Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gaarder, Jostein, 1952-
"Orang bilang, kita akan ke surga setelah mati. Benarkah?" Malaikat Ariel mendesah, "Kalian semua sekarang sudah berada di surga. Sekarang, di sini. Jadi, sebaiknya kalian berhenti bertengkar dan berkelahi. Sangat tidak sopan berkelahi di hadapan Tuhan." Malam Natal tahun ini sungguh menyedihkan bagi Cecilia. Dia sakit keras dan mungkin tak akan pernah sembuh. Cecilia marah dan menganggap Tuhan tak adil. Namun, terjadi keajaiban. Seorang malaikat--Ariel namanya--mengunjungi Cecilia. Mereka berdua kemudian membuat perjanjian. Cecilia harus memberitahukan seperti apa rasanya menjadi manusia dan Malaikat Ariel akan memberitahunya seperti apa surga itu. Buku ini memenangi Norwegian Bookseller Prize dan diadaptasi ke dalam film yang juga memenangi Amanda Award, anugerah tertinggi perfilman Norwegia pada tahun 2009."
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2022
823 GAA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moore, kate
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2017
823 MOO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ishiguro, Kazuo, 1954-
"Dari tempatnya di dalam toko, Klara, si Teman Artifisial, mengamati dengan cermat perilaku orang-orang yang masuk ke toko, juga yang lalu-lalang di jalanan. Dia selalu berharap akan ada yang memilih dirinya, namun ketika timbul kemungkinan bahwa situasi akan berubah selamanya, Klara diberitahu agar jangan terlalu percaya pada janji manusia. Klara dan sang Matahari berkisah tentang dunia kita yang tengah berubah, dan mempertanyakan hal yang fundamental: apakah arti mencintai?
"Buku ini membuat saya berpikir tentang seperti apa hidup dengan robot supercerdasdan apakah kita akan memperlakukan mesin-mesin ini sebagai benda teknologi atau sesuatu yang Iebih daripada itu.""
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
899.221 3 ISH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gaarder, Jostein, 1952-
Bandung: Mizan Pustaka, 2018
839.8 GAA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumpaet-Hutabarat, Julia
"Skripsi ini hanya merupakan suatu studi kccil ten_tang karya Hemingway dan Nescio, seorang penulis Belanda. Perkenalan kami yang pertama dengan karya Nescio adalah ketika mengikuti kuliah Kesusastraan Belanda, yang merupakan matakuliah pelengkap bagi studi kami dalam Kesusastraan Inggris. Secara kebetulan pada saat yang sama kami mempelajari Ernest Hemingway dalam rangka kuliah Kesusastraan Amerika. Dalam mengikuti kedua kuliah itulah timbul pi kiran pada kami untuk mengadakan perbandingan tentang pengungkapan ironis dari konflik: pengolahan dan penyelesaiannya. Sesungguhnya karya ini tidak berpretensi hendak membandingkan Hemingway secara menyeluruh dengan Nescio. Tujuan kami hanya untuk mendalami konflik, khususnyn dari segi pengolahan dan penyelesaiannya, dalam karya-karya Nascio dan Hemingway. Kami beranggapan bahwa aspek tersebut paling je1as menunjukkan hubungan antara karya Nescio dan Hemingway, baik berkenaan dengan persamaan maupun perbedaan. Kemudian akan diteliti pengungkapan pengolahan dan penye1esaian konflik secara ironis dalam karya masing-masing penulis.Pengungkapan secara ironis yang digunakan kedua penulis, dengan gaya masing_masing yang khas, sangat menarik perhatian kami. Selain itu kami berpendapat bahwa penyuguhan secara ironis_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1973
S14174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savina
"ABSTRAK
Pokok pembahasan skripsi ini adalah mengenai Sastra Bandingan. Dalam hal ini penulis membandingkan dua buah no_vel, yaitu The Woman Warrior dan Birds of Passage. Adapun yang menjadi dasar perbandingan adalah kedua buku berasal dari dua kesusastraan yang berbeda, yaitu Kesusastraan Amerika dan Kesusastraan Australia; kemudian juga karena ke_duanya memiliki kemiripan tema, yaitu Dilema pencarian dan penentuan identitas diri dari seorang keturunan imigran Ci_na di Amerika dan Australia.
Meskipun kedua novel tersebut memliki kemiripan tema, namun hal ini bukanlah suatu hasil dari peniruan. Kemirip_an tema ini disebabkan oleh apa yang dalam Sastra Bandingan, dikenal sebagai faktor sosial dan psikologis. Faktor sosial berkaitan dengan keadaan masyarakat dan juga latar sejarah; sedangkan faktor psikologis berkaitan dengan reaksi kedua pengarang terhadap tema cerita. Kedua faktor di atas mempe_ngaruhi kemiripan tema dari kedua novel di atas.
Selanjutnya, untuk dapat membuktikan bahwa kedua novel tersebut berbeda satu dengan lainnya, maka dibandingkanlah unsur-unsur novelistiknya. Adapun unsur-unsur yang dikaji dalam skripsi ini adalah sudut pandang, pencerita, latar waktu dan tempat, pertikaian dan penokohan. Dengan cara ini kita dapat melihat keunikkan masing-masing karya. Akhir_nya, dengan keunikkan tersebut masing-masing karya dapat dikatakan sebagai wakil dari kesusastraan Amerika dan Australia yang menampilkan tokoh kelompok etnik Cina di masing-masing negara."
1989
S14177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Karyanto Prasetyo
"ABSTRAK
Pembahasan struktur Winesburg, Ohio sebagai novel eksperimental melalui unsur-unsurnya yang berkaitan erat dengan ide pengarang, yaitu alur, tokoh, latar dan tema. Tujuannya ialah untuk mengetahui eksperimentasi yang dilakukan oleh Sherwood Anderson dalam novelnya tersebut.
Pembahasan skripsi ini menggunakan metode deskriptip_analistis dan melalui pendekatan strukturalis.
Hasilnya dapat diketahui bahwa secara keseluruhan unsur-unsur Winesburg, Ohio alur, tokoh dan tema mempunyai faktor-faktor keterpisahan dan penyatuan. Faktor-faktor keterpisahan dalam masing-masing unsur tersebut yang mengarahkan beberapa kritikus menyatakan bahwa karya Anderson ini sebagai kumpulan cerpen. Di lain pihak, faktor-faktor penyatu mengarahkan beberapa kritikus untuk menganggapnya sebagai suatu novel.

"
1989
S14164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Augustina
"Skripsi ini disusun dengan tujuan mencoba meneliti lebih dalam dua lakon Edward Albee yang paling berhasil. The Zoo Story dan Who's Afraid of Virginia Woolf. Di sana secara kritis Albee menyorot masyarakat kelas menengah Amerika. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan ekstrinsik berdasarkan studi kepustakaan. Melalui kedua lakon tersebut dapat dilihat perubahan. nilai yang telah. terjadi dalam kehidupan kelas menengah. Modernisasi membawa akibat-akibat seperti tuntutan ekono_mi yang semakin tinggi, pendidikan yang semakin maju dan berkurangnya kesempatan untuk menjalin hubungan pribadi dengan sesananya serta banyak persoalan lain. Perkembangan dalam dunia teater Barat pada tahun 1960-an yang meng_hasilkan 'Teater Absurd_ sangat menunjang keberhasilan Albee mengangkat Absurd_ permasalahannya. Dalam lakon-lakon ini Albee telah berhasil menyingkapkan satu sisi dari kehidupan kelas menengah Amerika secara kritis. Dengan demikian lakon ini dapat dilihat sebagai kritik Albee terhadap kehidupan itu. Membaca lakon Albee yang dibahas, apalagi melihat pem.anggungannya merupakan salah satu dari banyak jalan untuk dapat mengenal dan mengerti kehidupan kelas menengah masyarakat Amerika yang sangat kompleks itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahraz, Qaisra
"seorang perempuan Muslim nan jelita, berkali-kali menolak lamaran laki-laki sampai akhirnya dia bertemu Sikander, yang memikat hatinya pada pandangan pertama. Namun, ketika Jafar, adik lelaki Zarri Bano, penerus martabat ayah mereka satu-satunya, tewas dalam kecelakaan, sang ayah memaksa Zarri Bano menjadi Perempuan Suci. Ini berarti dia tidak boleh menikah, karena satu-satunya yang boleh dia nikahi adalah Al-Quran.
Api asmaranya bersama Sikander pun dipaksa padam, justru pada saat mereka benar-benar ingin mereguk cinta. Yang lebih menyakitkan, dalam puncak kecewanya, Sikander malah menikahi Ruby, adik Zarri Bano. Demikianlah, selama bertahun-tahun, kesedihan, amarah, dan perang batin Zarri Bano tersembunyi rapi di balik burqa hitam yang membungkus tubuhnya, dan membatasinya dengan dunia luar.
Terjadi di negeri Pakistan yang eksotis, novel yang banyak mendapat pujian ini memaparkan secara melodramatis peliknya realitas seorang perempuan yang hidup di tengah kungkungan tradisi yang dibangun oleh laki-laki."
Bandung: Qanita, 2017
823 SHA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Paramaditha
"Mary dan Percy Shelley hidup pada masa yang sama, yaitu pada zaman Romantik yang identik dengan kebebasan dan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Karena itulah mitos Promotheus --- yang menjadi inspirasi bagi suami istri Shelley --- dianggap sesuai dengan semangat zaman ini. Pada saat yang sama Prometheus juga dikenal dengan aspek kreativitasnya. Aspek ini menurut zaman Romantik menjadikan Prometheus sebagai simbol kekuatan imajinasi manusia. Di sinilah letak pengalaman sublim. Pada dasarnya pengalaman sublim adalah keadaan di mana seseorang, dengan berkontemplasi dan menggunakan imajinasinya, mampu menjangkau a living spirit di balik alam. Pengalaman ini membuat si subyek mampu merasakan inward greatness of the soul (kebesaran jiwa) dan mengantarkannya kepada tahap diri yang lebih tinggi. Inilah yang dicari oleh Frankenstein dan Prometheus. Yang ditelaah di sini adalah bagaimana pencarian pengalaman sublim mereka terkait dengan ideotogi gender.
Sublim diasosiasikan dengan alam yang serba besar, megah, dan kuat atau dengan kata lain, alam yang bersifat maskulin. Sedangkan lawannya adalah beauty (keindahan) yang terdapat pada segala sesuatu yang kecil, halus, cantik, dan feminin. Pengkontrasan maskulin-feminin di sini digunakan untuk membedakan sublim dengan yang non-sublim. Sebaliknya, konsep sublim pun ikut mengkonstruksi hubungan antargender dengan menjadi legitimasi penyingkiran perempuan dari wilayah sublim. Namun ternyata penggambaran pengalaman sublim dalam kedua karya ini tidak mencerminkan pola yang seragam. Dalam Frankenstein memang tercermin penyingkiran itu, yaitu dengan kebisuan dan bahkan kematian tokoh-tokoh perempuan saat Frankenstein mencari mimpi maskulinnya. Sebaliknya, dalam Prometheus Unbound Shelley justru menggoyahkan kestabilan maskulinitas sublim dengan menjadikan Asia sebagai pahlawan dengan kekuatan cintanya yang sebenarnya lebih identik dengan keindahan dari pada sublim.
Maka saya mencoba mencari jawaban seperti apa sebenarnya ideologi gender kedua pengarang sehingga pengalaman sublim dalam kedua karya ini menjadi sangat berbeda. Saya menemukan bahwa Mary Shelley masih berpegang pada pandangan konvensional dengan membuat batasan tajam antara maskulin-feminin, namun terlihat bagaimana ia mencoba mengkritiknya dengan mengakhiri cerita dalam bentuk tragedi sebagai efek destruktif ambisi egois Frankenstein. Sebaliknya, memang terkesan bahwa pandangan Shelley lebih maju dari Mary. Tetapi ternyata di akhir cerita Asia berangsur menghilang dalam diri Prometheus yang saat itu justru dipuja-puja. Saya menyimpulkan adanya ambiguitas dalam ideologi gender Shelley. Di satu sisi ia ingin selangkah lebih maju dari Mary dengan mengaburkan hierarki maskulin-feminin, namun di sisi fain ia justru mengokohkan oposisi biner tersebut. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S14095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>