Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muniati Kurnia
"Penyandang diabetes melitus memiliki bayang-bayang risiko terjadinya penurunan kualitas kesehatan dibandingkan dengan individu yang bukan penyandang diabetes melitus. Hal ini terjadi karena adanya anomali pada kadar glukosa darah yang meningkatkan risiko terjadinya kejadian terburuk yaitu komplikasi terutama pada kulit. Untuk mengurangi risiko tersebut dibutuhkan perilaku perawatan kulit yang baik dimulai dengan tingkat pengetahuan yang baik terkait perawatan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawatan kulit pada penyandang diabetes melitus. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan menggunakan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling melibatkan 110 orang responden. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 69 orang (62,7%) memiliki pengetahuan sedang, sebanyak 31 orang (28,2%) dengan pengetahuan tinggi, dan sebanyak 10 orang (9,1%) memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar masih memiliki tingkat pengetahuan sedang sehingga diperlukan upaya peningkatan pengetahuan pada penyandang diabetes melitus terutama pada perawatan kulit dengan memaksimalkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis pada setiap fasilitas kesehatan. 

People with diabetes mellitus have the risk of decreasing the quality of health compared to individuals who do not have diabetes mellitus. This happens because of an anomaly in blood glucose levels which increases the risk of the worst event occurring, namely complications, especially on the skin. To reduce this risk, good skin care behavior is needed starting with a good level of knowledge regarding skin care. This research was conducted to describe the level of skin care knowledge in people with diabetes mellitus. The research design is a descriptive study with a cross-sectional approach and uses a sampling technique with simple random sampling involving 110 respondents. The results showed that 69 people (62.7%) had moderate knowledge, 31 people (28.2%) had high knowledge, and 10 people (9.1%) had less knowledge. Based on these data, most of them still have a moderate level of knowledge, so efforts are needed to increase knowledge of people with diabetes mellitus, especially in skin care by maximizing the Chronic Disease Management Program at every health facility."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudmainnah Hanim
"Mahasiswa ingin tampil cantik dalam segala hal, salah satu upaya untuk tampil cantik adalah dengan merias diri dengan produk perawatan kulit., tetapi tidak jarang di antara mereka takut dalam menggunakan makeup dan skincare sembarangan karena memang banyak sekali makeup dan skincare di luaran sana yang tidak terjamin akan kehalalan dan standarisasi BPOM. Penelitian ini bertujuan mengetahui makna penggunaan dari skincare dan makeup yang sudah di beri label BPOM dan Halal terhadap identitas diri. Hal ini menjadi penting karena kejaminan pembeli terjamin oleh label-label tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai mahasiswi yang ada di FSI FISIP UI dan mengolah data dengan hasil bahwasaannya label halal dan BPOM sangat penting dalam penggunaan skincare dan makeup.

Students want to look beautiful in everything, one of the efforts to look beautiful is with skin care, but they are often afraid to use makeup and skin care because there are so many makeup and skin care out there that are not guaranteed halal and BPOM standardization. This research was aimed to find out he meaning of using makeup and skincare that have been labeled with BPOM and Halal for self-identity. This is important because buyer's assurance is guaranteed by these labels. This research uses a qualitative approach by interviewing female students at FSI FISIP UI and processing the data with the result that halal labels and BPOM are very important in the use of skincare and makeup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weinberg, Norma Pasekoff
"This book offers dozens of easy-to-make recipes, plus nutrition tips for healthy hands, strength-building exercises, and relaxing hand massage techniques"
New York: Storey Books, Pownal, VT, 1998
646.72 WEI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Daniaty
"Latar belakang: Hampir sebagian besar pasien kanker akan memiliki keluhan kulit, rambut, dan kuku (KRK) terkait efek samping kemoterapi yang diberikan. Antrasiklin merupakan kemoterapi yang banyak digunakan pada pasien kanker. Meskipun jarang mengancam nyawa, kelainan KRK dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Berbagai faktor risiko berpengaruh terhadap kelainan tersebut. Waktu timbulnya manifestasi kelainan KRK pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi berbasis antrasiklin juga beragam munculnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia, penyakit penyerta sistemik, status gizi, ECOG, dan anemia dengan manifestasi klinis KRK pada pasien kanker yang menjalani dua siklus kemoterapi berbasis antrasiklin.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan kohort prospektif yang diikuti dalam dua siklus pertama kemoterapi berbasis antrasiklin. Sebesar 65 pasien kanker berusia di atas 18 tahun yang mendapatkan kemoterapi siklus pertama berbasis antrasiklin di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Semua SP dilakukan anamnesis, pemeriksaan dermatovenereologikus, dan dokumentasi klinis sampai sebelum kemoterapi siklus ke-3. Pencatatan faktor risiko, jenis, dan waktu timbulnya kelainan dilakukan apabila ditemukan manifestasi KRK.
Hasil: Kelainan kulit terbanyak berupa xerosis dan hiperpigmentasi. Anagen effluvium ditemukan pada 89,2% pasien kemoterapi. Melanonikia dan xanthonikia ditemukan pada 87,7% pasien. Xerosis ditemukan dengan median (minimum-maximum) 7 (2-56) hari, anagen effluvium timbul dalam median (minimum-maximum) 13(1-27 hari), dan melanonikia dengan median (minimum-maximum) 23(1-65) hari. Tidak terdapat hubungan antara usia, penyakit penyerta sistemik, status gizi, status performa ECOG, dan anemia dengan manifestasi KRK pada pasien kanker yang menjalani dua siklus kemoterapi berbasis antrasiklin.
Kesimpulan: Semua pasien memiliki kelainan KRK. Kelainan yang paling cepat timbul adalah xerosis, diikuti anagen effluvium, dan melanonikia. Tidak ditemukan hubungan antara usia, penyakit penyerta sistemik, status gizi, status performa ECOG, dan anemia dengan manifestasi KRK pada pasien kanker yang menjalani dua siklus kemoterapi berbasis antrasiklin.

Background: Nearly most cancer patients experience skin, hair, and nail complaints due to chemotherapy side effects. Anthracycline-based chemotherapy is widely utilized in cancer care. While rarely life-threatening, cutaneous, hair, and nail alterations can significantly impact quality of life. Several risk factors influence these disorders. The onset timing of skin, hair, and nail manifestations varies among cancer patients undergoing anthracycline-based chemotherapy. This study analyses the association between age, systemic comorbidities, nutritional status, ECOG performance status, and anaemia with clinical manifestations of skin, hair, and nails in cancer patients undergoing two cycles of anthracycline-based chemotherapy.
Methods: This is an analytical descriptive study involving a prospective cohort followed during the first two cycles of anthracycline-based chemotherapy. A total of 65 cancer patients aged above 18, receiving the first cycle of anthracycline-based chemotherapy at RSUPN dr. Ciptomangunkusumo, were enrolled. All subjects underwent anamnesis, dermatovenereological examination, and clinical documentation before the third chemotherapy cycle. Risk factors, type, and onset time of abnormalities were recorded upon detection of skin, hair, and nail manifestations.
Results: All patients presented with skin, hair, or nail abnormalities. The most rapidly occurring abnormalities were xerosis, followed by anagen effluvium and melanonychia. No correlation was found between age, systemic comorbidities, nutritional status, ECOG performance status, and anaemia with skin, hair, and nail manifestations in cancer patients undergoing two cycles of anthracycline-based chemotherapy. Conclusions: The most frequent skin abnormalities observed were xerosis and hyperpigmentation. Anagen effluvium was detected in 89.2% of chemotherapy patients. Melanonychia and xanthonychia were found in 87.7% of patients. Xerosis had a median (min-max) onset of 7 (2-56) days, anagen effluvium manifested within a median (min- max) of 13 (1-27) days, and melanonychia with a median (min-max) onset of 23 (1-65) days. There was no association found between age, systemic comorbidities, nutritional status, ECOG performance status, and anaemia with skin, hair, and nail manifestations in cancer patients undergoing two cycles of anthracycline-based chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Irwan Saputra
"Latar belakang: Baumann Skin Type Indicator (BSTI) merupakan instrumen yang dikembangkan pada tahun 2006 untuk menentukan tipe kulit berdasarkan empat parameter dikotom, yaitu: kering atau berminyak; sensitif atau resisten; berpigmen atau tidak berpigmen; dan kencang atau keriput. Kuesioner ini telah dimodifikasi pada tahun 2022 agar lebih praktis dan mudah digunakan. BSTI dapat membantu dokter untuk merekomendasikan produk perawatan kulit harian yang paling sesuai bagi pasien. Hingga saat ini, belum ada klasifikasi penentuan tipe kulit di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan alat yang valid dan reliabel untuk menentukan tipe kulit pada populasi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Baumann Skin Type Indicators berbahasa Indonesia (BSTI-Ina).
Metode: Dilakukan penerjemahan dan adaptasi lintas budaya kuesioner BSTI tahun 2006 dan 2022 ke dalam bahasa Indonesia. Hasil terjemahan kuesioner dianalisis oleh komite yang beranggotakan dokter spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika, ahli biostatistika, psikolog klinis, dan penerjemah. Hasil kuesioner yang telah disepakati oleh komite diisi oleh 150 subjek dewasa yang berusia antara 18 hingga 59 tahun. Validitas kuesioner BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 dinilai berdasarkan validitas konten dan validitas konstruksi. Reliabilitas dinilai berdasarkan konsistensi internal. Korelasi antara kuesioner BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 dinilai dengan intra-class correlation (ICC).
Hasil: Uji validitas menghasilkan nilai koefisien korelasi setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2006 sebesar -0,037 hingga 0,751, untuk setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2022 sebesar 0,231 hingga 0,685. Uji reliabilitas menunjukkan nilai α Cronbach untuk setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2006 sebesar 0,613 hingga 0,718 dan untuk seluruh pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2022 sebesar 0,704. Intra-class correlation antara BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 sebesar 0,435.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 valid, reliabel, dan dapat digunakan untuk menentukan tipe kulit populasi dewasa di Indonesia.

Backgorund: The Baumann Skin Type Indicator (BSTI) is an instrument developed in 2006 to determine skin types based on four dichotomous parameters, which are: dry or oily; sensitive or resistant; pigmented or non-pigmented; and tight or wrinkled. This questionnaire has been modified in 2022 to make it more practical and simple to use. The BSTI can assist dermatologists in recommending the most appropriate daily skin care products for patients. Until now, there is no classification for determining skin type in Indonesia. Therefore, valid and reliable tools are needed for determining skin type in the Indonesian population. This study aims to develop an Indonesian version of Baumann Skin Type Indicators (BSTI-Ina).
Methods: The English versions of 2006 and 2022 BSTI questionnaires were translated into Bahasa Indonesia and underwent cross-cultural adaptation. The translated questionnaires were analyzed by a committee consisting of dermato-venereologists and aestheticians, biostatistician, clinical psychologist, and translators. The questionnaires were completed online by 150 Indonesian adult subjects ranging between 18 and 59 years old. The validity of the translated questionnaires was measured by content and construct validity. The reliability was assessed by internal consistency. The correlation between the 2006 and 2022 BSTI-Ina was assessed by intra-class correlation (ICC).
Results: The validity test showed correlation coefficient scores for each question in 2006 BSTI-Ina was -0,037 to 0.751, and for each question in 2022 BSTI-Ina was 0,231 to 0,685. The reliability test showed a Cronbach’s α coefficient for each question in 2006 BSTI-Ina was 0,613 to 0,718 and for question in 2022 BSTI-Ina was 0,704. The ICC between 2006 and 2022 BSTI- Ina was 0.435.
Conclusion: This study demonstrates that both 2006 and 2022 BSTI-Ina are valid, reliable, and suitable for determining the skin type of the Indonesian adult population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Savarina
"Penelitian ini membahas tentang tanda verbal dalam iklan produk perawatan kulit Jepang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tanda verbal yang terdapat dalam iklan tabir surya Jepang serta hubungannya dengan karakteristik musim panas di Jepang. Penelitian ini menggunakan teori semiotika pendekatan Charles Sanders Peirce untuk mengkaji makna pada tanda verbal dalam iklan produk tabir surya ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu iklan tabir surya Jepang selama musim panas 2019, 2020, dan 2021 yang ada di situs penyimpanan video Youtube “Japanese TV CM” berjumlah 5 buah. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam iklan produk tabir surya ini terdapat kata-kata khusus yang mencerminkan musim panas seperti (natsu) “musim panas”, (ase) “keringat”, (mizu) “air”, (netsu) “panas”, UV (sinar ultraviolet), SPF50 PA++++ dan (hikari) “cahaya” yang merupakan upaya persuasi produsen kepada konsumen untuk menjelaskan keunggulan produknya melalui tujuh kata tersebut. Ditemukan sebanyak 30 data yang terdiri atas 3 data menggunakan tanda verbal (natsu) “musim panas”, 6 data tanda verbal (ase) “keringat”, 6 data tanda verbal (mizu) “air”, 3 data tanda verbal (netsu) “panas”, 7 data tanda verbal UV (sinar ultraviolet), 4 data tanda verbal (hikari) “cahaya”, dan 1 data tanda verbal SPF 50+PA++++.

This study discusses verbal signs in Japanese skin care advertisements. This study aims to identify and explain the verbal signs contained in Japanese sunscreen advertisements and their relations to the characteristics of summer in Japan, through the analysis of Charles Sanders Peirce's approach. The research method used is descriptive qualitative. The data sources used are Japanese sunscreen advertisements during the summer 2019, 2020, and 2021 which are on the Youtube video storage site "Japanese TV CM" totaling 5 pieces. The results of the analysis is the advertisements for sunscreen products contain special words that reflect summer such as (natsu) "summer", (ase) "sweat", (mizu) "water", (netsu) "hot", UV (ultraviolet light), SPF50 PA++++ and (hikari) “light” which is an attempt by producers to persuade consumers to explain the advantages of their products through these seven words. There were 30 data consisting of 3 data using verbal sign (natsu) "summer", 6 data for verbal sign (ase) "sweat", 6 data for verbal sign (mizu) "water", 3 data for verbal sign ( netsu) "hot", 7 data for verbal signs of UV (ultraviolet light), 4 data for verbal signs (hikari) "light", and 1 data for verbal signs of SPF 50+PA++++."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana yunus
"Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Xerosis atau kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, tingkat ketergantungan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis membutuhkan intervensi keperawatan perawatan kulit untuk meningkatkan status hidrasi kulit dan mencegah perburukan lebih lanjut. Perawatan kulit terdiri dari pembersihan kulit dan terapi emolien menggunakan agen topikal minyak kelapa murni dan aloe vera. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi keperawatan perawatan kulit dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 2 (sedang). Kesimpulannya, perawatan kulit dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan dasar untuk gangguan integritas kulit xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan.

A common issue in the elderly is impaired skin integrity because aging decreases physiological function. A common skin issue among the elderly is xerosis, or dry skin. Age, dependence level, fluid intake, and environmental elements including temperature, humidity, and sun exposure are risk factors that affect the development of xerosis in the elderly. To increase skin moisture and stop future deterioration, nursing intervention skin care are necessary for elderly adults who complain of xerosis. Skin washing and emollient therapy utilizing topical substances like virgin coconut oil and aloe vera make up skin care. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to address the issue of weakened skin integrity in the elderly. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to treat elderly xerosis patients who have decreased skin integrity. According to the analysis's findings, the Overall Dry Skin Score (ODSS) scale decreased from 3 (severe) to 2 (moderate) after 12 days of nursing intervention. In conclusion, one of the fundamental nursing care for xerotic skin integrity issues in the elderly can be skin care. This intervention will be more effective if used consistently every day in a row along with proper fluid intake, minimizing sun exposure, utilizing sunscreen, and environmental adjustment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sawqi Saad El Hasan
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji relevansi teori bauran pemasaran 4P (harga, promosi, produk, dan lokasi) terhadap pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang responden sebagai sampel penelitian yang berada di wilayah DKI Jakarta, kemudian usia yang dikehendaki antara 18 ? 60 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Produk perawatan kulit yang bersertifikasi halal dalam penelitian ini dibatasi menjadi produk perawatan kulit wajah dan tubuh, seperti pembersih dan penyegar wajah, krim wajah, masker, pelembab, body lotion, lulur/scrub, hingga lipcare. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal adalah faktor Produk. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa produk perawatan kulit bersertifikasi halal memiliki kualitas yang baik terhadap konsumen yang merupakan indikator yang paling dominan pada variabel Produk. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang baik dan berkualitas mampu meningkatkan pembelian. Produk yang berkualitas secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Faktor dominan yang kedua adalah faktor lokasi penjualan produk. Dimana faktor lokasi juga mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Lokasi yang nyaman dan tidak jauh dari pusat kegiatan konsumen akan menjadi pilihan konsumen secara tidak langsung dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Dengan demikian hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sikap konsumen yang dibangun berbasis kualitas produk mampu membentuk pembelian.

This study was conducted to test the relevance of the theory of 4P marketing mix (price, promotion, product, and location) to the consumer to purchase halal certified skin care products. This study was conducted on 100 respondents as samples that are in the area of Jakarta, then the desired age between 18-60 years. This study was conducted to obtain information on the analysis of the marketing mix that influence purchasing halal certified skin care products. Halal certified skin care products in this study was limited to facial skin care products and body, such as facial cleansers and toners, facial creams, masks, moisturizer, body lotion, body scrub / scrub, until lip care. The method of analysis in this study using multiple regression. The results showed that the dominant factor affecting consumer purchase of the halal certified skin care products. From the test results can be seen that halal certified skin care products have a good quality to consumers that an indicator variable that is most dominant in products. This indicates that the products are good and can improve the quality of purchase. This may imply that a quality product is indirectly influence the purchase decisions of consumers to purchase halal certified skin care products. The second dominant factor is the location factor product sales. Where location factors also affect consumers in the purchase halal certified skin care products. The convenient location and not far from the center of consumer activity will be the choice of consumers indirectly in buying halal certified skin care products. Thus the results of this study proves that consumer attitudes are built based on the quality of products capable of forming purchase.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semuel Piter Irab
"Disertasi ini adalah menggambarkan perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik dan Kabupaten/Kota kategori memburuk di Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2013. Metode cross sectional studi, sampel yaitu 163 Kabupaten/Kota, sumber data sekunder Balitbangkes dan Kementerian Keuangan. Uji statistik t-test dan diskriminan. Hasil: perubahan prevalensi balita stunting pada 49 Kabupaten/Kota kategori membaik 30,1%, dan 114 Kabupaten/kota kategori memburuk 69,9%. Sembilan cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota kategori membaik yang memiliki perubahan lebih besar dari Kabupaten/Kota kategori memburuk yaitu prevalensi BBLR, cakupan penimbangan balita ≥ 4 kali, cakupan vitamin A, cakupan imunisasi lengkap, persentase ketersediaan air bersih, persentase pengelolaan sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, dan persentase KK pegawai negeri sipil. Lima cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota ketegori memburuk yang perubahannya tidak jauh berbeda dari Kabupaten/Kota kategori membaik yaitu cakupan ANC-K4, prevalensi KEK ibu hamil, prevalensi TB-Paru balita, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK pendidikan tinggi. Delapan cakupan program kesehatan dan sosial dengan akurasi perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik 83,7% dan Kabupaten kategori memburuk 92,1% yaitu cakupan timbangan balita ≥ 4 kali, cakupan imunisasi lengkap, cakupan ANC-K4, persentase sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK PNS.

This dissertation is describing changes in the prevalence of stunting toddlers the Regencies/ Cities category improves and deteriorates in Indonesia, from 2007 to 2013. Cross sectional study method, samples are 163 Regencies/Cities, secondary data source Balitbangkes and Ministry of Finance. T-test and discriminant statistical test. Results: changes in the prevalence of stunting toddlers 49 Regencies/Cities category improved 30.1%, and 114 Regencies/Cities category deteriorated 69,9%. Nine coverage of health and social programs the Regencies/Cities category improved which has a change greater than Regencies/Cities category deteriorated namely the prevalence of LBW, toddler weighing coverage ≥ 4 times, vitamin A coverage, complete immunization coverage, percentage of availability of clean water, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, and the percentage of family heads of civil servants. Five coverage of health and social programs in the Regencies/Cities category deteriorated, whose changes are not much different from the Regencies/Cities category improved namely ANC-K4 coverage, prevalence of less chronic energy in pregnant women, prevalence of toddler pulmonary TB, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of higher education. Eight coverage of health and social programs with accuracy changes in the prevalence of stunting toddlers at the Regencies/ Cities category improved 83,7% and Regencies/Cities category deteriorated 92.1% namely toddler weighing coverage ≥ 4 times, complete immunization coverage, ANC-K4 coverage, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of civil servants."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2700
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Nurwardani
"Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya.Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya.

COVID-19 Pandemic causes a lot of public health services to be overloaded. This happens due to the focus in handling COVID-19 cases and causes a reduction in medical check-up visits for baby, toddler, and children. One case of reduction happens in Depok, where it saw a decrease of 34,71%. This causes the monitoring of growth and development for the toddler to be less optimal. This study aims to identify barriers when monitoring growth and development of toddler in the pandemic. This study also aims to develop a monitoring system to solve said barriers. This study uses design science research as its methodology. In identifying the problems and requirements, this study uses a qualitative approach which includes literature review, interview, and competitor analysis. Identified problems and requirements are then divided into five research variables which are information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, and accessibility. After identifying the problems and requirements, this study then maps and proposes a solution from said problems and requirements. With the proposed solution, this study successfully develop a telehealth system called Toddler Monitoring System (SIMONITA) which are then divided into SIMONITA-parent side and SIMONITAfaskes side. After the system have been developed, this study then evaluates those systems with a User Acceptance Test, a qualitative approach using descriptive method , and a quantitative approach using an observational method. The evaluation was conducted to 54 participants with a diverse background. More than 90% of the participants agree that SIMONITA is able to solve and fulfil the requirements to monitor growth and development of toddler in the pandemic. The result of this study is expected to be a contribution to help self-monitor the growth and development in the pandemic era in Indonesia and also to provide insight for existing application developers to continue improving their application."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>