Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah yang diberi judul Suluk Warni-warni ini, berisi berbagai macam teks, yaitu: 1. Cabolek (h.1-14); 2. Wulang Dalem PB IX (15-31); 3. Bima Suci (41-47); 4. Bayan Mani (47-48); 5. Johar Mungkin (48-52); 6. Wicara Keras (52-60); 7. Sambungan Bima Suci (61-68); 8. Amongraga petikan Centhini (81-103); 9. Suluk Nabi (121-135); 10. Walisana (135-176); 11. Seh Ngabdul Salam (194-260); 12. Raosing Ngelmi dengan mengambil cerita wayang tentang pertikaian antara Pandawa dengan Kurawa (262-313); 13. Sambungan Suluk Seh Ngabdul Salam (356-368).
Dalam naskah ini terutama teks Bima Suci, ditemukan keterangan saat penyalinan, yaitu pada tanggal 12 Mei 1930 di SUrakarta (h.45), oleh R. Jayasaputra ajaran Sunan Pakubuwana IX ini ditulis oleh R. Ng. Ranggawarsita.
Pigeaud membeli naskah ini dari R. Jayasaputra di Surakarta, pada bulan Mei-Juli 1930. Naskah ini juga telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.128-NR 84
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah majemuk yang berisi berbagai macam teks. Sesuai keterangan yang disebutkan di h.iv, naskah ini terdiri dari 17 teks. Judul dan isi/keterangan ringkas teks-teks tersebut adalah: 1) teks panitisastra (h.1-22), naskah satu versi yang dikelompokkan oleh Sudewa 1991, menggunakan dua tembang dhandhanggula dan sinom. Keterangan bibliografi mengenai teks panitisastra selengkapnya lihat FSUI/PW.46. berikut ini adalah uraian pupuh pertama dan kedua: (1) dhandhanggula; (2) sinom; 2) suluk luwang (h.22-31), berisi ajaran moral didaktik berdasarkan mistik Islam. Cuplikan pupuh: asmarandana; 3) teks serat surti (h.32-40), berisi ajaran pembentukan watak atas dasar moralitas Jawa. Berikut cuplikan pupuh: kinanthi; 4) teks serat papali Ki Ageng Sela (h.40-47), menceritakan ajaran dan larangan Ki Ageng Sela kepada anak cucunya. Teks ini hanya menggunakan metrum dhandhanggula dalam 29 pada; 5) teks serat Bratasunu (h.48-60), terdiri dari empat pupuh, berisi ajaran moral didaktik untuk membina watak yang baik. Berikut cuplikan pupuhnya: (1) pucung; (2) kinanthi; (3) gambuh; (4) sinom; 6) alap-alap (h.60-76), menguraikan tentang tatacara mengabdi yang baik pada atasa. Berikut cuplikan pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; 7) jalu estri (h.76-79), berisi uraian mengenai watak dan sifat laki-laki maupun wanita serta hubungan antara keduanya. Teks ini bermatra tunggal dengan pupuh asmarandana; 8) teks serat wulangreh (h.79-135), karangan PB IV, berisi uraian mengenai pembentukan watak yang baik dari seorang raja kepada rakyatnya. Di dalam teks ini terdapat kolofon selesainya penulisan sebagai berikut: titi tamat layang wuruk, marang putraningsung estri, Kemis Pon ping pitu Sura, kuningan Be kang gumanti, obah guna swareng jagad tahun Jawa 1736 (1809 M). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/P.20; 9) teks serat anyatakaken tingkah awas ing donya, berisi anjuran agar orang berhati-hati ketika hidup di dunia (h.135-140). Berikut cuplikan pupuh: (1) pangkur; (2) kinanthi; (3) sinom; 10) teks serat sanasunu (h.140-226), karangan Yasadipura II. Berisi ajaran agar manusia selalu berbuat baik dan mengingat kehidupan di dunia, ingat dalam berteman, dan ketika mencari nafkah harus dengan cara baik. Uraian pupuh selengkapnya lihat pratelan I: 403; 11) teks serat panitibaya (h.226-246), berisi ajaran Panembahan Agung, anak Batara Katong tentang bagaimana menghindari bahaya. Teks ini hanya menggunakan pupuh pangkur dalam 103 pada; 12) teks serat wicara keras (h.246-291), berisi kritik sosial Yasadipura II terhadap kebijaksanaan pemerintah kraton Surakarta (Poerbatjaraka, 1957: 174). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/L.353; 13) teks serat panitisruti (291-313), berisi ajaran moral didaktik mengenai cara bagaimana menjadi manusia utama. Keterangan selengkapnya mengenai teks ini, lihat MSB/L.67; 14) teks serat wedharaga (h.314-318), berisi ajaran tenatng hidup di dunia dan bertingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan metrum gambuh dalam 38 pada; 15) teks serat nitipraja (h.319-336), menguraikan tugas-tugas utama aparat pemerintahan, seperti tugas seorang raja, patih dan jaksa. Teks ini hanya terdiri dari satu metrum dhandhanggula dalam 60 pada; 16) teks serat sewaka (h.336-346), berisi ajaran mengenai tatacara mengabdi pada seorang raja. Teks ditulis dengan sengkala ?naga sukci buwanane?, ialah tahun Jawa 1748 (1820 M). Bandingkan dengan MSB/S.124. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) mijil; (2) pangkur; 17) teks serat wulang dalem PB IV (h.347-356), berisi ajaran kepada anak cucu mengenai tingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan satu metrum dhandhanggula dengan 31 pada. Tarikh penulisan teks ini tertera melalui candrasengkala yang berbunyi ?sonya tata pandhita nata? (1750) atau tahun 1822 M. Keterangan di dalm teks menyebutkan tahun selesainya penulisan, yaitu ditulis pada awal hingga pertengahan abad ke-19. Namun berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan, tampaknya teks ini berasal dari akhir anad ke-19. Nama penyalin naskah ini tidak disebutkan dengan jelas. Tempat penyalinannya kemungkinan di Surakarta, hal ini sesuai dengan keterangan yang tertera di h.226. Namun bila melihat corak tulisannya, tampaknya naskah ini berasal dari Pesisiran, terlihat dari corak pada mandrawa yang kaya dengan hiasan, dan tampaknya disalin oleh dua orang, terlihat dari corak tulisanya yang berbeda. Naskah ini dibeli dari kantor lelang Yogyakarta, pada tanggal 2 Oktober 2606 atau 2 Oktober 1942. Naskah juga disertai juga dengan daftar isi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.48-NR 529
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai teks. Diawali dengan cerita tentang Untung Surapati dan pasukannya ketika berperang melawan kompeni Belanda di Banyumas. Kemudian kisah Darma Sanyatu, Darma Wirayat, Paliwara Darma dan Paku Buwana IX. Dilanjutkan dengan primbon mengenai penghitungan hari dan yang terakhir adalah Widyakirana, sebuah teks yang berisi ajaran hakikat kehidupan yang bersumber dari kitab Darmasunya. Asal koleksi naskah ini dari R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WW.7-KT 18
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Siswoharsojo
Ngajogyakarta: [publisher not identified], 1957
899.222 SIS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
899.222 AJA (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
"Buku Serat Suluk Sandi Prathistha menjelaskan tentang ?Ilmu Sepuh Sajati? yang sesuai dengan rukun Islam 5 perkara. Ditulis oleh Rd. Mandrasastra di Sumber Lawang, Surakarta. Dengan sepengetahuan K. G. P. A. H. Mangkunagara VII, dan K. G. P. A. H. Paku Alam VII, Ngayogyakarta."
Yogyakarta: Mardi Mulya, 1933
BKL.1100-PW 177
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mansur, Abd al-Azim
"Buku ini berisi pembahasan tentang akhlaq dan aturan perilaku yang baik dalam Islam. Sebagai muslim, seseorang harus memiliki kualitas ibadah yang baik kepada Allah SWT. Namun di sisi lain, seorang muslim juga harus memiliki perilaku yang baik pula dalam kehidupan bermasyarakat. Seorang muslim harus memiliki sifat dan akhlaq yang baik seperti amanah, sabar, kuat, dan murah hati."
Kairo: Al-Majlis al-A`la li al-Syu`un al-Islamiyyah Lajnah al-Ta`rif bi al-Islam, 1970
ARA 297.5 MAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ngabehi H. Soediro
"Buku ini merupakan piwulang mengenai manunggal, bersemedi dan juga petunjuk-petunjuk mengenai kehidupan ajaran ma (pa) nunggal adalah ajaran yang harus menggunakan kewaspadaan. Agar dapat menghilangkan hawa dan nafsu yang jelek untuk mendorong tercapainya hawa yang baik. Selanjutnya dapat berlaku adil dan bijaksana. Tatacara semedi antaranya adalah harus memakai pakaian yang bersih dan berwarna putih. Sebelumnya harus bersuci dahulu dan harus dilakukan pada malam hari di waktu manusia/orang-orang tidur. Jika dilakukan benar dan khusuk maka seseorang akan mencapai keheningan alhasil bisa melihat pada hal-hal yang gaib. Piwulang kehidupan adalah ajaran yang diberikan kepada umat manuasia dari wejangan Sunan Kudus. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) dhandhanggula; (6) pangkur."
Semarang: Aquarius, [date of publication not identified]
BKL.0048-PW 48
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Utami
"Dalam kesusastraan Jawa terdapat bermacam-macam jenis karya sastra. Salah satu jenis karya sastra itu adalah karya sastra babad. Babad adalah cerita yang berisi rangkaian peristiwa di masa lalu. Bentuk penulisan babad biasanya berupa puisi, yaitu tembang macapat. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad gubahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara IV, yang dihimpun oleh Padmasusastra. Isi cerita Serat Babad Warni-warni mengenai pe_sanggrahan di daerah Mangkunagaran dan Surakarta, yaitu terdiri dari : Wonogiri; Giripuro; Tegalgondo; Tasikmadu; Bangsal Tosan; Langenharjo; Karangpandhan dan Sri Katon; Nyanjata Sangsam. Bentuk penulisan Serat Babad Warni-warni adalah puisi, tembang macapat, kecuali cerita Langenharjo yang ditulis dalam cakepan sekar Langengita. Penulisan dalam bentuk sekar seperti yang disebutkan di atas tidak laim dipakai untuk penulisan cerita babad. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad. Pada cerita Giripuro tidak ada satupun unsur kriteria isi cerita babad. Pada cerita Wonogiri, Tegalgondo, Bangsal Tosan, Langenharjo dan Nyanjata Sangsam tidak semua unsur kriteria cerita babad ada. Pada cerita Tasikmadu Berta Karangpandhan dan Sri Katon semua unsur kriteria cerita babad ada. Cerita Giripuro hanyalah menggambarkan deskripsi alam. Cerita Wonogiri dan Nyanjata Sangsam, walaupun tidak semua unsur kriteria isi cerita babad ada, tetap menggambarkan rangkaian peristiwa dengan disertai tahun kejadiannya. Sedangkan cerita Tegalgondo, Bangsal Tosan dan Langenharjo tidak menggambarkan rangkaian peristiwa melainkan keterangan suatu peristiwa didiri-kannya pesanggrahan. Selebihnya isi cerita Serat Babad Warni-warni hanyalah berupa deskripsi alam dan suasana di pesanggrahan. Secara keseluruhan Serat Babad Warni-warni bisa disebut sebagai babad, yang menceritakan peristiwa perjalanan raja ketika bercengkrama di wilayah Mangkunagaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadji Abdul Malik Karim Amrullah, 1908-1981
Djakarta: Widjaya, 1956
297.01 HAM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>