Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gregorius Dimas Herlambang
"Akses layanan kesehatan bagi Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di masa pandemi dirasakan lebih berat, selain adanya ketakutan tertular Covid-19, stigma negatif masyarakat dirasakan masih besar. Upaya yang sesuai dengan kondisi ini adalah dengan menyediakan layanan telemedis khusus bagi ODHA. Saat ini belum ada penelitian yang secara khusus membahas pengukuran yang bisa digunakan untuk layanan telemedis bagi ODHA. Penelitian ini mencoba memetakan penelitian-penelitian terkait kepuasan layanan telemedis ODHA lima tahun terakhir dengan menggunakan metode Scoping Review dari empat online database. Hasil yang didapatkan adalah perlunya memakai kuesioner tervalidasi seperti Telemedicine Satisfaction Questionnaire, Telemedicine Satisfaction Usability Questionnaire dan System Usability Scale dan meninjau aspek kualitas konten, kemudahan penggunaan, kegunaan, akseptabilitas, kebutuhan pengguna dan kekhawatiran. Dibutuhkan peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian di negara berkembang dan menekankan penggunaan kuesioner teruji dan metode mixed method difasilitasi dengan rekomendasi aplikasi statistik kuantitatif seperti STATA dan kualitatif seperti NVivo 10. Selain itu, disarankan untuk meningkatkan penelitian lanjutan untuk mengukur efisiensi maupun efektifitas telemedis untuk ODHA dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan maupun kesuksesan implementasi telemedis ODHA, khususnya di Indonesia.

Access to health services for people living with HIV AIDS (PLWHA) during the pandemic is felt to be more difficult, in addition to the fear of contracting Covid-19, negative stigma from the community is still felt. Efforts that are in accordance with this condition are to provide special telemedicine services for PLWHA. Currently, there is no research that specifically discusses measurements that can be used for telemedicine services for PLWHA. This study attempted to map studies related to the satisfaction of telemedicine services for PLWHA in the last five years using the Scoping Review method from four online databases. The results obtained are the need to use validated questionnaires such as the Telemedicine Satisfaction Questionnaire, Telemedicine Satisfaction Usability Questionnaire and System Usability Scale and review aspects of content quality, ease of use, usability, acceptability, user needs and concerns. There is a need to increase the quantity and quality of research in developing countries and emphasize the use of tested questionnaires and mixed methods facilitated by the recommendation of quantitative statistical applications such as STATA and qualitative such as NVivo 10. In addition, it is recommended to increase further research to measure the efficiency and effectiveness of telemedicine for PLWHA and what factors are associated with satisfaction and successful implementation of telemedicine for PLWHA, especially in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahlaa Talitha Ainayyah
"Penelitian ini menggunakan metode literature review yang membahas mengenai tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 masih terus terjadi hingga saat ini. Berbagai negara menetapkan kebijakan lockdown guna mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan upaya PPKM untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Pelayanan publik menghadapi dilema, salah satunya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan layanan telemedicine sangat dianjurkan pada masa pandemi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa saja tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemic. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan mencari artikel penelitian yang telah dipublikasi dengan menggunakan online database yaitu PubMed, Oxford Academic, dan SpringerLink. Berdasarkan hasil pencarian, didapatkan sejumlah 961 artikel dan dari jumlah tersebut dilakukan seleksi. Hasil seleksi didapatkan sebanyak 6 artikel yang dianalisis. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Tantangan tersebut antara lain teknologi, privasi / kerahasiaan, proses komunikasi, dan finansial. Tantangan terkait teknologi yang dimaksud ialah koneksi internet yang tidak stabil, kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi, serta kemampuan penyimpanan teknologi yang dimiliki.

This study uses a literature review that discusses the challenges in using telemedicine during a pandemic. As we all know, Covid-19 is still happening today. Various countries have imposed lockdown to prevent the spread of the virus. The Indonesian government itself has made PPKM efforts to control the spread of Covid-19. Public services face a dilemma, one of which is health services. Therefore, the use of telemedicine is highly recommended during the pandemic. The purpose of this paper is to find out what are the challenges in using telemedicine during a pandemic. The research method used is literature review by searching for research articles that have been published using online databases,namely PubMed, Oxford Academic, and SpringerLink. Based on the search results, a number of 961 articles were obtained and from that number a selection was made.The selection results obtained as many as 6 articles were analyzed. The results showed that there were several challenges in using telemedicine during a pandemic. These challenges include technology, privacy/confidentiality, communication processes, and finance. The challenges related to the technology in question are unstable internet connections, the ability of human resources to use technology, and the ability to store technology owned.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Priyo Anggoro
"Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasien Program Rujuk Balik (PRB)
untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Salah satu solusi pelayanan kesehatan
untuk pasien PRB dalam situasi pandemi Covid-19 adalah dengan mengadopsi layanan
telemedicine. Namun, sebagian besar peserta PRB merupakan pasien berusia lanjut dan
tidak terlalu mahir dalam menggunakan perangkat elektronik. Sehingga, apakah
memungkinkan layanan telemedicine dapat dikembangkan untuk pasien PRB? Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengembangan
telemedicine bagi peserta PRB dan menyusun prototype telemedicine untuk peserta PRB.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa telaah regulasi dan wawancara
mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa telemedicine untuk pasien PRB dapat
dikembangkan untuk menghindari penularan Covid-19 pada pasien kronis yang berisiko
tinggi dan pelayanan telemedicine berpotensi untuk dapat terus dimanfaatkan setelah
pandemi berakhir karena penggunaan telemedicine akan sangat membantu bagi pasien yang
jauh dari fasilitas kesehatan atau pasien yang memiliki keterbatasan waktu untuk mengakses
fasilitas kesehatan. Permasalahan utama dalam pengembangan layanan telemedicine pasien
PRB yang dirasakan oleh user adalah pelaksanaan pemeriksaan fisik dan penunjang serta
memastikan hasil pemeriksaan akurat, validasi data dokter dan pasien, pencatatan rekam
medis secara online dan penyimpanan data yang aman, mekanisme penjelasan obat secara
detail ke pasien dan mekanisme pemberian obat sehingga pasien tidak perlu datang ke
faskes, monitoring kondisi pasien kronis secara berkala, pasien lansia yang tidak familiar
dengan teknologi terkinidan hilangnya aspek sentuhan dan interaksi manusia dalam
pelayanan telemedicine. Solusi terhadap permasalahan tersebut, menjadi dasar
pengembangan desain prototype telemedicine pasien PRB, yaitu menambahkan fitur voice
& video call untuk mempermudah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara virtual
disertakan dengan petunjuk pemeriksaan fisik secara virtual, proses validasi data dokter dan
pasien saat mengakses layanan telemedicine dan menampilkan STR & SIP dokter dalam
aplikasi telemedicine yang dilengkapi dengan link validasi data di Konsil Kedokteran
Indonesia, sistem telemedicine yang berbasis pada fasilitas kesehatan, sehingga data rekam
medis pasien tersimpan di faskes, resep obat dilengkapi dengan penjelasan cara penggunaan
obat dan fitur pengantaran obat ke rumah dengan bekerjasama dengan jasa penagntaran,
menambahkan fitur monitoring kondisi pasien secara berkala, menyederhanakan fitur
telemedicine dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan mengadakan admin
asistensi untuk mengarahkan pasien lansia., menambahkan fitur voice& video call dalam
telemedicine disertai dengan SOP bagi dokter untuk memastikan aspek humanisme menjadi
sentral dalam pelayanan telemedicine. Berdasarkan hasil uji kelayakan aplikasi didapatkan
bahwa user pasien dan dokter menganggap bahwa desain aplikasi menarik, mudah untuk
diingat, terhindar dari kesahalan dan aman digunakan, mudah untuk dioperasikan, efisien
dalam memberikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan user puas dengan aplikasi
telemedicine.

The Covid-19 pandemic hampered Program Rujuk Balik (PRB) patients from
making visits to health services. One of the healthcare solutions for PRB patients in a
Covid-19 pandemic era is telemedicine services. However, most of the PRB patients were
elderly and were not very adept at using electronic devices. So, is it possible for
telemedicine services to be developed for PRB patients? The purpose of this research is to
map the problems and needs of developing telemedicine for PRB patients and to compile a
telemedicine prototype for PRB patients. This research method is qualitative research in the
form of regulations review and in-depth interviews. This study shows that telemedicine for
PRB patients can be developed to avoid transmission of Covid-19 in high-risk chronic
patients and that telemedicine services can continue to be utilized after the pandemic ends
because the use of telemedicine will be very helpful for patients who are far from health
facilities or patients who have limitations. Time to access health facilities. The main
problem in developing telemedicine services for PRB patients that users perceiveis the
implementation of physical and supporting examinations and ensuring accurate examination
results, validation of doctor and patient data, cloud storage of medical records and data
safety, explaining drugs in detail to patients, monitoring the patient's condition periodically,
elderly patients who are not familiar with the latest technology, medicines deliver yso that
patients do not need to come to health facilities and the loss of human touch and interaction
in telemedicine services. The solution to this problem forthe basis of telemedicine prototype
design development for PRB patients are adding voice & video callfeatures, the process of
validating doctor and patient data when accessing telemedicine and displaying the doctor's
STR in the telemedicine application, a telemedicine system based on health facilities, so
that patient’s medical record is stored in th ehealth facility, the prescription is equipped with
an explanation of how to use the drug, simplifies the telemedicine feature with easy-toapply
steps and adds drug delivery options to the patient's home. Based on the results of the
application feasibility test, it was found that patient and doctor users consider the
application design to be attractive, easy to operate and efficient in providing and obtaining
health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmahwati
"Kebijakan Telemedicine yang dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran menjadi topik yang menarik sebab kekuatan hukum dari surat edaran yang lemah serta belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai telemedicine dalam bentuk layanan konsultasi klinis langsung antara dokter dan pasien sebelumnya. Selain itu, hasil survey menunjukkan masyarakat lebih percaya dengan telemedicine yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara, pemerintah DKI Jakarta belum secara langsung memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada dalam naungannya untuk memberikan layanan telemedicine. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan telemedicine untuk mencegah penyebaran COVID-19 oleh pemerintah DKI Jakarta. Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus kebijakan ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk surat edaran ini tidak dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Salah satu faktornya adalah bentuk produk hukum yang hanya berupa surat edaran menciptakan pilihan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan. Kondisi ini juga didukung dengan keterbatasan kecepatan internet di fasilitas pelayanan kesehatan dibawah pemerintah DKI Jakarta serta tidak dilibatkannya pemerintah DKI Jakarta saat perumusan kebijakan. Selain itu, masih terdapat permasalahan etik dan kewenangan klinis yang masih abu-abu yang membuat pemerintah DKI Jakarta belum menerapkan kebijakan ini. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk segera dibentuknya peraturan gubernur sebagai kebijakan lingkup daerah. Untuk lingkup nasional, disarankan untuk membentuk satu peraturan baru mengenai standar pelayanan kesehatan telemedicine, revisi beberapa peraturan perundang-undangan terkait dan penambahan aturan telemedicine dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia.

The telemedicine policy which was issued in the form of a circular letter, is an interesting topic, because the legal power of circular letter which weak and previously there were no legislation regulating telemedicine in the form of direct clinical consultation services between doctors and patients. On the other hand, current survey showed that people has more confidence using telemedicine which is organized by healthcare service facilities. Meanwhile, the government of DKI Jakarta has not directly utilized the healthcare service facilities under its auspices to provide telemedicine services. This study aims to analyze the implementation of telemedicine policies to prevent the spread of COVID-19 by the government of DKI Jakarta. This is qualitative research with case study design using primary data from in-depth interviews and secondary data from document review. The results show that the policy issued in the form of a circular letter is not implemented because the form of the legal product chosen creates the choice to be implemented or not implemented. This condition is also supported by limited internet speed in healthcare service facilities under the government of DKI Jakarta and DKI Jakarta government are not involved on the formulation steps. In addition, there were still ethics issues and uncertainity of clinical authority that made DKI Jakarta government not implement this policy. Therefore, researchers suggest that the governor's regulation need to be formed as a regional policy. For the national scope, it is recommended to formulate a new regulation regarding telemedicine healthcare service standards, revise several related laws and regulations and addition of telemedicine regulations in the Indonesian Medical Code of Ethics."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Sriyanto
"Lembaga pendidikan seharusnya merupakan suatu lembaga yang paling anti terhadap segala bentuk penyelewengan. Namun ternyata masih terdapat banyak lembaga pendidikan khususnya SMP dan SMA yang melakukannya, terutama dalam bidang administrasi, yang apabila ditinjau berdasarkan terori ilmu hukum, pembuatan tersebut ternyata dapat dikualifikasikan sebagai suatu tindak pidana. Perbuatan penyelewengan administrasi tersebut meliputi, pertama mengenai pembuatan laporan tertulis yang isinya tidak benar yang secara periodik disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setempat, kedua adalah mengenai pembuatan Buku Rapor Siswa dengan data yang dibuat secara fiktif. Dari segi Yuridis Formil, perbuatan tersebut memang sudah dapat dikualifikan sebagai tindak pidana Pemalsuan Surat dan bahkan kemungkinannya dapat merupakan Gabungan Tindak Pidana, yaitu Pemalsuan Surat dengan Penipuan. Akan tetapi berdasarkan ajaran di dalam teori ilmu hukum, khuhusnya dalam hukum pidana, yaitu mengenai Sifat Melawan Hukum Secara Materiel (hateriele Wederrechtelijkheid), maka untuk dapat menjatuhkan sanksi pidana kepada pelaku penyelewengan tersebut, harus ditinjau terlebih dahulu Secara Materiel mengenai terdapat atau tidaknya Sifat Melawan Hukum dalam perbuatannya itu. Dalam hal perbuatan penyelewengan administrasi yang dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan tersebut, secara mateteriel adalah bertujuan agar mereka tetap dapat berdiri, di mana dalam hal ini ternyata dapat membantu beberapa anggota masyarakat yang terpaksa tidak dapat mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan yang memerlukan persyaratan ketat, ataupun yang memerlukan biaya tinggi. Sedangkan dalam hal pembuatan Buku Rapor Siswa dengan data fiktif, ternyata juga dapat membantu beberapa anggota masyarakat yang karena sesuatu hal terpaksa putus sekolah, di mana dengan cara demikian mereka dapat mengikuti ujian akhir pada jenjang pendidikannya masing-masing. Dari kedua macam perbuatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan tersebut, ternyata secara materiel akhirnya dapat membantu sebahagian anggota masyarakat pencari kerja, di mana pada saat ini kiranya tidak ada lagi suatu lembaga ataupun instansi yang dapat menerima para pelamar yang tidak dapat menunjukkan bukti tertulis atas tingkat pendidikan ataupun kemampuannya, yaitu Ijazah. Hal tersebut pada gilirannya akan dapat membantu mengurangi melajunya jumlah pengangguran. Dengan demikian untuk melaksanakan ketentuan pidana atas perbuatan penyelewengan administrasi oleh beberapa lembaga pendidikan tersebut, kiranya perlu dikaji melalui pendekatan Yuridis-Filosofis, yaitu dengan mencari keserasian (bukan sekedar keseimbangan) antara pasangan nilai-nilai dalam hukum yang sating bertegangan. Pasangan nilai-nilai tersebut antara lain adalah "kesebandingan hukum dengan kepastian hukum", dan "keluwesan hukum dengan keketatan hukum"."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Tri Wahyu Kusumawardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi dan merger terhadap return saham perbankan. Pengambilan sektor perbankan pada penelitian ini dipicu oleh salah satu kebijakan Bank Indonesia yakni Single Presence Policy yang ditetapkan tahun 2006 silam. Sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling ini sebanyak 13 bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta aktif diperdagangkan. Data yang digunakan meliputi data perusahaan yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011, tanggal akuisisi dan merger dilakukan, dan data abnormal return. Nilai abnormal return diperoleh dari selisih antara actual return dengan expected return, dimana expected return dihitung dengan menggunakan metode Single Index Market Model (SIMM). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah one sample t-test dan paired sample t-test.
Hasil penelitian menujukkan 1) dari 61 hari periode pengamatan hanya terdapat 4 hari yang menghasilkan rata-rata abnormal return (AAR) signifikan, dan CAAR tidak ada satupun yang signifikan, ini mengindikasikan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap aktivitas akuisisi dan merger. 2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan, artinya aktivitas tersebut tidak mempengaruhi perubahan return saham perbankan, dan hasil ini mendukung hasil hipotesis 1.

This study aimed to analyze the short-term effect of merger and acquisition (M&A) activities on bank stock returns. Intake of banking sector in this study triggered by one of Bank Indonesia’s policy, Single Presence Policy, which established in 2006. Samples’re taken by using purposive sampling method’s as many as 13 M&A banks on 2006-2011 period, listed on Indonesia Stock Exchange, and actively traded. Data used in this study include the M&A companies on 2006-2011 period, the date of M&A done, and data of abnormal return which’s obtained from the difference between actual return and expected return, where the expected return is calculated by using Single Index Market Model. The statistical methods used to test the hypothesis of this study’s one sample t-test and paired sample t-test.
The results showed 1) from 61 days observation period, there’re only 4 days which show the results of average abnormal return (AAR) is significant, none of CAAR is significant, it indicates that the market does not react to M&A activities. 2) there’s no significant difference between the AAR before and after M&A is done, it means that this activity doesn’t affect changes in banking stock returns, and these results support the hypothesis 1 results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nugroho
"Model valuasi saham merupakan hal yang esensial dalam aktivitas investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Dividend Discount Model dan Earning Multiplier Approach relevan untuk digunakan dalam valuasi saham di Bursa Efek Indonesia pada periode sebelum krisis finansial global, selama krisis finansial global, setelah krisis finansial global, dan overall-market. Penelitian ini menggunakan data panel tidak seimbang sejumlah 193 observasi untuk Dividend Discount Model dan 161 observasi untuk Earning Multiplier Approach dari 50 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Melalui analisis regresi data panel, hasil secara umum menunjukkan mendukung penggunaan Dividend Discount Model untuk periode selama krisis finansial global dan keseluruhan periode (overall-market). Sebaliknya Earning Multiplier Approach tidak relevan untuk digunakan dalam aktivitas valuasi saham di semua periode penelitian.

Stock valuation models are essential in investment activity. This research aims to analyze whether Dividend Discount Model and Earning Multiplier Approach is relevant to be used in stock valuation in Bursa Efek Indonesia over different economic conditions (before, during, after, global financial crisis) and also the overall-market. This research uses an unbalanced panel data of 193 observations for Dividend Discount Model and 161 observations for Earning Multiplier Approach from 50 corporations as the sample that listed in Bursa Efek Indonesia. Using multi- companies panel data approach, the general result shows the relevance use of Dividend Discount Model during global financial crisis period and overall period. On the contrary, the Earning Multiplier Approach shows irrelevance use in stock valuation activity in overall research period."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Nugraha
"Penelitian ini menggunakan Model MS-GARCH untuk menganalisis keberadaan regime switching pada indeks saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, penilti menggunakan Model Augmented MS-GARCH untuk menganalisis pengaruh perubahan nilai tukar terhadap voaltilitas return indeks saham pada kondisi pasar yang tenang (calm regime) dan pasar yang bergejolak (turbulent regime). Data yang digunakan adalah return IHSG dan 9 indeks sektoral periode 2004-2011.
Hasil penelitian menemukan bahwa secara signifikan pada semua indeks terdapat regime switching atau terdapat beberapa regime (kondisi pasar yang berbeda) yang satu sama lain dapat silih berganti. Pada semua indeks, durasi waktu rata- rata berada pada calm regime lebih persisten dibandingkan pada turbulent regime.
Hasil lainnya, menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh perubahan nilai tukar terhadap volatilitas return saham pada semua kondisi pasar, terkecuali terhadap indeks Aneka Industri pada turbulent regime.
Pada hasil pengujian ini hanya menunjukan secara umum arah hubungan bernilai positif dan besaran nilai koefisien perubahan nilai tukar pada volatilitas return saham lebih besar pada turbulent regime dibandingkan pada calm regime.

This study uses the MS GARCH model to analyze the presence of regime switching in stock index listed in the Indonesia Stock Exchange. Further research using Augmented MS GARCH model to analyze the effect of exchange rate changes on stock index return voaltilitas on market conditions calm calm regime and volatile market turbulent regime. The data used is the return index and 9 sectoral indices for the period 2004 2011
The results found that there were significant on all indices regime switching or there are several regimes different market conditions to each other can be alternated On all indices the average duration of the calm regime is more persistent than in the turbulent regime. Other results explaining that there was no effect of exchange rate changes on stock return volatility in all market conditions with the exception of the Miscellaneous Industry index in the turbulent regime.
On the results of this test only indicates the general direction of the relationship is positive and the magnitude of the coefficient of exchange rate changes on stock return volatility is greater in turbulent regime than in the calm regime
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utami
"Penyelenggaraan sektor perdagangan di Kota Depok mengalami banyak permasalahan selama beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang melatarbelakangi permasalahan tersebut adalah peranan Pemerintah Kota Depok yang belum maksimal terutama dalam mengatur pertumbuhan pasar modern dan pengelolaan terhadap pasar tradisional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mekanisme perizinan pasar modern dan kondisi pasar tradisional saat ini, serta menjelaskan peran Pemerintah Kota Depok dalam pengelolaan pasar tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan studi dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Pemerintah Kota Depok tidak dijalankan secara optimal dalam pengelolaan pasar tradisional. Pemerintah Kota Depok cenderung pro terhadap pertumbuhan jumlah pasar modern. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi pasar tradisional yang memiliki berbagai permasalahan. Dengan demikian, penyelenggaraan pasar tradisional masih jauh dari yang diharapkan.

Trade sector in Depok has many problems for this recent years. A factor that make those problems happen is the role from the local government has not yet maximal, especially in organizing modern markets and managing traditional markets.
The purpose of this research is to describe the mechanism for license of modern markets, to describe the conditions of traditional markets nowadays, and to know how far the role from the local government in managing traditional markets. This research's approach is qualitative with method of depth interview and document study.
The result of this research is the local government did not fully execute their role in managing traditional markets. The local government tend to take side on the growth of modern markets. Those phenomenon is contrary with the condition of traditional markets that has so many problems. Thus, the implementation of traditional markets is far below expectation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Hasandi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja intellectual capital dan perngaruhnya terhadap kinerja keuangan (profitabilitas) perusahaan serta determinan yang mempengaruhi intellectual capital tersebut. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan pada perusahaan pada sektor keuangan yang tercatat di BEI dari tahun 2007 - 2011.
Penelitian ini menggunakan Value Added Intellectual Coefficient - VAICTM dan Data Envelopment Analysis digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan ROA, ROE, EPS dan PTBV sebagai rasio keuangan. Kemudian determinan yang diuji adalah barriers to entry, corporate profitability, dan efficiency of investment in intellectual capital yang digunakan pada penelitian El-Bannany di Inggris.
Hasil akhir menunjukkan bahwa kinerja intellectual capital pada perusahaan keuangan di Indonesia masuk ke dalam kategori common performers, intellectual capital memiliki pengaruh yang lebih signifikan daripada physical capital, hubungan positif antara ROE dan VAIC, dan hubungan yang negatif antara FASS dan VAIC, dan SERV dan VAIC.

The purpose of this research is to investigate the intellectual capital performance and the test of intellectual capital on financial performance (profitability) and also to investigate its determinants. This research uses financial report data of company which are listed in the financial sector of IDX from 2007 until 2011.
VAICTM is used and Data Envelopment Analysis is used to test the effect of VAIC on financial performance while four financial ratio, ROA, ROE, EPS, dan PTBV are determined as the dependent variables. Barriers to entry, corporate profitability, and efficiency of investment in intellectual capital are used as determinants of intellectual capital performance which has been used in El- bannany research.
Results indicate that intellectual capital performance in Indonesia is still in the common performers grade, the effect of intellectual capital performance on profitability is greater than the physical capital, and the result show ROE has the positive relation with VAIC, while FASS and SERV show negative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>