Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syan Sarmila
"Salah satu gangguan sistem pernapasan yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pneumonia karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang, sehingga mudah terpapar patogen penyebab pneumonia. Masalah keperawatan utama yang dapat terjadi yaitu bersihan jalan napas tidak efektif karena kondisi pneumonia membuat alveoli diisi dengan sputum yang sulit dikeluarkan, sehingga terasa sakit saat bernapas dan membatasi asupan oksigen. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan terapi fisioterapi dada terhadap perbaikan status pernapasan pada bayi dengan pneumonia. By. Ny. R lahir secara sectio caesarea pada usia gestasi 36-37 minggu atas indikasi hidramnion, kondisi bayi terdengar ronkhi (+/+), gelisah dan rewel, sesak napas (+), retraksi dada (+), frekuensi napas 41x/menit, saturasi oksigen rendah yaitu 80% on high flow nasal dengan flow 4 dan FiO2 25%. Intervensi dilakukan selama 6 hari dengan penerapan intervesi fisioterapi dada. Hasil menunjukkan terdapat perbaikan status pernapasan pada bayi terutama saturasi oksigen dan frekuensi napas stabil pada rentang normal yaitu 30-60x/menit, suara ronkhi minimal, sesak minimal, produksi sekret 15-25 cc. Oleh karena itu, diperlukan terapi fisioterapi dada sesuai indikasi secara rutin untuk pengeluaran sekret sehingga meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumonia.

One of the common respiratory system disorders found in infants and children is pneumonia because infants do not have a mature immune system, so they are easily exposed to pathogens that causes pneumonia. The main nursing problem that can occur is ineffective airway clearance because pneumonia conditions make the alveoli filled with sputum that is difficult to remove, making it painful to breathe and limiting oxygen intake. This scientific work aims to analyze the effectiveness of the application of chest physiotherapy therapy on improving respiratory status in infants with pneumonia. By. Ny. R was born by sectio caesarea at 36-37 weeks gestation for indications of hydramnios, the infant condition was heard ronkhi (+/+), restless and fussy, shortness of breath (+), chest retraction (+), respiratory rate 41x/min (normal), low oxygen saturation which is 80% on high flow nasal with flow 4 and FiO2 25%. The intervention was carried out for 6 days with the application of chest physiotherapy interventions. The results showed that there was an improvement in the respiratory status of the infant, especially oxygen saturation and respiratory rate stabilized in the normal range of 30-60x/min, minimal ronkhi sound, minimal tightness, 15-25 cc secretion production. Therefore, chest physiotherapy is needed according to indications routinely for secretion removal so as to improve respiratory status in patients with pneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Oktaviani
"Ketidakefektifan bersihan jalan napas merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak dengan pneumonia. Tindakan fisioterapi dada adalah salah satu tindakan mandiri keperawatan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan fisioterapi dada dalam mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak dengan pneumonia. Tindakan fisioterapi dada diharapkan dapat membantu meningkatkan pembersihan sekret di jalan napas.
Metode yang digunakan berupa studi kasus pemberian tindakan fisioterapi dada pada anak pneumonia. Hasil yang ditemukan yaitu: terdapat perbaikan status respirasi setelah dilakukan tindakan fisioterapi dada. Berdasarkan hasil studi ini penulis merekomendasikan untuk dilakukan studi lebih lanjut terkait konsep fisioterapi dada yang dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak pneumonia.

The ineffectiveness of airway clearance is a problem that is often found in children with pneumonia. Chest physiotherapy is one of the independent nursing actions to overcome the problem of the ineffectiveness of the airway clearance. This study aims to determine the impact of the application chest physiotherapy in overcoming the problem of ineffective airway clearance in children with pneumonia. Chest physiotherapy is expected to help improve the cleaning of secretions in the airway.
The method used in the form of case studies is the administration of chest physiotherapy in children with pneumonia. The results found are: there is an improvement in respiratory status after chest physiotherapy. Based on the results of this study the authors recommend further studies related to the concept of chest physiotherapy that can provide more optimal results in overcoming the problem of ineffective airway clearance in children with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tama Benita
"Ketidakefektifan bersihan jalan napas menjadi salah satu masalah respirasi paling umum terjadi pada anak dengan pneumonia akibat terjadinya inflamasi pada alveolus. Pada anak-anak, peningkatan produksi sekret dan ketidakefektifan batuk semakin memperparah kepatenan jalan napas sehingga memerlukan bantuan dalam sekresi sputum. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas fisioterapi dada pada pasien anak dengan pneumonia yang mengalami masalah bersihan jalan napas. Pasien An. D (11 tahun) dengan pneumonia mengalami takipnea dengan frekuensi napas 31x/menit, saturasi oksigen 95-97% dengan nasal kanul 2 liter per menit, frekuensi nadi 128x/menit, ronkhi pada kedua lapang paru, dan tingkat kesadaran stupor GCS E1M2V1. Setelah diberikan fisioterapi dada selama 4 hari, terdapat perbaikan pada frekuensi napas pasien, frekuensi nadi, saturasi oksigen, suara ronkhi yang berkurang, dan sekresi sputum mencapai 60 cc pada hari terakhir intervensi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan bagi ners untuk memberikan fisioterapi dada sebagai intervensi keperawatan mandiri pada pasien dengan masalah bersihan jalan napas.

Ineffective airway clearance is one of the most common respiratory problems in children with pneumonia due to inflammation of the alveoli. In children, increased production of secretions and ineffective coughing further exacerbate airway patency, hence sputum secretion assistance is required. This study aims to analyze the effectiveness of chest physiotherapy in children with pneumonia with airway clearance problems. Patient D (11 years old) with pneumonia had tachypnea with a respiratory rate of 31x/minute, oxygen saturation 95-97% with nasal cannula 2 liters per minute, pulse rate 128x/minute, rhonchi, and LOC stupor GCS E1M2V1. The patient's respiratory rate, pulse rate, oxygen saturation, ronchi, and sputum secretion is improved during 4 days of administered chest physiotherapy. The results of this study are expected to be an additional reference for nurses to provide chest physiotherapy as an independent nursing intervention for patients with airway clearance problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Eni Lestari
"Di Indonesia pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada bayi dan balita. Pneumonia berdampak terhadap status pernapasan karena terjadi obstruksi jalan napas akibat peningkatan produksi sekret. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas nebulisasi dan fisioterapi dada terhadap status pernapasan pada balita dengan pneumonia. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperiment pre and post test non equivalent control group design dengan 34 responden yang diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan selisih rata-rata HR, RR, dan SpO2 antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p=0.000). Karakteristik responden (status gizi, status ASI eksklusif, status imunisasi, lama sakit, dan jenis obat nebulisasi) tidak berpengaruh terhadap HR, RR, dan SpO2 namun usia memberikan pengaruh terhadap HR. Tindakan nebulisasi yang dilanjutkan fisioterapi dada lebih efektif dibandingkan dengan tindakan nebulisasi saja. Tindakan ini juga dapat dijadikan kebijakan yang perlu dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak pneumonia.

Pneumonia is the second leading cause of death in children under age five in Indonesia. It affects respiratory status due to airway obstruction caused by increased secretions. This study aimed to determine effectiveness of nebulization and chest physiotherapy on respiratory status of children under age five with pneumonia. This study was quasi-experimental with pre and post test nonequivalent control group design with 34 respondents choosen by consecutive sampling. Analysis result using independent t test showed differences in the average gaps in HR, RR and SpO2 of control group and intervention group (p=0.000). The characteristics of respondents (nutritional status, breastfeeding, vaccination history, length of illness and type of nebulization medication) had no effect on HR, RR and SpO2. However, age affects the HR. Nebulization followed by chest physiotherapy is more effective than nebulization. It can be used as a policy in providing nursing care for children with pneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Novianti
"Hospital Acquired Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang timbul dalam 48 jam atau lebih setelah masuk rumah sakit. Gejala yang ditimbulkan pada anak dengan pneumonia adalah batuk berdahak dan anak sulit untuk mengeluarkan dahaknya. Hal ini menjadi masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Fisioterapi dada merupakan salah satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk membantu mengeluarkan sekret dari jalan napas. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dada pada anak dengan Hospital Acquired Bronkopneumonia. Karya tulis ilmiah ini ditulis berdasarkan hasil praktik mengelola pasien selama enam hari di salah satu rumah sakit di Depok. Hasil menunjukkan bahwa tindakan keperawatan fisioterapi dada terbukti efektif untuk membantu mengeluarkan sekret dari jalan napas dan memperbaiki status pernapasan. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi rekomendasi intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan dalam upaya meningkatkan bersihan jalan napas pasien anak.

Hospital Acquired Bronchopneumonia is a type of pneumonia that appears within 48 hours or more after entering the hospital. Symptoms that occur in children with pneumonia are coughing up phlegm and it is difficult for the child to expel the phlegm. This is a problem of ineffective airway clearance nursing. Chest physiotherapy is a nursing intervention used to help remove secretions from the airway. The purpose of writing this scientific work is to determine the effect of chest physiotherapy on children with Hospital Acquired Bronchopneumonia. This scientific paper was written based on the results of practice in managing patients for six days at a hospital in Depok. The results show that chest physiotherapy nursing procedures have proven effective in helping to remove secretions from the airway and improve respiratory status. It is hoped that the results of this scientific paper can become a study of recommendations for independent nursing interventions carried out in an effort to improve airway clearance for pediatric patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Charonika
"Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada usia dewasa, yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, mycoplasma, dan virus, termasuk Coronavirus Disease-19 (Covid-19) yang saat ini menjadi pandemic. Klinis pasien dengan pneumonia akibat infeksi Covid-19 adalah demam, batuk, kesulitan bernapas, dan keluhan sesak memberat. Salah satu masalah keperawatan yang adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas dikarenakan akumulasi sekret berlebih sebagai akibat reaksi inflami jaringan paru, yang ditandai dengan batuk, keluhan susah mengeluarkan dahak, terdengar ronchii, hingga timbulnya sesak napas. Tujuan penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien pneumonia terkonfirmasi positif Covid-19, dengan penerapan fisioterapi dada dan batuk efektif sebagai upaya meningkatkan bersihan jalan napas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara reguler dan kontinyu yaitu 2kali dalam sehari (pagi pukul 06.00 dan sore pukul 16.00) maka terjadi perbaikan kondisi dan masalah teratasi di hari ke III rawat inap dibuktikan dengan frekuensi napas 20x.menit, irama napas reguler, kedalaman napas normal, suara napas vesikuler, tidak terdapat keluhan sesak, dan pasien mampu melakukan batuk efektif dengan baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Fisioterapi Dada dan Batuk Efektif dapat diberikan pada pasien Covid-19 dan menjadi intervensi mandiri bagi perawat isolasi kepada pasien sesuai indikasi.

Pneumonia is the main cause of morbidity and mortality in adulthood, caused by infectious agents such as bacteria, mycoplasma, and viruses, including Coronavirus Disease-19 (Covid-19) which is currently becoming a pandemic. Clinical signs of patients with pneumonia due to Covid-19 infection are fever, cough, difficulty breathing,and severe shortness of breath. One of the nursing problems is the ineffective airway clearance caused by accumulation of excess secretions as the result of the reaction of lung tissue inflami, which is characterized by coughing, difficulty in expelling phlegm, sound of ronchii, to the onset of shortness of breath. This paper aims to analyze nursing care in patients with pneumonia confirmed positive for Covid-19, with the application of chest physiotherapy and effective-cough as the nursing intervention for improving the airway clearance. After regular and continuous nursing intervention, which 2 times a day (morning at 6:00 a.m. and 4:00 p.m. in the afternoon), there was an improvement in the conditionThe problems resolved in the third day of hospitalization evidenced by the frequency of breath 20x.minutes, regular breathing rhythm, normal breathing depth, vesicular breath sounds, no complaints of shortness of breath, and the patient is able to cough effectively properly and correctly. This shows that chest physiotherapy and effective-cough can be given to Covid-19 patients and become an independent intervention for isolation nurses to patients as indicated."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Wijayati
"ABSTRAK
Nama : Riris WijayatiProgram Studi : Profesi KeperawatanJudul : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pemberian Posisi Pronasi terhadap Status Oksigenasi pada Bayi dengan Pneumonia Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang sering menyerang sistem pernapasan pada balita. Masalah yang muncul pada anak dengan pneumonia salah satunya adalah masalah oksigenasi. Karya ilmiah akhir ini memberi gambaran tentang proses asuhan keperawatan pada pneumonia dengan masalah keperawatan utama gangguan oksigenasi. Intervensi keperawatan mandiri yang dapat dilakukan adalah positioning dengan posisi pronasi. Pemberian posisi pronasi dilakukan setiap hari minimal setiap 2 jam sekali dengan pengukuran status oksigenasi meliputi frekuensi napas, nadi, saturasi oksigen, dan capillary refill time CTR yang dilakukan sebelum dan sesudah posisi pronasi. Hasil evaluasi menunjukkan intervensi keperawatan posisi pronasi efektif meningkatkan saturasi oksigen. Kata kunci: pneumonia, status oksigenasi, posisi pronasi

ABSTRACT
Name Riris WijayatiMajor NursingTitle Analysis of Nursing Practiceabout the Effect of Prone Position for Oxygenation Status in Infants with Penumonia Pneumonia is the disease that often attack respiratory system in infants. The problem that affected child with pneumonia was oxygenation. This study was made to describing about nursing care in child with pneumonia,with the main problems was oxygenation.Nursing interventions that could be given is positioning with pronation position. Pronation positioning could be given every day and minimum in two hours with measurement of oxygenation which is include respiration frequency, pulse, oxygen saturation, and capillary refill time CTR before and after pronation positioning. The evaluation result showed that pronation position was effective to increased oxygen saturation. Keywords pneumonia, oxygenation status, pronation position. "
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Fadhoil Hanifah
"Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Gejala yang paling umum muncul pada anak dengan pneumonia adalah batuk, berdahak yang sulit dikeluarkan. Menurut beberapa penelitian fisioterapi dada menjadi intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada anak untuk membantu mengeluarkan sekret yang menghambat jalan napas. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien anak dengan pneumonia yang mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif melalui penerapan intervensi fisioterapi dada. Terdapat 2 pasien yang diintervensi, masing-masing berusia 1 tahun 5 bulan dan 1 tahun 1 bulan. Intervensi dilakukan selama selama 3 hari. Setiap hari dilakukan fisioterapi dada sebanyak 2 kali (pagi dan sore) dengan durasi masing-masing 15 sampai 20 menit. Dari hasil evaluasi didapatkan adanya perbaikan status pernapasan pada pasien meliputi penurunan frekuensi napas dan denyut nadi, serta peningkatan saturasi oksigen. Selain itu, hasil auskultasi paru juga menunjukkan adanya penurunan suara ronchi.

Pneumonia is one of the most common diseases in children under five years old. Coughing and phlegm that is difficult to expel are the most common symptoms of pneumonia in children. Chest physiotherapy can be applied to children to help expel secretions that block airways, according to several studies. The purpose of this paper is to analyze nursing care in pediatric patients with pneumonia who have problems with ineffective airway clearance through the application of chest physiotherapy interventions. There were 2 patients who intervened, each aged 1 year 5 months and 1 year 1 month. The intervention was carried out for 3 days. The chest physiotherapy was conducted twice a day for 15 to 20 minutes each. According to the evaluation results, the patient's respiratory status improved, including a decrease in respiratory rate and pulse, as well as an increase in oxygen saturation. In addition, the results of auscultation of the lungs also showed a decrease in the sound of rhonchi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Melati
"Manifestasi klinis anak dengan pneumonia adalah peningkatan produksi sputum yang kental, dan sulit dikeluarkan. Salah satu terapi suportif yang diberikan adalah fisioterapi dada. Fisioterapi dada diberikan untuk mengalirkan, mengeluarkan sekresi pada saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap status pernapasan (RR, HR, SpO2) anak balita pneumonia. Desain penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan pre test dan post test without control. Methode consecutive sampling, dengan 35 jumlah responden di RSUD Wilayah Jakarta. Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada RR, HR dan SpO2 dengan signifikansi p = 0.001. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya memakai sampel lebih banyak dan menggunakan desain time series pada fisioterapi dada.

Clinical manifestations of children with pneumonia is increased production of viscous sputum, and difficult to remove. One of supportive treatment given is chest physiotherapy. Chest physiotherapy is given to drain secretion in the respiratory tract. The purpose of this study to know the effect of chest physiotherapy on respiratory status (RR, HR, SpO2) children pneumonia. The study design used a quasi experimental with pre test and post test without control. Sampling methode is consecutive sampling, with 35 respondents in Jakarta Regional Hospital. Results of the analysis showed that there was a diffrence before and after intervention in RR, HR and SpO2 with significance p = 0.001. the results of the study recommends further research taking more samples and using time series design on chest physiotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Rosyiani
"Pneumonia nosokomial, juga disebut sebagai pneumonia yang didapat di rumah sakit, didefinisikan sebagai pneumonia yang bermanifestasi 48 jam atau lebih setelah rawat inap dan tidak dalam masa inkubasi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan hasil temuan dengan menggunakan latihan pernapasan teknik pernapasan buteyko untuk membantu mengatur kembali pola nafas pasien yang bertujuan untuk mengatasi dispnea yang pasien alami, Latihan pernapasan ini diberikan selama enam hari dengan durasi intervensi 5-10 menit dilakukan 1x dalam sehari. Analisis dilakukan pada perempuan berusia 69 tahun yang mengalami Hospital Acquired Pneumonia dengan keluhan utama yang seringkali muncul yaitu Dispnea pasien juga mengeluhkan batuk serta sulit mengeluarkan dahaknya. Masalah keperawatan yang muncul adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan nyeri akut. Hasil dari intervensi yang telah diberikan diketahui bahwa teknik pernapasan buteyko dapat meningkatkan saturasi dan memperbaiki pola nafas namun perbaikan tersebut hanya terlihat segera setelah dilakukannya intervensi, namun belum menunjukkan perbaikan yang terlihat jika dibandingkan dengan data harian. Kesimpulan teknik buteyko dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, selain mudah dan bermanfaat teknik ini dapat membantu meningkatkan pernapasan, mengurangi sesak dan meningkatkan saturasi.

Nosocomial pneumonia, also known as hospital-acquired pneumonia (HAP), is defined as pneumonia that manifests 48 hours or more after hospitalization and is not in the incubation period. The analysis was conducted on a 69-year-old woman who had HAP (Hospital Acquired Pneumonia) with the main complaint that often arises, namely dyspnea, the patient also complained of coughing and difficulty in expelling phlegm. Problems that arise include ineffective airway hygiene, activity intolerance, and acute pain. The purpose of this paper is to present the findings and analysis of nursing care using breathing exercises with the Buteyko breathing technique to help rearrange the patient's breathing pattern which aims to overcome the dyspnea that the patient is experiencing, this breathing is given for six days with a duration of 5-10 minutes of intervention. 1x in a day. It is known from the results of the intervention that the buteyko breathing technique can increase saturation and improve breathing patterns, but these improvements were only seen immediately after the intervention, but have not shown any visible improvement when compared to daily data. Conclusion: The Buteyko technique can be done anytime and anywhere, besides being easy and useful this technique can help improve breathing, reduce tightness and increase saturation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>