Ditemukan 91775 dokumen yang sesuai dengan query
Exacorinna Azalia Sucipto
"Kawasan Mangga Besar didominasi oleh bangunan dengan fungsi komersial dan hunian berkepadatan tinggi. Pada kawasan ini sangat sedikit jumlah ruang terbuka hijau ataupun ruang publik yang aksesnya memadai termasuk ada atau tidaknya biaya retribusi. Dibuktikan dengan fenomena yang kami temukan pada saat survei yaitu terlihat anak-anak yang bermain air di Kali Ciliwung Gajah yang letaknya berada di median Jalan Raya Gajah Mada dan Jalan Raya Hayam Wuruk. Fenomena ini menunjukkan kurangnya jumlah ruang terbuka hijau yang terbuka bagi publik untuk masyarakat lokal berekreasi dengan akses bebas. Selain itu, berpengaruh juga terhadap kesehatan masyarakat lokal disana karena tidak adanya ruang terbuka hijau dan hanya ada kali/sungai berwarna coklat yang menjadi arena rekreasi mereka. Fenomena inilah yang menjadi sorotan utama latar belakang tugas akhir ini. Maka dari itu, penting untuk menghadirkan ruang terbuka publik yang dapat diakses dan digunakan masyarakat lokal untuk rekreasi dan menunjang kesehatan masyarakat, sekaligus ingin menjadikan ruang tersebut menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Dari analisis konteks diatas, maka disimpulkan tugas akhir ini akan merancang sebuah
lifestyle center yaitu berupa mal yang isinya berpusat di rekreasi, sarana kebugaran, dan tempat makan yang menjual makanan sehat.
Mangga Besar area is dominated by buildings with high-density commercial and residential functions. In this area there are very few green open spaces or public spaces that have adequate access, including whether or not there is a retribution fee. Evidenced by the phenomenon that we found during the survey, namely children playing in the water in the Ciliwung Gajah River, which is located on the median of Jalan Raya Gajah Mada and Jalan Raya Hayam Wuruk. This phenomenon shows the lack of green open space that is open to the public for local people to have free access to recreation. Apart from that, it also affects the health of the local community there because there is no green open space and there is only a brown river/river which is their recreation arena. This phenomenon is the main highlight of the background of this thesis. Therefore, it is important to present public open spaces that can be accessed and used by local communities for recreation and to support public health, while at the same time wanting to make these spaces an attraction for visitors to come. From the context analysis above, it means that this final project will design a lifestyle center in the form of a mall whose contents are recreation, fitness facilities, and places to eat that sell healthy food."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Naimah Ulfatus Shahih
"Kampung hijau tidak hanya sekedar nama, namun merupakan sebuah kampung yang menjalankan konsep keberlajutan. Hal ini mempengaruhi pola hidup masyarakatnya terutama dalam berinteraksi sosial. Interaksi berlangsung antara sesama masyarakat dalam suatu lingkungan yaitu Kampung Hijau. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, ruang interaksi merupakan hasil dari aktivitas bersama masyarakat Kampung Hijau yang digerakan oleh para tokoh masyarakat setempat. Hal ini yang membentuk masyarakat yang aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungannya. Kegiatan tesebut akan membentuk adanya interaksi yang selalu berkaitan dengan ruang. Bentuk ruang interaksi yang ditemukan adalah ruang yang memang diperuntukan sebagai tempat untuk berkegiatan dan ruang spontan bukan ruang utama untuk berkumpul . Ruang spontan melibatkan elemen batas dalam suatu ruang karena batas menghidupkan ruang interaksi. Elemen batas meliputi jalan, pagar, dan tanaman. Tanaman memiliki makna yang lebih karena dapat memicu adanya interaksi dengan lingkungannya yaitu sebagai pengarah dan pembatas, serta dapat juga dijadikan ruang interaksi manusia melalui peran tanaman sebagai dinding wall dan atap ceiling.
Kampung Hijau is not just a name, but it is a kampung which has the concept of sustainability. It influences the pattern of community, especially in social intraction. The interaction occurs between human beings in Kampung Hijau environment. Based on the results of theoretical review and analysis of case study, the interaction space is a result of Kampung Hijau rsquo s activities which mobilizes by local community leaders. So it makes the community to active and directly involves in activities that related to the environment. These activities will make the interaction that always associated with space. The form of interaction space is found a space that is intended as a place to make activity and spontaneous space not as a gathering space. Spontaneous space involves boundary in a space because of the limit of creating the interaction space. The boundary elements are roads, fences, and plants. Plants have more meaning because it can trigger the interaction with the environment as a guide, barrier, and also can be used as a space of human interaction through the role of the plant as a wall and ceiling. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sigid Prasetyawan
"Rendahnya penerapan green building melalui sertifikasi bangunan di Jakarta menyebabkan rendahnya capaian target reduksi emisi gas rumah kaca di tahun 2020 pada sektor energi melalui efisiensi penggunaan energi pada bangunan komersil yang hanya 37.789 ton CO2e (0,72%) dari target 5.26 juta ton CO2e pada 2030 dan menyebabkan Jakarta berpotensi mengalami dampak bencana akibat perubahan iklim. Rendahnya penerapan green building disebabkan oleh adanya hambatan pada penerapannya. Pemberian insentif dikenali sebagai solusi dalam mengatasi hambatan serta memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan penerapan green building yang belum dapat diterapkan di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor hambatan dan bentuk insentif serta hubungan pengaruhnya terhadap tingkat penerapan green building melalui analisis jalur dengan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan rekomendasi peningkatan kebijakan pemberian insentif menggunakan analisis kebijakan publik. Data penelitian dikumpulkan dari 101 responden yang berasal dari institusi pengembang/pemilik, konsultan, kontraktor dan pemerintah yang memiliki pengalaman dalam penerapan green building. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pemberian insentif non finansial direkomendasikan sebagai bentuk insentif yang efektif untuk diberikan karena memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat penerapan green building, hambatan biaya dan risiko serta hambatan pengetahuan dan informasi dimana kedua hambatan tersebut diidentifikasi memiliki pengaruh signifikan dalam menghambat penerapan green building di Jakarta. Pada penelitian ini dapat disimpulkan pemberian insentif dapat meningkatkan penerapan green building di Jakarta melalui peningkatan kebijakan yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk insentif non finansial yaitu berupa percepatan perizinan, bantuan asisitensi teknis, promosi dan penghargaan dari pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembuat kebijakan dan praktisi untuk merumuskan kebijakan pemberian insentif yang efektif pada penerapan green building di Jakarta.
The low implementation of green building through building certification in Jakarta has resulted in the low achievement of the target of reducing greenhouse gas emissions in 2020 in the energy sector through efficient use of energy in commercial buildings, which is only 37,789 tons of CO2e (0.72%) of the target of 5.26 million tons of CO2e in 2030 and causing Jakarta to potentially experience the effects of a disaster due to climate change. Barriers to implementation may cause a low number of green building-certified buildings in Jakarta. Providing incentives is recognized as a solution to overcoming barriers and significantly influences the application of green building, which still needs to be implemented in Jakarta. This study aims to identify the inhibiting factors and forms of incentives as well as their influence on the level of implementation of green building through path analysis using Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), which is then used to formulate recommendations for increasing incentive policies using public policy analysis. Research data were collected from 101 respondents from developer/owner institutions, consultants, contractors, and the government who have experience implementing green buildings. In this study, the results obtained were that the provision of non-financial incentives was recommended as an effective form of incentive to be given because it has a significant influence on the level of green building implementation, cost, and risk barriers, as well as knowledge and information barriers where both of these barriers were identified as having a significant influence on hindering the implementation of green building in Jakarta. In this study, incentives can increase the implementation of green buildings in Jakarta through policy improvements in the form of non-financial incentives, namely expedited permits, technical assistance, promotions, and awards from the government. This research is expected to assist policymakers and practitioners in formulating effective incentive policies for implementing green buildings in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ling Ling Cory Wibowo
"Tugas akhir ini membahas perancangan coworking space dengan berbasis Transit Oriented Development (TOD) dan konsep sustainable architecture. Coworking space merupakan konsep tempat kerja bersama yang semakin populer di era modern ini, sedangkan TOD adalah pendekatan perancangan yang mengintegrasikan coworking space dengan sistem transportasi umum yang efisien. Konsep sustainable architecture diterapkan untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menggabungkan konsep-konsep tersebut dalam merancang coworking space yang memenuhi kebutuhan pengguna serta berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Pendekatan perancangan melibatkan analisis terhadap potensi lokasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi umum, identifikasi kebutuhan pengguna, serta penerapan prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan. Melalui studi literatur dan penelitian lapangan, ditemukan bahwa penerapan TOD dapat meningkatkan aksesibilitas coworking space dari berbagai lokasi dengan menggunakan transportasi umum. Konsep ini juga dapat mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengurangi emisi karbon, serta mendorong mobilitas berkelanjutan. Selain itu, penggunaan material ramah lingkungan, desain yang memaksimalkan pencahayaan alami, dan penerapan teknologi hijau juga menjadi fokus dalam perancangan ini. Hasil tugas akhir ini adalah desain coworking space yang terintegrasi dengan stasiun transportasi umum, menawarkan fasilitas yang memadai, dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman serta ramah lingkungan. Desain ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan coworking space yang berkelanjutan di masa depan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mendorong mobilitas yang efisien.
This final project discusses the design of a coworking space based on Transit Oriented Development (TOD) and the concept of sustainable architecture. Coworking space is a coworking space concept that is becoming increasingly popular in this modern era, while TOD is a design approach that integrates coworking space with an efficient public transportation system. The concept of sustainable architecture is applied to create environmentally friendly and sustainable buildings. This final project aims to combine these concepts in designing a coworking space that meets user needs and contributes to maintaining environmental sustainability. The design approach involves an analysis of potential locations that are integrated with the public transportation system, identification of user needs, and application of sustainable architectural principles. Through literature studies and field research, it was found that the application of TOD can increase the accessibility of coworking spaces from various locations using public transportation. This concept can also reduce the use of private cars and reduce carbon emissions, as well as encourage sustainable mobility. In addition, the use of environmentally friendly materials, designs that maximize natural lighting, and the application of green technology are also the focus of this design. The result of this final project is a coworking space design that is integrated with public transportation stations, offers adequate facilities, and creates a comfortable and environmentally friendly work environment. This design is expected to be an inspiration for the development of sustainable coworking spaces in the future, reducing negative impacts on the environment, and encouraging efficient mobility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nadia Amira
"
ABSTRAKPenulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah story dapat digunakan sebaga metode baru dalam merancang sebuah sistem untuk arsitektur. Penelusuran dimulai dengan mempelajari sampah dan dampaknya terhadap mayarakat baik secara spasial, sosial, dan kultural. Dimulai dari pernyataan Waste in Transit, sampah dilihat sebagai suatu benda yang nilai gunanya sudah hilang atau berkurang. Dengan pemetaan akan siklus sampah, ditemukan suatu keadaan di mana benda menjadi transit terkait dengan posisi, material dan perlakuan manusia yang menyebabkan terbentuknya ruang transit. Ruang transit dapat menghasilkan pertukaran sosial yang kemudian digunakan sebagai basis dalam perancangan sebuah prototipe sistem transit guna menjawab akan kebutuhan arsitektur zero waste.
ABSTRACTThis undergraduate final project thesis aims to understand how a story can be used as a new method in designing a system for architecture. The process begins by studying waste and its impact on society both spatially, socially, and culturally. Starting from the Waste in Transit statement, garbage is seen as an object whose useful value is lost or diminished. With the mapping of waste cycle, a condition is found in which objects transit in relation to the position, material and human treatment resulting in the formation of transit space. Transit space can generate social exchange which is then used as a basis in designing a prototype transit system responding to the needs of zero waste architecture."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rino Syahrir
"Keadaan lingkungan dunia saat ini menuntut partisipasi semua pihak untuk membuat perbaikan. Krisis energi dengan sumber bahan bakar fosil yang tak dapat diperbaharui, polusi udara dunia yang menyebabkan efek rumah kaca dan menipisnya lapisan ozon di udara menuntut pemikiran dan teknologi yang mendukung pada tujuan dunia yang lebih baik. 'Green Architecture' sebagai suatu pemikiran arsitektural terhadap masalah lingkungan, energi dan ekologi tersebut menawarkan beberapa prinsip yang bersifat tidak mengikat secara letak dan potensi geografis maupun jenis bangunan. Kota Jakarta mempunyai faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, faktor regulasi pemerintah, dan faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dan dimanfaatkan daiam perancangan bangunan tinggi 'Green Architecture' di Jakarta. Sehingga dapat dibuat usulan prinsip-prinsip bangunan tinggi 'Green Architecture' dengan spesifik lingkungan sosial ekonomi Jakarta dengan dasardasar pemikiran yang sama, yaitu wawasan lingkungan dan efisiensi energi. Pada saat ini prinsip-prinsip 'Green Architecture' belum banyak digunakan dalam perancangan bangunan tinggi di Jakarta. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kota Jakarta ditambah desakan regulasi pemerintah yang mendukung kearah wawasan lingkungan dan efisiensi energi, perancangan bangunan tinggi 'Green Architecture' masih sangat dimungkinkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas lingkungan kota Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48196
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Choi Yoo Lim
"Sedangkan arsitektur saat ini dianggap sebagai ancaman bagi kelestarian, bangunan tradisional dibangun dan digunakan selaras dengan alam. Hanok, rumah tradisional Korea adalah contoh arsitektur yang bagus beserta keberlanjutannya. Dan dari banyak komponennya, sistem ventilasi berkelanjutan harus disorot. Dengan analisis sistem ventilasi alami di Sungyojang Hanok, kemungkinan pengembangan lebih lanjut gagasan berkelanjutan dalam arsitektur akan dibahas dan ditetapkan.
Whereas the architecture today is considered as a threat to sustainability, traditional buildings were built and used in harmony with nature. Hanok, a traditional house of Korea is a great example of architecture along with the sustainability. And out of many of its components, sustainable ventilation system is to be highlighted. With the analysis of the natural ventilation system in Sungyojang Hanok, a possibility of further development of sustainable idea in architecture will be discussed and established."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sianturi, Joel Andreas Martua
"Keberlanjutan telah menjadi topik diskusi yang berkembang di dunia modern di hadapan tantangan perubahan iklim. Tesis sarjana ini bertujuan untuk mengeksplorasi intervensi arsitektur berkelanjutan, yang berusaha memberikan jawaban atas masalah ini. Solusi tersebut bertujuan untuk menawarkan pendekatan holistik, dalam meminimalkan konsumsi energi, melalui desain spasial yang kontekstual dan berbasis penelitian, untuk lingkungan binaan, dalam suatu komunitas (Bowen Hills, Brisbane, Queensland, Australia). Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk penelitian. “Eden” menghadirkan keterlibatan arsitektur dalam diskursus perubahan iklim, dengan mengembangkan solusi berupa sebuah taman perkotaan mixed-use, midrise, yang terinspirasi oleh taman Eden alkitabiah. Melalui pembinaan pembangunan berkelanjutan, proposisi arsitektur ini juga memecahkan masalah kontekstual dalam masyarakat.
Sustainability has become a growing topic of discussion throughout the modern world as we face the challenges of climate change. This undergraduate thesis aims to explore a sustainable architectural intervention, that seeks to provide answers to this problem. Such solution aims to offer a wholistic approach, in the minimization of energy consumption, through spatial and research-based contextual design, for the built environment, within a community (Bowen Hills, Brisbane, Queensland, Australia). Qualitative and quantitative methods are used for research. “Eden” delivers an architectural engagement within the climate change discourse, by developing a solution in the form of a mixed-use, midrise, urban garden, inspired by the biblical garden of Eden. Through fostering sustainable development, this architectural proposition solves contextual problems within the community as well."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rachmat Budiman
"
ABSTRAKTesis ini membahas evaluasi standar penilaian Green Building di Indonesia pada tahap operasional dan pemeliharaan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu Green Building pada tahap operasional dan pemeliharaan serta bentuk kontribusi dari hasil evaluasi Green Building. Metode pengumpulan data lapangan dan studi literatur dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian mutu Green Building di Indonesia. Setelah itu, dengan Studi Kasus penelitian ini akan memberikan bentuk kontribusi dari evaluasi Green Building pada fase operasional dan pemeliharaan. Hasil penelitian menyarankan bentuk kontribusi yang tepat untuk meningkatkan mutu Green Building adalah penerapan insentif untuk bangunan yang menerapkan konsep Green Building.
ABSTRACTThis thesis discusses the standard evaluation ratings Green Building in Indonesia at this stage of operations and maintenance to identify factors that influence the quality achievement Green Building in the operational phase and maintenance as well as a contribution by the results of the evaluation of Green Building. Field data collection methods and literature studies conducted to examine the factors that affect the achievement of quality Green Building in Indonesia. After that, the case study of this research will provide a contribution of evaluation Green Building on the operation and maintenance phase. The researcher suggests the form of a proper contribution to improving the quality of Green Building is an incentive for building application that implements the concept of Green Building."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Egi Gilang Guntoro
"Perubahan iklim saat ini, akibat emisi gas rumah kaca, memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan manusia. Konsep bangunan hijau menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Di Indonesia, terdapat sistem penilaian dan sertifikasi bangunan hijau, antara lain Greenship Rating System dan Sistem Penilaian BGH PUPR. Namun, belum ada kajian khusus yang membahas sistem penilaian bangunan hijau kriteria pengelolaan tapak pada bangunan transportasi publik, terutama stasiun kereta. Bangunan Hijau berdampak tidak hanya dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, tetapi juga dalam aspek ekonomi dan sosial. Kriteria pengelolaan tapak penting, terutama di wilayah padat penduduk, untuk memastikan performa optimal bangunan terhadap kawasan. Penulisan ini memiliki tujuan untuk memperoleh pemahaman serta membandingkan dua sistem penilaian bangunan hijau kriteria pengelolaan tapak pada sebuah bangunan transportasi publik. Penulisan ini menilai Stasiun Bogor menggunakan metode penilaian bangunan hijau berdasarkan indikator pengelolaan tapak dari Greenship dan BGH PUPR. Hasilnya menunjukkan bahwa stasiun Bogor menghadapi kesulitan dalam memenuhi sistem penilaian pengelolaan tapak BGH PUPR, dan terdapat kesamaan dan perbedaan antara kedua sistem tersebut pada aspek tujuan, fokus, indikator dan skor penilaian. Diperlukan peningkatan pengelolaan tapak pada stasiun kereta dan sistem penilaian khusus untuk bangunan transportasi publik, seperti stasiun kereta.
The current climate change, due to greenhouse gas emissions, has a significant impact on the environment and people. The concept of green building is one of the best solutions to address these issues. In Indonesia, there are green building assessment and certification systems, such as Greenship Rating System and BGH PUPR Rating System. However, there has been a lack of specific research focusing on the green building assessment for site management criteria in public transportation buildings, especially railway stations. Green Building has an impact not only in creating environmentally friendly buildings, but also in economic and social aspects. Site management criteria are important, especially in densely populated areas, to ensure optimal performance of buildings against the surrounding area. The study aims to gain an understanding and compare two green building assessment systems, site management criteria in a public transportation building. The study assesses Bogor Station using a green building assessment method based on site management indicators from Greenship and BGH PUPR. The results indicate that Bogor station faces difficulties in meeting the BGH PUPR site management assessment system, and there are similarities and differences between the two systems in aspects of objectives, focus, indicators and assessment scores. Improved site management at train stations and special rating systems for public transport buildings, such as train stations, are needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library