Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erma Novriawati
"Migrasi telah menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan taraf hidup, terutama di negara berkembang. Meskipun banyak penelitian telah menganalisis dampak migrasi pada berbagai aspek sosial ekonomi, hubungan migrasi dan ketahanan pangan masih menjadi penyelidikan empiris terbuka. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara pekerja migran internal dan kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia. Kami menggunakan pendekatan variabel instrumental (IV) untuk mengatasi endogenitas status migran menggunakan data survei rumah tangga yang representatif di level nasional pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dengan instrumen jaringan migrasi. Temuan kami menunjukkan bahwa pekerja migran internal memiliki efek positif yang signifikan secara statistik terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia, dan dampak tersebut paling besar di Sumatra dan Kalimantan. Selain itu, kami menguraikan mekanisme bagaimana dampak pekerja migran internal terhadap ketahanan pangan rumah tangga beroperasi, dan kami menemukan bahwa pengetahuan tentang gizi dan kesehatan memiliki pengaruh terbesar, sedangkan pendapatan tidak signifikan untuk memediasi pengaruh tersebut. Namun, realokasi pengeluaran untuk pangan secara signifikan memediasi dampak migrasi terhadap ketahanan pangan rumah tangga, yang menunjukkan bahwa pendapatan migran hanya akan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga jika dialokasikan untuk pangan. Selain itu, belum tentu suatu rumah tangga akan mengkonsumsi makanan yang beragam jika tidak dimediasi oleh pengetahuan tentang gizi. Temuan ini menunjukkan bahwa promosi atau program pendidikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan pangan.

Migration has become one of the strategies to improve life, especially in developing countries. Despite many studies analyzing migration's impact on various socioeconomic aspects, the migration and food security nexus remains an open empirical investigation. This research investigates the relationship between internal migrant workers and household food insecurity in Indonesia. We employ the instrumental variable (IV) approach to address the endogeneity of migrant status using representative household survey data at the national level in 2019, 2020, and 2021 utilizing the migration network instrument. Our findings show that internal migrant workers have a statistically significant positive effect on household food security in Indonesia, and the impact is greatest in Sumatra and Kalimantan. In addition, we describe the mechanism by which the impact of internal migrant workers on household food security operates, and we find that knowledge about nutrition and health has the greatest influence. In contrast, income is not significant in mediating the effect. However, spending reallocation for food significantly mediates the impact of migration on household food security, indicating that migrant income will only increase household food security if it is allocated for food. Moreover, it is not certain that a household will consume a variety of foods if it is not mediated by knowledge about nutrition. These findings suggest that promoting campaigns or conducting nutrition education programs is essential to enhance public awareness about the importance of a healthy diet, thus alleviating food insecurity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Unit usaha las sektor informal merupakan saah satu sektor informal yang mempunyai tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil studi kasus industri pengelasan di Bali oleh Adioka (1997), dalam Razi,(2001), diketahui bahwa kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh langkah kerja yang tidak aman, peralatan yang tidak memadai, dan kondisi lingkungan fisik yang buruk. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja masih sering terjadi dan angka kecelakaan yang ada biasanya hanya data kecelakaan sektor formal, sedangkan data kecelakaan kerja untuk sektor informal masih sangat minim. Padahal dalam UU Ketenagakerjaan RI No. 25 Tahun 1997 Bab XI mengenai Tenaga Kerja di Dalam Hubungan Kerja Sektor Informal dan di Luar Hubungan Kerja Pasal 158-160 menyatakan bahwa adanya jaminan sosial dan keselamatan kerja serta pembinaan dari pemerintah bagi pekerja sektor informal. Namun kenyataannya, pekerja sektor informal masih banyak yang tidak mengetahui pentingnya K3 dan kurangnya perhatian dari pemerintah terutama masalah keselamatan kerja di sektor informal.
Kalaupun ada, pembinaan dilakukan untuk hal-hal yang lebih terkait masalah produktivitas bukan keselamatan kerja. Untuk itu pemerintah seharusnya menggalakkan penerapan K3 sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya penting dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini mutlak dilakukan untuk melindungi para pekerja sehingga terbebas dari musibah dan kecelakaan.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis perilaku berisiko (At-Risk Behavior) pada pekerja unit usaha las sektor informal di kota X tahun 2008. Kerangka konsep yang digunakan adalah teori ABC (Antecedent, Behavior, and Consequences). Variabel anteseden yang diukur adalah awareness terhadap K3, pengetahuan dan persepsi pekerja terhadap bahaya di tempat kerja, ketersediaan peralatan kerja, pelatihan keselamatan, peraturan/tata tertib, pengawasan, safety promotion, dan ketersediaan APD. Sedangkan variabel konsekuensi yag diteliti adalah sanksi dan penghargaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap pekerja unit usaha las sektor informal di kota X sebanyak 6 informan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth-interview) dan observasi terhadap pekerja las dan pemilik unit usaha las. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan yang umumnya terjadi di unit usaha las sektor informal adalah kecelakaan minor yaitu luka-luka ringan akibat percikan api dan luka akibat menggerinda. Penyebab utama kecelakaan pada pekerja adalah perilaku berisiko (At-Risk Behavior) dalam bekerja yang tidak mengutamakan keselamatan dalam bekerja. Informan sudah mengenali Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bahaya yang ada di tempat kerja. Walaupun demikian persepsi pekerja terhadap bahaya yang ada masih rendah (perceived risk rendah). Selain itu, informasi yang didapat menunjukkan bahwa peralatan kerja yang digunakan sudah tersedia dan cukup lengkap, namun APD yang ada masih kurang dan tidak memenuhi standar keselamatan. Pelatihan keselamatan belum pernah diikuti atau diadakan oleh unit usaha las sektor informal. Peraturan yang ada pun bukan peraturan tertulis, dan pengawasan yang dilakukan lebih mementingkan target produksi. Kelengkapan Safety promotion/sign belum ada di unit usaha las sektor informal. Untuk variabel konsekuensi, sanksi yang ada tidak tegas dan tidak signifikan. Sedangkan penghargaan, masih banyak unit usaha las sektor informal yang belum menerapkannya. "
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anwar
"The rising food price has been signaling a crisis to food insecurity among the poor since the period of 2007/2008. The poor would be in a difficult situation to allocate the budget to meet the demand for food and nonfood in daily life as the real income changes. Food insecurity measured by Food Insecurity Experience Scale (FIES) is a most recent broadened concept of food insecurity considering the existence of anxiety to food access.
This research aims to evaluate the causal inference of food price exposure to the FIES both on simple sum namely raw score and Rasch scale, a corrected measure which assuming the same latent traits among the households. The estimation used is Pooled Ordinary Least Square through the multilevel observations and Panel Regression for regional-level data.
The main finding of this research is that the rising food price significantly affected the FIES, consistently on the raw score and Rasch scale, specifically to the vulnerable households defined by the bottom 40 percent in terms of their expenditure. The rising food price also increased the proportion of severely food insecure households at the regional level. As the heterogeneous effect through islands is also evaluated,
it's concluded that the highest effect of the rising food price to experiencing the anxiety of food insecurity belongs households located in Bali and the lowest effect belongs to households located in Java Island. Decomposing food price into rice and nonrice is solving the puzzle where and who belongs the worse effect should be. The rising rice price is affecting worse to the households in Sumatera and Papua, but on the contrary, the households in Java, Nusa Tenggara, and Sulawesi were taking benefit amid the rising rice price. The result is also serving as a baseline in evaluating the impact of such an outbreak namely Covid-19 through the channel of compensating variations regarding food insecurity. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Ronalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resiliensi terhadap kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2018. Variabel resiliensi merupakan variabel laten berbentuk skor yang dibentuk dari pilar akses ke pelayanan dasar, kapasitas adaptif, aset, dan jaring pengaman sosial. Sementara variabel kerawanan pangan didekati dengan Rasch Scale dan Raw Score berdasarkan Food Insecurity Experience Scale (FIES). Estimasi skor resiliensi dilakukan menggunakan analisis faktor dan Structural Equation Model (SEM). Setelah melakukan estimasi skor resiliensi, estimasi menggunakan variabel instrumen dengan metode Two Stage Least Square (2SLS) dilakukan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara resiliensi dan kerawanan pangan. Variabel instrumen yang digunakan adalah jumlah satuan perlindungan masyarakat di desa rumah tangga tinggal sebagai salah satu bentuk pendekatan kualitas institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat resiliensi maka semakin rendah tingkat kerawanan pangan rumah tangga. Peningkatan skor resiliensi sebesar 1 satuan akan menurunkan tingkat kerawanan pangan sebesar 0,733 satuan. Peran resiliensi dalam mengurangi kerawanan pangan cukup besar yaitu sebesar 22,212 relatif terhadap rata-rata Rasch Scale seluruh observasi.

This study aims to determine the impact of resilience on household food insecurity in Indonesia. This study uses data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) and Village Potential Data Collection (Podes) in 2018. The resilience variabel is a latent variabel in the form of a score formed from the pillars of access to basic services, adaptive capacity, assets, and social safety nets. Meanwhile, the food insecurity variabel is approached by the Rasch Scale and Raw Score based on the Food Insecurity Experience Scale (FIES). Estimation of the resilience score was carried out using factor analysis and Structural Equation Model (SEM). After estimating the resilience score, estimation using instrument variabels with the Two Stage Least Square (2SLS) method was carried out to determine the causal relationship between resilience and food insecurity. The number of community protection units (linmas) in residential villages is used as instrumental variabel as a form of institutional quality approach. The results showed that the higher the level of resilience, the lower the level of household food insecurity. An increase in the resilience score by 1 unit will reduce the level of food insecurity by 0.733 units. The role of resilience in reducing food insecurity is quite large, around 22.212 relative to the average Rasch Scale of all observations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Ardiansyah
"Tujuh puluh persen dari seluruh penduduk Indonesia adalah pekerja. Produktivitas kerja serta kelangsungan hidup para pekerja sangat dipengaruhi oleh derajat kesehatan yang dimiliki oleh pekerja. Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan salah satu dari bagian integral dari pelayanan kesehatan kerja dan merupakan unsur penting dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja. Dari hasil laporan menunjukkan bahwa dengan adanya promosi kesehatan di tempat kerja berdampak pada kesehatan pekerja, pekerja yang sehat hanya sedikit sekali kehilangan hari kerja karena mengalami sakit.
Tujuan penelitian ini adalah diketahui gambaran faktor yang mempengaruhi absensi sakit dan prilaku Pekerja hidup pekerja terhadap kejadian absensi sakit di PT.X selama periode waktu Maret 2009-Maret 2010. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil yang didapatkan berdasarkan analisa bivariat yaitu variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian absensi karena sakit pada pekerja di PT. X selama periode waktu Maret 2009-Maret 2010 adalah usia (p = 0,030), jenis pekerjaan (p = 0,017), kebiasaan merokok (p = 0,014), pola tidur.

Seventy percent of the entire population in Indonesia is worker. Work productivity and the survival of the workers is strongly influenced by the degree of health which is owned by workers. Health promotion in the workplace is one of the integral part of occupational health services and is an important element in the maintenance and improvement of health status of workers. From the results of the report shows that with the existence of health promotion in the workplace affects the health of workers, health workers has very little loss of working days due to an illness.
The purpose of this study is to be seen the illustration Factors Related to sick absenteeism of worker at PT X during time period of March 2009-March 2010. This research is quantitative research with cross sectional design. Results obtained based on bivariate analysis are variables associated with the incidence of absenteeism due to illness of workers at the PT. X during the time period March 2009-March 2010 were age (p = 0.030), occupation (p = 0.017), smoking (p = 0.014), sleep pattern (p = 0.003). Researchers suggest to do health promotion in the workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T41347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Maria Ardianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris dampak penggunaan internet terhadap kerawanan pangan rumah tangga pertanian di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2018. Variabel kerawanan pangan diukur dengan menggunakan raw score dan rasch score berdasarkan Food Insecurity Experience Scale (FIES). Sementara itu, variabel penggunaan internet merupakan variabel binari. Estimasi dampak penggunaan internet terhadap kerawanan pangan menggunakan instrumental variable model dengan instrumental variable yaitu topografi untuk mengatasi masalah endogenitas dalam menjelaskan hubungan sebab akibat antara penggunaan internet dengan kerawanan pangan. Dalam penelitian ini juga memeriksa salah satu mekanisme potensial yaitu melalui pendapatan per kapita rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internet berpengaruh negatif terhadap kerawanan pangan rumah tangga pertanian baik itu raw score dan rasch score, artinya penggunaan internet mampu menurunkan kerawanan pangan rumah tangga pertanian. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dampak penggunaan internet menurunkan kerawanan pangan rumah tangga pertanian bisa melalui jalur pendapatan.

This study aims to analyze the impact of internet use on agricultural household food insecurity in Indonesia. This study uses data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) 2018 and Village Potential Census (Podes) 2018. The food insecurity variable is measured using a raw score and a rasch score based on the Food Insecurity Experience Scale (FIES) question item. Meanwhile, the internet usage variable is a binary variable. Estimation the impact of internet use on food insecurity uses an instrumental variable model with an instrumental variable, namely topography to overcome endogeneity in explaining the causal effect between internet use and household food insecurity. This study also exemines one potential mechanism, namely through household per capita income. The results of this study indicate that the internet use has a negative effect on food insecurity of agricultural households, both raw scores and rasch scores. It means that the internet use can reduce food insecurity in agricultural households. The further analysis shows that the internet use can reduce food insecurity in agricultural households through income"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Astuti
"Hingga saat ini, kerawanan pangan masih menjadi isu pembangunan yang penting di negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Di sisi lain, inklusi keuangan diyakini mampu mengakselerasi pencapaian SDGs, diantaranya dalam hal penurunan kerawanan pangan. Meskipun demikian, studi yang meneliti pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan menghasilkan kesimpulan yang inkonklusif. Di Indonesia, studi mengenai hal tersebut juga masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menganalisis pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia, baik secara umum maupun menurut kelompok tertentu. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020. Variabel kerawanan pangan diukur melalui skor kerawanan pangan berdasarkan Food Insecurity Experience Scale (FIES) melalui dua cara, yaitu raw score dan rasch scale. Sementara itu, variabel inklusi keuangan diukur menurut aksesibilitas rumah tangga pada beberapa layanan keuangan formal yang mencakup tabungan, kredit, asuransi dan e-banking. Estimasi pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan dilakukan dengan metode 2SLS Lewbel karena tidak tersedianya instrumen eksternal yang valid. Hasil estimasi menujukkan inklusi keuangan berpengaruh secara negatif terhadap kerawanan pangan. Menurut kelompok pendapatan, inklusi keuangan hanya signifikan mempengaruhi penurunan kerawanan pangan pada kelompok pendapatan rendah. Sementara menurut lokasi tempat tinggal, inklusi keuangan hanya berpengaruh pada penurunan kerawanan rumah tangga di perdesaan.

To date, food insecurity remains as one of important development issues in low and middle income country, including Indonesia. On the other hand, financial inclusion is recognized in accelerating SDGs achievement, such as lowering food insecurity. However, the studies related to the relationship between financial inclusion and food insecurity remains inconclusive. This study, therefore, aims to analyze the impact of financial inclusion on household food insecurity in Indonesia. This study uses National Socio-Economic Survey (Susenas) 2020. The food insecurity variable is measured based on Food Insecurity Experience Scale (FIES) which calculated in two ways, namely raw score and rasch scale. Meanwhile, the financial inclusion variable is measured based on the household accessibility to financial services, namely saving, credit, insurance, and e-banking. The effect of financial inclusion on food insecurity is estimated by 2SLS Lewbel since there’s no valid external instrument. The result of the estimation showed that financial inclusion has significant negative effect on household food insecurity. Based on income category, this effect is only found to be significant on lower income household. While based on location, financial inclusion only affect household in rural area."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Mas Sittasari
"Buruh migran perempuan Indonesia harus memenuhi prosedur dan dokumen legal seperti paspor, visa, dan surat izin kerja agar dapat bekerja sebagai buruh migran berdokumen di Malaysia. Disisi lain, pemerintah melakukan upaya-upaya institusionalisasi migrasi dengan tujuan melindungi buruh migran perempuan Indonesia serta membuat arus migrasi menjadi lebih aman. Faktanya, masih terdapat buruh migran perempuan Indonesia yang memilih bermigrasi secara illegal (tidak berdokumentasi). Melalui kacamata feminis liberal, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan buruh migran perempuan Indonesia memilih bermigrasi secara illegal dengan memfokuskan pada faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi pada tahapan sebelum migrasi dan migrasi.

Indonesian women migrant workers have to fulfill all of the procedures and legal documents such as Passport, Visa, and also the working permission to be able to work as a documented migrant workers in Malaysia. On the other side, Government need to do the migration institutionalisation to protect Indonesian female migrant workers to make the stream of migration safer. Unfortunately, there are still a lot of Indonesian women migrant workers that choose to migrate and work in Malaysia illegally (undocumented). Through the lens of feminist liberalism, this research intend to analyze the reasons of Indonesian women migrant workers that choose to migrate and work illegally by focusing on the economic and non-economic factors at the stage of pre-migration and migration."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Anggraeni Saputri
"Angka kejadian kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi. Sektor jasa konstruksi merupakan sektor dengan angka kejadian kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja adalah menggunakan alat pelindung diri. Beberapa penelitian menunjukan rendahnya penggunaan alat pelindung diri pada pekerja konstruksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi PT. X. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada 72 pekerja di PT. X. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan mengenai tingkat pengetahuan penggunaan alat pelindung diri dan kejadian kecelakaan kerja. Hasil uji analisis Chi Square menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi di PT.X (P= 0,937, α= 0,05). Kejadian kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik daripada responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Hasil ini merekomendasikan bahwa pengetahuan penggunaan alat pelindung diri yang baik harus disertai dengan sikap dan perilaku penggunaan alat pelindung diri agar mengurangi risik terjadinya kecelakaan kerja.

A number of occupational accident in Indonesia is high. The construction is a sector with a highest occupational accident in Indonesia. The use of personal protective equipment is on of the solution to reduce a number of accident. Recent studies show that the use of personal equipment in construction worker is low. This study aim to identify the relationship between knowledge level on personal protective equipment and occupational accident of construction worker in PT. X. Cross sectional study used in this study with 72 workers. The structured questionnaire about knowledge on personal protective equipment used to collect the data. The result shows that there is no relationship between knowledge level on personal protective equipment and occupational accident of construction worker in PT. X. (P = 0.937, α = 0.05).Occupational accident are more common in respondents who have a good knowledge level less than respondents who have a good knowledge level. These results recommend that the knowledge level on personal protective equipment must be accompanied by the attitude and behavior of use of personal protective equipment in order to reduce a number of accident.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>