pada kelompok intervensi dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Analisis dengan Uji T tidak berpasangan dan Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian intervensi berupa video storytelling melalui WhatsApp efektif meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik remaja mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Background: Dental and oral health problems such as dental caries are related to a person's knowledge, attitudes, and practices. Adolescents as a group who are experiencing intellectual, social, emotional, and cognitive development require effective health education methods. Video storytelling as an audiovisual media allows the delivery of information that involves more senses so that it is easier to understand and remember. The use of efficient and easily accessible WhatsApp can be the right means to provide dental and oral health education to adolescents. Objectives: To evaluate the effectiveness of video storytelling via WhatsApp to improve knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health in adolescents. Methods: Randomized Controlled Trials with Purposive Sampling technique. The total sample was 114 students with 57 intervention groups and 57 control groups. The research measurement was with a pre-test post-test questionnaire. The intervention was in the form of video storytelling once a week for 4 weeks. Results: Analysis with the Wilcoxon Test showed a significant increase in mean knowledge, attitudes, and practices in the intervention group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Analysis with the independent T-test and Mann-Whitney showed that there was a significant difference in the mean of knowledge, attitudes, and practices between the intervention group and the control group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Conclusion: Intervention in the form of video storytelling via WhatsApp is effective in increasing adolescent knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>