Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonang Ananta Sakti
"Bandar udara atau yang biasa disebut aerodrome adalah suatu kawasan tertentu di darat atau di air (termasuk bangunan, instalasi, dan peralatan) yang diperuntukkan baik seluruhnya atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat udara. Dalam menjalankan operasinya, sebuah bandar udara membutuhkan konsumsi listrik untuk mengaliri beberapa fasilitas wajib yang menunjang kegiatan penerbangan. Bandara juga merupakan salah satu konsumen energi terbesar. Energi listrik dan panas harian yang dikonsumsi oleh bandara setara dengan kota berpenduduk 100.000 jiwa dan merupakan salah satu pusat konsumsi energi terbesar dalam masyarakat modern. Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia, khususnya di Asia, mengkonsumsi energi listrik yang cukup besar untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Tingginya konsumsi listrik secara langsung berdampak pada meningkatnya biaya langganan listrik. Sehubungan dengan tingginya konsumsi listrik di PT Angkasa Pura II, maka perlu dilakukan pengelolaan energi secara spesifik, khususnya di Gedung Terminal yang merupakan konsumen energi terbesar di Bandara Internasional Soekarno Hatta (74%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peralatan di terminal yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar dan memberikan analisis ekonomi investasi yang dapat dilakukan untuk menghemat energi.

Airport or commonly known as an aerodrome is a specific area on land or water (including buildings, installations, and equipment) designated either wholly or partly for the arrival, departure, and movement of aircraft. In carrying out its operations, an airport requires electricity consumption to power several mandatory facilities that support aviation activities. Airports are also one of the largest energy consumers. The daily electricity and heat energy consumed by an airport are equivalent to a city with a population of 100,000 and are one of the largest energy consumption centers in modern society. Soekarno Hatta International Airport, as one of the busiest airports in the world, particularly in Asia, consumes a considerable amount of electricity to support its operational activities. The high consumption of electricity directly affects the increased cost of electricity subscriptions. Due to the high consumption of electricity at PT Angkasa Pura II, specific energy management needs to be carried out, particularly at the Terminal Building, as it is the largest energy consumer at Soekarno Hatta International Airport (74%). The purpose of this research is to evaluate the equipment in the terminal that consumes massive amounts of electricity and to provide an economic analysis of investments that can be made to save energy."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Evraim Licardo
"Bandar Udara Soekarno Hatta merupakan bandara Internasional terbesar di Indonesia, namun belakangan ini sering terjadi peningkatan jumlah penumpang pertahunnya. Pada periode Januari-Oktober 2011 jumlah penumpang telah mencapai 41 juta orang yang tidak sebanding dengan kapasitas bandara yaitu 22 juta penumpang per tahun. Hal ini memicu perlunya manajemen lalu lintas selama pembangunan bandara Soekarno-Hatta di Terminal 3. Dengan menggunakan metode VISSIM, output yang didapatkan yaitu berupa volume, kecepatan dan tundaan. Dimana didapatkan hasil scenario terbaik yaitu pemindahan arus kendaraan yang menuju terminal 3 melalui terminal 1 dan 2 kemudian masuk melalui jalan atau sodetan yang telah dibuat sebelumnya. Dan untuk kendaraan yang akan parkir, akan disediakan lokasi parkir sementara.

Soekarno-Hatta Airport is the largest international airport in Indonesia, but this often happens later increased an annual number of passengers. In the period January-October 2011 passenger numbers had reached 41 million people who are not proportional to the capacity of 22 million passengers a year. This triggered the need for traffic management during construction of the Soekarno-Hatta Airport at Terminal 3. By using the method VISSIM, output acquired namely form of volume, speed and delay. Where obtained the result scenario is transfer the current vehicles heading terminal 3 through terminal 1 and 2 and went through road or watercourse that have been made before. And for vehicle parking, which will be provided temporary parking location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayed Raksamana
"Manajemen komunikasi krisis sangatlah penting didalam suatu perusahaan, pada penelitian ini peneliti membahas tentang ldquo;Manajemen Komunikasi Krisis Pada Perusahaan Badan Milik Negara Studi Kasus : Evaluasi Pengoperasian Terminal 3 Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta oleh PT Angkasa Pura II.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan krisis yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya krisis. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil temuan berasal dari wawancara mendalam serta pengumpulan dokumentasi yang akan diselaraskan dengan konsep-konsep manajemen krisis dan komunikasi krisis. Penelitian ini menemukan bahwa manajemen komunikasi krisis yang baik sepanjang pra-krisis, krisis dan pasca krisis pada objek penelitan.

Crisis communication management is very important within a company, in this study the researchers discuss about the ldquo Communication Management Crisis on State Owned Enterprises Case Study Evaluation of Operation Terminal 3 Jakarta International Airport Soekarno Hatta by PT Angkasa Pura II.
The purpose of this study is to determine the crisis management measures undertaken by PT Angkasa Pura II at the time, before and after the crisis. This research approach uses a qualitative approach.
The findings come from in depth interviews and the collection of documentation that will be harmonized with the concepts of crisis management and crisis communications. This study found that a good crisis communication management throughout the pre crisis, crisis and post crisis on the research object.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Dialusi Artha J.
"Tesis ini mengevaluasi kebijakan Reoperasionalisasi Bandara Halim Perdanakusuma (HLP) untuk mengurangi Kepadatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan tidak berkurangnya kepadatan CGK setelah diimplementasikannya kebijakan reoperasionalisasi HLP dan merekomendasikan penegakan disiplin pemanfaatan slot time oleh maskapai penerbangan; penetapan kuota pemanfaatan slot time per season beserta sanksinya; pembenahan sistem antrian dan pengenaan landing fee yang sama untuk seluruh tipe pesawat pada jam sibuk; penerapan sistem dan prosedur operasi bandara secara sistemik dan komprehensif; moratorium penambahan rute penerbangan baru; dan pemberlakuan parking fee progresif.

The focus of this study is the change in the congestion of The International Airport of Soekarno-Hatta (CGK) after the reoperationalization of Halim Perdanakusuma Airport (HLP). This research is quantitative descriptive interpretive. The data were collected by means of documentation, observation, and in-depth interview. The researcher suggests all related stakeholders to control the use of allocated slot time among airlines; to give punishment on the underusage of allocated slot time; to improve queuing system; to incorporate flat rate charges per aircraft irrespective of size, especially in peak hours; to incorporate systemic and comprehensive procedure regarding airport operations; to incorporate moratorium of new flight permits; and to incorporate progressive parking fee.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Jhonwart Charmindo Agustian
"Penelitian Evaluasi Pengendalian Pajanan Kebisingan Armada Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia (B777-300ER, B747-400, B737-800NG, B737-300, B737-500, A330-300, A330-200) di Apron Terminal II Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tahun 2013 ini dilakukan karena adanya pajanan kebisingan armada Garuda Indonesia pada pekerja Line Maintenance yang akan berdampak pada risiko penurunan fungsi pendengaran maupun kerusakan fungsi pendengaran secara permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kegiatan pengendalian pajanan kebisingan armada Garuda Indonesia dengan studi deskriptif dan metode penilaian kualitatif. Tingkat risiko didapatkan dengan model penilaian risiko yang telah diterapkan Garuda Indonesia yakni melalui perhitungan dan interpretasi antara Probabilitas dan Konsekuensi pada Pre dan Post Operation Risk Assesment Garuda Indonesia. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dari tujuh tipe armada yang dimiliki Garuda Indonesia, B737-800NG merupakan tipe armada yang paling berisiko memajankan kebisingan kepada para pekerja Line maintenance karena: 1) Tipe armada B737- 800NG merupakan armada terbanyak dengan total 64 armada; 2) Frekuensi penerbangan armada tipe B737-800NG adalah yang tertinggi dengan 157 penerbangan per hari; 3) durasi transit tipe B737-800NG hanya berkisar ± 45 menit.

The research of The Evaluation of Noise Exposure Controlling of Garuda Indonesia Aircraft (B777-300ER, B747-400, B737-800NG, B737-300, B737-500, A330-300, A330-200) in Apron Area, Terminal II, Soekarno-Hatta International Airport on 2013 is based on noise exposure of Garuda Indonesia Aircraft to Line Maintenance Engineer which impacted to both Noise Induced Hearing Loss and Permanently Hearing Broke. The objectif of this research is to observe dan evaluate the Risk Control Compliance of Garuda Indonesia aircraft by using Descritive Study and Qualitative Assesment Methode. The level of Risk is calculated by Garuda Indonesia Operation Risk Assesment Methode, Pre and Post Risk Assesment while using calculation and interpretation of Likelihood and Consequence for each aircraft types. The results of this research is B737-800NG is the most Noise Exposure to the Line Maintenance Engineer because: 1) B737- 800NG is highest totally aircrafts, which 64 aircrafts; 2) Flight frequencies area the highest one which 157 flights per day; 3) Ground time od B737-800NG is about 45 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S54558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Listya Nurina
"ABSTRAK
Kebakaran merupakan salah satu bentuk bencana yang dapat menimbulkan
dampak besar kepada manusia dan lingkungan. Selain itu kebakaran tersebut
dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia, kerugian material, kerusakan
dokumen, kerugian fasilitas, dan kerugian pada aset berharga lainnya. Sebagai
salah satu bandara internasional di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-
Hatta perlu menerapkan suatu sistem tanggap darurat yang baik untuk mencegah
dan menanggulangi kejadian kebakaran yang dapat saja terjadi di area lingkungan
bandara khususnya di Terminal 2, terminal dengan tingkat kepadatan penerbangan
dan pengunjung tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengembangkan program tanggap darurat kebakaran di gedung terminal 2
bandara Soekarno-Hatta tahun 2012 dengan melihat pada sistem manajemen, tim
tanggap darurat, prosedur ERP, sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif,
pelatihan, dan komunikasi. Hasil audit dari ketujuh variabel tersebut kemudian
dibandingkan terhadap standar NFPA dan Peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sudah memiliki
komitmen terhadap tanggap darurat kebakaran. Bandara Soekarno-Hatta belum
mememiliki tim tanggap darurat atau Response team yang aktif di lapangan.
Belum tersedianya prosedur evakuasi, jalur evakuasi, dan tempat berhimpun untuk
area wilayah terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan dari penilaian ratarata
dari 5 elemen sistem sarana proteksi aktif menghasilkan nilai kesesuaian
sebesar 58.73%. Untuk 7 elemen sistem sarana proteksi pasif memperoleh nilai
kesesuaian 64,86%. Pelatihan kebakaran yang diberikan baru terdiri dari
pengetahuan dasar api, pengetahuan alat pemadam api ringan portable, teori
teknik pemadaman, serta praktik penggunaan alat pemadam api ringan, Namun
pelatihan mengenai P3K dan pelatihan evakuasi belum diadakan. Sedangkan
untuk item komunikasi darurat memiliki nilai kesesuaian 100% atau seluruhnya
sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Pengembangan Program dilakukan pada
struktur organisasi, prosedur ERP, tanggung jawab tim ERP, jalur evakuasi,
assembly point, prosedur komunikasi, dan pelatihan tanggap darurat kebakaran.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sarana, prasarana, dan elemenelemen
tanggap darurat kebakaran pada terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta masih
perlu ditingkatkan.

Abstract
Fire is one of disaster which can cause huge impact to human and
environment. In addition, fire can cause losses of humans, material, documents,
facilities, and losses of other valuable assets. As one of international airport in
Indonesia, Soekarno-Hatta International Airport needs to implement a good fire
emergency response system as a prevention and mitigation against fire disaster
which may occur in airport area, especially in Terminal 2 which has the highest
density of flights and visitors in Indonesia. This study aims to understand and
develop fire emergency response program for Terminal 2 Building Soekarno-
Hatta International Airport 2012, based on management system, emergency
response team, ERP procedure, active protection systems, passive protectio n
systems, training and communication. Audit results of those 7 variables are then
compared to NFPA standard and regulations applied in Indonesia. The study
result that the management system has a commitment to the fire emergency
response. Soekarno-Hatta International Airport has not active emergency response
team in the field yet. Moreover, there are unavailability of evacuation procedure,
route, and assembly point for Terminal 2 area. Whereas the assessment of the
average of 5 active protection system elements means the suitability value of
58.73%. And for 7 passive protection system elements, the suitability value is
64.86%. The fire emergency training, which consists of fire basic knowledge,
lightweight portable fire extinguisher knowledge, theory of fighting technique,
and the practice of using lightweight extinguisher, but for first aidtraining and
evacuation training has not being held. For emergency communication item, the
suitability value is 100%, which means it has met the existing regulations.
Development program conducted on the organizational structure, ERP procedur,
ERP team responsibilities, evacuation routes, assembly points, communication
procedures, and emergency response training. The result of the study concludes
that the facilities, infrastructures, and emergency response elements of fire for
Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport still needs to be improved.
"
2012
S1521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Umar Kusumo Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai efektivitas penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Soekarno Hatta di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dalam mewujudkan Trifungsi Imigrasi. Dalam penelitian ini dianalisis alasan dan faktor-faktor yang melandasi bagaimana penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta dalam melaksanakan tugas dan fungsi keimigrasian di Bandara Internasional Soekarno hatta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana akan berusaha untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi di dalam pelaksanaan penggunaan SIMKIM di lapangan. Dengan melakukan analisa penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses yang dilakukan, hambatan dan masalah yang dihadapi. Dengan menggunakan teori yang disebutkan oleh Wilkinson kelima fungsi pokok Sistem Informasi Manajemen dan mengetahui pokok-pokok dari pelayanan publik, diharapkan Masalah-masalah teknis dalam penggunaan SIMKIM dan lambatnya proses updating antara sistem dan kebijakan serta masalah Sumber Daya Manusia dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian dalam hal Ketahanan Nasional menjadi atensi penting pimpinan untuk masa depan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Dari hasil pengolahan data dari hasil studi kepustakaan, wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SIMKIM dilapangan dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian telah berjalan dengan cukup baik meskipun sering muncul hambatan dan masalah yang tidak dapat segera diatasi sehingga perlu adanya peningkatan kualitas SDM, pembaruan perangkat keras dan lunak serta melakukan harmonisasi kebijakan dengan Standar Operasional Prosedur serta perangkat lunak dan keras.

ABSTRACT
This study is about the effectiveness of the use of Management Information Systems Office of Immigration by Class 1 Special Immigration Soekarno Hatta at Immigration Check (TPI) Soekarno Hatta International Airport in realizing tri fungsi Immigration. In this study analyzed the reasons and factors that underlie how the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta in duties and functions Immigration at Soekarno-Hatta International Airport. This study used qualitative methods, which will attempt to describe the facts that occurred in the implementation SIMKIM use in the field. By analyzing the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta then expected to know how the process is done, the obstacles and the problems encountered. By using the theory described by Wilkinson five main functions of Management Information Systems and know the main points of public services, it is expected Technical issues in the use SIMKIM and the slow process of updating the systems and policies as well as issues of Human Resources viewed from the service immigration function in National Security becomes an important attention to the future leadership of the Directorate General of Immigration.
From the data processing of the results of the study of literature, interviews and observations, it can be concluded that the use SIMKIM field seen from functioning immigration service has been running quite well despite often appearing obstacles and problems that can not be immediately resolved so that the need for improving the quality of human resources, hardware updates and software as well as harmonize policies with Standard Operating Procedures as well as software and hardware.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Puspita
"Peningkatan jumlah penumpang setiap tahunnya membuat Bandara Internasional Soekarno-Hatta kesulitan untuk menjaga perfoma kualitas pelayanannya. Bandara dapat memuaskan penumpang apabila telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan yaitu PT Angkasa Pura II untuk menentukan prioritas perbaikan sesuai dengan tingkat kepentingan dan kepuasan penumpang, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode SERVQUAL dan Importance-Performance Analysis (IPA). Dari hasil pengolahan data dan analisis didapatkan empat prioritas perbaikan, yaitu: kebersihan toilet, ketersediaan dan kondisi tempat duduk, kejelasan informasi tempat mengambil bagasi, serta kecepatan proses pengambilan bagasi.

As the increasing number of passengers each year, it is difficult for Soekarno-Hatta International Airport to maintain its service quality performance. Passengers can be satisfied if airport has provided services that match their needs. This study aims to help airport to determine priorities of improvements from level of importance and satisfaction, therefore airport can improve its service quality. Methods used in this research are SERVQUAL and Importance-Performance Analysis (IPA). From the results, we found four improvement priorities, i.e. cleanliness of toilets, availability and condition of seats, clarity of information where to retrieve their baggage, and the speed of baggage claim. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S386
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hamdani Kusumah
"Tesis ini merumuskan dan menerapkan indeks keberlanjutan kereta bandara di tiga bandara besar di Asia, Bandara Internasional Soekarno Hatta di Indonesia, Bandara Internasional Narita dan Bandara Internasional Hong Kong. Indeks keberlanjutan komposit terdiri dari tiga dimensi dan sembilan indikator, dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Kereta Bandara Soekarno Hatta yang baru ini dibandingkan performanya dengan Narita Express dan Hong Kong Airport Express yang termasuk dalam kereta bandara paling sukses di dunia.
Hasilnya menunjukkan bahwa Soekarno Hatta Airport Raillink kurang berkelanjutan dari Narita Express dan Hong Kong Airport Express. Kinerja tiga dimensi cenderung pada degradasi lingkungan dan ketidakadilan sosial, karena jika dibandingkan dengan raillink Bandara lain, Bandara Soekarno Hatta Raillink lebih terfokus pada dimensi ekonomi. Indeks ini dapat digunakan sebagai masukan bagi operator dan pemerintah untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan dan untuk memenuhi sifat transportasi rel sebagai transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.

This research formulate and applies a sustainability index of airport railway on three major airport in Asia, Soekarno Hatta International Airport in Indonesia, Narita International Airport and Hong Kong International Airport. The sustainability composite index consist of three dimension and nine indicators, the dimensions are environmental, economic, and social. The newly airport rail of Soekarno Hatta compared its performance to Narita Express and Hong Kong Airport Express that include of the most successful airport rail in the world.
The result shows that Soekarno Hatta Airport Raillink less sustainable than Narita Express and Hong Kong Airport Express. The performance of three dimension tend to enviromental degradation and social unjustice because compared to others airport raillink, Soekarno Hatta Airport Raillink more focused on economic dimension. The index can be used as an input for operator and government to improve the sustainability performance and to meet the nature of rail transport as efficient and environmental friendly transportation.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edrial Sulistiyo
"Pada proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta terjadi kasus yang unik pada masa pelaksanaan proyek. Pemilik proyek yakni Angkasa Pura II terkena dampak finansial dari wabah COVID 19 yang melanda dunia, hal ini menyebabkan diberhentikannya proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta yang sedang berjalan. Keadaan menjadi tidak menguntungkan bagi kontraktor yakni PT. ADHI Karya, yang pada saat itu telah mengadakan 70 % dari unit MEP dan struktur Baja dalam rangka penyelesaian proyek. Maka dilakukan diskusi bersama antar kedua pihak dalam rangka titik temu untuk kejelasan status proyek Revitalisasi Terminal 2 ini agar tidak menimbulkan kerugian bagi keduanya. Solusi yang diambil adalah kelanjutan bagi proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta dengan analisis lingkup pekerjaan optimasi agar Angkasa Pura II dapat optimal dalam mengeluarkan biaya proyek dan juga ADHI Karya dapat mengajukan progress pada material yang secara 70% suda berada di proyek. Hal ini menjadi tantangan bagi ADHI Karya untuk memberikan strategi dalam penerapan batasan lingkup pekerjaan optimasi. Menjadi penting untuk diperhatikan batasannya adalah dalam rangka menjaga target tepat biaya proyek yang telah di tentukan pada awal proyek. Maka disinilah muncul sistemasi kendali biaya proyek untuk menanggulangi perubahan lingkup pekerjaan yang pada akhirnya muncul lebih dari satu kali dalam rangka pemenuhan Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta.

In the Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project, a unique case occurred during the project implementation period. The project owner, namely Angkasa Pura II, was financially affected by the COVID 19 outbreak that hit the world, this led to the termination of the ongoing Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project. The situation became unfavorable for the contractor namely PT. ADHI Karya, which at that time had procured 70% of the MEP and Steel structure units in order to complete the project. So a joint discussion was held between the two parties in the framework of a common ground for clarity on the status of the Terminal 2 Revitalization project so as not to cause harm to both. The solution adopted is a continuation of the Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project with an analysis of the scope of work optimization so that Angkasa Pura II can be optimal in disbursing project costs and also ADHI Karya can submit progress on materials that are 70% already in the project. This is a challenge for ADHI Karya to provide a strategy for implementing optimization work scope limitations. It is important to pay attention to the limitations in order to maintain the right project cost targets that have been determined at the start of the project. So this is where the project cost control system emerged to cope with changes in the scope of work which eventually appeared more than once in the context of fulfilling the Revitalization of Terminal 2 of Soekarno Hatta Airport."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>