Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Novia
"Bagi individu yang menekuni bidang akting, akting dianggap dapat membantu mereka dalam mengeksplorasi berbagai hal dan membantu mereka untuk lebih mengenal diri sendiri. Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana hubungan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni bidang akting, sekaligus ingin melihat bagaimana peran jangka waktu akting dalam hubungan tersebut. Partisipan penelitian ini terdiri dari 101 remaja akhir (18-21 tahun) yang sudah menekuni bidang akting minimal 1 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan metode korelasional dan menggunakan pearson correlation serta Hayes PROCESS dalam pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni akting, p < .05. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu akting tidak dapat memoderasi hubungan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni akting, p >.05.

For individuals who pursue acting, acting is considered to help them explore various things and also help them to know themself better. This study aims to explain the relationship between self-exploration and self-concept in late adolescents who pursue acting and the role of acting period in this relationship. This study consisted of 101 late adolescent participants aged between 18-21 years old who pursued acting for at least one year. This study was non-experimental with a correlational method and used pearson correlation and Hayess PROCESS for data processing. The result of this study showed a positive and significant correlation between self-exploration and self-concept in late adolescents who pursue acting, p <.05. Besides, the results of this study indicated that the acting period does not moderate the relationship between self-exploration and self-concept, p >.05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self expression dalam bentuk personal identity dan social identity serta need-for-uniqueness dalam menjelaskan hubungan design dominance dan brand uniqueness terhadap brand loyalty dalam konteks pembelian produk fashion lokal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penduduk Indonesia yang berdomisili di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi), merupakan generasi Z atau dalam rentang usia 18-25 tahun, dan membeli local fashion products dalam satu tahun terakhir. Data yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 204 responden yang kemudian diolah menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada local fashion products, variabel self expression yang terdiri dari personal identity dan social identity memiliki pengaruh positif terhadap need-for-uniqueness, kemudian need-for-uniqueness berpengaruh positif terhadap design dominance, dan design dominance berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Penelitian ini juga membuktikan adanya pengaruh positif brand uniqueness terhadap brand loyalty. Keterbatasan penelitian, implikasi manajerial, dan saran penelitian selanjutnya dijelaskan dalam penelitian ini.

This paper aims to determine the role of self expression in the form of personal identity and social identity as well as need- for- uniqueness in explaining the relationship between design dominance and brand uniqueness towards brand loyalty in the context of local fashion products consumption. The sample used in this study is Indonesian residents who live in Greater Jakarta Area (Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, and Bekasi), generation Z or in the age range of 18-25 years, and have purchased local fashion products in the past year. The data was from 204 respondents which were then processed using the structural equation modeling (SEM) method. The results of this study indicate that within local fashion products consumption, the variables of self expression that is comprised personal identity and social identity have a positive influence towards the need for uniqueness, further on need for uniqueness positively influences design dominance, and design dominance has a positive influence towards brand loyalty. This study also proves the positive influence of brand uniqueness towards brand loyalty. Research limitations, managerial implications, and suggestions for further research are further described within this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Apsari
"Beberapa tahun terakhir ini fenomena indigo di Indonesia mulai banyak diangkat oleh media masa dan mengundang berbagai pandangan positif maupun negatif. Anak indigo memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda dengan anak seusianya, yaitu pengalaman ESP (Extra Sensory Perception), spiritualitas tinggi, dan rasional. Adanya kesadaran bahwa terdapat perbedaan karakteristik akan mempengaruhi konsep diri individu indigo.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran perkembangan konsep diri remaja akhir indigo dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi pada remaja akhir indigo yang berusia 18-22 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja indigo merasa berbeda dari teman sebayanya sejak kecil. Mereka merasa memiliki kelebihan dan cenderung merasa superior sehingga tidak suka diatur dan seringkali mendapatkan pandangan negatif dari lingkungan sosial. Adanya pandangan negatif ini menyebabkan mereka merasa ingin normal dan menolak kemampuan dirinya. Meskipun demikian, mereka tetap mendapatkan positive regard dari lingkungan sosial dan orangtua sehingga mereka dapat kembali menerima dirinya. Perkembangan konsep diri mereka dipengaruhi oleh orang tua, lingkungan sosial dan pengalaman memasuki lingkungan baru. Remaja indigo juga memandang indigo sebagai sebuah label dan merasa karakteristik indigo telah menjadi bagian dari diri mereka sejak kecil.

Nowadays the indigo phenomenon is getting popular in Indonesia's mass media and there are negative and positive opinions about this topic. The indigo children have different characteristics of ability among another children in their age, such as ESP (Extra Sensory Perception) experience, high spirituality, and rational. Awareness of this different characteristics will affect their self concept.
The purpose of this study is to get description of the development of self concept in late adolescents indigo and factors that affect it. Qualitative method is used by doing some interviews and observations on 18-22 years old late adolescents.
Result on this study describes that adolescents indigo feel different among another children in their age. They feel that they have higher ability and feeling of superiority that makes them disobey rules and get negative judgements from their social environment. This negative judgements make them want to become a normal person and deny their ability. However, they still get positive regard from their parents and social environment that make them finally accept themselves. The development of their self concept is affected by parents, social environment and experience in the new environment. Indigo adolescents see the term indigo as a label and they feel indigo characteristics already a part of themselves since their childhood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.2 IND g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsep diri merupakan cara pandang seseorang mengenai dirinya sendiri. Motivasi untuk rneraih rnasa depan merupakan suatu dorongan dari dalam atau luar dirinya sendiri yang mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku dengan tujuan meraih impian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri anak jalanan usia remaja dan motivasi untuk meraih masa depan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini benjumlah 134 responden yang merupakan anak jalanan di Terminal Depok yang berusia 15-18 tahun dan bersekolah di Sekolah Masjid Terminal Depok yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner mengenai konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan. Untuk mengukur konsep diri digunakan Tennessee Self Concept Scale yang telah dimodiiikasi, sedangkan untuk rnengukur motivasi untuk meraih masa depan digunakan kuesioner yang telah dibuat sendiri oleh peneliti. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan pada anak jalanan usia remaja di Terminal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; dan OR = 9,646).

Self-concept is the individual perspective to describe their own self. Motivation to achieve the fiiture is a force either from the outside or inside of individual itself leading them to behave and its purpose is to fulfill their dreams. The purpose of this research is to know the correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Terminal Depok. The methodology that being used in this research is descriptive correlation. The total amount of the sample of this research is 134 respondents that are adolescence street children at Tenninal Depok which age around 15 through 18 years old and they go to school at Sekolah Masjid Terminal Depok, they were being chosen by random sampling. The data was collected by using a questionnaire sheet about self concept and motivation to achieve the future. To measure self concept, researchers used Tennessee Self Concept Scale that has been modified. Besides that, to measure motivation to achieve the future, researchers used the questionnaire that made by ourselves. The collected data is being analyzed by using Chi-Square test. The results of this research showed that there was a significant correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Tenninal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; and OR = 9,646)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5915
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melodi Aulia
"Kecanduan merupakan suatu istilah yang digunakan apabila sesuatu hal dilakukan secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tidak sedikit dan akan memberikan dampak tersendiri. Dampak yang dimaksud dapat berupa dampak positif dan negatif. Kecanduan idol Korea yang sedang marak terjadi di masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, tentulah tidak mengenal usia, termasuk ke remaja yang ada di Indonesia, di mana diusia remaja ini sedang berada di tahap perkembangan mencari identitas diri yang membuat dirinya merasa nyaman (Stuart, 2013). Kecanduan idol Korea ini dapat memengaruhi pembentukan konsep diri dan efikasi diri pada remaja. Bagi remaja yang menyukai idol Korea dan memiliki konsep diri serta efikasi diri yang tinggi, biasanya dalam berperilaku dan berpenampilan, ada campur tangan dari idol Korea yang dikagumi karena merasa idol Korea ini sebagai role model dalam menjalani kehidupan dan membentuk identitas diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecanduan idol Korea terhadap konsep diri dan efikasi diri pada remaja yang berdomisili di Jakarta. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan atau desain cross sectional dan dalam pengambilan data menggunakan teknik snowball sampling serta accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 387 responden berdasarkan penghitungan menggunakan rumus Lemeshow. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kecanduan idol Korea terhadap konsep diri pada remaja (p = < 0,001; α= 0,05). Maka dapat dikatakan pula hipotesis dalam penelitian ini adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Selain itu,tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kecanduan idol Korea terhadap efikasi diri pada remaja (p = 0,549; α= 0,05). Maka dapat dikatakan pula hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha ditolak dan H0 diterima.

Addiction is a term used when something is done repeatedly with a frequency that is not small and will have its own impact. The impact in question can be in the form of positive and negative impacts. The addiction to Korean idols, which is currently rife in society both at home and abroad, certainly knows no age, including teenagers in Indonesia, where at this age they are in the developmental stage of looking for a self-identity that makes them feel comfortable (Stuart, 2013). This Korean idol addiction can affect the formation of self-concept and self-efficacy in adolescents. For teenagers who like Korean idols and have high self-concept and self-efficacy, usually in behavior and appearance, there is interference from Korean idols who are admired because they feel that Korean idols are role models in living life and forming their identity. This study aims to determine the relationship between Korean idol addiction to self-concept and self-efficacy in adolescents who live in Jakarta. The research was conducted using a quantitative method with a cross sectional approach or design and in collecting data using a snowball sampling technique and accidental sampling with a total of 387 respondents based on calculations using the Lemeshow formula. The results of this study indicate that there is a significant relationship between addiction to Korean idols and self-concept in adolescents (p = < 0.001; α = 0.05). So it can also be said that the hypothesis in this study is that H0 is rejected and Ha is accepted. In addition, there is no significant relationship between Korean idol addiction and self-efficacy in adolescents (p = 0.549; α = 0.05). So it can also be said that the hypothesis in this study is that Ha is rejected and H0 is accepted."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Arya Wiryawan
"ABSTRACT
Prestasi akademis mahasiswa merupakan indikator keberhasilan mahasiswa selama mengenyam ilmu di Perguruan Tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademis seseorang adalah kejelasan konsep diri (self-concept clarity). Penelitian penelitian sebelumnya terkait pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis menunjukkan hasil yang berlawanan. Mengacu pada teori self-regulation dan growth mindset, hubungan antara kedua variabel bisa dimediasi oleh variabel grit. Hasil penelitian yang dilakukan pada 349 Mahasiswa Universitas Indonesia semester 3 ke atas menunjukan bahwa grit memediasi secara penuh (fully mediated) pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI[0.0202,0.0705]).

ABSTRACT
Student academic achievement is an indicator of student success while studying in Higher Education. One factor that can affect one's academic achievement is self-concept clarity. Previous research related to the effect of self-concept clarity on academic achievement shows the opposite results. Referring to the theory of self-regulation and growth mindset, the relationship between the two variables can be mediated by the grit variable. The results of research conducted on 349 University of Indonesia students in semester 3 and above show that grit mediates fully (fully mediated) the effect of self-concept clarity on academic achievement (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI [0.0202.0.0705]).
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladhys Elliona Syahutari
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan apakah inisiatif pertumbuhan diri merupakan prediktor kesehatan mental, serta bagaimana media akting memperkuat hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental aktor Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 75 orang aktor yang terdiri dari tiga kelompok media akting: aktor panggung, layar, dan yang menjalani keduanya. Penelitian menggunakan desain non-eksperimental dengan metode korelasional serta menggunakan teknik Hayes rsquo; Moderation PROCESS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiatif pertumbuhan diri bukan merupakan prediktor dari kesehatan mental b = 0.351 , p > 0.01 . Media akting terbukti menjadi moderator yang signifikan dalam hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental r2 = 0.260, p < 0.01.

ABSTRACT
This research aim to answers questions, whether personal growth initiative is the predictor of mental health and how acting medium moderating correlation between personal growth initiative and mental health among Indonesian actors. Participants consist of 75 actors divided into three groups screen actors, stage actors, and those who do both. The research design is non experimental with correlation method using Hayes rsquo Moderation PROCESS technique. Result shown that personal growth initiative is not the predictor for actors rsquo mental health b 0.351 , p 0.01 , The media of acting proved as the moderator of the correlation between personal growth initiative and mental health simultaneously r2 0.260, p 0.01."
2017
S67737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Tyas Wijiastuti
"Konsep diri dan pola asuh merupakan variabel yang dapat memengaruhi perilaku manusia, terutama pada fase remaja akhir. Menjadi dasar dalam memilih minat, konsep diri remaja cenderung banyak yang negatif dan dapat berdampak buruk terhadap kepribadiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja, konsep diri serta pola asuh dengan minat menonton jenis tayangan boy’s love di Lembaga online Belajar Bahasa Asagao Gakuen. Variabel dependennya adalah Karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, konsep diri dan pola asuh. Sedangkan variabel independent adalah minat menonton jenis tayangan boy’s love. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 107 orang yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen konsep diri Tennesse Self-Concept Scale (TSCS), instrument Parenting Style Questionnaire (PSQ), dan instrument minat menonton jenis tayangan boy’s love. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara karateristik remaja, konsep diri serta pola asuh dengan minat menonton jenis tayangan boy’s love. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan program pemberian pelayanan kesehatan jiwa kepada para remaja.

Self-concept and parenting are variables that can affect human behavior, especially in the late adolescent phase. Being the basis for choosing interests, adolescent self-concepts tend will be a lot of negative and can adversely affect the personality. This study was aiming to find out the relationship between adolescent characteristics, self-concept and parenting style with an interest in watching boy's love programs at the Asagao Gakuen Language Learning Online Institute. The dependent variables consisted of the characteristics of respondents (age, and gende) education level, self-concept and parenting style. The independent variable was the interest in watching boy's love shows. A quantitative research with a correlational descriptive design with a cross sectional approach was used in this study. One hundred and seven teenagers were selected using a non-probability sampling technique. This study used the Tennesse Self-Concept Scale, the Parenting Style Questionnaire, and the interest instrument. The results of this study indicated that there is no relationship between adolescent characteristics, self-concept and paraenting style with interest in watching boy's love program . It is recommended that further study that the number and characteristics of respondents can be added for further research. Respondents with large results will be better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikha Christina
"Penelitian ini membahas pengaruh konsep diri mahasiswa reguler angkatan 2008 Universitas Indonesia terhadap kecemasan yang dirasakan ketika berbicara di depan umum selama mereka belajar di UI. UI sedang menerapkan program pengembangan proses pembeIajaran berorientasi learner centered yang dikenal dengan nama Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT). Program ini menginisiasi mahasiswa belajar secara aktif dan mandiri, salah satunya dengan sering menyampaikan pendapat atau presentasi di depart kelas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskripfif koreIasi pada 96 responden mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dengan kecemasan berbicara di depan urnum pada mahasiswa reguler angkatan 2008 Universitas Indonesia (p value = 0,045 dan α = 0,05). Peneliti secara khusus menyarankan mahasiswa agar lebih mernperhatikan kualitas konsep dirinya dalarn upaya mengurangi kecemasan demi tercapainya tujuan utama berbicara di depan umum.

The focus of this research is self concept of regular college students in University of Indonesia that affect public speaking anxiety during they study in university. University of Indonesia is applying development program of study process orientate to learner centered or 'Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT)'. This program initiates students to team actively and autonomous, one of the strategies is by explaining an opinion or taking presentation in front of class.
This research shows the positive correlation between self concept and public speaking anxiety at regular college student 2008 in University of Indonesia (p value = 0,045 and α = 0,05). The researcher suggests especially for the college students that they should pay attention to the quality of their self concept in order to decrease the anxiety and to achieve the main goal of their public speaking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5762
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Septayuda Purnama
"Konsep diri merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian selebriti ibukota untuk dapat terus menerus menyesuaikan diri. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri di antaranya religiusitas dan dukungan sosial. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar kontribusi variabel religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama dapat menjelaskan varians peningkatan konsep diri selebriti yang tergabung dalam kelompok pengajian.
Penelitian ini dilandasi tiga teori, yaitu konsep diri menggunakan teori Fitts (1971) yang memiliki delapan dimensi, religiusitas merujuk pada laporan Fetzer Institute (1999) yang menjelaskan dua belas indikator, dan dukungan sosial menggunakan teori Sarafino (2002) yang mencakup lima dimensi.
Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis kuantitatif dengan metode survei yang bersifat statistik deskriptif (descriptive statistics), berupa sampel 85 responden komunitas selebriti yang bergabung di Kelompok Pengajian Orbit, Jakarta Selatan. Analisis penelitian ini menggunakan regresi linier dan pengolahan data menggunakan program SPSS- 18.
Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa dimensi dari religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama bisa diterapkan pada dimensi konsep diri sebesar 86,5%. Sedangkan sisanya sebesar 13,5 % disebabkan oleh aspek-aspek lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku konsep diri.

The self-concept of celebrity is a problem faced by some popular celebrity to be able to adjust their continuous personal conformity. Many factors can affect self-concept, such religiosity and social support. This study investigates the contribution of religiosity and social support variables trough the increasing of celebrity's self-concept who joined in the religious study groups.
This study based on three theories: Fitts's self-concept theory (1971) which has eight dimensions, Fetzer Institute report refers religiosity (1999) which describes twelve indicators, and Sarafino's social support theory (2002) which covers five dimensions.
The research method uses quantitative analysis approach with descriptive statistics (descriptive statistics) in a survey method, which took 85 samples joined in religious study celebrity groups named Pengajian Orbit Group, placed in South Jakarta. The study use linear regression analysis, with SPSS-18 data processing programme.
The conclusion of this study note that among 86.5% dimensions of religiosity and social support can be applied for personal self-concept. And the rest of 13.5% influence the behavior of self-concept in other aspects.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29856
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>