Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Elvia Amelia
"Permasalahan gizi masih menjadi persoalan serius bagi berbagai negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Masalah gizi anak perlu diatasi karena dapat menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan anak hingga berdampak pada kualitas sumber daya manusia unggul bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak dapat berasal dari karakteristik individu anak itu sendiri maupun dari pihak eksternal seperti ibu yang memiliki peran utama dalam pemenuhan gizi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan anak dengan status gizi balita usia 2-5 tahun di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 100 ibu dan balita di Kelurahan Tugu. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, kuesioner FPSQ-28 untuk mengetahui praktik pemberian makan, dan tabel z-score standar antropometri PMK No.2 Tahun 2020 untuk mengukur status gizi anak. Uji statistik bivariat yang dilakukan adalah Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dan status gizi balita (p=0,034) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan ibu dan status gizi balita (p=0.877 ; r=0,16). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu sebagai bekal dalam pemberian makan sehingga status gizi anak baik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain yang mempengaruhi status gizi balita sehingga muncul inovasi baru untuk mengatasi Malnutrisi anak.

Nutritional problems are still a serious problem for many developing countries, for example Indonesia. The problem of child nutrition needs to be addressed because it can cause problems for children's growth and thus have an impact on the quality of superior human resources for the Indonesian nation in the future. Several factors that can affect the nutritional status of children can come from the individual characteristics of the child itself or from external parties such as mothers who have a major role in fulfilling child nutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between mother's knowledge and child feeding practices with the nutritional status of toddlers aged 2-5 years in Tugu Village, Cimanggis District, Depok City. The design of this study was cross-sectional involving 100 mothers and toddlers in the Tugu Village. The instruments used were a knowledge questionnaire to measure the mother's level of knowledge, the FPSQ-28 questionnaire to determine feeding practices, and the anthropometric standard z-score table PMK No.2 of 2020 to measure children's nutritional status. The bivariate statistical tests performed were the Mann-Whitney and the Spearman's rho correlation test. The results of this study showed that there was a significant relationship between mother's knowledge and toddler's nutritional status (p=0.034) and there was no significant relationship between mother's feeding practices and toddler's nutritional status (p=0,877: r=0,16). Based on the results of this study it is important to increase the mother's knowledge as a provision in feeding so that the child's nutritional status is good. Future research is expected to find other variabels that affect the nutritional status of toddlers so that new innovations emerge to overcome child malnutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Roida Eka
"Urbanisasi perkotaan menimbulkan berbagai masalah kesehatan diberbagai aggregat usia. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia enam tahun dan diakhiri ketika anak mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun. Salah satu risiko masalah kesehatan yang yang terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan adalah masalah nutrisi. Faktor yang mempengaruhi nutrisi kurang diantaranya jenis makanan, aktivitas, dan pola asuh orangtua. Karya ilmiah ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah nutrisi kurang. Anak. K (7 tahun) di Kelurahan Cisalak mengalami gizi kurang. Evaluasi dari implementasi keperawatan menyusun triguna makanan dan jadwal kegiatan harian menunjukkan bahwa aktivitas dan pola makan anak mengalami perubahan.

Urban urbanization lead to various health problems in various age aggregate. School age children are children aged six years and ended when the child reached puberty are 12 years old. One of the risks of health problems that occur in school- age children in urban areas is a nutritional problem. Factors affecting less nutrients including foods, activities, and parenting parenting. The aim of this paper was tu describe the family nursing care with malnutrition. Child. K (7 years old) in the Kelurahan Cisalak experiencing malnutrition. Evaluation of the implementation of nursing preparing “triguna makanan” and daily activity living indicates that the child's diet and activity changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joseph Prasetyo
"Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di negara berkembang termasuk Indonesia. Hasil RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi anak balita yang stunting adalah 37,2% dan anak usia 5-12 tahun memiliki prevalensi 30,5%. Banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya stunting, salah satunya nutrisi. Salah satu komponen nutrisi yang penting dipenuhi untuk pertumbuhan anak adalah asupan protein.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran subjek penelitian berdasarkan karakteristik sosiodemografi, indikator TB/U, dan asupan protein serta mengetahui ada tidaknya korelasi antara asupan protein dan intikator TB/U.
Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan data sekunder dari penelitian primer yang berjudul “The effect of Frisian Flag GUM 456 ((isomaltulose enriched and mineral and vitamin fortified) on cognitive performance parameters in young children (5-6 years old)”. Subjek penelitian yaitu anak usia 5-6 tahun yang berdomisili di Jalan Kimia, Jakarta Pusat. Data asupan protein didapatkan dengan menggunakan instrumen semi-kuantitatif food frequency questionnaire (FFQ) dan data antropometri tinggi badan diukur dengan alat pengukur mikrotoise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20% subjek penelitian memiliki persentil TB/U kurang dari 5 (stunted) dan masih terdapat beberapa subjek (8,6%) yang memiliki asupan protein kurang dari AKG. Namun, tidak terdapat korelasi bermakna antara asupan protein dan indikator TB/U (p=0,903).

Stunting is one of serious health problems in developing country including Indonesia. Result from RISKESDAS 2013 shows that Indonesia has a prevalence of stunting toddlers 37.2% and prevalence of 5-12 years old stunting children 30.5%. There are many factors contributing to stunting, including nutrition. One of essential nutrients for children growth is protein.
The aim of this study is to know subject distribution based on characteristic of sociodemography, height-for-age index, protein intake and corelation between protein intake with height-for-age index of 5-6 years old children in Jakarta.
This study uses cross-sectional design of secondary data from primary study with title “The effect of Frisian Flag GUM 456 ((isomaltulose enriched and mineral and vitamin fortified) on cognitive performance parameters in young children (5-6 years old)”. Subject is 5-6 years old children who lives in Jalan Kimia, Jakarta Pusat. Protein intake is measured by semi-quantitative instrument food frequency questionnaire (FFQ) and antropometric body height is measured by microtoise.
The results show that there are 20% subject who have height-for-age (H/A) index below 5th percentile and 8.6% subject have protein intake less than AKG. Nevertheless, there is no significant correlation between protein intake and height-for-age (H/A) index (p=0.903).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layya Notiva Dewi
"Salah satu bidang yang sangat diutamakan Indonesia dalam pencapaian MDGs 2015 ialah kesehatan terutama masalah gizi. Upaya penanggulangan masalah gizi kurang telah dilakukan oleh pemerintah melalui unit kesehatan seperti Puskesmas. Peran perawat komunitas adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga berfokus pada fungsi kesehatan keluarga dengan inovasi unggulan berdasarkan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga. Kunjungan keluarga dilakukan minimal sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu. Inovasi unggulan yang telah diberikan berupa edukasi kesehatan dan melatih psikomotor membuat makan ringan berbahan dasar susu. Hasil analisa intervensi didapatkan terjadinya peningkatan status gizi balita dengan peningkatan berat badan dua kg. Perawat dalam memberikan inovasi berupa makanan ringan berbahan dasar susu sebaiknya memperhatikan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberian makanan ringan berbahan dasar susu ini dapat dihentikan setelah stats nutrisi balita optimal.

One area that is highly preferred by Indonesia in achieving the MDGs in 2015 is health area primarily in nutrition problem. The efforts to solve the malnutrition problem has been done by the government through health units such as health centers. The role of community nurses provide nursing care family is focusing on family health function with superior innovation based health problems faced by the family. Family visits had been conducted at least twice a week. Innovation had been given in a form of superior education and training of health psychomotor to make a milk-based snacks. The results of the intervention analysis found an increase in nutritional status of children with a weight gain of two kilograms. Nurses in providing innovations in the form of milk-based snacks should pay attention to the effects of short-term and long-term. Giving milk-based snacks can be stopped after a toddler gain optimal nutrition stats."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriatul Isnaini
"ABSTRACT
Stunting atau kependekan (PB/U <-2 SD) merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan
linier yang banyak muncul di wilayah negara berkembang termasuk Indonesia.
Stunting mengancam kesehatan, mengurangi kesempatan pencapaian pendidikan dan
pendapatan tinggi. Potensi genetik stunting yang menurun memperpanjang risiko
stunting antargenerasi. Stunting dapat jelas teramati ketika anak-anak. Intervensi dini
diperlukan untuk menurunkan prevalensi stunting dan dampak. Penelitian ini
melibatkan 133 pasang ibu dan bayi di enam posyandu. Penelitian menggunakan
desain potong lintang untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting
pada anak usia 12-23 bulan. Penelitian dimulai pada 10 April sampai 5 Mei 2014. Uji
chi-square mendapati tinggi badan ibu, panjang lahir anak, berat lahir anak, asupan
zink, dan riwayat infeksi adalah faktor-faktor yang berhubungan bermakna terhadap
stunting. Hasil analisa multivariat menunjuk asupan zink sebagai faktor dominan
terhadap stunting pada anak usia 12-23 bulan. Peneliti menyarankan pemerintah
untuk mempertimbangkan suatu program suplementasi bagi ibu yang melanjutkan
menyusui hingga anak berusia dua tahun.

ABSTRACT
Stunting or short stature (HAZ<-2 SD) is a linear growth failure that largely occur in
developing countries included Indonesia. Stunting is a main malnutrition problem
that threatening health, reducing high-education level attainament and income level.
Stunting has a phenotype potential that genetically given from parents that causing a
long-bad short stature cycle, called intergenerational cycle. Stunting can clearly
observe in children. Early intervation is needed for cutting down stunting prevalence
and reducing effects. This study aim for finding factor that most contribute to stunting
aged 12-23 months by using a cross sectional design. It started on April 10th until
May 5th 2014. There was 133 pairs mother-child who completely involved in this
study. This study reported that 21,8% toddler are stunting. Chi-square anlysis found
maternal height, child birth-length, child birth-weight, zinc intake, and infection
frequent are factors related to stunting. Furthermore, multivariate anlysis result
showed that zinc intake as dominant factor related to stunting aged 12-23 months. It
suggest for stakeholder to consider a supplementation program for mother who
countinous suckling until her toddler aged two years old."
2014
S55725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Anindya Nurhafid
"Gizi menjadi masalah masyarakat perkotaan yang rentan dialami balita. Upaya pengendalian dilakukan oleh pemerintah melalui program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Perawat komunitas memiliki peran strategis dalam menangani masalah gizi pada balita dengan menerapkan asuhan keperawatan keluarga. Salah satu bentuk intervensi keperawatan adalah memberikan edukasi kesehatan dan melatih psikomotor keluarga dalam penyediaan menu seimbang. Hasil analisa intervensi didapatkan terjadinya peningkatan status gizi balita dengan peningkatan berat badan dua kg. Perawat dapat meningkatkan perannya dengan melakukan penyuluhan kesehatan terkait menu seimbang balita sebagai upaya preventif masalah gizi pada balita.

Nutrition is vulnerable urban problems experienced by toddlers. Effort made by the government through conscious family nutrition programs (kadarzi). Nurses have a strategic role within the community addressing nutritional problems in toddlers with care it applies. One of the nursing intervention is to provide health education and training provision within the family psychomotor balanced menu. The result of intervention analysis is nutritional improvement with weight 2 kg. Nurses can also give health education related to health balanced diets as preventive act to toddler nutrition problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Fajriyatul Izza
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara karakteristik balita dan ibu dengan status gizi kurang di 3 kecamatan kota tangerang selatan tahun 2013. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian kasuskontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur menggunakan kuesioner kepada 180 ibu yang mempunyai balita. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi kurang adalah pemberian ASI eksklusif pada balita, berat balita saat lahir, umur ibu saat melahirkan, pendidikan ibu, jumlah anak yang dimiliki ibu, dan pengetahuan gizi ibu.

The focus of this study is relationship between characteristics of toddlers and mothers with less nutritional status in 3 sub-district south tangerang city in 2013. This study use quantitative methods and case-control study design. Data collecting is done through structured interview using questionnaire to 180 mothers with toddlers. Based on the result of bivariate analysis known that variables associated with less nutritional status is exclusive breastfeeding in infants, weight infants at birth, maternal age, maternal education, number of children the mother,and the mother's nutritional knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Christine
"Anak usia dini seringkali mengalami masalah perilaku makan yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor masalah makan pada anak adalah food neophobia yang dapat timbul karena berbagai hal, seperti faktor genetik, faktor sensitivitas sensorik, faktor lingkungan, faktor pengalaman awal makan dan praktik pemberian makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tekanan untuk makan dengan food neophobia pada anak usia 2-5 tahun. Desain penelitian ini adalah studi observasi cross-sectional dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling terhadap 107 responden ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen mengenai Child Feeding Questionnaire dan Food Neoophobia Scale. Analisis uji statistik yang digunakan adalah Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tekanan untuk makan dengan food neophobia pada anak usia 2-5 tahun (p = 0,005). Peneliti merekomendasikan untuk meneliti menggunakan variabel yang berbeda dalam penelitian seperti dukungan keluarga, food preference, dan anak dengan kebutuhan khusus.

Early childhood often experiences eating behavior problems that can be caused by various factors. One of the factors contributing to eating problems in children is food neophobia, which can arise due to various things, such as genetic factors, sensory sensitivity factors, environmental factors, early eating experience factors, and feeding practices. This study aims to identify the relationship between pressure to eat and food neophobia in children aged 2–5 years. The design of this study was a cross-sectional observational study with consecutive sampling of 107 respondents who had children aged 2–5 years. The research instruments used were instruments regarding the Child Feeding Questionnaire and the Food Neophobia Scale. The statistical test analysis used was Fisher Exact. The results showed that there was a relationship between pressure to eat and food neophobia in children aged 2–5 years (p = 0.005). Researchers recommend conducting research using different variables, such as family support, food preferences, and children with special needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kurnia Rabbani
"Gizi kurang sering dialami anak. Ini perlu perhatian karena menyangkut mutu generasi muda. Gizi buruk sering berakibat kematian. Kemiskinan sering dijadikan alasan penyebab gizi kurang. Semakin parah jika ditambah dengan adanya pengeluaran rokok.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan besar pengeluaran RT untuk rokok dengan status gizi balita pada RT miskin di kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor 2016.
Desain penelitian kasus kontrol, kasus adalah RT miskin yang memiliki balita (12-59 bulan) gizi kurang (Z-score < -2SD). Kontrol adalah RT miskin yang memiliki balita gizi baik (nilai z-score >-2 SD s/d 2 SD). Pemilihan kontrol dengan teknik simple random sampling dari desa yang sama dengan kasus. Analisis menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil analisis adanya interaksi antara pengeluaran rokok dengan riwayat penyakit infeksi terhadapa status gizi. RT dengan pengeluaran rokok tinggi berisiko memiliki balita gizi kurang 8 ? 9 kali dibandingkan balita dalam RT dengan pengeluaran rokok rendah setelah mengontrol variabel riwayat penyakit infeksi, OR 8,86 (95% CI 4,01-19,58). Karena kemiskinan sudah membatasi RT dalam pemenuhan kebutuhannya ditambahlagi dengan adanya pengeluaran untuk rokok oleh sebab itu perlu peningkatan upaya promotif akan pentingnya gizi dan efek rokok dengan melibatkan semua sektor terkait serta tindakan tegas pemerintah dalam pengendalian tembakau.

Malnutrition often happened by children. It needs attention because it involves the quality of the young generation. Malnutrition is often fatal in child. Poverty often become a reason for the caused of malnutrition. It more severe with the cigarette expenditure.
The purpose of this study to determine the relationship of the family expenditures for cigarettes with nutritional status of the children in poor family in the Bojong Gede subdistrict, Bogor district, 2016.
Design study is case-control. Cases are poor family that have a children (12-59 months) with malnutrition (Z-score ≤ -2SD). Controls are poor family that have children (12-59 months) with good nutrition (Z-score >-2 SD). Selection of the control by simple random sampling from the same village with the case. Analysis using multiple logistic regression.
The results is OR 8,86 (95% CI 4,01-19,58) its mean family with high cigarette expenditure has a risk 8-9 times to make children have malnutrition compared children in poor family with lower cigarette expenditures after controlling infectious diseases variable. Need to increase promotional about the importance of nutrition and the effects of smoking by involving all relevant sectors. The central government can raise taxes on tobacco and cigarette prices and restrictions on cigarette advertising. Must be committed to the local regulations about the region without cigarettes, to actually apply punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Fitriyanti
"ABSTRACT
Status gizi balita tetap kurus walauapun sudah mendapatkan PMT. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Pemberian Makanan Tambahan dan faktor apa sajayang berperan terhadap perbaikan status gizi balita penerima program PMT diKota Tanjungpinang. Jenis penelitian adalah case control dengan tehnikprobability sampling. Sampel penelitian sebanyak 44 responden yang terbagimenjadi 2 kelompok yaitu 26 kasus dan 18 kontrol. Data dianalisis menggunakanuji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermaknaantara pendidikan ibu p=0,010, OR=6,66 dengan CI 95 =1,74-25,43 , danpendapatan keluarga p=0,026, OR=5,23 dengan CI 95 =1,40 ndash; 19,51 . Variabelyang tidak berhubungan PMT dapat dihabiskan balita p=1,000, OR=1,19 denganCI 95 =0,24-5,76 , yang menghabiskan PMT p=0,20, OR=2,56 dengan CI95 =0,66-9,96 , penyakit infeksi p=0,577, OR=0,58 dengan CI 95 =1,40-9,51 ,pengeluaran pangan keluarga p=0,240, OR=0,33 dengan CI 95 =0,07-1,65 ,perilaku pemberian makan p=1,00, OR=0,83 dengan CI 95 =0,23-2,89 , ASIEksklusif p=0,417, OR=2,00 dengan CI 95 =0,59-6,77 , waktu akses kepelayanan kesehatan p=0,314, OR=0,47 dengan CI 95 =0,11-1,89 , modatransportasi ke pelayanan kesehatan p=0,697, OR=0,63 dengan CI 95 =0,13-2,96 dan kelengkapan imunisasi p=0,009, OR=1,47 dengan CI 95 =0,42-5,12 dengan status gizi balita yang mendapatkan PMT di Kota Tanjungpinang tahun2017.

ABSTRACT
Nutritional status of infants are remain thin even though they have gotSupplementary Feeding Program. This study aims to determine theSupplementary Feeding Program and factors that play a role to improve thenutritional status of children under five years who receiving SupplementaryFeeding Program in Tanjungpinang. A case control method, with a probabilitysampling technique, was carried out in this study. As many as 44 respondentswere divided into 2 groups 26 cases group and 18 control group . The data wereanalyzed by using Chi square test. The study revealed two findings. First, therewere significant correlation of Mother education level p 0,010, OR 6,66 with CI95 1,74 25,43 , and family income p 0,026, OR 5,23 with CI 95 1,40 19,51 . Second, there were no correlation of supplementary feeding can be spent p 1,000, OR 1,19 with CI 95 0,24 5,76 , who spent the supplementaryfeeding p 0,20, OR 2,56 with n CI 95 0,66 9,96 , infectious disease p 0,577, OR 0,58 with CI 95 1,40 19,51 , family food expenditure p 0,240,OR 0,33 with CI 95 0,07 1,65 , feeding behavior p 1,00, OR 0,83 with CI95 0,23 2,89 , exclusive breast feeding p 0,417, OR 2,00 with CI 95 0,59 6,77 , time of access to health services p 0,314, OR 0,47 with CI 95 0,11 1,89 , means of transportation to health services p 0,697, OR 0,63 with CI95 0,13 2,96 and complete immunization p 0,009, OR 1,47 with CI95 0,42 5,12 with nutritional status of children under five who gainsupplementary feeding program in Tanjungpinang City 2017."
2017
S68036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>