Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Saladina Wijaya
"Usia dewasa madya identik dengan banyaknya variasi peran yang dapat mempengaruhi kepuasan hubungan pernikahan. Berbagai upaya dilakukan oleh individu usia dewasa madya untuk dapat mencapai kepuasan hubungan, salah satunya adalah melalui berkorban. Pengorbanan yang dilakukan individu pun didasari oleh dua motif, yaitu motif berkorban mendekat dan menjauh. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan dengan empati sebagai variabel moderator pada dewasa madya berusia 40 - 65 tahun yang telah menikah, bekerja, memiliki anak, dan memiliki orang tua atau mertua yang masih menjadi tanggungan. Sebanyak 151 responden menjawab alat ukur pada penelitian. Sebanyak 99 data yang meliputi 70 responden perempuan dan 29 responden laki-laki diolah pada penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motif berkorban mendekat (r = 0.300, p < 0.05) dan menjauh (r = 0.194, p < 0.05) dengan kepuasan hubungan. Namun, empati tidak menjadi moderator antara hubungan motif berkorban mendekat (p > 0.05) dan menjauh (p > 0.05) dengan kepuasan hubungan. Individu yang memiliki motif berkorban mendekat dan menjauh yang tinggi cenderung memiliki kepuasan hubungan yang tinggi pula, terlepas dari empati yang dimiliki. Penelitian ini dapat berkontribusi untuk memberikan pengetahuan mengenai motif berkorban, empati, dan kepuasan hubungan, terutama pada dewasa madya yang sudah menikah.

Middle adulthood age is identical with a lot of role varieties that possibly affect marital relationship satisfaction. Many attempts are made by the middle aged in order to achieve relationship satisfaction, one of them is through sacrificing. The sacrifices made by individuals are based on two motives, which are approach motive and avoidance motive. This study is designed to find out the relationship between motives of sacrifice and relationship satisfaction with empathy as the moderator variable in middle adulthood ages 40 - 65 years who are married, working, have children, and have parents or in-laws who are still dependents. A total of 151 participants answered the measuring instruments in this study. A total of 99 data consists of 70 women respondents and 29 male respondents are processed in this study. The result of this study indicates that there is a positive relationship between approach (r = 0.300, p < 0.05) and avoidance motives (r = 0.194, p < 0.05) with relationship satisfaction. However, empathy was not a moderating variable between approach (p > 0.05) and avoidance motives (p > 0.05) with relationship satisfaction. Individuals who have high approach and avoidance motives of sacrifice also tend to have a high relationship satisfaction, regardless of their empathy. This research can contribute in providing knowledge about motives for sacrifice, empathy, and relationship satisfaction, especially among married middle adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Salsabila
"Pada tahap emerging adulthood, ditandakan sebagai masa instabilitas yang membuat individu kerap berganti pasangan. Padahal, hubungan yang memuaskan dapat membantu individu dalam pengembangan identitas dan tujuan serta meningkatkan kesejahteraan diri. Diketahui beberapa faktor berperan dalam kepuasan hubungan adalah motif berkorban dan rasa syukur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motif berkorban dan rasa syukur terhadap kepuasan hubungan berpacaran pada emerging adulthood. Alat ukur yang digunakan Investment Model Scale (IMS) untuk mengukur kepuasan hubungan, Motives of Sacrifices (MoS) untuk mengukur motif berkorban, dan The Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6 untuk mengukur rasa syukur. 2.839 partisipan merupakan individu berusia 18-29 tahun dan sedang berpacaran dengan lawan jenis. Hasil analisis dengan korelasi Pearson memberi hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one-tail) dan rasa syukur terhadap kepuasan hubungan (r = .206, p < .001, one-tail). Hasil juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara motif berkorban menjauh terhadap kepuasan hubungan (r = -.095, p < .001, one-tail). Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa, dalam berpacaran di usia emerging adulhood dengan memiliki motif berkorban mendekat dan rasa syukur dapat berguna untuk meningkatkan kepuasan hubungan.

The emerging adulthood period is known as a stage of instability that causes individuals to change relationships frequently. Indeed, relationship satisfaction may help individuals develop their identity and goals while also increasing their well-being. Namely, the motives of sacrifice and gratitude have an impact on this. The purpose of this study is to investigate the relationship between the motives of sacrifice and gratitude towards dating relationship satisfaction in emerging adulthood. The measuring instruments used in this study are Investment Model Scale (IMS) to measure relationship satisfaction, Motives of Sacrifices to measure the motives of sacrifices, and The Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) to measure gratitude. 2,839 participants are 18-29 years old and dating the opposite sex. The results of this study, using Pearson correlation analysis, show that there is a significant positive relationship between the approach motive of sacrifice (r =.297, p.001, one-tail) and gratitude (r =.206, p.001, one-tail)  to relationship satisfaction. The results also reveal a significant negative relationship between the avoidance motives of sacrifice to relationship satisfaction (r = -.095, p.001, one-tail). This study found that while dating at the age of emerging adulthood, having approach motives of sacrifices and gratitude can be beneficial for increasing relationship satisfaction. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Safira
"Landasan seseorang dalam melakukan pengorbanan menjadi salah satu faktor yang menarik untuk diteliti pada emerging adulthood yang berpacaran, karena ketika berpacaran, seseorang  cenderung melakukan pengorbanan untuk pasangan dan hubungan tersebut, agar hubungan dengan pasangannya menjadi puas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan pada emerging adulthood. Data yang didapat dari  2.839 individu emerging adulthood berusia 18-29 (M=23.19 tahun, SD=2.68) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one tail) maupun motif menjauh (r = -.095, p <.001, one tail) dengan kepuasan hubungan. Hasil ini berarti emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban mendekat cenderung lebih puas dengan hubungannya dan emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban menjauh cenderung kurang puas dengan hubungannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu individu pada tahap emerging adulthood yang sedang berada dalam hubungan romantis untuk memiliki kepuasan hubungan yang tinggi. 

The underlying basis for a person to make sacrifices is one of the interesting factors to study in dating emerging adulthood. When dating, a person tends to make sacrifices for their partner and relationship in hope that it will increase the relationship satisfaction. This study aimed to determine whether there is a relationship between the motive for sacrifice and relationship satisfaction in emerging adulthood. Data obtained from 2,839 emerging adulthood individuals aged 18-29 (M = 23.19 years, SD = 2.68) showed that there was a significant relationship between the approach motives (r = .297, p < .001, one tail) and avoidance motives ( r = -.095, p < .001, one tail) with relationship satisfaction. This result means that emerging adults who make sacrifices with the approach motives are likely to be more satisfied with their relationship, and emerging adults who make sacrifices with the avoidance motives are less likely to be satisfied with their relationship. The results of this study are expected to help individuals at the stage of emerging adulthood who are in romantic relationships to have high relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Safira
"Landasan seseorang dalam melakukan pengorbanan menjadi salah satu faktor yang menarik untuk diteliti pada emerging adulthood yang berpacaran, karena ketika berpacaran, seseorang cenderung melakukan pengorbanan untuk pasangan dan hubungan tersebut, agar hubungan dengan pasangannya menjadi puas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan pada emerging adulthood. Data yang didapat dari 2.839 individu emerging adulthood berusia 18 - 29 (M=23.19 tahun, SD=2.68) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one tail) maupun motif menjauh (r = -.095, p <.001, one tail) dengan kepuasan hubungan. Hasil ini berarti emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban mendekat cenderung lebih puas dengan hubungannya dan emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban menjauh cenderung kurang puas dengan hubungannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu individu pada tahap emerging adulthood yang sedang berada dalam hubungan romantis untuk memiliki kepuasan hubungan yang tinggi.

The underlying basis for a person to make sacrifices is one of the interesting factors to study in dating emerging adulthood. When dating, a person tends to make sacrifices for their partner and relationship in hope that it will increase the relationship satisfaction. This study aimed to determine whether there is a relationship between the motive for sacrifice and relationship satisfaction in emerging adulthood. Data obtained from 2,839 emerging adulthood individuals aged 18 - 29 (M = 23.19 years, SD = 2.68) showed that there was a significant relationship between the approach motives (r = .297, p < .001, one tail) and avoidance motives ( r = -.095, p < .001, one tail) with relationship satisfaction. This result means that emerging adults who make sacrifices with the approach motives are likely to be more satisfied with their relationship, and emerging adults who make sacrifices with the avoidance motives are less likely to be satisfied with their relationship. The results of this study are expected to help individuals at the stage of emerging adulthood who are in romantic relationships to have high relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Nuraini Salsabila
"Usia dewasa madya merupakan fase kehidupan yang ditandai oleh banyak tanggung jawab dan peran yang dapat memengaruhi kepuasan hubungan pernikahan. Maka, untuk mencapai kepuasan dalam hubungan pernikahan, dewasa madya dapat menggunakan mekanisme koping, yaitu afirmasi diri. Afirmasi diri dapat membantu individu untuk mengatasi masalah yang dimilikinya. Studi ini memiliki tujuan untuk mengetahui kaitan antara afirmasi diri dan kepuasan hubungan pada dewasa madya (usia 40-65 tahun) yang sedang menikah, bekerja, memiliki anak, dan memiliki orang tua atau mertua yang menjadi tanggungan. Alat ukur yang digunakan adalah CSI-16 dari Funk dan Rogge (2007) dan SSAM dari Harris dkk. (2019). Sebanyak 99 data responden berhasil diolah dalam penelitian ini dengan menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara afirmasi diri dan kepuasan hubungan. Apabila seseorang memiliki afirmasi diri yang baik, maka ia akan cenderung merasa memiliki kepuasan hubungan dalam hubungannya. Implikasi dari penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman dewasa madya terkait afirmasi diri yang diperlukan untuk meningkatkan kepuasan hubungan pernikahannya.

Middle adulthood is a phase of life marked by many responsibilities and roles that can affect marital satisfaction. So, to achieve satisfaction in the marital relationship, middle adults can use coping mechanisms, namely self-affirmation. Self-affirmation can help individuals to overcome the problems they have. This study aims to determine the relationship between self-affirmation and relationship satisfaction in middle adults (age 40-65 years) who are married, work, have children, and have dependent parents or in-laws. The measurement tools used are CSI-16 from Funk and Rogge (2007) and SSAM from Harris et al. (2019). 99 respondent data were successfully processed in this study by showing a significant positive correlation between self-affirmation and relationship satisfaction. If a person has good self-affirmation, then she/he will tend to feel that she/he has conflicting relationship satisfaction. The implication of this marriage research is to increase middle-adult understanding of self-affirmation needed to increase relationship satisfaction"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiya Dina Hanifa
"Merupakan tugas perkembangan dewasa muda untuk menjalin hubungan romantis sesuai dengan teori dari Erikson. Dalam menjaga hubungan romantis, terdapat beberapa cara, salah satunya dengan berkorban. Dalam melakukan pengorbanan, individu dapat berkorban dilandasi dengan motif approach dan motif avoidance. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motif berkorban dengan komitmen dan agreeableness sebagai moderator pada dewasa muda berusia 20-39 tahun yang menjalani hubungan berpacaran. Sebanyak 1044 responden yang mengisi kuesioner alat ukur komitmen, motif berkorban, dan agreeableness. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif approach.

It is the task of human development for young adult to establish a romantic relationship in accordance with Erikson 39 s theory. In keeping romantic relationship, there are several ways, one of them is sacrifice. In making sacrifices, individuals can make sacrifices based on the approach motive and avoidance motive. This study aims to examine the relationship between motives of sacrifice with commitment and agreeableness as moderators in young adults aged 20 39 years who undergo dating relationships. A total of 1044 respondents who fill the questionnaire measuring tools of commitment, sacrificial motives, and agreeableness. The result of analysis shows that there is a relationship between commitment and motive approach.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rathaska Annisa Ardhana
"Pacaran sebagai salah satu tugas perkembangan bagi emerging adulthood memerlukan pengorbanan yang untuk mempertahankannya. Pengorbanan dilakukan berdasarkan motif berkorban mendekat dan menjauh. Demi memahami lebih dalam akan hal yang berkaitan dengan meningkatnya motif berkorban, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal mindfulness dengan motif berkorban pada emerging adulthood yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness Scale dan Motives of Sacrifice. Hasil analisis korelasional dari 289 partisipan menunjukkan terdapat hubungan antara motif berkorban mendekat dengan interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgemental acceptance (rs = .143), dan nonreactivity (rs = .233). Motif berkorban menjauh juga berhubungan dengan interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgemental acceptance (rs = .164), dan nonreactivity (rs = .238). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan interpersonal mindfulness yang tinggi akan semakin sering berkorban baik dengan motif mendekat maupun menjauh. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi emerging adulthood mengenai pentingnya motif berkorban serta interpersonal mindfulness dalam hubungan berpacaran.

Dating, as an important relationship for emerging adulthood requires sacrifice to maintain. Sacrifices were made based on approach and avoidance motives. In order to better understand things related to increased motives of sacrifice, this study aims to ascertain the relationship between interpersonal mindfulness and motives of sacrifice among emerging adulthood in a dating relationship. The measurement tools used are the Interpersonal Mindfulness Scale (IMS) and the Indonesian version of Motives of Sacrifice. The results of the correlational analysis of 289 participants showed that there was a relationship between approach motive and interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgmental acceptance (rs = .143), and nonreactivity (rs = .143). The avoidance motive was also found to be related to interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgmental acceptance (rs = .164), and nonreactivity (rs = .238). Thus, it can be concluded that individuals with high interpersonal mindfulness will make sacrifices more often, with both approaching and avoidance motives. This research is expected to provide insight for emerging adulthood regarding the importance of self-sacrifice and interpersonal mindfulness in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sere Eunice Kantate
"Salah satu cara untuk mencapai intimacy dalam tahap dewasa muda adalah melalui hubungan berpacaran. Akan tetapi, muncul berbagai masalah dalam berpacaran yang dapat diselesaikan dengan melakukan pengorbanan. Diketahui beberapa faktor yang berperan dalam berkorban adalah motif berkorban, komitmen, dan trait neuroticism. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah neuroticism dapat memoderasi hubungan antara komitmen dan motif berkorban. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Motives of Sacrifice Impett, Gable, Peplau, 2005 untuk mengukur motif berkorban, The Investment Model Rusbult, Martz, Agnew, 1998 untuk mengukur komitmen, dan Big Five Inventory BFI Ramdhani, 2012 untuk mengukur neuroticism. Data yang didapat ialah 954 individu, dengan 80,9 responden perempuan, yang sedang menjalani hubungan berpacaran, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motif berkorban baik approach motives r = 0,27, p < 0,01, two tails maupun avoidance motives r = 0,09, p < 0,01, two tails dengan komitmen. Individu yang memiliki komitmen tinggi cenderung berkorban demi pasangannya, baik dengan approach motives maupun avoidance motives. Akan tetapi, ditemukan bahwa neuroticism tidak memoderasi hubungan antara motif berkorban, baik approach motives t = 0,90, p > 0,05 maupun avoidance motives t = 0,49, p > 0,05 dengan komitmen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketika individu memiliki komitmen yang tinggi, ia akan berkorban menggunakan approach motives maupun avoidance motives, terlepas dari tingkat neuroticism yang dimilikinya.

One way to achieve intimacy during the young adult developmental stage is through relationships. Nevertheless, problems will arise in dating relationships problems which can be solved through making sacrifices. A few factors play a role in affecting individuals 39 sacrificing behavior, among which are motives of sacrifice, commitment, and trait neuroticism. This correlational study aims to find out whether neuroticism moderates the relationship between motives of sacrifice and commitment. Instruments used in this study are Motives of Sacrifice Impett, Gable, Peplau, 2005 to measure motives of sacrifice, The Investment Model Rusbult, Martz, Agnew, 1998 to measure commitment, and Big Five Inventory Ramdhani, 2012 to measure neuroticism. Data gathered from 954 young adults, 80,9 female, who are in dating relationships shows a significant relationship between motives of sacrifice, including approach motives r 0,27, p 0,01, two tails and avoidance motives r 0,09, p 0,01, two tails, and commitment. Individuals with high commitment tend to sacrifice for their partner, either with approach motives or avoidance motives. However, neuroticism is not found to moderate the relationship between motives of sacrifice, for both approach motives t 0,90, p 0,05 and avoidance motives t 0,49, p 0,05, and commitment. Therefore, it can be concluded that when individuals have high commitment, they will make sacrifices using approach or avoidance motives, regardless of their neuroticism level.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Camelia
"ABSTRAK
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang dilakukan dengan pengisian self-report dari alat ukur The Investment Model Scale dan The Motivation of Caregiving Scale oleh 113 partisipan yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Adapun usia partisipan yaitu berkisar antara 18-29 tahun atau sedang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban approach pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Namun, tidak terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban avoidance pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran.

ABSTRACT
Purpose of this quantitative study is to determine the relationship between commitment and motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. This research is a non experimental research conducted by self report with The Investment Model Scale and The motivation of Caregiving Scale of 113 participants who are experiencing in dating violence. The age of participant is ranged between 19 29 years old or in the stage of development emerging adulthood. The result of this study indicate there is a relationship between commitment and approach motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. But, there is no relationship between commitment with avoidance motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Rakhaviansyah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan motif dalam berkorban dan dark triad personality dengan komitmen sebagai mediator pada 352 individu dewasa muda yang berpacaran. Pengukuran penelitian ini dilakukan dengan mengambil data kuesioner daring yang berisi alat ukur dark triad personality, motif dalam berkorban, dan komitmen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen memediatori hubungan antara motif dalam berkorban dan dark triad personality pada sebagian besar model. Limitasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam diskusi.

The aim of this research is to find the relationship between motives of sacrifice and dark triad personality with commitment as the mediator among 352 dating young adults. Participants completes online questionnaire consist of motives of sacrifice scale, dark triad personality scale, and commitment level scale. Main finding of this research is commitment significantly mediates the motives of sacrifice and dark triad personality in the most of the models. Limitations and suggestions for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>