Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avita Aliza Usfar
Kebumen: CV. Intishar Publishing, 2022
613.2 AVI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yunnie Trisnawati
"Latar belakang Algoritme pemberian nutrisi enteral secara dini direkomendasikan sebagai strategi pelaksanaan pemberian nutrisi pada anak sakit kritis sehingga target kalori dapat dicapai dalam waktu singkat Saat ini belum ada algoritme pemberian nutrisi enteral standard di PICU RSCM untuk mencapai target kalori optimal.
Tujuan mengevaluasi lama waktu tercapainya target kalori Predicted Energy Expenditure PEE dengan menggunakan algoritme pemberian nutrisi enteral dibandingkan dengan lama waktu tercapainya PEE sebelum algoritme diterapkan di PICU RSCM.
Metode Penelitian dilakukan di PICU RSCM dengan pasien berusia 1 bulan 18 tahun dan lama rawatan di atas 24 jam dan mendapatkan nutrisi enteral. Penelitian retrospektif dilakukan pada 37 rekam medis pasien rawatan PICU pada bulan Juli - September 2015 kelompok sebelum menggunakan algoritme nutrisi enteral. Penelitian prospektif dilakukan di bulan Oktober ndash Desember 2015 pada 37 pasien yang mendapatkan nutrisi enteral sesuai algoritme kelompok menggunakan algoritme nutrisi enteral
Hasil Kelompok yang menggunakan algoritme memiliki lama waktu tercapainya PEE lebih singkat dibandingkan kelompok sebelum menggunakan algoritme median 24 jam vs 74 jam p

Background Early implementation of enteral nutrition EN algorithm is recommended as a strategy in overall nutritional support of the critically ill children Until nowadays there is no standard EN algorithm used for critically ill children in PICU RSCM
Objective To evaluate the time to reach energy goal predicted energy expenditure PEE before and after implementation EN algorithm for achieving optimal EN energy goal in PICU
Methods Patients admitted to PICU RSCM aged 1 mo ndash 18 yo who stayed more than 24 hours who received EN Retrospective data was collected from 37 medical records of patients admitted to PICU from July - September 2015 before implementation EN algorithm group Prospective data enrolled from October ndash December 2015 with 37 consecutive patients who received EN using algorithm after implementation algorithm group. Nutritional audit and time to reach PEE was compared in both groups
Results We found the median time to reach PEE was decreased from 74 hrs to 24 hrs p."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sudarso
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penilaian status gizi pada lanjut usia saat ini menggunakan Mini Nutritional Assessment MNA , namun memakan waktu yang cukup lama, dilakukan oleh tenaga kesehatan, dan tidak praktis bila digunakan di komunitas. Pemeriksaan kekuatan genggam tangan dapat dijadikan instrumen penapisan status gizi pada lanjut usia. Keuntungan dari pemeriksaan kekuatan genggam tangan antara lain sederhana, alatnya mudah dibawa, tidak membutuhkan waktu yang lama, praktis dan mudah digunakan oleh bukan tenaga kesehatan, tetapi belum ada data titik potong dan akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan pada lanjut usia di komunitas.Tujuan: Mendapatkan titik potong dan akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan sebagai penapis status gizi pada lanjut usia di komunitas.Metode: Penelitian potong lintang pada subjek berusia ge; 60 tahun di Posbindu di kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur selama Januari-Februari 2017. Titik potong kekuatan genggam tangan dianalisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristics ROC . Akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan dibandingkan dengan Mini Nutritional Assessment, dinilai dengan menghitung sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif NDP , nilai duga negatif NDN , rasio kemungkinan positif RKP , dan rasio kemungkinan negatif RKN .Hasil: Nilai Area Under the Curve AUC pada lanjut usia laki-laki dan perempuan adalah 90,5 IK95 82,0 ndash;99,0 dan 79,6 IK95 71,7 ndash;87,6 . Titik potong kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan untuk mendeteksi kondisi malnutrisi berturut-turut adalah le; 25 kg dan le; 18 kg dengan sensitivitas 87,5 dan 77,8 , spesifisitas 80,0 dan 65,0 , NDP 66,7 dan 55,6 , NDN 93,3 dan 83,9 , RKP 4,4 dan 2,2, RKN 0,1 dan 0,3.Simpulan: Titik potong kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan untuk mendeteksi malnutrisi berturut-turut adalah le; 25 kg dan le; 18 kg. Akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan dalam mendeteksi malnutrisi berturut-turut dinilai baik dan sedang.Kata Kunci: malnutrisi, lanjut usia, kekuatan genggam tangan, MNA
ABSTRACT
Backgound Assessment of elderly nutritional status using Mini Nutritional Assessment MNA may take longer time, should be performed by healthcare professional and not simple when using in community. Handgrip strength assessment could be a nutritional screening method for elderly. The benefits of using handgrip strength are simple, reliable, and easy performance method, but there is no sufficient information regarding its cutoffpoint and diagnostic accuracy for community living elderly.Objective To verify the cutoff point and accuracy of handgrip strength for nutritional assessment of community living elderly.Method A crossectional study was conducted at Posbindu in Pulogadung, Jakarta Timur in January February 2017. Subjects were men and women ge 60 years old. Cutoff point of malnutrition was analyzed by the ROC curve. Diagnostic accuracy of handgrip strength was calculated.Results The area under the curve AUC value of hand grip strength in elderly men and women were 90.5 CI 95 82.0 99.0 and 79.6 CI95 71.7 87.6 . Cutoff point of handgrip strength for diagnosis of malnutrition according to the reference standard were le 25 kg for men and le 18 kg for women, with the sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR , and LR were 87.5 and 77.8 , 80.0 and 65.0 , 66.7 and 55.6 , 93.3 and 83.9 , 4,4 and 2,2, 0,1 and 0,3 for men and women, respectively.Conclusions Cutoff point of handgrip strength for diagnosis of malnutrition were le 25 kg for men and le 18 kg for women. Diagnostic accuracy of handgrip strength for diagnosis malnutrition in elderly men and women were good and moderate."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Moses Hanky J.T.
"Stunting adalah suatu keadaan dimana tinggi badan seorang anak terhadap umurnya (TB/U) berada dibawah persentil lima kurva pertumbuhan WHO atau CDC. Terjadinya stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor asupan nutrisi. Energi atau kalori merupakan salah satu makronutrien yang berperan penting untuk mencukupi kebutuhan aktivitas vital tubuh, aktivitas sehari-hari, dan pertumbuhan jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara asupan kalori dengan indikator tinggi badan terhadap umur (TB/U) khususnya pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 70 sampel yang merupakan data sekunder dari penelitian primer yang dilakukan pada anak berusia 5-6 tahun di beberapa RW di Jalan Kimia, Jakarta Pusat pada bulan Mei 2011. Data asupan kalori didapatkan dengan menggunakan metode food frequency questionnaire. Pengolahan data dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Spearman's dengan software SPSS versi 20 Mac OSX. Dari penelitian didapatkan sebanyak 15.7 % subjek mengalami stunting dan lebih dari 50 % subjek tidak mencapai Angka Kecukupan Energi harian. Namun, tidak ditemukan korelasi bermakna antara asupan kalori dan indikator tinggi badan terhadap umur (TB/U) (p=0.402). Dapat disimpulkan bahwa belum dapat dibuktikan adanya korelasi antara asupan kalori dan indikator tinggi badan terhadap umur (TB/U).

Stunting is defined as a condition where the length per age of child is below fifth percentile of the standardized international growth curve from WHO or CDC. Many factors contribute to stunting, including nutrition. Energy or calorie is one of the macronutrients needed for vital activities of the human body, daily activities and tissue growth. This research is being held to find out the correlation between calorie intake and the height/age indicator, specifically in children in 5 to 6 years of age. This is a cross sectional research with 70 samples gathered from secondary data by the primary research done to several children 5-6 years in Jalan Kimia, Central Jakarta in May 2011. The calorie intake data is acquired using the food frequency questionnaire. The data is analyzed using Kolmogorov-Smirnov and Spearman's test in SPSS for Mac OSX version 20 software. It is found that 15.7 % of the subjects are stunted and more than 50 % of the subject didn't meet the national minimum daily energy intake. Therefore, no correlation is found between calorie intake and height/age indicator value of the subjects (p=0.402). It is concluded that there is no correlation found between calorie intake and height/age indicator value in this."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan Sardjan
"Stunting merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak ditemui pada balita Indonesia, yang ditetapkan oleh WHO sebagai rasio tinggi badan terhadap usia (TB/U) dibawah persentil 5. Persentase stunting balita Indonesia adalah sebesar 37,2% dan terklasifikasi sebagai high severity stunting oleh WHO. Stunting menjadi suatu isu penting karena memiliki dampak buruk yang bersifat inter-generasi. Stunting bersifat kronik dan memiliki penyebab yang bersifat multifaktorial, dengan defisiensi nutrisi sebagai penyebab utama.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara asupan asam folat dengan indikator TB/U. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari penelitian yang dilakukan pada Mei 2011 dengan subjek anak 5-6 tahun yang berdomisili di beberapa RW di Jalan Kimia, Jakarta Pusat.
Metode penelitian menggunakan pengukuran antropometri terstandar untuk memperoleh tinggi badan subjek serta ­food-frequency questionnaire (FFQ) untuk mengetahui asupan asam folat subjek. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan piranti lunak SPSS 11.5 lalu dianalisis dengan uji Spearman dan uji Chi-Square. Didapatkan bahwa persentase subjek stunted adalah sebesar 20% dan lebih dari 70% subjek memiliki asupan asam folat harian rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya korelasi antara asupan asam folat dengan indikator TB/U.

Stunting is a health issue commonly found in Indonesian children of 0-5 years old, whose height-for-age is lower than the 5th percentile standard set by WHO. Having 37,2% of its 0-5 years old population to be stunted (2013), Indonesia claims a high severity stunting level from WHO. Stunting rises as an important issue because of its inter-generation lasting poor effect. Stunting is a chronic and multifactorial condition in which nutrient deficiency holds the main etiology.
This research aims to determine whether a correlation between folic acid intake and height-for-age indicator exists. Running a cross-sectional study design, this research uses secondary data from a former research conducted in May 2011 with children of 5-6 years old living in some RWs located at Kimia Street, Central Jakarta as its subjects.
The research method comprised a standardized anthropometric measurement and the usage of food-frequency questionnaire (FFQ) to obtain subject's height and folic acid intake respectively. Using SPSS 11.5 software, data is then analyzed by Spearman and Chi-Square test, resulting 20% of subjects being stunted and more than 70% of subjects receiving under-par folic acid intake. This research shows that no correlation could be found between folic acid intake and height-for-age indicator.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Annisa Rahardhiani
"ABSTRAK
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6 sampai 12 tahun yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Anak usia sekolah memiliki karakteristik dengan aktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, pada usia ini anak membutuhkan energi yang tinggi untuk menunjang aktivitas yang dilakukannya. Untuk mendapatkan energi yang cukup, pola makAn.Serta pemasukan nutrisi pun harus seimbang. Namun, masyarakat perkotaan cenderung sibuk dan kurang memperhatikan kebutuhan nutrisi anaknya serta kurangnya variasi makanan yang dibuat sehingga anak mulai mengenal jajan dan menjadi malas untuk makan di rumah. Hal ini terjadi pada An.S anak kedua dari keluarga Bapak B yang mengalami masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah dengan menyusun menu makan berdasarkan piramida makanan. Tujuan dari intervensi ini adalah agar keluarga mampu memberikan perawatan pada An.S yang mengalami nutrisi kurang. Berdasarkan hasil evaluasi yang didapat, menunjukkan tingkat pengetahuan keluarga Bapak B mengenai gizi seimbang dan adanya peningkatan berat badan pada An.S.

ABSTRACT
Elementary school students with the age range six until twelve years old place their school as the place to get through their childhood experiences. The students have characteristics to do many activities. Therefore, the students need high energy to support their activities. To get enough energy, the food and nutrition should be in balance. However, people in cities tend to be busy, are lack of attention to the children rsquo s nutrition, and have no variation of food so that their children start buying unhealthy food and are not looking forward to eating at home. This case happens to An.S, the second children of B rsquo s family. An.S suffers the problems of unbalance nutrition in his body. The prior intervention is to arrange food menu based on the food pyramid. It is aimed at preparing the family to take care of An.S who suffers lack of nutrition. Based on the evaluation conducted, it can be summarized that the knowledge of B rsquo s family regarding the balance nutrition influences the increase of An.S weight. "
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"ABSTRAK
Konsumsi makanan dengan gizi tidak seimbang menjadi penyebab timbulnya masalah gizi kurang pada anak usia sekolah. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dampak penyusunan menu gizi seimbang mingguan untuk mengatasi masalah gizi kurang. Implementasi yang telah dilakukan bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi unggulan yang dipilih yaitu penyusunan jadwal menu makanan dengan gizi seimbang. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dalam penyusunan menu dengan zat gizi yang sesuai kebutuhan tubuh anak. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat badan pada klien. Rekomendasi untuk pelayanan keperawatan di keluarga selanjutnya diharapkan dapat lebih memaksimalkan peran orang tua dalam pemenuhan gizi seimbang pada anak usia sekolah.

ABSTRACT
Consumption of food with unbalanced nutrition causes less nutritional problems in school aged children. This paper aims to provide an overview of the impact of the preparation of a weekly balanced nutrition menu to overcome the problem of malnutrition. Implementations that have been done are cognitive, affective, and psychomotor with the approach of five family health tasks. Preferred superior intervention is the preparation of food menu schedule with balanced nutrition. The goal is to help the family in the preparation of menus with nutrients that fit the needs of the child 39 s body. Evaluation results indicate that there is an increase in weight on the client. Recommendations for nursing services in the next family are expected to further maximize the role of parents in the fulfillment of balanced nutrition in school aged children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Astuti
"ABSTRAK
Nama : Yuli AstutiProgram Studi : Profesi NersJudul : Penerapan Jadwal Menu Gizi Seimbang Sebagai Intervensi Keperawatan pada Keluarga Bapak F di RW 01 Kelurahan CurugMasyarakat perkotaan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan mengalami masalah kesehatan, salah contohnya adalah gizi kurang. Masalah ini biasanya menyerang agregat balita. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah perkotaan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi yang dilakukan pada keluarga dengan masalah gizi kurang pada balita. Peran perawat dalam mengatasi masalah gizi kurang pada keluarga dengan memberikan asuhan keperawatan keluarga yang difokuskan pada intervensi pemenuhan lima tugas keluarga. Salah satu intervensi keperawatan yang dilakukan adalah penyusunan jadwal makan dengan menu makan gizi seimbang pada balita. Intervensi diberikan dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan zat yang dibutuhkan tubuh dan melatih ibu menyusun jadwal makan anak dengan menu gizi seimbang. Tujuannya yaitu meningkatkan status gizi balita. Intervensi diberikan pada keluarga di Kelurahan Curug, Depok selama 7 minggu. Setelah diterapkan jadwal makan, status gizi balita meningkat. Kata kunci : balita; gizi; makan; jadwal; perkotaan
ABSTRACT Name Yuli AstutiStudy Program NursingTitle The Application of Eating Schedule Balanced Nutrient as Nursing Intervention to Family Mr. F with Toddler rsquo s Less Nutrient Problem in RW 01 Curug District Urban people are community popolation that susceptible to get health problem, for example inadequate nutrition. Urban community health nursing are one of solution to solve urban problems. This scientific paper is described the result of intervention to family with toddler rsquo s less nutrient. Nurse superintend a family that have a toddler with inadequate nutrition using nursing care, the intervention is focus on fulfillment five family task. One of the intervention is arrange toddler rsquo s eating schedule using balanced nutrient diet. Nurse gave education about how important fulfillment essence that needed by toddler rsquo s body and train mother to arrange schedule of toddler rsquo s eating with balanced nutrient composition. The purpose of that intervention is to increase toddler rsquo s nutrient statue. The intervention are given to family at Curug district, Depok in 7 weeks. After applied the schedule of eat, toddler rsquo s statue increased.Keywords toddler nutrition food schedule urban"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Madinar
"ABSTRAK
Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak yang merupakan dampak dari asupan anak yang tidak adekuat secara kronik, riwayat penyakit infeksi berulang atau keduanya sebagai hasil dari pola asuh anak yang tidak optimal. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan data primer dengan total jumlah sampel 231 anak yang diambil dengan teknik multistage random sampling dari 13 posyandu pada 6 kelurahan dari 3 kecamatan terpilih di Jakarta Pusat tahun 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran panjang badan anak dan melakukan wawancara dengan responden yang dilakukan oleh enumerator yang telah terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Jakarta Pusat pada anak usia 6-23 bulan adalah 26%, sedangkan proporsi MAD hanya 31,6% dari total anak. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Pusat adalah riwayat PBLR (OR=2,176; 95% CI 1,155-4,098) dan tingkat pendapatan keluarga (OR= 0,388; 95% CI 0,201-0,749). Hasil analisis multivariat dengan analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa capaian MAD merupakan faktor dominan dari kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Pusat tahun 2019 setelah dikontrol oleh variabel (capaian MDD, capaian MMF, riwayat PBLR dan tingkat pendapatan keluarga) (OR= 3,29; 95% CI 1,171-9,241). Berdasarkan hasil penelitian, saran untuk Pihak Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah perlu dilakukan intervensi rutin terkait PMBA, monitoring dan evaluasi program TTD pada bumil dan remaja putri untuk menurunkan prevalensi PBLR yang merupakan salah satu faktor risiko stunting di kehidupan selanjutnya, memperbanyak distribusi infantometer pada posyandu dan pelatihan kader terkait pengukuran panjang badan anak sesuai prosedur disertai pemantauan rutin status gizi PB/U anak 3-4 bulan sekali. Dikarenakan peran praktik pemberian makanan pada anak yang penting, kami menyarankan penelitian yang sejenis dengan skala yang lebih besar (jumlah sampel dan cakupan wilayah penelitian) untuk mencari tahu penyebab tidak tercapainya MAD.

ABSTRACT
Stunting is a condition of retardation growth and development of children as the result of chronis inadequate childrens intake, recurrent infectious disease or both as the results of non-optimal child care. This research used cross-sectional study to determine the factors related with stunting occurence among children aged 6-23. This research used primary data of 231 children taken with a multistage random sampling technique from 13 Posyandu on 6 administrative villages of 3 sub-districts of Central Jakarta region in 2019. Data collection was done by measuring childrens length and interviews with respondents conducted by trained data collector. The results showed that the prevalence of stunting was 26%, while the MAD was only reached by 31,6% of children. The Chi-Square analysis refealed that short birth length (OR=2,176; 95% CI 1,155-4,098) and family income level have a significant association with stunting (OR= 0,388; 95% CI 0,201-0,749). Binomial regression shows that fulfillment of minimum acceptable diet as the dominant factor of stunting occurence among children aged 6-23 months in Central Jakarta region in 2019 after controlled by other variables (fulfillment of minimum dietary diversity, fulfillment of minimum meal frequency, short birth length and family income level) (OR= 3,29; 95% CI 1,171-9,241). Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan in Central Jakarta are to conduct a routine intervention on child feeding, monitor and evaluate TTD program in pregnants and girl adolescents to reduce the short birth length prevalence which is also a risk factor for stunting in later age, increase infantometer distribution to Posyandu, plan a training for kader Posyandu about measuring childrens lenght according to the procedure and monitor nutritional status of children regularly (once every 3-4 months). Because the role of complementary feeding is important, we recommend that to further conduct similar research on a larger scale (both in number of samples and research location) to find the reasons for unfilfulled MAD."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Suharningsih
"ABSTRAK Dampak yang ditimbulkan dari keadaan stunting adalah terganggunya fungsi kognitif. Masa-masa seribu hari pertama kehidupan adalah waktu kritis pertumbuhan anak. Kondisi stunting pada balita di Indonesia dan dunia masih tinggi. Prevalensi stunting pada baduta di Bojong Kamal mengalami peningkatan dari 18,3% pada tahun 2017 menjadi 30,9% pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain cross sectional. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui persentase stunting pada baduta dan mencari faktor paling dominan terhadap kasus stunting pada
baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal tahun 2018. Sampel penelitian sebanyak 89 orang yang dipilih secara systematic random sampling. Data
dikumpulkan melalui pemeriksaan antropometri untuk menentukan kasus stunting pada baduta, kuesioner untuk mengumpulkan data riwayat pemberian ASI, riwayat penyakit infeksi, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan kunjungan posyandu, serta
dari kuesioner food recall 24 jam untuk asupan makan. Persentase stunting baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal adalah sebesar 32,6%. Asupan energi menjadi faktor dominan yang membedakan kejadian stunting pada baduta usia
13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal dikontrol oleh riwayat penyakit infeksi, asupan protein dan pendidikan ibu.

ABSTRACT
The effect of stunting is cognitive disfunction. The first 1000 days period of life is a critical time for child's growth. The number of stunting condition in children in Indonesia and around the world are still high. The prevalence of stunting in children
under 2 years old on Bojong Kamal have been increased from 18.3% in 2017 to 30.9% in 2018. This study is a quantitative research and with cross sectional design. The purpose of this study is to know the persentage of stunting and to find out the most
dominant factor in stunting cases in children age 13-23 month living on the working region of Puskesmas Bojong Kamal. Samples of the study about 89 children were choosen by systematic random sampling. Datas collected from the samples are from ix Universitas Indonesia antopometry examination, questionnaire to collect the history of breast feeding, history of infection disease, education level of the parents, income of the parents, visit to
Posyandu, and questionnaire of food recall 24 hours for food consumption. Percentage of stunting in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal is 32.6%. Energy intake is the dominant factor which differentiate the stunting
cases in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal controlled by history of infection disease, protein intake and mother's education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>