Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Satria Buana
"Pengembangan perangkat lunak berdasarkan nilai dan prinsip Agile dinyatakan kedalam Manifesto Agile pada tahun 2001, hingga saat ini pada tahun 2021, telah terdapat lebih dari 90 kerangka kerja, metode, atau praktik—baik diketahui maupun tidak, atau kurang diketahui—dalam melakukan pengembangan perangkat lunak secara Agile. Scrum adalah yang terpopuler hingga mendominasi dan menjadi yang paling banyak digunakan. Hanya saja, studi mengenai rintangan, halangan atau celah pada Scrum tergolong sedikit dan terpisah hanya berdasarkan suatu aktivitas tertentu, tidak mencakup keseluruhan aktivitas pengembangan pada Scrum. Studi ini dimaksudkan untuk melakukan penelitian dalam mengidentifikasi rintangan, halangan, atau celah, yang selanjutnya disatumaknakan sebagai kesenjangan. Penelitian mengidentifikasi kesenjangan pada setiap aktivitas beserta aturan pengembangan berdasarkan Pedoman Scrum. Identifikasi dilakukan berdasarkan tinjauan literatur sistematis dengan menerapkan Systematic Reviews of Qualitative Evidence, dan identifikasi berdasarkan teori dengan studi kasus dengan menerapkan Gap Finder v1.0 berlandaskan Theory of Distance. Hasil berdasarkan tinjauan literatur sistematis, terdapat kesenjangan terhadap aktivitas pengembangan pada Product Backlog, Sprint Backlog, Developers, Product Owner, Sprint Retrospective dan Increment. Adapun hasil berdasarkan teori dengan studi kasus, terdapat kesenjangan pada Cognitive Distance, Adherence Distance, dan Semantic Distance. Dilakukan usaha dalam menjembatani kesenjangan dengan menerapkan Essence v1.2 berlandaskan The Essence Theory, serta evaluasi umum dengan menerapkan ISO/IEC/IEEE 12207.

Software development based on Agile values and principles as stated in the Agile Manifesto in 2001, to date in 2021, there have been more than 90 frameworks, methods, or practices—whether known or unknown or less well known—in performing Agile software development. Scrum is the most popular until it dominates and becomes the most used. However, related research on distance, hindrance, or emptiness in Scrum, classified as few and separated only based on a particular activity, does not cover all development activities in Scrum. This study is intended to research identifying distance, hindrance, or emptiness, which are then interpreted as gaps. Research identifies gaps in each development activity and rules based on the Scrum Guide. The research was conducted by identifying gaps with a systematic literature review by applying Systematic Reviews of Qualitative Evidence and based on Theory of Distance with case studies by applying Gap Finder v1.0. The results based on a systematic literature review, there are gaps in development activities in the Product Backlog, Sprint Backlog, Developers, Product Owners, Sprint Retrospective and Increment, and the results based on a theory with case studies, there are gaps in Cognitive Distance, Adherence Distance, and Semantic Distance. The results of the gap identification are then bridged by applying Essence v1.2 based on The Essence Theory, then evaluation with ISO/IEC/IEEE 12207."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhian Anjar Ligiarta
"PT Widya Intelektual Bangsa (Widya) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang artiffcial intelligence dan data analytic. Salah satu layanan yang diberikan Widya adalah Toba.Ai. Toba.Ai merupakan perangkat lunak web-based untuk analisis akun media sosial Instagram yang dapat membantu pelanggan merencanakan strategi pembuatan konten. Toba.Ai dikembangkan menggunakan kerangka kerja Scrum. Dalam pengembangannya, tim Toba.Ai mengalami masalah keterlambatan penyelesaian sprint backlog. Hal tersebut menyebabkan fitur untuk komersialisasi produk terlambat dirilis dan menyebabkan Widya kehilangan revenue. Berdasarkan masalah tersebut, dilakukan evaluasi tingkat kematangan Scrum menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Penilaian dilakukan dengan focus group discussion dan SCAMPI C sebagai metode penilaiannya. Setelah penilaian dilakukan, data diolah menggunakan metode KPA Rating untuk mengetahui tingkat kematangannya. Berdasarkan pengukuran kematangan yang dilakukan, tingkat kematangan Scrum Toba.Ai masih berada pada level 1 dari 5 level yang terdapat pada SMM. Hal tersebut disebabkan oleh pencapaian goal basic Scrum management pada level 2 hanya mencapai 64.29 % atau largely achieved, sedangkan untuk goal software requirement engineering sudah mencapai 96,43 % atau fully achieved. Terdapat 27 rekomendasi perbaikan yang diberikan dan sudah divalidasi oleh Scrum team Toba.Ai. Rekomendasi tersebut terdiri dari 9 rekomendasi pada elemen Scrum roles, 5 rekomendasi pada Scrum artifact, dan 13 rekomendasi pada Scrum event.

PT Widya Intelektual Bangsa (Widya) is a company that moves in the field of artificial intelligence and data analytics. One of the services provided by Widya is Toba.Ai. Toba.Ai is web-based software for Instagram social media account analysis that can help customers in planning their strategies for creating content. Toba.Ai was developed using the Scrum framework. During its development, the Toba.Ai team experienced a delay in completing the sprint backlog. It caused the delay of the commercialization feature release and caused Widya to lose revenue. Based on these problems, the evaluation of Scrum maturity level was conducted using the Scrum Maturity Model (SMM). The assessment was carried out by means of a focus group discussion and SCAMPI C as the assessment method. After the assessment is done, the data is processed using the KPA Rating method to determine the maturity level. Based on the result, the maturity level of Toba.Ai Scrum is still at level 1 of 5 levels contained in the SMM. The achievement of the basic Scrum management goals at level 2 only reached 64.29% or largely achieved, while the software requirements engineering goal had reached 96.43% or fully achieved. There are 12 recommendations for improvements that have been proposed. The proposed recommendations have been accepted and validated by the Toba.Ai Scrum team. The recommendations consist of 9 recommendations on the Scrum roles element, 5 recommendations on the Scrum artifacts, and 13 recommendations on the Scrum events."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Omar Mochtar
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis implementasi metode scrum pada tim pengembanagn di PT. Pegadaian, scrum merupakan kerangka kerja pengembangan software yang berbasis agile, scrum dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim dalam mengerjakan proyek, PT. Pegadaian merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan terdapat tim pengembangan aplikasi pada perusahaan tersebut yang memiliki tujuan untuk mempermudah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Penelitian ini menggunakan pendekatatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan platform jira sebagai tools memeriksa proyek, jira merupakan tools untuk membantu tim di PT. Pegadaian dalam memeriksa proyek, penelitian ini akan mengidentifikasi faktor yang menghambat dan mendukung implementasi scrum di berdasarkan panduan scrum apa yang sudah diimplementasikan, data yang diambil dari penelitian ini berdasarkan minimum viable product 1 yang memiliki waktu pengerjaan selama 3 bulan atau 6 sprint, minimum viable product adalah produk yang memiliki fitur dasar dengan tujuan agar produk tersebut dapat dinilai pengguna, sprint merupakan durasi pengerjaan dalam scrum yang biasanya berdurasi selama 2 sampai 4 minggu, pada akhir dari penelitian ini menghasilkan efektifitas pengerjaan tim selama minimum viable product 1 berdasarkan timeline ekspektasi dengan timeline realita, selain itu hasil efektifitas tersebut diukur dari implementasi scrum pada tim apa saja yang sudah diimplementasikan dan apa saja yang belum sebagai pendukung hasil analisis. 

This thesis aims to analyze the implementation of the scrum method in the development team at PT. Pegadaian, scrum is an agile-based software development framework, scrum can improve team efficiency and effectiveness in working on projects, PT. Pegadaian is a company engaged in the financial services sector and there is an application development team at the company that has the aim of making it easier for companies to run their business. This study uses a quantitative approach with data collection techniques using the jira platform as a tool for checking projects, jira is a tool to help the team at PT. Pegadaian examines the project, this research will identify factors that hinder and support Scrum implementation based on what Scrum guidelines have been implemented, data taken from this research is based on a minimum viable product 1 which has a working time of 3 months or 6 sprints, a minimum viable product is a product that has basic features with the aim that the product can be assessed by users, a sprint is the duration of work in scrum which is usually 2 to 4 weeks long, at the end of this research it results in the effectiveness of teamwork for a minimum viable product 1 based on an expectation timeline with a reality timeline , besides that the results of the effectiveness are measured from the implementation of Scrum on which teams have implemented it and what has not been to support the results of the analysis. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winston Chandra
"Pada masa kini, kebutuhan masyarakat semakin bertambah dan beragam. Dengan kemajuan teknologi, seluruh kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan menggunakan aplikasi berbasis web atau mobile. Aplikasi yang dihasilkan merupakan hasil dari tahapan-tahapan pada pengembangan perangkat lunak yang menggunakan berbagai kerangka kerja. Salah satu kerangka kerja yang dapat digunakan adalah scrum. Di dalam menggunakan scrum, kinerja pengembang perangkat lunak harus dipantau menggunakan beberapa metrics agar proses pengembangan perangkat lunak dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang bagus. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai metrics yang dapat digunakan untuk memantau kinerja pengembang perangkat lunak, eksperimen yang dilakukan pada pembuatan metrics, aplikasi yang berisi metrics untuk digunakan sebagai pemantau kinerja pengembang perangkat lunak berbasis scrum, evaluasi aplikasi yang sudah dibuat, dan kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.

In recent days, community needs are increasing and diverse. With the advanced technology, almost every community needs can be fulfilled with mobile or web based apps. Those apps are produced by implementing some steps of software development process with a framework. One of frameworks that can be used is Scrum. In using Scrum as framework, performance of scrum team must be monitored using some metrics, so that software development process can be good and the product that being produced are good as well. In this research, will be covering the area of metrics that can be used for monitoring performance of scrum team in software development process, experiment that being done to create the metrics, app that contains metrics to monitor the scrum team progress, evaluate the app, and summary of the research that has been done."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Rahmat Kurniawan
"PT. XYZ merupakan sebuah startup yang menerapkan scrum dalam pengembangan produknya. Hal ini dikarenakan sifat scrum yang cepat dalam merespon perubahan. Namun dalam pelaksanaannya, terjadi beberapa masalah sehingga tujuan awal digunakannya scrum tidak dapat dicapai. Proses identifikasi masalah menunjukkan bahwa salah satu akar permasalahan yang terjadi adalah prioritas PBI (Product Backlog Item) yang masih salah karena PBI belum secara detail didefinisikan ketika dimasukan dalam suatu sprint, akibatnya terjadi pelebaran requirements dari yang diekspektasikan diawal. Hal ini membuat persentase PBI yang selesai dalam satu sprint hanya mencapai 58.37%. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan peningkatan proses scrum dengan menerapkan beberapa process area dalam CMMI. Penentuan process area yang akan digunakan dilakukan melalui evaluasi tingkatan proses scrum di PT. XYZ pada Scrum Maturity Model.
Hasil evaluasi menunjukkan proses scrum di PT. XYZ masih berada pada level 1 karena pada level 2 intepretasi nilai yang didapatkan adalah Largely Achieved dan pada level 3 intepretasi nilai yang didapatkan adalah Partially Achieved. Praktik scrum yang paling banyak mengalami masalah adalah product backlog. Oleh karena itu, sesuai dengan akar masalah yang diangkat pada penelitian ini, penulis kemudian memberikan rekomendasi peningkatan yang utama untuk artefak product backlog dan beberapa scrum ceremonies yang dapat mendukung terciptanya product backlog yang baik. Dengan menerapkan process area CMMI REQM, RD, PP, IPM, QPM, RSKM, OPD dan PMC, didapatkan 95 rekomendasi akhir untuk meningkatkan proses scrum dalam pengembangan produk di PT. XYZ sehingga proses scrum dapat berjalan lebih baik lagi dan tujuan awal digunakannya scrum dapat tercapai.

PT. XYZ is a startup that use scrum in the development their product. This is because the nature of scrum is fast in responding to the changes. But in its implementation, several problems occured so that the initial purpose of using scrum cannot be achieved. The problem identification process shows that one of the root problems that occured is the PBI (Product Backlog Item) priority is still wrong because PBI has not been detaily defined when it included in a sprint, as a result there has been a requirements creep. This makes the percentage of PBIs completed in one sprint only reaching 58.37%. Therefore in this study an improvement in the scrum process will be carried out by applying several process areas in CMMI. The determination of the process area to be used is done through evaluating the level of the scrum process in PT. XYZ with the Scrum Maturity Model.
The evaluation results show that the scrum process at PT. XYZ is still at level 1 because in level 2 the interpretation of the values obtained is Largely Achieved and on level 3 the interpretation of the values obtained is Partially Achieved. The practice of scrum that has the most has problems is product backlog. Therefore, according to the root problem raised in this study, the authors then provide the main improvement recommendations for product backlog artifacts and several scrum ceremonies that can support the creation of a good product backlog. By applying the CMMI REQM, RD, PP, HDI, QPM, RSKM, OPD and PMC process areas, 95 final recommendations were obtained to improve the scrum process in the development of PT. XYZ so that the scrum process could run better and the initial objectives of Scrum use could be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Bintang Nurrachma Gunawan
"PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memilih untuk menggunakan Agile Development sebagai metodologi pengembangan produk sejak tahun 2017. Salah satu tribe yang menerapkan Agile Development dan Scrum adalah Tribe BUMN dengan produk utamanya aplikasi event organizer Palapaone. Tribe BUMN mengalami kendala dalam penyelesaian Palapaone dengan pencapaian rilis produk sebesar 37,50%. Tingkat keberhasilan yang rendah ini membuat anggaran biaya Tribe BUMN membengkak. Hasil dari observasi menunjukan akar masalahnya adalah belum optimalnya proses implementasi Scrum. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penerapan implementasi Scrum dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM) sebagai kerangka kerja utama. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada dua tim Scrum, yaitu Squad mobile Apps dan Squad Dashboard. Evaluasi dilakukan secara mendalam pada masing-masing tim Scrum di aplikasi Palapaone tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pada tingkat organisasi tingkat kematangan berada pada tingkat 1 (Initial). Begitu juga dengan setiap tim Scrum, keduanya berada pada tingkat 1. Berdasarkan hasil ini disusun 8 rekomendasi perbaikan (scrum element: role (2), artifact (2), event (4)) dengan 23 kegiatan perbaikan untuk 22 praktik terpilih di tingkat 2 SMM.

PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) has chosen to use Agile Development as a product development methodology since 2017. One of the tribes that implement Agile Development and Scrum is Tribe BUMN with the main product being the event organizer application Palapaone. Tribe BUMN experienced problems in completing Palapaone with the achievement of product releases of 37.50%. This low success rate has made Tribe BUMN's budget swell. The results of the observations show that the root of the problem is that the Scrum implementation process is not yet optimal. Based on these problems, this study aims to evaluate the process of implementing Scrum implementation using the Scrum Maturity Model (SMM) as the main framework. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires and interviews to two Scrum teams, namely Squad Mobile Apps and Squad Dashboard. An in-depth evaluation was carried out on each Scrum team in the Palapaone application. The results showed that at the organizational level, the maturity level was at level 1 (Initial). Likewise, with each Scrum team, both are at level 1. Based on these results, 8 recommendations for improvement (scrum elements: role (2), artifact (2), event (4)) were prepared with 23 improvement activities for 22 selected practices at level 2 SMM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Chandra Abimaulana
"PT XYZ mengimplementasikan Scrum dalam proses pengembangan perangkat lunaknya. Hal ini bertujuan agar software delivery dapat sesuai dengan requirements dan jadwal yang ditentukan sebagai upaya PT XYZ agar dapat bersaing di bidang Education Technology. Namun dalam penerapannya masih terdapat permasalahan dimana Sprint Goal yang telah ditetapkan dalam Objective Key Result (OKR) tidak tercapai. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi dan perbaikan proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ menggunakan Scrum Maturity Model. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan proses wawancara, kuesioner, dan observasi untuk kemudian diolah menggunakan metode KPA Rating dari Agile Maturity Model. Hasil Analisa digunakan sebagai rekomendasi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ belum mencapai level 2 tingkat kematangan Scrum Maturity Model. Hal ini dikarenakan masih adanya praktik-praktik yang belum dijalankan dalam setiap sasaran umumnya. Rekomendasi perbaikan yang dihasilkan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ.

PT XYZ implements Scrum in its software development process. This aims so that the delivery software can be in accordance with the requirements and schedule specified as an effort of PT XYZ in order to compete in the field of Education Technology. However, in its application, there are still problems where the Sprint Goal set out in the Objective Key Result (OKR) is not achieved. In this research, evaluation and improvement of the software development process at PT XYZ was carried out using Scrum Maturity Model. Data collection method is done by interviewing, questionnaire, and observation processed using KPA Rating from Agile Maturity Model. The results of the analysis are used as recommendation for improvement of the software development process at PT XYZ. The result of this study shows that the software development process at PT XYZ has not reached level 2 maturity of Scrum Maturity Model. This is because there are still practices that have not been implemented in every target generally. The Improvement Recommendations result are used as a reference for improving the software development process at PT.XYZ."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Julianasari
"Chickin adalah sebuah startup teknologi di bidang poultry yang memiliki sebuah departemen teknologi informasi (TI) yang dipimpin oleh seorang CTO. Departemen TI Chickin memiliki tiga tim Scrum yang membangun produk TI berupa aplikasi mobile dan IoT untuk menunjang kegiatan peternakan. Masalah utama yang ditemukan pada proses pengembangan aplikasi ini adalah persentase ketepatan waktu hanya mencapai 50% sehingga mengganggu pencapaian target. Tujuan penelitian ini adalah evaluasi proses implementasi Scrum untuk menilai tingkat ketangkasan implementasi Scrum dan membuat rekomendasi perbaikan implementasi Scrum untuk meningkatkan ketepatan waktu pengembangan aplikasi. Penelitian merupakan case based research yang dilakukan menggunakan mixed method, yaitu paduan kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen Agile Assessment. Metode kuantitatif dilakukan dengan survei terhadap 21 responden dari tim produk Chickin (Product Manager, Developer, dan Scrum Master) untuk mengukur tingkat ketangkasan implementasi Scrum. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara kepada Technology Lead dan Scrum Master untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat ketangkasan implementasi Scrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketangkasan implementasi Scrum mencapai 81.4% dengan interpretasi Largely Achieved. Namun, masih ditemukan 14 masalah dari empat area implementasi. Penyusunan rekomendasi dilakukan dengan memetakan 14 masalah pada praktik Scrum Guide 2020 untuk meningkatkan proses dan pada praktik Software Craftsmanship mengatasi masalah teknis. Dari pemetaan masalah menghasilkan rekomendasi proses untuk 13 masalah dan rekomendasi teknis untuk 9 masalah. Rekomendasi diharapkan dapat membantu perusahaan meningkatkan ketepatan waktu pada proses pengembangan produk dengan mengimplementasikan Scrum secara lebih tangkas.

Chickin is a poultry’s technology startup that has an information technology (IT) department led by a CTO. Department IT of Chickin has three Scrum teams that build IT products in the form of mobile and IoT applications to support livestock activities. The main problem in the application development process is that the timeliness percentage only reaches 50%, which disrupts in achieving the target. The purpose of this study is to evaluate the Scrum implementation process to assess the agility level of Scrum implementation and make recommendations for improving Scrum implementation to increase the timeliness of IT product development. The research is a case-based-research conducted using a mixed method, namely a combination of quantitative and qualitative with Agile Assessment instruments. The quantitative method was carried out by surveying 21 respondents of the Chickin product team (Product Manager, Developer, and Scrum Master) to measure the level of agility in Scrum implementation. The qualitative method is carried out by interviewing the Technology Lead and the Scrum Master to identify factors that influence the level of agility of Scrum implementation. The results showed that the agility of Scrum implementation reached 81.4% with the Largely Achieved interpretation. However, 14 problems still needed to be found from the four implementation areas. The recommendations are prepared by mapping these 14 problems on the Scrum Guide 2020 practice to improve processes and Software Craftsmanship practices in overcoming technical problems. The problem mapping resulted in process recommendations for 13 problems and technical recommendations for 9 problems. The recommendations are expected to help companies improve the timeliness of the product development process by implementing Scrum more agile."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elmar David Denesta
"Pengembangan perangkat lunak waterfall mulai tidak relevan dengan PT XYZ. Kecepatan perubahan dari permintaan pengguna, membuat pengerjaan proyek PT XYZ menjadi terlambat. Scrum merupakan kerangka kerja yang dapat mengatasi cepatnya perubahan tersebut. Oleh sebab itu, PT XYZ perlu melakukan adaptasi kerangka kerja Scrum. Menurut software enginering institute, terdapat 3 dimensi penting dalam sebuah proses yaitu People, Procedure and Method, dan Tools yang akan menjadi fokus penelitian ini. Dimensi people menggunakan Sociomery dan Motivation Method untuk mengetahui kondisi tim saat ini serta menganalisa peran-peran saat ini pada perusahaan. Dimensi procedure and method menggunakan A Guide to agile with CMMI yang difokuskan pada process area Project roadmap CMMI dan acara-acara pada Scrum Guide. Sedangkan pada dimensi Tools, dengan mencari pada mensin pencarian di internet dengan kata kunci ‘free Scrum Tools’ lalu dibandingkan antara keunggulan serta kekurangan dari tiap Tools tersebut. Hasil dari dimesi people dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan peran-peran pada Scrum yaitu, Scrum Master, Product Owner dan Development Team. Scrum Master yang terpilih adalah responden nomor 2 dan 10 berdasarkan hasil Sociometry yang paling populer dari tim tersebut, sedangkan Product Owner diperankan oleh pemimpin proyek XYZ Tracker dikarenakan memiliki tanggung jawab yang hampir memadai dari tanggung jawab seorang Product Owner. Development Team dibagi menjadi 2 tim berdasarkan hasil Sociometry dan kemampuan individual yang masing-masing tim berjumlah 7 orang . Pada dimensi procedure and method, terdapat 50 rekomendasi rancangan adaptasi procedure and method. Sedangkan hasil dimensi Tools, menggunakan ‘ApaScrum’ yang memiliki keunggulan dalam memberikan kemudahan dalam penggunaan serta dapat menghasilkan artefak yang dibutuhkan dalam Scrum.

The waterfall software development is becoming irrelevant with PT XYZ. The speed of change from user requests resulted in the slowdown of project work from PT XYZ . Scrum is a framework that can overcome those rapid changes. Therefore, PT XYZ needs to adapt the Scrum framework. According to the software engineering institute, there are 3 important dimensions in a process namely People, Procedure and Method, and Tools which will be the focus of this research. The People dimension uses Sociomery and Motivation Method to determine the current condition of the team and analyze the current roles in the company. The procedure and method dimension uses A Guide to Agile with CMMI which is focused on the CMMI Project roadmap process area and events on the Scrum Guide. While in the Tools dimension, by searching on search engines on the internet with the keyword 'Free Scrum Tools' then comparing the advantages and disadvantages of each of these Tools. the results of the people dimension are divided into three sections based on roles in Scrum namely, Scrum Masters, Product Owners and Development Teams. The selected Scrum Masters are respondents number 2 and 10 based on the results of the most popular Sociometry from the team, while the Product Owner is played by the XYZ Tracker project leader because it has almost the same responsibility as the responsibility of a Product Owner. The Development Team was divided into 2 teams based on the results of Sociometry and the individual abilities of each team totaled 7 people. On the procedure and method dimension, there are 50 recommended procedures and method adaptation designs. While the results of the Tools dimension, which used 'ApaScrum' has the advantage of providing ease of use and can produce the artifacts needed in Scrum"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Javier Harwenda
"PT XYZ adalah salah satu perusahaan teknologi yang bergerak dibidang teknologi keuangan. Perusahaan berdiri sejak tahun 2018 dan memiliki produk digital yang terbagi ke dalam dua jenis pengguna yaitu B2B dan B2C. Sebagai perusahaan digital produk digital dikembangkan dengan implementasi Scrum. Namun pada praktiknya implementasi tidak berjalan mulus. Pada tahun 2021 diketahui tingkat keterlambatan sprint mencapai 64%. Puncaknya perusahaan harus menghentikan implementasi Scrum mereka karena adanya tingkat keterlambatan yang mencapai 100%. Penelitian ini mengidentifikasi faktor kunci kesuksesan implementasi Scrum pada perusahaan serta memberikan rekomendasi terhadap implementasi Scrum tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process sebagai metode untuk memperingkat faktor kunci kesuksesan yang paling utama pada perusahaan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, faktor kunci dengan peringkat tertinggi adalah komunikasi tim, diikuti oleh komitmen tim, kapabilitas tim, proses manajemen proyek, komunikasi antara pemangku kepentingan, proses pengembangan perangkat lunak, dan komitmen manajemen. Dari penelitian ini, diketahui bahwa komunikasi tim merupakan faktor kunci kesuksesan yang paling berpengaruh pada implementasi Scrum pada perusahaan.

PT XYZ is a technology company engaged in financial technology since 2018. The company has digital products that categorized based on two types of users, namely B2B and B2C. As a digital company, they development their digital products by implementing Scrum. However, in practice, the implementation did not run smoothly. By 2021 the sprint delay rate reaches 64%. The peak was the company need to stop its Scrum implementation because of the delay rate reaches 100%. This study identifies the key factors for the successful implementation of Scrum and provides recommendations for the Scrum implementation. This study uses the Analytical Hierarchy Process method as method to rank the most important key success factors at the company. Based on the results of this study, the key factor with the highest ranking was team communication, followed by team commitment, team capability, project management process, communication between stakeholders, software development process, and management commitment. From this research, team communication is the key success factor that most influences the implementation of Scrum in companies "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>