Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aditiya Pratama
"Kendaraan roda dua atau yang biasa disebut sebagai motor merupakan kendaraan yang awam ditemukan khususnya di Negara Indonesia. Kendaraan yang sangat mudah untuk digunakan dan terjangkau harganya menjadikannya kendaraan nomor satu untuk digunakan sehari-hari. Banyak regulasi yang telah mengatur tentang keamanan dan kenyamanan untuk berkendara, namun masih banyak pihak yang melanggar hal tersebut. Oleh karena itu diperlukannya sebuah alat bantu yang dapat mendeteksi dan meregulasi pengendara sepeda motor. Menggunakan deep learning, komputer dapat mengelolah citra dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam mendeteksi objek maupun klasifikasi objek. Salah satu metode Deep Learning yang digunakan untuk pengelolahan citra dan klasifikasi objek adalah YOLOv5 sebagai model utama. Tujuan dari Skripsi ini adalah untuk mengimplementasikan sistem detektor pengendara motor tanpa helm berbasi pengolahan citra dengan metode YOLOv5 dan melihat tingkat akurasi yang didapatkan. Hasil percobaan pada penelitian ini membuktikan bahwa sistem mampu melakukan deteksi dan kalkulasi dengan akurasi yang cukup tinggi yaitu sekitar 40 %. Hal ini sangat dipengaruhi dengan adanya jenis metode penentuan ID yang digunakan.

Two-wheeled vehicles or commonly referred to as motorbikes are vehicles that are commonly found, especially in Indonesia. A vehicle that is very easy to use and affordable, making it the number one vehicle for everyday use. Many regulations have regulated the safety and comfort of driving, but there are still many parties who violate this. Therefore we need a tool that can detect and regulate motorbike riders. Using deep learning, computers can manage images with a high degree of accuracy in detecting and classifying objects. One of the Deep Learning methods used for image processing and object classification is the YOLOv5. The purpose of this thesis is to implement an image processing-based helmetless motorcycle detector system using the YOLOv5 method and see the level of accuracy obtained. The experimental results in this study prove that the system is capable of performing detection and calculations with a fairly high accuracy of around 40%. This is strongly influenced by the type of ID determination method used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardy S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Awcock, G.J.
New York : McGraw-Hill, 1996
621.367 AWC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Herawati
"Kuantifikasi citra terhadap pengukuran resolusi spasial, umumnya menggunakan protokol standar yang diterbitkan oleh National Electrical Manufacturers Association (NEMA). Namun, metode ini memiliki keterbatasan pada metode fitting data yang dilakukan. Akurasi yang lebih baik diberikan oleh fungsi Gaussian. Selanjutnya, penentuan resolusi spasial seperti berdasarkan Point Spread Function (PSF) dapat dipengaruhi oleh keberadaan noise atau error dalam data yang dapat menurunkan kontras citra. Oleh karena itu, untuk menjamin akurasi kuantifikasi citra, dilakukan dengan memastikan error sekecil mungkin dan memiliki perkiraan yang dapat diandalkan tentang seberapa besar error tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki bagaimana tingkat noise yang berbeda pada pengukuran Full Width at Half Maximum (FWHM) berdasarkan metode NEMA dan Gaussian mempengaruhi keakuratan sistem pencitraan. FWHM digunakan untuk mengkarakterisasi resolusi spasial berdasarkan profil PSF. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi pada fisikawan medis mengenai pengaruh error dari pengukuran FWHM dalam rangka optimasi layanan klinis di rumah sakit. Dalam penelitian ini, model error yang digunakan adalah kombinasi model error proporsional dan Fractional Standard Deviation (FSD). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan relatif deviasi FWHM terhadap variasi FSD 1% hingga 5% pada bidang dua dimensi dan tiga dimensi berdasarkan metode NEMA dan Gaussian. Peningkatan ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat noise pada sistem pencitraan, maka akan semakin mempengaruhi pengukuran FWHM yang berdampak pada penurunan kontras citra. Selanjutnya, terdapat korelasi antara error pixel value dan error FWHM. Semakin tinggi persentase nilai error pixel value pada sistem pencitraan, maka akan semakin mempengaruhi peningkatan persentase nilai error pada pengukuran FWHM.

Image quantification of spatial resolution measurements, generally using standard protocols published by the National Electrical Manufacturers Association (NEMA). However, this method has limitations on the data fitting method performed. Better accuracy is given by Gaussian function. Furthermore, spatial resolution determination such as based on Point Spread Function (PSF) can be influenced by the presence of noise or errors in the data that can decrease image contrast. Therefore, to ensure the accuracy of image quantification, it is done by ensuring the slightest possible error and having a reliable estimate of how big the error is. This study is intended to investigate how different noise levels in Full Width at Half Maximum (FWHM) measurements based on NEMA and Gaussian methods affect the accuracy of imaging systems. The FWHM is used to characterize spatial resolution based on PSF profiles. The results are expected to provide information to medical physicists about the effect of error in FWHM measurement to optimize clinical services in hospitals. In this study, the error model used is a combination of the proportional error model and the Fractional Standard Deviation (FSD). The results showed that there was an increase in the relative deviation of FWHM to the FSD variation of 1% to 5% in two-dimensional and three-dimensional fields based on the NEMA and Gaussian methods. This increase explains that the higher the noise level in the imaging system, the more it affects the FWHM measurement which has an impact on the decrease in image contrast. Furthermore, there is a correlation between the pixel value error and the FWHM error. The higher the percentage of error pixel value in the imaging system, the more it will affect the increase of percentage error FWHM measurement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Agustien Siradjuddin
"Masalah yang biasa terjadi dalam pembuatan sistem pengenalan wajah adalah jumlah dimensi yang terlalu besar untuk diproses ke dalam classifier, sehingga biaya komputasi yang dibutuhkanpun akan semakin besar pula. Penelitian berikut mencoba untuk mereduksi dimensi dalam ruang spatial akan tetapi dari hasil reduksi dimensi ini tidak membuat proses ekstraksi fitur kehilangan informasi penting yang mengakibatkan penurunan akurasi pengenalan.
Reduksi dimensi dalam ruang spatial ini didapatkan dengan cara membangkitkan sejumlah garis pada data citra secara acak. Ada dua metode dalam membangkitan garis yaitu Fitur Garis Acak (FGA) dan Template Fitur Garis Acak (TFGA). Pada FGA, sejumlah garis dibangkitkan pada seluruh data citra secara acak. Sedangkan TFGA, sejumlah garis dibangkitkan hanya satu kali saja dan himpunan garis ini yang akan digunakan untuk membangkitkan garis pada data citra yang lain. Dari masing-masing garis ini dibangkitkan sejumlah spatial window. Vektor representasi citra didapatkan dari rata-rata intensitas yang terdapat pada spatial window tersebut. Vektor representasi citra ini akan dijadikan fitur untuk classifier. Classifier yang digunakan adalah k-nearest neighborhod dan backpropagation sebagai pembanding.
Dari hasil percobaan menggunakan database weizmann, didapatkan bahwa pengenalan akan lebih stabil jika metode untuk membangkitkan garis adalah TFGA. Selain stabil dengan metode TFGA ini akurasi pengenalan lebih baik dibandingkan dengan metode FGA pada jumlah garis yang sama. Pada jumlah garis yang terkecil dengan menggunakan classifier k-nearest neighborhod, rata-rata akurasi pengenalan metode FGA adalah 46.67% sedangkan dengan TFGA akurasi pengenalan adalah 57.14%. Dengan classifier pembanding backpropagation dan menggunakan metode TFGA didapatkan rata-rata akurasi pengenalan 78.29%. Secara umum dari keseluruhan metode semakin bertambah jumlah garis maka semakin meningkat pula tingkat akurasi pengenalan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mhd. Ihsan
"Banyak penyakit yang dapat ditimbulkan dari gigitan nyamuk seperti malaria, demam berdarah, dan cikumunya. Begitu seriusnya penyakit-penyakit ini, berbagai cara dilakukan untuk membunuh dan mencegah penyakit ini. Namun, pemakaian bahan kimia yang cukup lama akan menimbulkan resistensi pada nyamuk. Peracangan suatu alat pembunuh nyamuk menggunakan laser akan efektif dalam memerangi nyamuk. Karena nyamuk tidak bisa menghindar jika terkena laser. Namun, sebelum menembakkan laser ke nyamuk, diperlukan metode yang tepat untuk mendeteksi posisi nyamuk.
Pada skripsi ini akan membahas metode deteksi posisi nyamuk menggunakan kamera berbasis Image Processing dengan metode blob counter. Parameter warna yang digunakan adalah parameter warna RGB (red, green, blue). Setiap gambar terdiri dari sekumpulan piksel yang memiliki informasi nilai RGB. Setiap piksel yang sesuai dengan parameter nyamuk akan ditandai dengan blob. Kumpulan blob yang diperoleh akan dikumpulkan dalam suatu rectangle untuk dicari koordinat centroid.
Hasilnya adalah posisi nyamuk yang berupa koordinat x,y dalam gambar. Pada penelitian ini, jarak nyamuk dari kamera bisa diprediksi dengan melakukan kalibrasi jarak lensa ke image sensor. Sehingga, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah posisi 3 dimensi nyamuk.

Many diseases can be caused from the bite of mosquitoes, such as malaria, dengue fever, and cikumunya. Once the seriousness of these diseases, various methods are used to kill and prevent these diseases. However, the use of chemicals that is long enough will cause resistance in mosquitoes. Designing a mosquito killer device using a laser will be effective in fighting mosquitoes because mosquitoes can not escape when exposed to the laser. However, before firing a laser into the mosquito, the proper method is needed to detect the position of mosquitoes.
In this paper will discuss about mosquito position detectoin method using camera based image processing with a blob counter method. Colors that are used as the color parameter are RGB (red, green, blue). Each image consists of a set of pixels that have RGB values information. Each pixel in accordance with the parameters of mosquitoes will be marked with a blob. Set of nearby blob will be collected in a rectangular to get coordinate of centroid.
The result of this study is mosquito position in x, y coordinates in the image. In this study, the distance of mosquito from camera could be predicted by calibrating the distance of the lens to the image sensor. Thus, the result is 3 dimensional positions of mosquitoes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniati Murni Arymurthy
Bandung: UI-Press, 2005
PGB 0374
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nanda Kurniawan
"In this research, Parrot AR.Drone as an Unmanned Aerial Vehicle (UAV) was used to track an object from above. Development of this system utilized some functions from OpenCV library and Robot Operating System (ROS). Techniques that were implemented in the system are image processing al-gorithm (Centroid-Contour Distance (CCD)), feature extraction algorithm (Principal Component Ana-lysis (PCA)) and an artificial neural network algorithm (Generalized Learning Vector Quantization (GLVQ)). The final result of this research is a program for AR.Drone to track a moving object on the floor in fast response time that is under 1 second.
Pada penelitian ini, Parrot AR.Drone digunakan sebagai pesawat tanpa awak untuk menjejaki sebuah objek dari atas. Pengembangan sistem ini memanfaatkan beberapa fungsi dari pustaka OpenCV dan Robot Operating System (ROS). Teknik-teknik yang diimplementasikan pada sistem yang dikem-bangkan adalah algoritma pengolahan citra (Centroid-Contour Distance (CCD)), algoritma ekstraksi fitur (Principal Component Analysis (PCA)), dan algoritma jaringan syaraf tiruan (Generalized Lear-ning Vector Quantization (GLVQ)). Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah program untuk AR. Drone yang berfungsi untuk menjejaki sebuah objek bergerak di lantai dengan respon waktu yang ce-pat dibawah satu detik."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aniati Murni Arymurthy
"Makalah ini membahas dua pilihan penerapan struktur basis data citra pada sistem pencarian citra berbasis isi. Pendekatan pertama menggunakan folder untuk menyimpan berkas citra dan Java object serialization untuk menyimpan data citra. Pendekatan kedua menggunakan basis data Data Base Management System MySQL untuk menyimpan berkas dan data citra. Kedua pendekatan dibahas dari aspek penerapan struktur basis data untuk tujuan pengembangan sistem pencarian citra berbasis isi yang efisien. Data yang tidak terstruktur dan proses clustering data lebih mudah ditangani dengan struktur basis data dari pendekatan pertama. Data yang jumlahnya besar dan terstruktur serta proses indexing lebih mudah ditangani dengan struktur basis data dari pendekatan kedua. Sistem pencarian citra berbasis isi lebih banyak melakukan kueri jenis select dibandingkan dengan insert dan update data, dalam hal ini kedua pendekatan dapat memenuhinya dengan baik. Secara umum, pendekatan kedua dianggap memberikan dukungan yang baik dalam penyimpanan dan manipulasi data, serta dapat mengurangi upaya dan waktu yang dibutuhkan pada pengembangan sistem."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Aprian
"Akurasi hasil deteksi perubahan citra jarak jauh sangat tergantung pada akurasi metode klasifikasi yang digunakan. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik adalah dengan mengoptimalkan setiap prosedur pengolahan citra. Salah satunya dengan algoritma deteksi perubahan dengan menggunakan metode image differencing akan mendapatkan peta perubahan yang masih harus dianalisa sebagai prosedur klasifikasi citra binarisasi. Penelitian ini bertujuan melakukan kombinasi model penggabungan algoritma ambang. Serta membandingkan algoritma ambang untuk mendapatkan nilai ambang terbaik mengunakan fungsi entropi secara otomatis untuk memecahkan masalah deteksi perubahan dengan pendekatan klasifikasi data yang tidak tersedia. Dengan menggunakan asumsi model statistik untuk mengetahui kelas wilayah berubah dan tidak berubah yang menampilkan berbagai perkiraan algoritma ambang mengunakan analisa discriminan, entropi lokal, entropi gabungan, entropi global, relatif entropi lokal, relatif entropi gabungan dan relatif entropi global. Pada penelitian ini digunakan model fusi Markov random fields untuk menggabungkan informasi-informasi deteksi perubahan hasil identifikasi algoritma ambang yang lebih komprehensif dalam menunjang pembuat keputusan.
Penelitian ini menemukan bawa pengunaan algoritma analisa discriminan terlalu sensitive untuk mendeteksi perubahan. Tingkat akurasi deteksi wilayah berubah terbaik mengunakan metode analisa discriminan sebesar 99% namun juga terlalu sensitif terhadap perubahan yang ditunjukan dengan tidak hanya wilayah yang terbakar terdeteksi juga wilayah tidak terbakar. Akurasi deteksi terbaik yang dapat dicapai mengunakan fungsi entropi dimiliki oleh lokal relatif entropi (99%) dan lokal entropi (97%) yang menjadikan sangat baik adalah mempunyai kesalahan deteksi kecil. Algorima fusi mengunakan metode Markov memberikan akurasi deteksi terbaik sebesar 93%, lebih rendah dari kemampuan deteksi dengan algoritma ambang yang menggunakan fungsi entropi. Namun algoritma fusi MRF akan semakin memastikan wilayah yang berubah. Secara umum, ditemukan bahwa pengurangan jumlah pixel dalam variasi histogram dalam citra berpengaruh besar pada tingkat akurasi deteksi perubahan dan sensitifitas algoritma ambang untuk mendeteksi perubahan. Semakin rendah jumlah pixel dalam variasi histogram semakin baik klasifikasi wilayah berubah terdeteksi dan semakin cepat waktu pemprosesan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>