Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Muhammad Arifin Ramzy
"Kelelahan pada pekerja dapat berakibat pada kecelakaan kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor baik tidak terkait dengan pekerjaan atau terkait dengan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kelelahan dan faktor risikonya pada pekerja PT.X tahun 2023. Faktor risiko yang diteliti pada penelitian ini meliputi faktor tidak terkait pekerjaan berupa usia, Body Mass Index (BMI), kuantitas tidur, dan faktor terkait pekerjaan berupa durasi kerja, masa kerja, dan beban kerja. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional. Kelelahan dalam penelitian ini diukur menggunakan kuesioner subjektif The Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI). Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa sebanyak 93 pekerja (81,6%) dari 114 pekerja memiliki tingkat kelelahan sedang dan 19 pekerja (17,7%) memiliki tingkat kelelahan tinggi, sementara 2 pekerja (1,8%) lainnya memiliki tingkat kelelahan rendah. Dimensi SOFI dengan nilai rata-rata tertinggi pada penelitian ini adalah dimensi Lack of Motivation. Hasil analisis dalam penelitian ini mendapatkan bahwa BMI memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelelahan pada pekerja PT.X tahun 2023.

Fatigue in workers can result in work accidents caused by various factors either unrelated to work or related to work. This study aims to describe fatigue and its risk factors at PT.X workers in 2023. The factors examined in this study include factors unrelated to work, such as age, Body Mass Index (BMI), and sleep duration, and factors related to work, such as working duration, working period, and workload. This research has quantitative method by using cross-sectional design. Fatigue in this study was measured using The Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) subjective questionnaire. In this study, 93 workers (81,6%) out of 114 workers found had moderate levels of fatigue, 19 workers (17,7%) had high levels of fatigue, while two other workers (1.8%) had low levels of fatigue. The Lack of Motivation dimension in the SOFI questionnaire had the highest average score in this study. The analysis in this study found that BMI had significant relationship to fatigue at PT.X workers in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Jessica Natalie Basaria
"Kelelahan kerja merupakan perasaan lelah yang menyebabkan penurunan kemampuan kerja. Meski dapat ditemukan di setiap sektor industri, beberapa sektor lebih rentan terhadap kondisi ini karena kombinasi dari berbagai faktor risiko. Salah satunya adalah sektor tambang. Hingga saat ini, penelitian terkait kelelahan kerja di pertambangan belum banyak dilakukan pada pekerja mine support. Divisi X sebagai salah satu divisi mine support PT X telah mengalami insiden boat di mana kelelahan kerja terindikasi sebagai salah satu faktor laten. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai kejadian kelelahan kerja serta faktor risikonya, baik terkait kerja maupun tidak terkait kerja, yang dialami oleh operator boat di Divisi X PT X tahun 2023. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Subjective Self Test oleh Industrial Fatigue Research Committee, wawancara mendalam, pengisian formulir, dan dokumentasi. Informan terdiri atas informan utama, yaitu operator boat, sejumlah lima orang dan informan kunci, yaitu supervisor operator boat, sejumlah satu orang. Variabel yang diteliti terdiri dari kelelahan kerja, faktor risiko terkait kerja (pengalaman kerja, desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja), serta faktor risiko tidak terkait kerja (durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semua operator boat Divisi X PT X mengalami kelelahan kerja tingkat ringan atau sedang, dengan faktor risiko terkait kerja yang dialami adalah desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja. Sementara faktor risiko tidak terkait kerja adalah durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan.

Work fatigue refers to the feeling of tiredness that resulted in reduced work performance. While this condition can be found in every industrial sector, some are more susceptible than others due to the combination of risk factors. Such example is the mining industry. Research on work fatigue in mine support workers is currently limited. Division X, one of the mine support division in PT X, has recently experienced a boat incident in which work fatigue was indicated as a latent factor. This research aims to provide a comprehensive overview of work fatigue experienced by boat operators in Division X of PT X in 2023, along with its related risk factors, both work- and non-work-related. This research uses qualitative method with descriptive design. Data is collected through Subjective Self Test questionnaire by Industrial Fatigue Research Committee, in-depth interviews, data form, and documentation. Informants consist of five boat operators as main informants and one direct supervisor as key informant. Variables studied consist of work fatigue, its work-related risk factors (work experience, work design, work duration, rest time, shift work, and work environment), and non-work-related risk factors (sleep duration, sleep quality, and commuting time). Result shows that all boat operators in Division X of PT X experience mild to moderate occupational fatigue, with work-related risk factors found being work duration, rest time, shift work, and work environment. Meanwhile, non-work-related factors include sleep duration, sleep quality, and commuting time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Amiral Ulil Amri
"Situasi pandemi COVID-19 membuka mata masyarakat akan pentingnya kesehatan, peningkatan demand akan produk-produk kesehatan mendorong industri logistik PT X yang berperan dalam distribusi barang untuk melakukan lembur kerja atas intensitas kerja yang tinggi, hal ini meningkatkan risiko terjadinya fatigue di tempat kerja yang dapat menurunkan fungsional tubuh dan berdampak baik pada kesehatan pekerja maupun risiko terjadinya error di tempat kerja, PT X juga belum memiliki sistem manajemen risiko fatigue khusus sehingga deteksi fatigue tidak dapat dilakukan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran keluhan dan faktor risiko fatigue pada pekerja logistik gudang PT X tahun 2022 yang bertempat di salah satu kawasan DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode studi cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner termasuk Fatigue Assessment Scale (FAS), NASA Task Load Index (TLX), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang selanjutnya dianalisis secara univariat dan triangulasi data dengan hasil wawancara di lapangan terhadap beberapa pekerja dan koordinator tiap tim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 pekerja (37,04%) mengalami keluhan fatigue ringan, mayoritas sebagian lainnya (62,96%) tidak mengalami keluhan fatigue dan tidak ditemukan pekerja dengan keluhan fatigue berat, serta untuk faktor risiko fatigue paling dominan yang ditemukan adalah pada faktor kuantitas tidur pekerja dengan mayoritas pekerja (83,33%) memiliki durasi tidur dibawah standar 7 jam.

The COVID-19 pandemic situation has opened people's eyes to the importance of health, the increasing demand for health products has encouraged the logistics industry of PT X, which plays a role in the distribution of goods, to carry out overtime work to meet the high work intensity, this increases the risk of fatigue in the workplace which can reduce body function and have an impact on the health of workers and even the risk of errors in the workplace. Additionally, PT X lacks a fatigue risk management system, making it unable to do fatigue detection, thus this research aims to provide an overview of fatigue complaints and its risk factors among warehouse logistics workers at PT X year 2022, located in one of the DKI Jakarta regions. The research design is in quantitative and qualitative with a cross-sectional study using questionnaire instruments, including the Fatigue Assessment Scale (FAS), NASA Task Load Index (TLX), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) which were then analyzed univariately and triangulated the data with the results of field interviews towards several workers and the coordinator of each team. The results showed that there were 20 workers (37.04%) experiencing light fatigue, the majority of the others (62.96%) did not experience any, and none with severe fatigue, as for the most dominant fatigue risk factor found is the workers' sleep quantity with the majority of workers (83.33%) having sleep duration below the standard of 7 hours minimum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Adytra
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini sedang banyak berkembang, khususnya pembangunan gedung yang dapat memfasilitasi kebutuhan berbagai sektor industri maupun pemerintahan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan tersebut, aspek keselamatan dan kesehatan kerja juga naik sebagai isu utama yang menjadi perhatian dan memicu penelitian ini dilakukan. Hal ini juga didasari bahwa dalam dekade terakhir terjadi sederetan insiden dan kecelakaan kerja dengan berkaitan dengan kelelahan yang terjadi di sektor konstruksi gedung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja subyektif di proyek gedung PT X di DKI Jakarta dan wilayah satelitnya. Penelitian ini didesain secara potong lintang dan dilakukan terhadap 124 orang responden melalui pengisian kuesioner yang dikelola sendiri untuk menilai karakteristik individu dan status gizi. Kelelahan subyektif diukur dengan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang berisi 30 butir pertanyaan. Kondisi tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan kuesioner Sleep Hygiene Index (SHI) untuk sleep hygiene. Faktor psikososial diukur menggunakan kuesioner Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok, jenis pekerjaan, Indeks Massa Tubuh, kualitas tidur, sleep hygiene, dan faktor psikososial terhadap kelelahan kerja subyektif. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja subyektif dengan usia, status pernikahan, riwayat penyakit, perilaku olahraga, masa kerja, perilaku konsumsi air putih, perilaku konsumsi kopi, perilaku konsumsi gorengan, dan perilaku konsumsi minuman energi.

The construction of infrastructure in Indonesia has been developing lately, especially building construction which support the needs of various industrial and governmental sectors. Furthermore, alingside that development, occupational safety and health rise up to be one of the main issues of concern which prompts this research to be done. This is also based on the fact that in the last decade there has been a lot of work incidents and accidents related to worker fatigue that happened in building construction. This research aims on finding the factors associated with subjective work fatigue of PT X in DKI Jakarta and its satellite areas. The design of this research was cross sectional on 124 individuals through self-administered baseline questionnaire to measure individual characteristics and nutritional status. Subjective work fatigue was measured by Japanese Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) 30-item questionnaire. Sleep condition was measured using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire to measure sleep quality and Sleep Hygiene Index (SHI) questionnaire to measure sleep hygiene. Psychosocial factors were measured using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Results showed that there was a significant relationship between subjective work fatigue and each of smoking behavior, type of work, Body Mass Index, sleep quality, sleep hygiene, and psychosocial factors. However, there was no significant relationship between subjective work fatigue and age, marital status, disease history, exercise habit, length of work, water consumption habit, coffee drinking habit, fried food consumption habit, and energy drink consumption habit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erian Sutantio
"ABSTRAK
Tesis ini membahas faktor terkait kelelahan kerja pada pekerja PT.X. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang atau cross-sectional yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen yang diteliti secara bersamaan dalam satu waktu dengan unstrumen penelitian berupa kuesioner dan pengukuran lingkungan. Hasil penelitian ini yaitu faktor yang berperan signifikan dalam mempengaruhi kelelahan kerja yaitu jenis kelamin, kualitas tidur, motivasi kerja dan stress kerja, sedangkan variabel lain tidak signifkan mempengaruhi kelelahan kerja. Penelitian ini memprediksi sekitar 63,1 faktor-faktor ditempat kerja yang mempengaruhi total kelelahan kerja dan 36,9 dapat dijelaskan dari faktor-faktor diluar penelitian ini. Hasil penelitian ini juga menyarankan perlu adanya program manajemen pengelolaan program pengelolaan kelelahan kerja dan perbaikan lingkungan untuk pencahayaan.

ABSTRACT
This thesis discusses factors related to work fatigue on PT.X. This research is a qualitative and quantitative research with cross sectional or cross sectional research design which is used to find out the relationship between independent and dependent variables studied simultaneously in one time with research unstrumen in the form of questionnaire and environmental measurement. The results of this study are factors that play a significant role in influencing work fatigue, sex, sleep quality, work motivation and work stress, while other variables do not significantly affect work fatigue. This study predicts about 63,1 workplace factors that affect total work fatigue and 36,9 can be explained from factors outside this study. The results of this study also suggest the need for management program management program fatigue management work and environmental improvements for lighting."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya persaingan, seringkali menuntut pekerja bekerja maksimal sehingga kesehatan pekerja terabaikan. Hal ini berdampak pada kelelahan kerja, yang dapat memicu kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara faktor risiko kelelahan dengan kejadian kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data terkait faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner, dengan desain penelitian analitik semi- kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Data kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan hubungan dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 33% responden mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% kelelahan kerja rendah. Dari uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT), durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kelelahan kerja. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kelelahan. Kesimpulan penelitian ini bahwa beberapa variabel yang diteliti terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dijalankan oleh manajemen dan pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja.

The development of Construction Services sector which is increasingly complex and high competition, often demands workers to work optimally so that their health is neglected. This has an impact on fatigue, which can lead to work accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue risk factors and fatigue in construction workers at PT. X 2022. The data of non-work related factors (age, BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work temperature) on the occurrence of fatigue was examined using a questionnaire, with a semi-quantitative analytic research design with a cross sectional study approach. Data were analyzed using chi-square for the description of fatigue and relationship between two variables. The results showed 33% of respondents’ experienced moderate fatigue and 67% low fatigue. Inferential tests revealed a fatigue relationship between BMI, work duration, and workload (p 0.000). While the age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working temperature (p 1.000) were not related to fatigue. The conclusion is several studied variables are proven related to fatigue in construction workers at PT. X. Recommendations related to fatigue management need to be carried out by management and workers to minimize and control fatigue and increase productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Medy Ana
"ABSTRACT
Kelelahan kerja merupakan bahaya yang penting dalam berbagai sektor industri karena dampaknya yang memengaruhi kemampuan pekerja untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. Sektor manufaktur, yang umumnya menerapkan sistem produksi 24 jam memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan pekerja dan menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhinya di sektor manufaktur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 orang pekerja pada bagian produksi di Stamping Plant milik PT. XYZ. Pengumpulan data akan dilakukan secara subjektif dengan menggunakan kuesioner. Tingkat kelelahan pekerja akan diukur menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, data kualitas dan kuantitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, data beban kelelahan akan menggunakan kuesioner NASA-TLX, sedangkan untuk data kebisingan akan menggunakan data sekunder perusahaan. Hasil penelitian didapatkan 47,3 dari seluruh responden mengalami kelelahan terkait dengan durasi kerja, beban kerja, kualitas tidur, dan kuantitas tidur.

ABSTRACT
Work related fatigue is a significant hazard in many industrial sectors for the impact it caused to workers rsquo ability to do their jobs safely. Workers in manufacture sector, which often applies 24 hour production system, are at risk for work related fatigue. This study aimed to review manufacturing workers rsquo fatigue level and analyze factors that may influence it. Cross sectional was used as a design study to determine the relationship between the independent and dependent variables investigated in this study. Sample of this study were 110 workers from production department in PT. XYZ Stamping Plant. Data collecting was done subjectively by using questionaire. Workers rsquo fatigue level was rated by Subjective Self Rating Test from IFRC, sleep quantity and quality by Pittsburgh Sleep Quality Index, and NASA Task Load Index was used to rate workload. Meanwhile, noise level used were from the companys secondary data. The result showed that 47,3 of total 110 repondents were experiencing fatigue in the last week and it was related significantly to their work duration, workload, sleep quantity and quality."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ulfha Aulia
"ABSTRAK
Kelelahan merupakan hal yang sering terjadi di berbagai industri, termasuk industri transportasi dalam hal ini khususnya pada masinis KRL. Aktivitas yang dilakukan oleh masinis KRL memiliki potensi menimbulkan terjadinya kelelahan kerja dikarenakan karakteristik pekerjaan dari masinis yang berisiko terpapar oleh faktor fisik postur janggal, psikososial usaha, peghargaan, overcommitment, pekerjaan monoton, dukungan social dari rekan kerja, atsan dan keluarga, stres kerja dan shift , dan faktor individu umur, indeks massa tubuh, status merokok. Penelitian ini dilakukan pada masinis KRL UPT Crew Depok PT. KCI. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dangan pendekatan cross sectional. Penelitian sebelumnya terkait kejadian kelelahan kerja meneliti faktor risiko psikososial sedangkan masih sedikit penelitian yang meneliti faktor risiko fisik. Selain itu penelitian terkait kelelahan kerja pada umumnya menggunakan instrumen kuesioner sedangkan dalam penelitian ini selain menggunakan instrumen kuesioner juga melakukan pengukuran secara objektif melalui pengukran Salivary Alpha Amilase SAA menggunakan cocorometer sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat stres dan menggunakan aplikasi sleep-2-peak untuk mengukur kelelahan kerja. Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait gambaran kelelahan kerja serta mengalisis hubungan faktor fisik, psikososial, dan faktor individu terhadap kelelahan kerja pada masinis KRL PT. KCI tahun 2018.

ABSTRACT
Fatigue is a common occurrence in many industries, including the transportation industry in this case particularly in electric train drivers. Activities performed by commuter train drivers have the potential to cause fatigue due to job characteristics of train drivers are at risk of exposure to physical factor awkward posture , psychosocial factors effort, reward, overcommitment, monotonous work, social support from co workers, supervisor and family, work related stress and shift, and individual factors age, body mass index, smoking status . This research was carried out on the train drivers of UPT Crew Depok PT. KCI. The design of this research is quantitative observational with crossectional approach. Previous studies have linked the incidence of work related fatigue to psychosocial risk factors while only few studies have examined physical risk factors. In addition, the study related to work fatigue in general used questionnaire instrument while in this study in addition to using the questionnaire instrument also made an objective measurement through Salivary Alpha Amylase SAA using cocorometer as one of the indicators to measure stress levels and using sleep 2 peak applications to measure work related fatigue. This is the background to conduct research related to the overview of work related fatigue as well as to analyze the relationship of physical factors, psychosocial, and individual factors to work related fatigue in train drivers of PT. KCI 2018."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Tommy Christian
"Kegiatan industri pertambangan emas merupakan industri yang padat modal, padat karya, dan padat teknologi. Interaksi yang tidak harmonis diantara ketiga aspek tersebut dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang erat kaitannya dengan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi kelelahan pada pekerja di PT. X Tahun 2017.
Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER dengan target penelitian sejumlah 288 responden yang berasal dari semua departemen di PT. X. Diketahui prevalensi kelelahan pekerja di PT. X yaitu sebanyak 136 pekerja mengalami kelelahan 36,8 dan sebanyak 182 pekerja tidak mengalami kelelahan 63,2 . Dari hasil uji statistik ditemukan dua variabel yang signifikan antara lain, variabel kepuasan kerja p-value=0,003; OR=2.140 , dan variabel stres kerja p-value=0,000.
Kesimpulannya, faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan merupakan faktor risiko psikososial. Sebagai upaya penanganan maka perlu dibentuk sistem manajemen penanggulangan kelelahan yang berkelanjutan, pengadaan dialog terbuka mengenai penanganan bahaya psikososial di tempat kerja, dan menerapkan komunikasi yang efektif dan budaya kerja yang kooperatif di setiap jenjang organisasi perusahaan.

The activities of the gold mining industry are capital intensive, labor intensive, and technology intensive industries. The unharmonious interactions between these three aspects can lead to work accidents and occupational diseases that are closely related to fatigue. The purpose of this study is to determine the factors associated with the prevalence of fatigue in workers at PT. X Year 2017.
A cross sectional study design was used in this study using the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER questionnaire with a target of 288 respondents from all departments at PT. X. It is known that the prevalence of worker fatigue at PT. X as many as 136 workers experiencing fatigue 36.8 and as many as 182 workers did not experience fatigue 63.2 . From the statistical test results found two significant variables i.e. job satisfaction variables p value 0.003, OR 2.140 , and job stress variables p value 0,000.
In conclusion, the most influential factor for fatigue is psychosocial risk factors. In order to solve this problem, it is necessary to establish a sustainable fatigue management management system, to establish an open dialogue on the management of psychosocial hazards in the workplace, and to implement effective communication and cooperative working culture at every level of the organization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggi di wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektor konstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risiko pekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengan kelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangi kecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward, dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dan kualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.

This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factors towards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta. Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue can be affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between risk factors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort to reduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that there is a significant relationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors (effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors (quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>