Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caroline Oktarina
"Peningkatan frekuensi penggunaan hand sanitizer dan mencuci tangan dengan sabun disinyalir menyebabkan peningkatan insidens dermatitis pada tangan. Tenaga nonmedis yang bekerja di rumah sakit juga mengimplementasikan hand hygiene secara rutin sehingga ikut mengalami peningkatan kejadian dermatitis pada tangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dermatitis pada tangan tenaga nonmedis, derajat keparahannya, serta penggunaan hand sanitizer terhadap transepidermal water loss (TEWL) dan skin capacitance. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2022 di ruang penelitian kelompok staf medis (KSM) Dermatologi dan Venereologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Subjek dipilih berdasarkan kriteria penelitian dengan metode cluster random sampling. Identitas, data penggunaan hand sanitizer dan mencuci tangan, stigmata atopi, dan durasi dermatitis pada tangan didapatkan melalui anamnesis. Penilaian keparahan dermatitis pada tangan dilakukan dengan hand eczema severity index (HECSI). Pemeriksaan TEWL dan skin capacitance dilakukan dengan Tewameter® TM 300 dan Corneometer® CM 825. Analisis data dilakukan dengan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 21.0. Terdapat masing-masing 24 subjek yang direkrut pada kelompok dengan dan tanpa dermatitis pada tangan. Berdasarkan karakteristik sosiodemografik dan klinis, tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok kecuali frekuensi mencuci tangan dengan air dan sabun. Subjek dengan dermatitis lebih sering mencuci tangan dengan air dan sabun dibandingkan dengan subjek tanpa dermatitis (6 vs 4,5 kali/hari; p = 0,005). Proporsi kejadian dermatitis pada tangan pada tenaga nonmedis pengguna hand sanitizer adalah 10% dengan median durasi penyakit 22 minggu dan rerata nilai HECSI 9,25 ± 6,33. Tidak terdapat perbedaan TEWL dan skin capacitance yang bermakna kedua kelompok (p > 0,05). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara TEWL dan skin capacitance dengan skor HECSI (p > 0,05). Mayoritas tenaga nonmedis yang mengalami dermatitis pada tangan memiliki derajat keparahan ringan. Kerusakan sawar kulit kemungkinan sudah terjadi akibat peningkatan praktik hand hygiene walaupun belum tampak gejala secara klinis sehingga tidak terdapat perbedaan fungsi sawar dan hidrasi kulit yang bermakna antara kelompok dermatitis dan kelompok tanpa dermatitis.

Increased frequency of hand sanitizer use and washing hands with soap allegedly caused the increasing incidence of hand eczema (HE). Nonmedical personnel who work in the hospital also implement hand hygiene practices routinely so they also experience increased incidence of HE. This study aims to analyze the HE in nonmedical personnel, its severity, and the effect of hand sanitizer use on transepidermal water loss (TEWL) and skin capacitance. This observational cross-sectional study was conducted from July to September 2022 at the Department of Dermatology and Venerology, Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, Jakarta. Subjects were recruited based on the study criteria with cluster random sampling method. Subject’s identity, data related to hand sanitizer use and hand washing, atopic stigmata, and duration of HE were documented through history taking. The severity of HE was assessed with hand eczema severity index (HECSI). TEWL and skin capacitance were measured with Tewameter® TM 300 and Corneometer® CM 825. Data were analyzed with Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 21.0. Both HE and control groups consisted of twenty-four subjects, respectively. Based on sociodemographic and clinical characteristics, there was no significant difference between both groups, except for the frequency of hand washing. Subjects with HE washed hands more frequently compared to normal subjects (6 vs 4.5 times/day; p = 0.005). The proportion of HE incidence in nonmedical personnel using hand sanitizer was 10% with median duration of disease of 22 weeks and mean HECSI score of 9.25 ± 6.33. There was no significant difference of TEWL and skin capacitance between both groups (p > 0.05). There was no significant correlation between TEWL and skin capacitance with HECSI scores (p > 0.05). Majority of nonmedical personnel suffering from HE had mild severity. The disruption of skin barrier might have already occurred due to increased of hand hygiene practice although clinical symptoms had not become visible, leading to no significant difference of barrier function and skin hydration in both groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama dunia, kejadian infeksi ini menyebabkan length of stay (LOS), mortalitas dan healthcare cost meningkat. Penelitian ini ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang hand hygiene di Gedung Wijayakusuma RSUP Persahabatan tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sample adalah 75 orang diambil dengan total sampling.
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisa data univariat. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 81,3%. Disarankan perawat meningkatkan tingkat pengetahuan tentang hand hygiene sehingga dapat melakukan prosedur cuci tangan dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni A.
"Mencuci tangan dengan sabun merupakan tindakan sederhana yang dapat mencegah berbagai macam penyakit salah satunya diare, namun tindakan tersebut masih jarang dilakukan oleh anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi perilaku dengan teknik modeling terhadap perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Metode yang digunakan quasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok; 38 anak sebagai kelompok intervensi dan 38 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yang dilanjutkan dengan simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan modifikasi perilaku dengan teknik modeling berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), dan keterampilan (p=0,000) cuci tangan anak sekolah. Analisis lebih lanjut menunjukkan modifikasi perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga (p=0,000). Modifikasi perilaku dengan teknik modeling dapat diterapkan sebagai salah satu upaya peningkatan perilaku mencuci tangan pada anak sekolah yang dapat diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah.

Hand washing is a simple action that can prevent a variety of diseases especially diarrhea, but this action is still rarely carried out by school children. The aim of this study was to determine the effect of behavior modification with modeling techniques on hand washing behavior at primary school age children (6-12 years). The research design was quasi experiment consisting of two groups; 38 subjects as intervention groups and 38 subjects as control groups. The sampling technique used stratified random sampling, followed by simple random sampling.
The results showed a behavior modification significantly affect of knowledge (p=0.000), attitude (p=0.000), and skills of hand washing (p=0.000). Further analysis showed that behavior modification is influenced by family knowledge (p=0.000). Behavior modification with modeling techniques can be applied as one effort to increase hand washing behavior of school children that could be integrated in the school nursing service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Maryanti
"Latar belakang. Transmisi mikroorganisme dari tangan tenaga kesehatan merupakan sumber utama infeksi silang di rumah sakit dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan.
Tujuan. Memperoleh gambaran proporsi kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan (KT) pada tenaga kesehatan yang bekerja di PICU RSCM.
Metode. Studi observasional di PICU RSCM. Tenaga kesehatan yang diamati terdiri dari dokter, perawat, dan nakes lain (pekarya, petugas kebersihan, dietitian, pramusaji).
Hasil. Peluang yang diamati sebanyak 3226, secara umum kepatuhan terhadap kebersihan tangan adalah 51,7% dengan 57,4% diantaranya dilakukan dengan cara yang benar. Pada analisis multivariat ketidakpatuhan dokter meningkat pada tingkat risiko kontaminasi tinggi (aOR 1,48; IK 95% 1,01-2,18; P= 0,047) dan rendah (aOR 5,61; IK 95% 3,69-8,50; P=0,000). Penggunaan sarung tangan mempengaruhi dokter untuk tidak patuh terhadap rekomendasi KT (aOR 3,08; IK 95% 1,55-6,15; P= 0,001). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada risiko kontaminasi tinggi (aOR 2,62; IK 95% 2,09-3,27) P= 0,000) dan rendah (aOR 3,74; IK 95% 2,98-4,69); P= 0,000). Indeks aktivitas rendah meningkatkan ketidakpatuhan perawat (OR 1,30; IK 95% 1,05-1,61; P= 0,015). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada hari kerja (aOR 1,4; IK 95% 1,16-1,70; P= 0,001), shift pagi (aOR 1,75; IK 95% 1,42-2,17;P=0,000), dan penggunaan sarung tangan (aOR 2,81; IK 95% 2,05-3,87; P=0,000). Ketidakpatuhan nakes lain meningkat pada hari kerja (aOR 3,11; IK 95% 1,17-5,67; P= 0,000), shift malam (aOR 2,15; IK 95% 1,003-4,61; P= 0,049), dan penggunaan sarung tangan (aOR 8,83; 95% IK 2,91-26,80; P= 0,000).
Kesimpulan. Kepatuhan terhadap rekomendasi kebersihan tangan belum optimal. Data yang didapatkan dari pengamatan tidak dapat menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat antara ketidakpatuhan tenaga kesehatan dengan faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian, teridentifikasinya masalah yang ada dapat memberikan kemudahkan bagi institusi rumah sakit untuk mengambil langkah intervensi yang diperlukan.

Background. Transmission of microorganism from the hands of healthcare workers is the main source of cross infection in hospitals and can be prevented by hand hygiene (HH).
Objective. To determine the compliance with HH guidelines among healthcare workers in PICU CMH.
Methods. An observasional study in PICU CMH. All doctors, nurses and paramedical staff in the PICU were included.
Results. In 3226 observed opportunities for HH, overall compliance was 51.7% where 57.4% of it was perform properly. In multivariate analysis, doctors noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 1.48; 95% CI 1.01 to 2.18; P= 0.047), and low risk for contamination (aOR 5.61; 95% CI 3.69 to 8.50; P= 0.000). Hand hygiene compliance was significantly worse following gloves use (aOR 3.08; 95% CI 1.55 to 6.15; P= 0.001). Nurses noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 2.62; 95% CI 2.09 to 3.27) P= 0.000), low risk for contamination (aOR 3.74; 95% CI 2.98 to 4.69); P= 0.000), and when intensity of patient care was low (OR 1.30; 95% CI 1.05 to 1.61; P= 0.015). Nurses noncompliance was also higher on weekdays (aOR 1.4; 95% CI 1.16 to 1.70; P= 0.001), morning shift (aOR 1.75; 95% CI 1.42 to 2.17;P=0.000), and when they use gloves for patient care (aOR 2.81; 95% CI 2.05 to 3.87; P= 0.000). Paramedical staff noncompliance was higher on weekdays (aOR 3.11; 95% CI 1.17 to 5.67; P= 0.000), night shift (aOR 2.15; 95% CI 1.003 to 4.61; P= 0.049), and when using a gloves (aOR 8.83; 95% CI 2.91 to 26.80; P= 0.000).
Conclusions. Hand hygiene compliance was not optimal. Observational data cannot prove causality between healthcare workers compliance and the factors that associated with that. Knowing more specifically where an intervention is needed can allow institutions to target resources to their own particular problems.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Weinberg, Norma Pasekoff
"This book offers dozens of easy-to-make recipes, plus nutrition tips for healthy hands, strength-building exercises, and relaxing hand massage techniques"
New York: Storey Books, Pownal, VT, 1998
646.72 WEI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Suprihatin
"WHO memperkirakan lebih dari sepertiga kematian anak secara global karena diare. Banyak penelitian membuktikan cuci tangan pakai sabun cost effective mencegah kesakitan dan kematian anak dibawah lima tahun akibat diare dan infeksi saluran pernapasan. Namun perilaku cuci tangan pakai sabun bukan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat. Hasil survey Dinas Kesehatan Kota Bogor tahun 2012 didapatkan perilaku cuci tangan pakai sabun masyarakat Kelurahan Pasir Kuda baru 35,5%. Penelitian ini membahas faktor predisposisi, pemungkin dan penguat perilaku ibu/pengasuh bayi sebagai upaya pencegahan kejadian diare. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil analisis multivariat variabel pengetahuan dan ketersediaan sarana ada hubungan bermakna. Saran penelitian meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar serta meningkatkan kemitraan dengan Dinas Bina Marga untuk perluasan ketersedian dan kemudahan akses air bersih sepanjang tahun.

WHO estimates that more than one third of child deaths due to diarrhea globally. Many studies have shown Handwashing cost effective to prevent the morbidity and mortality of children under five are caused by diarrhea and respiratory tract infections. However, handwashing with soap is not the usual behavior. Results Bogor City Health Department survey in 2012 found the behavior of handwashing with soap in Kelurahan Pasir Kuda community 35.5%. This study discusses the factors predisposing, enabling, and reinforcing behavior of handwashing the mother / baby sitter. Quantitative research with cross sectional design. Multivariate analysis variable availability of existing knowledge and handwashing equipment relationships. To be advised improve knowledge of effective handwashing step and cooperation between Bina Marga Bogor City Department to develop water supply.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Isti Amirtha
"ABSTRAK
Ekstrak kulit batang salam mengandung tanin dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Kemampuan senyawa tanin dan flavonoid dapat diformulasikan menjadi gel hand sanitizer. Tujuan penelitian adalah menentukan konsentrasi hambat minimal KHM ekstrak kulit batang salam, memformulasikan dan mengevaluasi gel hand sanitizer, serta mengetahui efektivitas gel terhadap bakteri di telapak tangan. Basis gel dioptimasi dengan membuat tiga perbandingan antara karbomer dan trietanolamin. Kemudian dipilih basis gel terbaik, diformulasikan dengan ekstrak kulit batang salam. Uji stabilitas fisik dilakukan terhadap gel hand sanitizer yang mengandung ekstrak kulit batang salam 4,04 F1 dan 7,77 F2 , disimpan pada suhu 4 2 C, 27 2 C dan 40 2 C selama 12 minggu. Efektivitas gel hand sanitizer F1 dan F2 diujikan pada telapak tangan 30 responden. Dari penelitian diperoleh nilai KHM ekstrak kulit batang salam adalah 3,12 . Berdasarkan optimasi basis gel, basis gel terbaik diperoleh dari perbandingan karbomer dan trietanolamin 1 : 4 dengan pH 5,50. Gel hand sanitizer F1 dan F2 menunjukkan stabilitas yang baik selama 12 minggu. Uji efektivitas gel hand sanitizer menunjukkan F2 cenderung menurunkan jumlah bakteri P= 0,125 lebih banyak dibandingkan F1 P= 1,000 . Berdasarkan uji hedonik, responden lebih menyukai gel hand sanitizer F2 dibandingkan F1. Berdasarkan keseluruhan hasil, gel hand sanitizer F2 lebih baik dibandingkan F2.

ABSTRACT
Salam bark extract contains tannins and flavonoids that can inhibit the growth of Staphylococcus aureus. The ability of two compounds can be formulated into hand sanitizer gel. The objectives of study were determining minimum inhibitory concentration MIC of salam bark extract, formulating and evaluating the hand sanitizer gel, as well as studying the gel effectiveness against bacteria on the palms. Gel base was optimized by preparing three formulas containing carbomer and triethanolamine in different ratio. The best gel formula was mixed with salam bark extract. Physical stability of hand sanitizer gel containing 4.04 F1 and 7.77 F2 salam bark extract was carried out at 4 2 C, 27 2 C, and 40 2 C for 12 weeks. The effectiveness of F1 and F2 hand sanitizer gel were examined on palms of 30 respondents. The results showed that MIC of salam bark extract was 3.12 . Based on the gel base optimization, the best gel base was containing carbomer and triethanolamine in the ratio of 1 to 4 with pH of 5.50. The F1 and F2 hand sanitizer gel gave good stability for 12 weeks. The antibacterial effectiveness study showed that F2 hand sanitizer gel tended to decrease amount of bacteria P 0.125 better than that F1 P 1.000 . Based on the hedonic study, F2 hand sanitizer gel was more preferred than F1. According to all of the results, it could be concluded that the F2 hand sanitizer gel was much better than the F1."
2017
S69785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agus Setiawan
"Kejadian infeksi nosokomial dalam pelayanan kesehatan baik di Indonesia maupun dunia masih mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan masih rendahnya tenaga kesehatan dalam menerapkan hand hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan kesesuaian pelaksanaan teknik hand hygiene pada mahasiswa reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 230 sampel yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen tingkat pengetahuan hand hygiene modifikasi dari WHO dan lembar observasi dari WHO tahun 2006. Analisis statistik menggunakan chi-square dengan hasil bahwa tingkat pengetahuan hand hygiene memiliki hubungan sangat bermakna dengan kesesuaian pelaksanaan teknik hand hygiene X2=144,24; p=0,000; ?=0,05 . Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan hand hygiene agar dapat meningkatkan penerapan hand hygiene dengan benar dan sesuai.

The incident nosocomial infections of health services both in indonesia and the world still was increasing every year. It was because the health workers have poor practice of hand hygiene. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of hand hygiene with conformity the implementation of the technique hand hygiene in bachelor degree students majoring nursing university of indonesia. The research used design cross sectional with 230 samples which is chosen by stratified random sampling. This research used of the instruments level of knowledge hand hygiene modification from WHO and observation sheet from WHO 2006. Statistic analyze used chi square with the result that level of knowledge of hand hygiene had correlation with conformity the implementation of the technique hand hygiene X2 144,24 p 0,000 0,05 . This study recommended to improved the knowledge of hand hygiene to improve the implementation of hand hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyana Indah Wijayanti
"Program Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan suatu upaya pada fasilitas kesehatan untuk mengurangi penyebaran infeksi. Di RSCM Kencana selama ini telah dilakukan program pengendalian infeksi ini, salah satunya melalui audit monitoring hand hygiene para petugasnya namun masih menggunakan sistem paper-based sehingga memiliki banyak keterbatasan. Di zaman sekarang, teknologi informasi digital semakin berkembang, salah satunya di dunia kesehatan. Teknologi ini berpotensi dalam memfilter dan mengolah data menjadi sebuah informasi, kemudian disimpan dalam sebuah database sehingga dapat menyimpan informasi dalam jumlah yang lebih banyak. Penelitian ini bertujuan memberikan rancangan suatu aplikasi digital agar memudahkan proses pengambilan data audit hand hygiene pada perawat IPCN dan Link di area Unit RSCM Kencana dengan perancangan desain aplikasi menggunakan DFD (Data Flow Diagram) level nol dan level satu. Adapun teori dalam perancangan ini menggunakan metode waterfall dengan variabel investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para pengguna dalam mengaudit kebersihan cuci tangan menggunakan aplikasi android-based sehingga dapat memudahkan dalam menghasilkan data dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan nantinya.

The Infection Control Program is an effort on health facilities to reduce the spread of infection. During the RSCM Kencana program, this infection control program has been carried out, one of which is through the monitoring of hand hygiene audits of its officers but still using paper-based systems so that it has many limitations. Today, digital information technology is growing, one of them in the world of health. This technology has the potential to filter and process data into information, then stored in a database so that it can store more information. This study aims to provide a design for a digital application to facilitate the hand hygiene audit data collection process for IPCN nurses and links in the RSCM Kencana Unit area with the design of application designs using zero level and one level DFD (Data Flow Diagrams). The theory in this design uses the waterfall method with variable system investigation, system analysis, system design and system implementation. The results of this study are expected to provide convenience to users in auditing hand washing hygiene using an android-based application so that it can facilitate the production of data and information as consideration in the decision making process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Fitria
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan intensif RSUD Budhi asih tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh analisis gambaran perilaku cuci tangan perawat pelaksana. Apabila perilaku cuci tangan pada perawat sudah dilakukan secara optimal, hal ini dapat meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh analisis perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit Perawatan Intensif. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen, serta referensi literature-literatur yang terkait dengan topik penelitian ini. Masalah yang di temukan di unit perawatan Intensif dari waktu ke waktu adalah perilaku cuci tangan perawat yang mencuci tangan belum sepenuhnya mengikuti prosedur yang ada.
Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan Intensif masih belum optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait diantaranya adalah dari factor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan fasilitas), faktor penguat (Pendidikan dan pelatihan, SOP, Komunikasi). Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa perilaku cuci tangan perawat tergolong tidak baik maka di perlukan adanya peningkatan pengetahuan perawat melalui pendidikan dan pelatihan terkait cuci tangan, adanya SOP yang di sempurnakan dan sosialisasi terkait pentingnya cuci tangan serta dengan adanya pengawasan dari pihak internal rumah sakit sehingga diharapkan timbul kesadaran dan motivasi untuk melakukan cuci tangan yang benar sesuai prosedur.

This paper discusses the behavior of nursing hand -washing executor in the intensive care unit hospitals Budhi compassion in 2011. The purpose of this study was to obtain a picture analysis of hand-washing behavior of nurse executives. When hand-washing behavior in the nurse had done optimally, this can minimize the occurrence of nosocomial infections. This study used a qualitative approach to obtain the analysis of hand-washing behavior of nurse executive at the Intensive Care Unit. Data obtained on the basis of in-depth interviews, observation, document review, as well as literatureliterature references related to this research topic. The problems found in intensive care units from time to time hand washing is the behavior of nurses washed their hands have not fully follow the procedures. Based on the results obtained that the hand washing behavior of nurse executive in the Intensive care unit is still not optimal due to several interrelated factors which include the predisposing factors (knowledge, attitudes), enabling factors (availability of facilities), reinforcing factors (education and training, SOP, Communications).
From the results of this study was obtained that the behavior of nurses wash their hands properly then classified as not in need of increased knowledge and training of nurses through education related to hand washing, the SOP in the perfected and socialization-related importance of washing hands and with the supervision of the hospital so that the internal party expected to arise awareness and motivation to perform the correct hand washing procedure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>