Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wallace-Wells, David
"Buku ini membahas tentang perubahan iklim yang terjadi dengan cepat dan segala kemungkinan musibah yang disebabkan terjadinya perubahan ini. Menceritakan mengenai bagaimana perubahan iklim akan mengubah segala segi kehidupan manusia. Di dalamnya mengulas rentetan, unsur-unsur kekacauan, kaleidoskop iklim, dan kaidah antropik. Manusia telah berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi pada planet ini."
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020
551.69 WAL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamilia Insani
"Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat bergantung pada sumber daya air permukaan dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, perubahan iklim global yang semakin ekstrem, seperti kenaikan muka air laut dan perubahan pola curah hujan, mengakibatkan peningkatan risiko bencana iklim, mengancam kualitas dan kuantitas pasokan air, terutama di daerah perdesaan yang masih minim akses air bersih. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menginisiasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap air minum dan sanitasi. Selain akibat risiko iklim, ada kekhawatiran mengenai ketidaksetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam pengelolaan PAMSIMAS. Kelompok-kelompok marjinal harusnya terlibat aktif dalam program ini agar keberlanjutan PAMSIMAS dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat yang dikembangkan dari kerangka ketahanan iklim milik BAPPENAS untuk program penyediaan air minum. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan PAMSIMAS terkait ketahanan iklim dan GEDSI, serta untuk mengidentifikasi peluang peningkatan ketahanan PAMSIMAS, khususnya di Kota Dumai yang termasuk ke dalam salah satu daerah prioritas bencana iklim menurut BAPPENAS. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa PAMSIMAS di Dumai memiliki kinerja yang bervariasi dalam menghadapi tantangan iklim. Meskipun mampu menilai risiko dengan baik, masih terdapat ketidakselarasan dengan inisiatif iklim dan bencana serta keterbatasan dalam akses terhadap teknologi dan SDM yang ahli terkait iklim. Selain itu, peran perempuan dalam PAMSIMAS masih terbatas hanya dalam tugas terkait administrasi, dan tidak diikutsertakan dalam rapat pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan PAMSIMAS dan Kota Dumai terhadap perubahan iklim dan pengarusutamaan GEDSI, meliputi peningkatan koordinasi dengan lembaga terkait, pengembangan kebijakan yang inklusif, peningkatan akses terhadap dana responsif, dan pelibatan aktif kelompok marjinal dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program. Hal ini bisa dimaksimalkan dengan melakukan pemantauan dan evaluasi berbasis ketahanan iklim dan GEDSI menggunakan RWS-MAT.

Indonesia, as an archipelagic nation, heavily relies on surface water and groundwater resources to meet daily needs. However, the increasingly extreme global climate change, such as rising sea levels and shifting rainfall patterns, heightens the risk of climate disasters, threatening water quality and quantity, particularly in rural areas with limited access to clean water. The government, through the Ministry of Public Works and People's Housing (PUPR), initiated the PAMSIMAS program to enhance rural access to drinking water and sanitation. Gender inequality, disabilities, and social inclusion (GEDSI) concerns in PAMSIMAS management highlight the need for active participation of marginalized groups to ensure program sustainability. This research, utilizing tools from BAPPENAS' climate resilience framework for water supply programs, aims to analyze PAMSIMAS resilience concerning climate and GEDSI, identifying opportunities for improvement, especially in Dumai City, a priority area for climate disasters according to BAPPENAS. Findings reveal varied performance of PAMSIMAS in Dumai in facing climate challenges. While capable of risk assessment, there's inconsistency with climate initiatives and limited access to climate-related technology and expertise. Additionally, the role of women in PAMSIMAS is limited to administrative tasks and is not included in decision-making. Therefore, strategic steps are needed to enhance PAMSIMAS and Dumai City's resilience to climate change and mainstreaming of GEDSI, including improved coordination with relevant agencies, development of inclusive policies, increased access to responsive funding, and active involvement of marginalized groups in program implementation. This can be maximized by conducting climate resilience and GEDSI-based monitoring and evaluation using RWS-MAT."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Hermawan
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap aktivitas kupu-kupu dalam berinteraksi dengan herba Asystasia gangetica di lahan terbuka Kampus Universitas Indonesia UI, Depok, Jawa Barat. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui periode kupu-kupu paling aktif mengunjungi herba A. gangetica. Penelitian dilakukan pada bulan Maret mdash;Mei 2018 di lima lokasi lahan terbuka. Lokasi penelitian merupakan lahan terbuka yang memiliki herba A. gangetica dalam jumlah besar. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah random sampling. Ukuran setiap lokasi penelitian adalah 10 meter dan dibagi menjadi 8 plot penelitian berukuran 1m x 1m. Penentuan lokasi plot dilakukan menggunakan sistem grid. Kelimpahan kupu-kupu dibandingkan tiap jam untuk mengetahui periode terpadat kupu-kupu mengunjungi herba A. gangetica. Kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian sebanyak 506 individu dari 26 jenis. Terdapat 6 jenis kupu-kupu yang selalu hadir di seluruh lokasi penelitian, yaitu Junonia atlites, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, Appias olferna, Pelopidas conjunctus, dan Telicota augias. Pelopidas conjunctus merupakan jenis yang paling banyak mengunjungi herba Asystasia gangetica 104 individu dan frekuensi di atas 50 di seluruh lokasi penelitian . Iklim diduga menyebabkan P.conjunctus memilih herba A. gangetica sebagai tumbuhan pakan di Kampus UI, Depok. Perubahan iklim diduga menyebabkan kupu-kupu beraktivitas lebih awal untuk mengunjungi herba A. gangetica. Periode paling aktif kupu-kupu terjadi saat 09.00 mdash;10.00, pada saat itu kelimpahan jenis dan individu kupu-kupu tertinggi. Belum diketahui apakah pergeseran waktu mekar bunga herba A. gangetica akibat perubahan iklim.

The study was conducted to determine the effect of climate in butterflies interactions with Asystasia gangetica herb in Universitas Indonesia UI, Depok, West Java open land. The study also used to determine butterflies most active periods when visiting Asystasia gangetica. The research was conducted in March mdash May 2018 at five open land locations. The research sites is an open land that had alot of Asystasia gangetica herbs. This study used random sampling method. The research locations is 10 meters that were divided into 8 plots of 1m x 1m. Plot locations was determined by using grid system. Butterflies abundance data was compared to each hour to find out the most active periods of butterfies visit Asystasia gangetica herb. During the study, there were 506 individuals from 26 species of butterflies that were found. There were 6 species of butterflies found in all research locations, namely Junonia atlites, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, Appias olferna, Pelopidas conjunctus, and Telicota augias. Pelopidas conjuctus was found the most visiting Asystasia gangetica herbs 104 individuals and frequency more than 50 in all research locations . Climate is suspected make P. conjunctus choose A. gangetica as food plant in UI Depok campus. Climate change was thought of causing butterflies visit A. gangetica more early. The most active period occur during 09.00 mdash 10.00, due to the highest abundance of individuals and species of butterflies. There was no known shift in blooming periods of A. gangetica herb due to climate change."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanti Yuniani
"ABSTRAK
Berbagai dampak perubahan iklim, seperti perubahan cuaca ekstrim dan
meningkatnya permukaan air laut, akan dirasakan secara luas terutama oleh
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, seperti Kepulauan Seribu yang
merupakan gugusan pulau-pulau. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh
faktor - faktor environmental migrants, yang terdiri dari faktor lingkungan /
iklim, faktor politik, faktor demografi, ekonomi dan sosial, yang dapat memicu
terjadinya human migration. Metode penelitian yang dipergunakan dalam tesis
ini adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Tehnik pengumpulan data
dilakukan dengan studi pustaka dan lapangan. Untuk studi lapangan dilakukan
wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap penduduk Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penduduk
Pulau Panggang memilih untuk tidak bermigrasi ke luar pulau. Faktor sosial yang
terdiri dari pendidikan dan ikatan keluarga mempunyai pengaruh terhadap
keputusan migrasi. Faktor pendidikan yang merupakan bagian dari faktor sosial
environmental migrants terbukti signifikan dapat menjadi kontribusi bagi
masyarakat untuk tidak pindah. Analisa skenario early warning intelligence
sebagai strategi antisipatif menunjukkan pemerintah daerah setempat perlu
membentuk emergency plan / rencana darurat agar masyarakat bisa
meningkatkan taraf hidup dan bertahan di tengah situasi yang tidak normal.
Masyarakat Pulau Panggang perlu diberi informasi dan pensosialisasian agar
sadar lingkungan beserta dampak-dampaknya.

ABSTRACT
The effects of climate change such as extreme weather and sea level rise will be
affecting populations mainly in coastal areas such as Kepulauan Seribu which
are formed as islands. The purpose of this research is to study effects of
environmental migrants that comprises of environmental / climatic, political,
demographic, economic, and social factors that can trigger human migration. The
research method is mixed method of quantitative and qualitative. Data collection
is done through both literary studies and fieldwork. Fieldwork comprises of
interviews and questionnaire in the population of Panggang Island, Kepulauan
Seribu. The result shows that the majority of the Panggang Island population
does not want to migrate out of their island. Results of the research shows that
social factors made up of education and family ties does have an impact on
migratory decisions of a resident. Education, a part of the social dimension of
environmental migrants proves to be a significant factor for residence to decide
not to migrate from Kepulauan Seribu. Early warning intelligence scenario
analysis as an anticipatory strategy shows that the local government needs to
form an emergency plan so that the population can increase their standards of
living and continue their lives even in an abnormal situation. Panggang Island
residents needs to be socialized and supplied sufficient information so they are
more aware regarding their environment and the factors affecting it"
Lengkap +
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Sumantri
"Sumber karbon utama di ekosistem hutan terdiri dari biomassa pohon, tumbuhan bawah, serasah, kayu mati dan bahan organik tanah. Karbon hutan yang tersimpan pada biomassa atas permukaan (BAP) atau aboveground biomass (AGB) merupakan sumber terbesar dan paling terkena dampak deforestasi dan degradasi hutan. Deforestasi dan degradasi hutan merupakan penyumbang kedua terbesar emisi karbon ke atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim, setelah penggunaan bahan bakar fosil oleh industri dan transportasi.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji potensi BAP dan stok karbon berdasarkan tipe-tipe hutan, serta mengetahui pengaruh deforestasi terhadap perubahan stok karbon hutan di DAS Batang Natal dan sekitarnya, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Pengukuran potensi biomassa pohon dilakukan dalam plot ukur berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 m x 125 m sebanyak 15 plot ukur. Sebanyak 8 plot dibuat di hutan lahan kering, 4 plot di hutan mangrove dan 3 plot di hutan rawa.
Total area hutan yang disurvei mencapai 3,75 ha. Pohon dengan Diameter at Breast Height (DBH) ≥ 2 cm diidentifikasi dan diukur diameternya. Penghitungan biomassa dilakukan melalui persamaan alometrik yang sudah ada untuk hutan tropis. Analisis deforestasi dilakukan melalui pendekatan penginderaan jauh. Data citra satelit Landsat tahun 2000 dan 2011 dianalisis dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) Maximum Likelihood Classifier (MLC). Analisis perubahan biomassa dan stok karbon dilakukan melalui Stock-Difference Method. Perubahan biomassa dan stok karbon total untuk setiap tipe hutan dilakukan melalui perkalian Mg ha-1 dengan luas hutan.
Hasil penelitian menunjukkan rerata biomassa pohon hutan lahan kering 364,99 ± 39,32 Mg ha-1, hutan rawa memiliki rerata biomassa pohon 643,95 ± 177,71 Mg ha-1, dan rerata biomassa pohon hutan mangrove 387,37 ± 31,10 Mg ha-1. Pada tahun 2000, DAS Batang Natal dan sekitarnya memiliki total luas tutupan hutan mencapai 93.396, dan tahun 2011 menurun dengan luas 67.961 ha. Dengan demikian, selama periode 2000-2011, luas tutupan hutan yang hilang mencapai 25.435 ha dengan rerata deforestasi 6,26% tahun-1 atau setara dengan 2.312 ha tahun-1. Rerata deforestasi hutan lahan kering mencapai 1,78% tahun-1 dengan emisi karbon sekitar 756.710 Mg CO2e tahun-1. Hutan rawa memiliki rerata deforestasi 4,48% tahun-1 dengan emisi 747.115 Mg CO2e tahun-1.

The main source of biomass and carbon in the forest ecosystem are coming from trees, litter, dead wood and soil organic matter. Forest carbon stored in the above ground biomass (AGB) is the largest source; however it is also the most affected by deforestation and forest degradation. Deforestation and forest degradation is the second largest contributor of carbon emissions into the atmosphere which caused the climate change issue, after the use of fossil fuels by industry and transportation.
This research was conducted with the aim to assess the potential of AGB and carbon stocks based on forest tipology, as well as to determine the impact of deforestation on change of forest carbon stock in Batang Natal watershed and the surrounding area, Mandailing Natal, North Sumatra. Biomass of trees measurement performed through 15 rectangular sample plots with 20 m x 125 m in size. A total of 8 plots were established in the dryland forest, 4 plots in the mangrove forest and 3 plots in the swamp forest.
The total sampled area was around 3.75 ha. All trees with Diameter at Breast Height (DBH) ≥ 2 cm were recorded and measured. In the absence of destructive sampling measurements, biomass calculated using the existing allometric equations for the tropical forest. Analysis of the deforestation was carried out using remote sensing approach. Two-dates image pair for 2000 and 2011 were classified using a supervised maximum likelihood classifier (MLC). Analysis of biomass and carbon stock changes was carried out using stock-difference method. The difference in carbon stocks is multiplied by the area of each forest type to obtain the total carbon emissions.
The results showed that average of tree biomass for dryland forest is 364.99 ± 39.32 Mg ha-1, the swamp forest has an average of around 643.95 ± 177.71 Mg ha-1, and for mangrove forests is 387.37 ± 31.10 Mg ha-1. In 2000, the total forest cover of study area reached to 93396 ha, while in 2011 the forest cover decreased to 67961 ha. Thus, during the period 2000-2011, forest cover with total 25435 ha have been converted with rate of 6.26% year-1 or equivalent to 2312 ha year-1. The deforestation rate in the dryland forest reached 1.78% year-1 with carbon emissions estimated at 756710 Mg CO2e year-1. The swamp forest deforestation rate was approximately at 4.48% year-1, equivalent to 747115 Mg CO2e year-1 of carbon emissions.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Baroroh
"Pertanian, khususnya pertanian padi sangat bergantung pada ketersediaan air. Terjadinya perubahan iklim mempengaruhi pola musim dan ketersediaan air, sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bagi petani padi. Perubahan lingkungan yang terjadi menyebabkan perubahan perilaku, yaitu adaptasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh petani padi pada perbedaan wilayah ketinggian. Adaptasi yang dilakukan petani padi adalah untuk menyesuaikan diri terhadap dampak-dampak perubahan iklim pada tanaman padi. Bentuk adaptasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Perbedaan keadaan lingkungan dalam penelitian ini adalah pebedaan wilayah ketinggian, dimana mempengaruhi pula perbedaan budaya bertani yang pada akhirnya mempengaruhi perbedaan pola adaptasi.
Bentuk adaptasi yang dilakukan petani berupa teknologi, sumber pendapatan, dan perubahan pola tanam, dimana wilayah ketinggian 25-500m memiliki kapasitas adaptif yang paling tinggi dan wilayah ketinggian diatas 500m memiliki kapasitas adaptif paling rendah.

Agriculture, especially rice farming it's depends on water availability. Climate change affects weather patterns and water availability, resulting in changes in the environment for rice farmers. Environmental changes that occur cause behavioral changes, namely adaptation.
The purpose of this research is to know the difference adaptations made by rice farmers in the difference in height. Adaptations made rice farmers is to adapt to the impacts of climate change on rice. Form of adaptation is influenced by environmental conditions. The difference in environmental conditions in the study area is the average difference between the height, which influence the differences in farming culture, which in turn affects the different patterns of adaptation.
Forms of adaptation by farmers in the form of technology, sources of revenue, and changes in cropping patterns, which the height of 25-500m region has the highest adaptive capacity and areas above 500m altitude the lowest adaptive capacity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bayu Rizky Prayoga
"Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat bervariasi berdasarkan waktu dan tempat. Kecenderungan perubahan curah hujan dalam jangka waktu tertentu dapat mengindikasikan fenomena peubahan iklim yang sedang terjadi. Melalui perhitungan statistik dan analisis spasial dan temporal, penelitian ini mengungkapkan bahwa ada suatu kecenderungan berkurangnya curah hujan di Daerah Aliran Way Sekampung selama periode 1980 – 2009. Melalui perhitungan statistik dengan menggunakan Uji Mann-Kendall dan dibantu oleh analisis spasial, telah ditemukan bahwa tren perubahan curah hujan yang terjadi di DA Way Sekampung didominasi oleh tren berkurangnya curah hujan. Uji tren terhadap curah hujan tahunan dan musiman yang dilakukan mengungkapkan bahwa bagian tengah dari DA Way Sekampung yang mencakup wilayah administrasi Kabupaten Pringsewu, Pesawaran, sebagian barat Lampung Selatan, dan sebagian utara Kota Bandar Lampung, adalah daerah dengan tren berkurangnya curah hujan yang sangat signifikan pada periode 1980-2009.

Rainfall is highly variable climatic elements based on time and place. The changing trend of rainfall in a certain period can indicate the climate change phenomena that happening. Through the statistical calculation and analysis of spatio - temporal, this study reveals that there is a decreasing trend in rainfall in the watershed Way Sekampung during the period 1980 – 2009. Through statistical calculations using the Mann - Kendall and assisted by the spatial analysis, it was found that the trend of the rainfall changes in Way Sekampung catchment area dominated by reduced rainfall trends. Trend test for seasonal and annual precipitation were carried out revealed that the central region of the Way Sekampung catchment area which covers area of district administration Pringsewu, Pesawaran, most of western South Lampung, and the most northern city of Bandar Lampung, are areas with very significant decreasing rainfall trend in the period 1980-2009."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friedman, Thomas L.
New York: Farrar, Straus and Giroux, 2008
320.5 Fri h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Freddy
Jakarta : Fortuna, 2009
577.22 FRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dash, S.K.
New Delhi: Cambridge University Press, 2007
551.69 DAS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>