Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Fitri
"Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu merupakan peringkat ke-3 tertinggi jumlah kasus penderita TBC Paru dari 12 kab/kota yang ada di Provinsi Riau. Puskesmas Ujung Batu merupakan salah satu puskesmas yang memiliki kasus penderita TBC terbanyak se-Kabupaten Rokan Hulu. Faktor penyebab dari tingginya angka penderita TBC Paru dapat disebabkan oleh praktik perilaku pencegahan penularan penyakit TBC Paru yang rendah sehingga mempercepat penyebaran TBC Paru. Faktor- faktor yang mempengaruhi pencegahan penularan TBC Paru adalah faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dari individu. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi penderita TBC Paru dalam berperilaku untuk mencegah penularan TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Batu. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus melalui wawancara mendalam terhadap lima orang informan utama dan lima orang informan kunci. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas penderita TBC Paru berjenis kelamin laki-laki yang berusia 30-60 tahun,status sosial ekonomi keluarga berada di level menengah kebawah dengan tingkat pendidikan mayoritas tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), praktik dalam keluarga sebagian besar sudah menerapkan perilaku pencegahan penularan TBC Paru, budaya dalam batuk/bersin sebagian penderita sudah berperilaku menutup mulut dengan tangan/masker namun budaya meludah masih disembarang tempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh kuat terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Bagi puskesmas sebaiknya mengoptimalkan sosialisasi terkait peran dukungan keluarga bagi penderita TBC Paru, sehingga masyarakat khususnya keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru.

Based on health profile data for Riau Province, Rokan Hulu Regency is ranked 3rd with the highest number of cases of pulmonary TB sufferers from 12 districts/cities in Riau Province. Ujung Batu Health Center is one of the health centers that has the most TB cases in Rokan Hulu Regency. The causal factor for the high number of patients with pulmonary tuberculosis can be caused by the low level of practice of prevention of transmission of pulmonary tuberculosis, thereby accelerating the spread of pulmonary tuberculosis. The factors that influence the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis are the factors of knowledge, attitudes and actions of individuals. Support from the family is the most important element in increasing the self-confidence and motivation of people with pulmonary tuberculosis in behavior to prevent transmission of pulmonary tuberculosis. The purpose of this study was to determine the description of family support for the behavior of preventing disease transmission in patients with pulmonary tuberculosis in the working area of the Ujung Batu Health Center. Methods This research uses qualitative methods with case studies through in-depth interviews with five key informants and five key informants. The results of this study obtained that the majority of pulmonary TB sufferers were male aged 30-60 years, the socioeconomic status of the family was at the lower middle level with the education level of the majority graduating from junior high school (SMP), most of the practices in the family had implemented behavioral prevention of pulmonary TB transmission, culture in coughing/sneezing, some sufferers have the behavior of covering their mouths with their hands/masks, but the culture of spitting is still everywhere. This study shows that family support has a strong effect on disease prevention behavior in patients with pulmonary tuberculosis. It is better for puskesmas to optimize socialization related to the role of family support for pulmonary tuberculosis sufferers, so that the community, especially families, can play an active role in providing support to improve disease transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis sufferers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitri
"Untuk menekan lajunya pertumbuhan penduduk di Indonesia maka dibuatlah strategi dari pelaksanaan program KB yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004 ? 2009 adalah dengan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, Implant dan sterilisasi. Penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam masih rendah hal ini dapat kita lihat dari 2423 PUS hanya 122 orang yang menggunakan kontrasepsi IUD. Angka ini masih rendah bila dibandingkan dengan kontrasepsi yang lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD. variabel yang diteliti adalah Usia, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, kelengkapan alat kontrasepsi, ketersediaan bidan / petugas KB dan dukungan suami. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS yang aktif menjadi akseptor KB baik IUD maupun Non IUD dengan jumlah 106 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 41,5% dan Non IUD sebesar 58,5%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah Pengetahuan, Sikap, kelengkapan alat kontrasepsi dan dukungan suami.

To suppress the rate of population growth in Indonesia, then be made the implementation of the KB program (family planning) contained in the medium term development plan in 2004-2009, to improve long-term use of contraceptive methods (MKJP) such as IUD, implant, and sterilization. IUD contraceptive uses in the clinic pagaran Tapah Darussalam is still low, it can be seen from the 2423 health centers, only 122 peoples use the contraceptive IUD, the rate is still low when compared with others contraceptive.
The research purpose is to find out how the knowledges and attitudes of mothers towards the selection of an IUD contraceptive, other than that to know the other factors related to the selection of IUD contraception. the variables were studied such as, age, education, number of children, knowledge, attitude, completeness of contraceptives, the availability of a midwife or attendant KB and husband?s support. The study uses cross-sectional design, the population in this study were all couples of childbearing age (PUS) an active to be KB acceptor which IUD and non-IUD IUD with the number of 106 respondents. The data was collected by direct interview method to respondents using questionnaire.
The results showed that the proportion of respondents used IUD 41.5% and 58.5% of non-IUD results of the bivariate data analysis showed a statistically significant variable associated with the selection of the IUD contraceptive knowledge, attitude, completeness contraceptives and husband's support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Putu Desy Rohana
"TB Paru dinyatakan sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan oleh WHO.Keluarga yang tinggal serumah dengan klien TB Paru merupakan population atrisk. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pretest and posttest withcontrol group, dan metode consecutive sampling. Intervensi edukasi kesehatanterstruktur meliputi pemberian materi TB Paru dan pencegahannya, fungsiperawatan kesehatan, dan penyusunan kegiatan harian yang diberikan selama 5minggu, dengan besaran sampel 62 responden.
Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik responden didominasi oleh perempuan 93,6, usia 18-40tahun 64,5, tingkat pendidikan dasar 61,3, penghasilan keluarga dibawahUMK Bogor 74,2, dan lama pengobatan >6 bulan 48,4. Penelitian inimembuktikan adanya peningkatan yang bermakna pada pelaksanaan fungsiperawatan kesehatan keluarga p value 0,00 dan perilaku pencegahan penularanTB Paru p value 0,00 pengetahuan, p value 0,01 sikap, dan p value 0,00keterampilan di kelompok intervensi. Edukasi kesehatan terstruktur terkait TBParu dapat menjadi alternatif pilihan intervensi keperawatan untuk keluarga dikomunitas.

Behavior of Pulmonary Tuberculosis Transmission in Family atBogor RegencyPulmonary TB is stated as global emergency for humanity by WHO. Families wholive at home with Pulmonary TB clients are population at risk. This study usedquasi experimental pretest and posttest with control group design, and consecutivesampling method. Structured health education interventions included thepresentation of materials on Pulmonary TB and its prevention, health care functionand daily activities preparations. Intervention was given for 5 weeks with samplesize 62 respondents.
The result of study showed that the characteristics ofrespondents were dominated by women 93.6, age 18 40 64.5, primaryeducation level 61.3, low family income UMK Bogor regency 74.2, andtreatment duration 6 months 48.4. This study proved significant increases inthe implementation of family health care functions p value 0.00 and the preventionbehavior of Pulmonary TB transmission p value 0,00 knowledge, p value 0,01attitude, and p value 0,00 skill in intervention group. Structured health educationrelated to Pulmonary TB could be an alternative choice of nursing intervention forfamilies in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Kusuma Dewi
"Kontak serumah merupakan faktor paling dominan penyebab TB pada anak, untuk mencegahnya perlu diberikan obat Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu dalam pemberian TPT pada anak dengan kontak serumah pasien TB di Wilayah Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, desain studi kasus pada 14 orang informan utama, yakni 9 ibu yang memberikan TPT dan 5 orang ibu yang tidak memberikan TPT. Informan kunci terdiri dari 9 keluarga ibu yang memberi TPT dan 5 keluarga ibu yang tidak memberi TPT, 6 kader TB, 6 petugas Puskesmas dan Kasi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, forum group discussion dan observasi. Dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023 dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang menjalani TPT telah melakukan perilaku pemberian TPT sesuai standar tata laksana pemberian TPT, kecuali untuk waktu pemberian obat, stok obat TPT selalu tersedia di Puskesmas, namun terbatas sehingga cakupan TPT rendah. Ibu mendapat dukungan keluarga dan tenaga kesehatan yang baik, namun belum mendapatkan dukungan kader TB. Ibu memberikan imbalan kepada anak agar mau minum obat TPT. Ibu yang tidak memberikan TPT pada anaknya kurang memiliki pengetahuan, dukungan keluarga, kader dan tenaga kesehatan. Perilaku ibu dalam pemberian TPT dipengaruhi persepsi kerentanan, keparahan terkait penyakit TB serta manfaat, hambatan dan kepercayaan diri dalam pemberian TPT. Dorongan yang didapatkan ibu untuk memberikan TPT berasal dari keluarga, teman sebaya yang memiliki pengalaman dengan penyakit TB, kader, petugas kesehatan, media sosial dan pengalaman dari ibu yang tidak ingin anaknya terkena TB. Untuk itu, diperlukan pelatihan kepada tenaga kesehatan untuk dapat melakukan strategi promosi kesehatan dan pengelolaan logistik dalam pemberian TPT. 

Household contact is the most dominant factor causing TB in children. However, to prevent the cause it is necessary to be given the drugs of Tuberculosis Preventive Therapy (TPT). This study aims to determine the behavior of mothers in giving TPT to children with household contacts of TB patients in Public Health Center of Banyumas District in 2023. This study uses a qualitative approach and case study design on 14 main informants, they are 9 mothers who provided TPT and 5 mothers which did not provide TPT. The key informants consisted of 9 mothers’ family who provided TPT and 5 mothers’ family who did not, 6 TB cadres, 6 Puskesmas officers and Head of P2PM Section of the Banyumas District Health Office. Data collection was conducted through in-depth interviews, forum group discussion and observation in May-June 2023 and analyzed thematically. The results showed that most of the mothers who experience TPT had carried out the behavior of giving TPT in accordance with the TPT administration standard, except for the time of drug administration. TPT drug stock was always available at the Puskesmas, but it was limited so TPT coverage became low. Mothers have received positive family and health worker support, but they have not received the support of TB cadres. Mothers reward children for taking TPT drugs. Mothers who do not give the drug to their children have less knowledge and insufficient support from families, cadres and health workers. Mother's behavior in giving TPT is influenced by perceptions of vulnerability, severity related to TB disease, benefits, barriers and confidence to give TPT. The encouragement that mothers get to provide TPT came from family, peers who have experience with TB disease, cadres, health workers, social media and experiences from mothers who do not want their children to get TB. For this reason, training is needed for health workers to be able to carry out health promotion strategies and manage logistics in administering TPT."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[TB (Tuberkulosis) merupakan penyakit menular yang menjadi masalah utama di negara-negara berkembang, dan menjadi penyebab utama kematian . Sampai saat ini penemuan kasus BTA(+) belum dilakukan maksimal di Puskesmas Baja,hanya berdasarkan pasien yang berobat.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat pada penderita TB terhadap perilaku pencegahan penularan TB. Desain penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif, pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 49 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner pada bulan Oktober hingga November 2014. Data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-square). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pencegahan penularan penderita TB tergolong cukup baik, dan faktor yang berhubungan dengan perilaku adalah pengetahuan dan pendidikan, sehingga semakin baik pengetahuan dan pendidikan seseorang maka semakin baik pula perilaku pencegahan penularannya. Diperlukan upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan penderita TB dalam upaya pencegahan penularan., Tuberculosis (TB) is an infectious disease that is a major problem in developing countries, and a major cause of death. Until now the discovery cases of BTA (+) has not performed optimally in Puskesmas Baja, based only on patients who getting treatment. The purpose of this study to find the relationship between predisposing and reinforcing factors in patients with TB to TB transmission- prevention behaviors. This study design use quantitative with cross-sectional approach, and sample size of 49 people. Data were collected through questionnaire to patient of TB from October to November 2014. Data analysis using univariate and bivariate (using the Chi-square test). The results of this study indicate that the behavior of preventing transmission of TB patients is quite good, and the factors associated with the behavior are knowledge and education, so the better a person's knowledge and education they have, the better transmission- prevention behaviors. Health promotion is needed to improve knowledge of TB patients in the prevention of transmission.]"
Universitas Indonesia, 2014
S58437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Ernawati
"Malaria masih menjadi masalah yang mengancam nyawa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan tingkat pengetahuan tentang malaria pada keluarga di wilayah kerja Puskesmas Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan disain deskriptif dengan 100 sampel acak pada keluarga yang pernah menderita malaria baik rawat inap maupun maupun rawat jalan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang malaria pada keluarga secara umum cukup, namun tingkat pengetahuan pada keluarga tergolong masih rendah secara pendidikan formal yaitu mayoritas berpendidikan dasar (SD).Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pengetahuan ini dapat dilakukan dengan memperbanyak pelaksananaan pendidikan kesehatan melalui promosi kesehatan.

Malaria is a life-threatening health problem. This research aims to identify families’level of knowledge about malaria in Siantan Timur Public Health Center. It applied descriptive design with 100 random sample of families who have suffered malaria both in patient and out patient care.
The results indicated that the family level of knowledge generally is good, but the family knowledge level are still relative low when viewed informal education that the majority of basic education (elementary). Efforts to increase the knowledge of families and communities can be done with emphasis on the implementation of health education through health promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Fathira
"ABSTRAK
Penelitian ini menelaah tentang variasi bahasa Melayu Riau di Kabupaten Rokan Hulu yang berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan bahasa pada bahasa Melayu Riau di Kabupaten Rokan Hulu. Hasil penelitian ini adalah bahasa di Kabupaten Rokan Hulu adalah satu bahasa, yaitu bahasa Melayu Riau, dengan dua dialek. Dua dialek tersebut adalah dialek Melayu Riau Rokan Hulu dan dialek Melayu Riau Mandailing. Dari dialek Melayu Riau Rokan Hulu tersebut, terdapat empat perbedaan wicara yaitu Melayu Riau Rokan Hulu, Melayu Riau Kepulauan, Melayu Riau Minangkabau, dan Melayu Riau Kampar. Penemuan pola sebar berian A, B, C, dan D menunjang pembuktian yang menunjukkan adanya perbedaan dialek dan wicara akibat adanya sentuh bahasa antara bahasa Melayu Riau Rokan Hulu dengan bahasa Mandailing, Melayu Riau Kepulauan, Minangkabau, dan Melayu Kampar.

ABSTRACT
The research analyzes language variation of Malay language of Rokan Hulu Regency which is close by North Sumatra and West Sumatra Province The aim of this research is to have a language mapping of Malay language in Rokan Hulu Regency by using language contact theory. The result of this research shows that there is one language with two dialects which are Rokan Hulu Malay-Riau and Mandailing Malay-Riau dialect. From the Rokan Hulu Malay-Riau dialect there are four speechs which are Rokan Hulu Malay-Riau, Kepulauan Malay-Riau, Minangkabau Malay-Riau, and Kampar Malay-Riau speech. The A, B, C, and D patterns of language mapping prove that there is language contact of Rokan Hulu Malay-Riau language with Mandailing, Malay-Riau Kepulauan, Minangkabau, and Malay-Kampar language."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Oktaviani
"Permasalahan kesehatan yang perlu penanganan serius di Indonesia adalah tingginya angka kasus stunting. Stunting terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia satu dari tiga baduta dan balita mengalami stunting, prevalensi stunting berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 21,6%. Target pemerintah Kota Jambi untuk menurungkan prevalensi sebesar 14% ditahun 2024 hal ini termuat secara jelas dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Dampak stunting pada anak-anak menyebabkan hilangnya PDB hingga mencapai 300 triliun rupiah setiap tahunnya, dengan implikasi serius terhadap aspek psikososial dan kesehatan mental anak. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Prevalensi stunting Provinsi Jambi berdasarkan tarikan data EPPGBM berjumlah 18% pada Tahun 2022. Data tertinggi stunting pada Agustus 2023 terdapat di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi sebanyak 67 anak yang mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebanyak 23 anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis studi kualitatif program pencegahan stunting pada pelaksanaan intervensi gizi spesifik integratif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2023. Penelitian kualitatif ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan belum optimalnya perencanaan dan penganggaran, kerjasama lintas sektoral serta pembagian kewenangan pada jajararan pemerintahan yang dapat menjadi potensi penghambat pada percepatan penurunan stunting di wilayah kerja Kecamatan Jambi Timur terutama pada kualitas pelayanan intervensi gizi spesifik integratif stunting yang dilaksanakan di puskesmas Tanjung Pinang. Pada komponen input, perencanaan dan pengganggaran serta kerjasama lintas sektor dan pembagian kewenangan belum di laksanakan dengan implementasi langsung terkait integrasi stunting . Pada komponen proses, yaitu pelayanan yang di lakukan terhadap sasaran prioritas sudah di lakukan tetapi pemantauan dan evaluasi pemberian TTD ibu hamil belum dilakukan berkala dan pendistribusia MT serta TTD belum dibuat jadwal secara tertulis. Pada komponen output, kualitas peningkatan indikator intervensi gizi spesifik terutama pada capaian cakupan Ibu memberikan asi eksklusif dan remaja putri mendapatkan TTD serta Ibu hamil mendapat TTD masih belum mencapai target. Peran dari keterlibatan lintas sektor serta edukasi dari tenaga kesehatan untuk menggiatkan para ibu guna memberikan asi eksklusif serta para remaja putri dan Ibu Hamil untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah perlu ditingkatkan dan didukung penuh.

A health problem that needs serious treatment in Indonesia is the high number of stunting cases. Stunting occurs in almost all regions of Indonesia, one in three toddlers and toddlers are stunted, the prevalence of stunting based on the 2022 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) is 21.6%. The Jambi City government's target to reduce prevalence by 14% by 2024 is clearly stated in Presidential Regulation number 18 of 2020 concerning RPJMN 2020-2024. The impact of stunting on children causes GDP losses of up to 300 trillion rupiah every year, with serious implications for psychosocial aspects and children's mental health. Stunting is a growth and development disorder in children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by being short or very short based on length/height for age which is less than -2 standard deviation (SD) on the WHO growth curve. The prevalence of stunting in Jambi Province based on EPPGBM data is 18% in 2022. The highest stunting data in August 2023 was at the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City, with 67 children, which had increased from 2022 with 23 children. This research aims to analyze a qualitative study of the stunting prevention program in the implementation of specific integrative nutritional interventions in the work area of ​​the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City in 2023. This qualitative research uses primary data originating from in-depth interviews and secondary data originating from document review. The results of the research show that planning and budgeting, cross-sectoral cooperation and the division of authority within government levels are not yet optimal, which could be a potential obstacle to accelerating stunting reduction in the East Jambi District work area, especially in the quality of stunting-specific integrative nutritional intervention services implemented at the Tanjung Pinang health center. In the input component, planning and budgeting as well as cross-sector collaboration and division of authority have not been carried out with direct implementation regarding stunting integration. In the process component, namely the services provided to priority targets have been carried out but monitoring and evaluation of the provision of TTD to pregnant women has not been carried out regularly and the distribution of MT and TTD has not yet been made into a written schedule. In the output component, the quality of improvement in specific nutritional intervention indicators, especially in achieving coverage of mothers providing exclusive breastfeeding and adolescent girls receiving TTD and pregnant women receiving TTD, has still not reached the target. The role of cross-sector involvement and education from health workers to encourage mothers to provide exclusive breastfeeding as well as young women and pregnant women to regularly consume blood supplement tablets needs to be increased and fully supported.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidyah Ananda
"Kecamatan Bolo adalah salah satu Kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) DBD pada bulan Maret Tahun 2023. Hal ini dapat dipicu oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD pada masyarakat di Kecamatan Bolo. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada 110 responden berusia 17-60 tahun diambil secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi kuesioner secara mandiri yang sebelumnya telah diujicobakan. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki perilaku pencegahan DBD dengan rata-rata nilai 64 dari skala 100. Hasil analisis variabel yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD adalah: jenis kelamin (p=0,002), usia (p= 0,001,r= 0,307), pengetahuan (p= 0,001, r=0,43, persepsi manfaat (p=0,001, r=0,360) dan isyarat bertindak (p=0,006, r=0,360) sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD persepsi kerentanan (p=0,805, r=0,024), persepsi keparahan (p=0,266, r=0,107 dan persepsi hambatan (p=0,190, r=0,126). Atas dasar tersebut maka pemberian edukasi dan promosi kesehatan yang dilakukan secara rutin dengan metode-metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD.

Bolo District is one of the districts designated as a DHF outbreak area in March 2023. This could be triggered by the lack of implementation of DHF prevention behaviors. This study aimed to determine the factors associated with dengue prevention behavior in the community in Bolo. This study used a cross sectional study design on 110 respondents aged 17-60 years taken by consecutive sampling. Data was collected by respondents filling out a questionnaire independently which had previously been tested. The results of this study showed that the respondents had a good dengue prevention behavior which was 64 of a scale of 100. The results of the analysis of variables correlated with dengue prevention behavior, gender (p = 0.002), age (p = 0.001, r = 0.307), knowledge (p = 0.001, r = 0.43, perceived benefits (p = 0.001, r = 0.360) and cues to action (p = 0.006, r = 0.360), 006, r=0.360) while variables that were not correlated with DHF prevention behavior were perceived susceptibility (p=0.805, r=0.024), perceived severity (p=0.266, r=0.107 and perceived barriers (p=0.190, r=0.126). Providing education and health promotion that is carried out routinely with appropriate methods is needed to improve dengue prevention behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Kurniadi
"Keluarga merupakan orang terdekat dengan balita yang mempunyai yang mempunyai berbagai fungsi yang salah satunya fungsi perawatan kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan setiap anggota keluarga supaya tetap memiliki kemampuan optimal untuk melakukan aktivitas seharihari. Kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsinya dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga. Salah satu hal yang penting untuk diteliti adalah tugas kesehatan keluarga yang berhubungan dengan stunting. fungsi
kesehatan keluarga mencakup lima kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tugas kesehatan keluarga dengan
kejadian stunting pada balita di Keluarahan Pangkalan Kasai, Provinsi Riau. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 366 keluarga. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Sampel penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita. Analisis menggunakan uji chi square yang menunjukkan terhadap hubungan setiap variabel tugas kesehatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Pangkalan Kasai, Provinsi Riau dengan nilai p < 0,05. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kemampuan mengenal masalah kesehatan merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian stunting.

The family is the closest person to a toddler who has various functions, one of which is health care. The health care function is a function to maintain the health condition of
each family member so that it still has the optimal ability to carry out daily activities. The ability of families to carry out their functions can be seen from the ability of families to carry out five family health tasks. One of the important things to study is family health tasks related to stunting. family health functions include five abilities to carry out family health tasks. This study aims to determine the relationship of family health tasks with the incidence of stunting in infants in Pangkalan Kasai Village, Riau Province. This research method is cross sectional with a sample of 366 families. Sampling using simple random sampling. The sample of this study is families who have toddlers. The analysis used the chi square test which showed the relationship of each variable in family health tasks with the incidence of stunting in children under five in Pangkalan Kasai Village, Riau Province with p value <0.05. Further analysis showed that the ability to recognize health problems was the variable most related to the incidence of stunting.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>