Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puteri Shifa Fadhilah Darmawan
"Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936) merupakan buku resep berkemah di Hindia Belanda karya Cortiana van Rijn. Buku ini menyajikan berbagai resep menu hidangan Eropa (Belanda) dan Hindia Belanda (Indonesia) yang mendapatkan pengaruh budaya Indonesia berdasarkan bumbu rempah-rempah, metode pengolahan hidangan, dan cara memasak hidangan di Hindia Belanda. Masalah penelitian ini adalah bagaimana budaya Indonesia ditampilkan dalam buku Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936)? Penelitian ini berfokus pada menu lokal berkemah dan percampuran masakan Indonesia dengan Belanda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan budaya Indonesia melalui menu lokal pada saat berkemah dalam buku Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936) karya Cortiana van Rijn. Metode sejarah diterapkan pada penelitian ini dengan menggunakan konsep mimikri dan konsep akulturasi untuk menganalisis budaya Indonesia dalam buku resep ini. Hasil analisis menunjukkan beragam bahan lokal (rempah-rempah) dalam hidangan utama maupun hidangan penutup, teknik memasak, adaptasi bahan dan percampuran hidangan antara masakan Hindia Belanda (Indonesia) dengan Belanda yang menghasilkan menu yang inovatif, menggugah selera atau lezat. Buku resep menu berkemah ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam kebiasaan makan, namun juga merupakan simbol dari integrasi budaya dan keragaman yang menciptakan toleransi kebudayaan Indonesia dengan Belanda. Kata Kunci: Budaya Indonesia, Bahan Lokal, Menu Berkemah, Buku Memasak, Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië.

Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936) is a book of recipes for camping in the Dutch East Indies by Cortiana van Rijn. This book presents a variety of European (Dutch) and Dutch East Indies (Indonesian) menu recipes for Indonesian culture using spices, methods of preparing dishes, and how to cook dishes in the Dutch East Indies. The problem of this research is how Indonesian culture is presented in the book Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936)? This research focuses on local camping menus and a mixture of Indonesian and Dutch cuisine. The purpose of this study is to describe Indonesian culture through local menus when camping in the book Zak-Kookboekje voor Kampeerders in Indië (1936) by Cortiana van Rijn. The historical method by Kuntowijoyo (2013) was applied to this study. In addition, the concept of mimicry and the concept of acculturation are applied to describe Indonesian culture in the camping menu recipe book. After analyzing Indonesian culture in the camping menu recipe book, it was found that there were local ingredients (spices) in main dishes and desserts, cooking techniques, adaption of ingredients and mixing of dishes between Dutch East Indies (Indonesia) and Dutch cuisine which resulted in an innovative, appetizing menu or delicious. This camping menu recipe book not only reflects changes in eating habits, but is also a symbol of the cultural integration and diversity that created tolerance between Indonesian and Dutch cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pangeran Adipati Aria Prabu Prang Wadana
"Buku ini adalah buku panduan/acara (programa) pada acara kongres Bahasa dan Kebudayaan Jawa yang diselenggarakan pada 24 s/d 26 Desember 1919."
Surakarta: [publisher not identified], 1919
BKL.1127-LL 150
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danang Salahuddin Aditya Lukmana
"Wedangan merupakan sebuah konsep ruang kuliner lokal tempat masyarakat di kota Solo mengisi waktu senggang terutama di malam hari. Wedangan yang dikenal sebagai konsumsi kelas bawah telah memainkan peran penting memberikan gambaran sejarah dan memori terkait perkembangan serta transformasi kota Solo dari masa ke masa. Ketika Solo mencanangkan visi pembangunan kota menggunakan pendekatan Eco Cultural City dengan mengusung romantisme nilai-nilai kebudayaan masa lalu, wedangan dipilih sebagai studi kasus karena kemampuannya membangun nostalgia masa lalu dalam merekonstruksi identitas Solo yang lebih pro rakyat dan non-feodal.Terkait hal tersebut, penulis memilih tiga wedangan sebagai studi kasus, yaitu Cafe Tiga Tjeret, Wedangan Pendopo,dan Wedangan Pak Yo/Kemin, untuk mengulas bagaimana strategi pemosisian jenama dari para pelaku usaha wedangan  dalam mengkomodifikasi nostalgia sambil merekonstruksi identitas kota Solo. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan, ditemukan tiga cara berbeda dalam strategi pemosisian jenama antar wedangan yaitu, praktik upscaling wedangan mengikuti gaya kafe urban kontemporer; merancang nuansa nostalgia dalam wedangan melalui barang-barang bernuansa retro maupun vintage dan terakhir tetap bertahan dengan konsep yang telah dikembangkan sejak puluhan tahun. Penelitian ini menunjukkan permasalahan terkait upaya menjadikan aspek keseharian masyarakat sebagai narasi pembentukan representasi identitas dan citra kota Solo. Pada akhirnya upaya tersebut membuatnya terjebak dalam praktik-praktik komodifikasi dan komersialisasi.

Wedangan a local culinary space where people in Solo city can engage in leisure time particularly at night. Wedangan, which was formerly known as a lower class consumption, has played a substantial role in Solos historical trajectory and its identity transformation. When Solo launched the vision of urban development using the Eco Cultural City approach by carrying out the romanticism of past cultural values, wedangan was chosen as a case study because it signifies the process of stimulating nostalgia of the past in reconstructing a more proletary and non-feudal identity of Solo. The author chose three areas as a case study, which are Cafe Tiga Tjeret, Wedangan Pendopo, and Wedangan Pak Yo/Kemin, to explore how the positioning strategies from their owners and represents different ways of commodifying nostalgia whilst reconstructing the citys identity. Based on the results of the interviews and participant observations, research findingsshow  the three different  strategies of brand positioning between the three wedangan, which are, the upscaling in order to replicate the contemporary urban cafe style designing nostalgic ambience in wedangan through retro or vintage materials and sticking with the concept that has been developed for decades. This research shows the complex process to make the everyday aspects of society as a part of the city narrative in order to build the identity of Solo, which predominantly entails practices of commodification and commercialization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.W. Pantja Sunjata
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2014
641.595 98 PAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amalia Tussyahada
"Makanan merupakan kebutuhan pokok yang penting bagi manusia. Persoalan mengenai makanan sering kali digambarkan dalam karya sastra. Indonesia sebagai surga kuliner memiliki berbagai macam makanan, sedangkan sastra sebagai media dapat dijadikan wahana untuk memperkenalkan berbagai kuliner Nusantara. Penelitian ini menganalisis novel Rahasia Salinem karya Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adji menggunakan ancangan kualitatif yang diimplementasikan dengan metode kajian pustaka. Dalam penelitian ini, makanan dalam karya sastra tidak hanya digunakan sebagai objek suatu cerita. Akan tetapi, karya sastra dan makanan memiliki hubungan yang bersifat material dan fiskal serta sosial dan kultural. Masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana makanan menjadi unsur penting yang mengungkapkan rahasia tokoh dalam novel Rahasia Salinem. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana makanan, khususnya pecel dapat mengungkapkan rahasia tokoh Salinem mengunakan perspektif gastrocriticism. Perspektif gastrocriticism digunakan untuk memperlihatkan identitas tokoh dalam novel dan sebagai upaya untuk melestarikan kuliner Nusantara. Hasil penelitian ini memperlihatkan empat konsep perspektif gastrocritism, yaitu (1) makanan dan kesenangan, (2) makanan dan seni (bricolage), (3) makanan dan nama, dan (4) makanan dan sejarah. Penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi sastra dan dalam bidang budaya sebagai upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner lokal melalui karya sastra.

Food is mandatory for humans. Matters about food is frequently mentioned in literature works. Indonesia as a culinary paradise has many food, and literature as a media is oftenly used to introduce them. This research is a qualitative research which analyze the novel Rahasia Salinem by Brilliant Yotenega and Wisnu Suryaning Adji using literature review. In this research, food in literature work is not only an object to tell stories. But food and literature work has a material, physical, social, and cultural connection. This research answer the question to how food becomes an important element in Rahasia Salinem. The purpose of this research is to explain how food (especially pecel) can be used to reveal the secret of Salinem's character using the perspective of gastrocriticism. The perspective of gastrocriticism is used to depict the identity of the character in the novel and as an attempt to preserve Indonesian culinary. Results shows the four concept of gastrocriticism's perspective, which is (1) food and happiness, (2) food and art (bricolage), (3) food and name, and (4) food and history. This research contributes to the development of science, particularly in sociology of literature and in cultural field as an attempt to introduce and preserve local culinary through literature work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Holzen, Heinz von
Singapore: Periplus, 1995
R 641.595 98 HOL f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Gunawan
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai karya lagu dari Wieteke van Dort, seorang penyanyi yang terkenal di Belanda. Di Belanda, dia dikenal sebagai penyanyi dengan ciri khas orang Indo. Dia meninggalkan Indonesia akibat adanya Imigrasi besar-besaran warga Belanda yang tinggal di Indonesia. Wieteke van Dort menggunakan ciri khas orang Indo dalam karirnya di Belanda. Masalah dalam jurnal ini adalah karakteristik budaya Indis yang bagaimana yang tercermin dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik budaya Indis dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu karya Wieteke van Dort mencerminkan kenangan kehidupannya ketika berada di Hindia-Belanda. Kenangan itu seolah mengurung dirinya.

ABSTRACT
This journal discusses the songwriting of Wieteke van Dort, a famous singer in the Netherlands. In the Netherlands, she is known as a singer with the characteristics of the Indo. She left Indonesia due to massive migration of Dutch citizens living in Indonesia to return to the Netherlands. Wieteke van Dort used the characteristics of the Indo people in her career. The problem in this journal is how Indis cultural characteristics are reflected in songs by Wieteke van Dort. This study aims to describe characteristics of Indies culture through Wieteke van Dorts songs. The results showed that the songs by Wieteke van Dort reflect memories of her life when she was in the Dutch East Indies. The memories seemed to lock her up."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan obor Indonesia , 1999
070.509 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>