Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fikri Haidar
"Peralihan mendadak dan penggunaan intensif dari komunikasi termediasi oleh teknologi mengubah pengalaman ketubuhan suatu kelompok masyarakat. Pandemi Covid-19 melalui pembatasan sosial dan aktivitas mendorong penggunaan ruang yang dimediasi oleh teknologi dalam ragam kegiatan yang sebelumnya dilakukan pada medium ruang fisik. Komunitas tari tradisional Indonesia menjadi salah satu kelompok tari yang memiliki tantangan besar dalam menggunakan ruang virtual untuk kegiatan berkesenian. Karakter keruangan dan ketubuhan khusus dari tari tradisional tidak dapat terakomodasi dalam infrastruktur ruang virtual. Pada Maret hingga Desember 2020, sanggar tari Wulangreh Omah Budaya mengalihkan aktivitas kelas tari Jawa dan Bali dalam ruang virtual oleh Zoom, medium telekonferensi yang paling banyak digunakan selama masa pembatasan sosial dan aktivitas di DKI Jakarta. Ragam upaya dilakukan bagi pelatih dan peserta tari untuk ‘membangun’ ruang yang dimediasi oleh teknologi dengan tujuan mereplikasi pengalaman yang serupa dengan ruang fisik. Tulisan ini akan menggambarkan proses pembentukan ruang yang dimediasi oleh teknologi sebagai tempat untuk komunitas tari berlatih tari. Menggunakan metode etnografi, tulisan ini akan menelusuri proses peralihan medium dari ruang fisik ‘ke dalam’ ruang yang dimediasi oleh teknologi. Proses peralihan medium ini menelusuri aspek keruangan dan ketubuhan dari wiraga, wirama, wirasa dalam tari tradisional dalam infrastruktur ruang virtual oleh Zoom.

Sudden shift and intensive use of computer mediated communication change the embodiment for certain group of people. Covid-19 pandemic through social and activity restriction pushes the use of virtual space on many activities previously occurred on physical space. Indonesia traditional dance community faces the toughest challenge on using virtual space as a place for making art. The spacial and emobied quality of traditional dance is unable to be afforded by the infrastructure of virtual space. Since March until December 2020, traditional dance studio (sanggar tari) of Wulangreh Omah Budaya shifted their Javanese and Balinese dance class on a virtual space by Zoom, a popular teleconference medium during social and activity restriction in Jakarta Capital Region. Instructor and class’ participants have many efforts to ‘construct’ technology-mediated space to replicate the similar experience of physical space. This paper will explore the construction of technology-mediated space as a ‘new space’ for traditional dance community rehearsal. Through ethnography, this paper will explore the process of remediation from physical ‘onto’ technology-mediated space. This process explores spacial and embodiment aspect of wiraga, wirama, wirasa on a mediated space provided by Zoom."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Yudhistira
"Penelitian ini membahas bagaimana aspek implementasi dari kebijakan pembatasan jarak fisik melalui PSBB selama pandemi COVID-19 di Kota Bogor yang kemudian direformulasi kembali pada implementasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK). Adapun, perspektif teoritis yang digunakan bersumber pada pandangan dari Majone & Wildavsky (1978) yang mengartikan implementasi sebagai proses di mana program-program terus dibentuk dan didefinisikan ulang. Selain itu, turut dirujuk pendapat dari Grindle (1980) yang menyatakan terdapat dua aspek utama di dalam menentukan derajat keberhasilan dari sebuah implementasi kebijakan antara lain; konten atau isi kebijakan dan konteks implementasi. Dalam menghimpun data, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan didukung oleh data primer yang bersumber dari proses wawancara mendalam terhadap narasumber serta data sekunder. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa konsep implementasi yang dikemukakan oleh Majone & Wildavsky (1978) dan Grindle (1980) relevan dengan temuan yang ada. Di mana kebijakan mengalami reformulasi dan dibentuk kembali selama tahap pengimplementasian. Hal itu dibuktikan dari pengambilan keputusan pemkot Bogor untuk menerapkan kebijakan PSBMK di Kota Bogor di samping memiliki tujuan dan derajat perubahan yang sama juga lebih menyesuaikan dengan konteks kondisi di Kota Bogor ketimbang melanjutkan kebijakan PSBB yang memberikan dampak besar terutama pada sektor ekonomi. Keberhasilan PSBMK juga dapat dibuktikan dari model analisis Grindle (1980) antara isi kebijakan dan konteks implementasinya, hingga mengubah status Kota Bogor dari zona merah ke zona oranye dalam waktu sepuluh hari.

This research discusses the implementation aspect of the policy of physical distancing through PSBB during the COVID-19 pandemic in Bogor City which was then reformulated into the implementation of the Micro and Community Scale Social Restrictions (PSBMK) policy. Meanwhile, the theoretical perspective used stems from the view of Majone & Wildavsky (1978) which defines implementation as a process in which programs are continuously shaped and redefined. In addition, the opinion of Grindle (1980) is also referred to, which states that there are two main aspects in determining the degree of success of a policy implementation, among others; content or contents of the policy and implementation context. In collecting data, this study uses qualitative methods supported by primary data which originates from in-depth interviews with informants as well as secondary data which includes books, journal articles and other scientific documents. The results of this study also show that the implementation concept put forward by Majone & Wildavsky (1978) and Grindle (1980) is relevant to the existing findings. Where the policy undergoes reformulation and is reshaped during the implementation stage. This is evidenced by the decision made by the Bogor City Government to implement the PSBMK policy in Bogor City. Apart from having the same goals and degree of change, it is also more adapted to the context of conditions in Bogor City, rather than continuing the PSBB policy which has a major impact, especially on the economic sector. The success of PSBMK can also be proven from Grindle's (1980) analysis model between the content of the policy and the context of its implementation, to changing the status of Bogor City from the red zone to the orange zone within ten days."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Clarissa Ghani
"Skripsi ini membahas persepsi dan motivasi masyarakat dewasa muda serta perilaku physical distancing mereka saat beraktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi kerentanan dan keparahan mereka terhadap COVID-19, bagaimana motivasi personal dan motivasi sosial mereka dalam melakukan physical distancing, serta bagaimana praktik perilaku physical distancing yang dilakukan mereka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan metode Rapid Assessment Procedure (RAP) dengan melakukan wawancara mendalam dan penelusuran melalui media sosial terhadap 9 informan yang merupakan masyarakat dewasa muda, serta wawancara mendalam terhadap orang terdekat seperti keluarga, sahabat, atau kekasih dari informan. Hasil penelitian mendapatkan masyarakat dewasa muda belum mempraktikkan perilaku physical distancing dengan baik terhadap orang terdekat karena mereka memiliki persepsi kerentanan terhadap COVID-19 yang lemah serta motivasi personal dan sosial yang rendah dalam melakukan physical distancing dengan orang terdekat. Namun, mereka melakukan physical distancing terhadap orang asing karena mereka memiliki persepsi keparahan terhadap COVID-19 yang kuat serta motivasi personal dan sosial yang tinggi dalam melakukan physical distancing dengan orang yang tidak dikenal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan edukasi dan intervensi untuk meningkatkan perilaku physical distancing.

This thesis discusses young adults’ perception, motivation and their physical distancing behavior in their activities. This study aims to find out how are their perception of vulnerability and severity to COVID-19, what are their personal motivation and social motivation in doing physical distancing, and how they practice physical distancing behavior. This research is a qualitative research with Rapid Assessment Procedure (RAP) method, using in-depth interviews and tracing through social media of 9 informants who are young adults, as well as in-depth interviews with the closest people to informants such as family, friends, or lover. The results of the study found that young adults have not practiced physical distancing behavior well with those closest to them because they have a weak perception of vulnerability to COVID-19 and low personal and social motivation in doing physical distancing with those closest to them. Even though, they do physical distancing to foreigners because they have a strong perception of the severity of COVID-19 and high personal and social motivation in doing physical distancing with strangers. Therefore, education and intervention are needed to increasing physical distancing behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiana Setiawan
"ABSTRAK
Tari Roa Mu'u merupakan salah satu jenis kesenian tradisional pada masyarakat Sikka di Kabupaten SIkka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam punah. kehadiran agama Katolik telah turut mereduksi peranan adat-istiadat karena masyarakat tidak perlu menyelenggarakan pernikahan tradisional, tetapi cukup dengan pemberkatan perkawinan di gereja. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah daerah dan pengurus gereja Katolik.
Permasalahan penelitian dalam tulisan ini adalah: (1) Upaya apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk melestarikan tari tari Roa Mu'u?; (2) Bagaimana peranan gereja Katolik terhadap adat dan tradisi masyarakat Sikka, termasuk pelestarian tari tari Roa Mu'u? Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam melestarikan tari tari Roa Mu'u, serta mengetahui upaya gereja Katolik dalam berasimilasidengan adat dan tradisi masyarakat SIkka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka telah melakukan revitalisasi kesenian melalui fasilitas, festival,s erta pendidikan di sekolah, tetapi belum melalui jalur agama. Dari sisi peranan gereja, berdasarkan Konsili Vatikan II, pihak gereja Katolik tidak diperkenankan menolak upacara pernikahan tradisional pada masyarakat Sikka. Adapun dalam tradisi masyarakat Sikka, penyerahan belis dan pementasan atri tari Roa Mu'u merupakan simbol untuk menghormati wanita. Oleh sebab itu, pemberkatan perkawinan di gereja Katolik dapat diasimilasikan dengan upacara perkawinan tradisional pada masyarakat SIkka.
"
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Kelana Putra
"Tari langsir adalah salah satu tari tradisional etnik Haloban yang bermukim di Pulau Tuangku,
Kabupaten Aceh Singkil. Tari ini sempat hilang selama 20 tahun tetapi kemudian mulai ditarikan kembali beberapa tahun terakhir tanpa ada intervensi dari pemerintah. Fenomena ini mengarah pada asumsi bahwa tari tradisional tidak dipraktikkan sekedar untuk hiburan masyarakat semata, tetapi ada nilai lain yang terkandung di dalamnya. Untuk mengungkapnya, penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif tipe deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tari langsir sebagaimana yang ditemukan di lapangan. Data primer dikumpulkan dengan teknik pengamatan serta wawancara mendalam. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi menggunakan foto
serta rekaman video. Tari langsir ternyata memiliki unsur yang unik dan tidak dimiliki oleh tari lain, seperti pola lantai yang estetik, 32 variasi gerak yang diinstruksikan oleh komandir, serta pola kombinasi gerak yang tersusun secara runtut dan kronologis. Meski tari ini sempat tidak dimainkan lagi selama lebih dari 20 tahun, pengetahuan tentang tari ini masih tetap hidup dalam memori kolektif masyarakat. Dengan demikian, ketersentuhan kembali generasi muda Haloban pada budayanya, kesenian ini dapat dihidupkan kembali oleh masyarakat bahkan tanpa ada program revitalisasi dari pemerintah sekalipun."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2022
900 HAN 5:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
T. Dibyo Harsono
"ABSTRAK
Salah satu kelengkapan dalam pelaksanaan tata cara adat, upacara adat yang ada pada masyarakat melinting adalah adanya sebuah tarian adat melinting. Pada awalnya tarian ini memang merupakan sebuah tarian sakral, namun dalam perkembangannya tarian ini banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik dalam segi gerak, kostum maupun kesakralannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengungkapkan tari melinting beserta filosofi yang mendasarinya. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan wawancara yang mendalam, pengamatan (observasi), dan studi kepustakaan. Ternyata tari melinting memiliki makna yang mendalam, tidak hanya gerakan tarinya yang indah, namun juga filosofi yang ada dibalik tarian tersebut, seperti tentang kearifan tradisional masyarakat, falsafah hidup, serta dinamika kehidupan masyarakat Melinting khususnya dan masyarakat Lampung Timur pada umumnya. Kata melinting mempunyai makna yang sangat luas, merupakan nama daerah (kecamatan), nama jenis tumbuhan, nama tarian dan juga nama dari sebuah wilayah adat dari Keratuan Melinting yang meliputi daerah Labuhan Maringgai, Gunung Pelindung, Wana. Di masa lalu wilayah adat melinting mencakup daerah yang lebih luas lagi, ke utara sampai dengan pantai di Labuhan maringgai dan ke selatan sampai ke daerah Tegineneng."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Salma Azzahra
"Studi skripsi ini akan menerapkan ide psychogeography, terbitan Situationist International dan Guy Debord, untuk menguraikan keberadaan Pasar Enjo sebagai pasar tradisional. Pengalaman personal dari individu terhadap Pasar Enjo, sebuah bentuk dari domestikasi ruang urban, akan dikaji dengan pemahaman psychogeography. Pasar juga akan dilihat bentuk representasi dari identitas pasar itu sendiri. Keadaan spatiotemporal dari Pasar Enjo akan menjadi konteks dari pasar tradisional. Sehingga respon manusia terhadap arsitektur beserta konteks, pada ruang-ruang temporal tersebut, akan menjadi basis dari studi ini.

Sebagai respon atas situasi terkini yang berpengaruh besar terhadap ruang komunal urban, physical distancing, skripsi ini akan mencoba menganalisis kondisi yang dialami pasar tradisional akibat situasi tersebut. Proses ini juga akan dilakukan dengan mengalami Pasar Enjo pada momen physical distancing dengan psychogeography. Kajian ini diintensikan untuk melihat kembali dan mempelajari pengalaman meruang secara personal dan riil pada Pasar Enjo ketika dihadapkan dengan situasi yang berbeda.

This study will conduct psychogeography theory, of Guy Debord and Situationist International, to decipher the existence of Pasar Enjo as a traditional market. This experience will hold the most personal immanence of individuals toward the Pasar Enjo, as a form of domestication of urban space, which will be seen through the understanding of psychogeography. The traditional market will also be assessed from the forming factors thus generate the representation of the identity of the market itself. The spatiotemporal form of the market Pasar Enjo will be seen as the context of the traditional market. Therefore, in this study human responses to architecture within its context towards the spatiotemporal, will be the basis of this study.
As a response to the current situation that has some influence on communal urban space – physical distancing, this thesis will analyze the impact of the situations towards a traditional market. This process will be carried out by having psychogeographical experience in Pasar Enjo, at the moment. This study is intended to look back and delve into personal and real-life experiences in the Pasar Enjo when faced with a different situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyiddin
"Pandemi Covid-19 melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan karantina wilayah (lockdown) menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bersifat lokal sesuai tingkat keparahan di wilayah provinsi, kabupaten, atau kota. Selama masa pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami pelambatan. Pemerintah dan lembaga kajian strategis memprediksi Indonesia tumbuh rendah atau bahkan negatif di tahun 2020. Untuk itu, Pemerintah berupaya mengagendakan kebijakan Normal Baru agar dampak ekonomi akibat pandemi tidak sampai menimbulkan krisis yang berkepanjangan. Kebijakan ini berhubungan dengan perencanaan pembangunan dimana Pemerintah sudah menetapkan program, target, dan major projects di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah perlu melakukan penelaahan kembali terhadap rencana jangka menengah mengingat pada tahun 2020 semua program dilakukan pengalihan fokus untuk penanganan Covid-19. Pemerintah mempunyai 3 alternatif dalam perencanaan jangka menengah, apakah tetap dengan rencana semula, melakukan revisi moderat, atau mengganti dengan rencana yang baru dengan mendasarkan asumsi yang sudah diperbaharui dengan datangnya pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi yang mengiringinya."
Jakarta: Badan Perencanaan PembangunaN Nasional (BAPPENAS), 2020
330 JPP 4:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cesario Iriansyah
"Pandemi COVID-19 merupakan peristiwa yang telah menyebabkan kekhawatiran di seluruh dunia dan telah mendorong pemerintah di masing-masing negara untuk melakukan tindakan darurat termasuk kebijakan pembatasan sosial. Kebijakan ini merupakan tindakan yang kritikal untuk menurunkan wabah COVID-19 namun dinilai dapat berdampak negatif secara ekonomi. Penelitian ini menguji dampak yang diharapkan dari pandemi COVID-19 dan respon kebijakan pemerintah yaitu pembatasan sosial dengan menganalisis reaksi 27 emerging stock market dengan menggunakan metode panel data analysis technique. Hasil uji empiris menunjukkan bahwa pasar saham telah bereaksi dengan negatif stock return terhadap pertambahan kasus COVID-19 dan peningkatan intensitas pembatasan sosial. Dalam jangka waktu yang pendek, peningkatan intensitas kebijakan pembatasan sosial dapat melemahkan reaksi negatif pasar saham terhadap pertambahan kasus COVID-19, namun efek tersebut tidak lagi signifikan dalam jangka waktu yang panjang. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah tidak hanya bersifat kontraproduktif namun juga dapat mendukung pemulihan terhadap kinerja pasar saham dalam jangka pendek.

The COVID-19 pandemic is an unprecedented event that has caused concern worldwide and has prompted governments in each country to take emergency action, including social distancing. These policies are critical actions to reduce the COVID-19 outbreak but considered economically painful. This study examines the expected impact of the COVID-19 pandemic and the government's policy response, mainly social distancing, by analyzing 27 emerging stock market reactions using the panel data regression. The results reveal that the stock market reacts with negative stock returns to the increased rate of COVID-19 cases and the increased intensity of social distancing policies. In the short term, the increased intensity of social distancing policies weakens the stock market’s negative reaction to the increased rate of COVID-19 cases, and this effect is no longer significant in the long term. These results indicate that the government’s social distancing policies are not just counterproductive but can also support the recovery of stock market performance in the short term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Oral literature that has the values of local wisdom, but less desirable, especially on the younger generation. Oral literature is a cultural asset that has been abandoned by their owners. This is one of them caused by the impact of globalization that hit the Indonesian nation, so many lost literature that only a name. Along with the automatic player oral literature has a reduced or even lost. Therefore, it is necessary revitalization of the oral literature one formulaic system and the function of an oral literature to overcome the scarcity of players a show oral literature in society.
The system is the use of iteration formula is implemented in a show. Formula made by players in conveying the text often is by repeating words, phrases, clauses, or array. Likewise, the frequency of carrying out automatic performance function of a show done and will anticipate the scarcity of players on an oral literary performances."
899 WE 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>