Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Arya Mahendra Karda
"Pendahuluan: Osteosarkoma merupakan jenis tumor tulang ganas primer yang paling sering terjadi pada anak dan remaja. Di Indonesia, tantangan perkembangan osteosarkoma semakin diperparah dengan ketergantungan pasien pada terapi pijat tradisional, status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik, temuan laboratorium, teknik pembedahan, derajat histopatologi nekrosis, dan metastasis antara pasien osteosarkoma dengan dan tanpa pemberian terapi pijat lokal sebelumnya. 
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kohort prospektif dan retrospektif. Terdapat 84 subjek dengan 69% memiliki riwayat pijat sedangkan 31% tidak. Pasien kemudian dirawat dan diikuti selama 1 tahun untuk mengevaluasi terjadinya metastasis. Data prospektif dikumpulkan melalui wawancara. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis pasien. 
Hasil: Tidak ada perbedaan karakteristik klinis yang signifikan antar kelompok. Terjadi peningkatan LDH dan ALP yang bermakna secara statistik (p=0,026). Waktu rata-rata untuk metastasis dari baseline pada kelompok pemijatan secara statistik signifikan (p<0,0001). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam teknik pembedahan, tingkat nekrosis histopatologis, dan metastasis pada diagnosis awal dan satu tahun setelah pengobatan antara kedua kelompok.
Kesimpulan: Terapi pijat secara signifikan meningkatkan kadar LDH dan ALP, onset metastasis tiga kali lebih cepat pada pasien dengan terapi pijat sebelumnya. Oleh karena itu, kami sangat merekomendasikan terapi terapi pijat pada pasien osteosarkoma.

Introduction: Osteosarcoma is the most common type of primary malignant bone tumor in children and adolescents. In Indonesia, the challenge of osteosarcoma progression is further worsened by patients’ dependence on traditional massage therapy, low socio-economy and educational status. This study aims to analyse the differences in the characteristics, laboratory findings, surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastasis between osteosarcoma patients with and without prior locally given massage therapy. 
Method: This research is an analytical observational study with prospective and retrospective cohort design. There were 84 subjects with 69% had a history of massage whilst 31% did not. Patients were then treated and followed for 1 year to evaluate the occurrence of metastases. Prospective data was collected through interview. Secondary data was collected from the patient's medical record.
Results: There were no significant differences in clinical characteristics between the groups. There was an increase in LDH and ALP which was statistically significant (p=0.026). The median time to metastases from baseline in the massage group was statistically significant (p<0.0001). There were no significant differences in the surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastases at initial diagnosis and one year following treatment between the groups. 
Conclusion: Massage therapy significantly increases LDH and ALP levels, the onset to metastases was three times faster in patients with prior massage therapy. Therefore, we strongly recommended against massage therapy therapy in osteosarcoma patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Primayudha
"Latar Belakang: Osteosarkoma, tumor ganas primer pada tulang, dikenal karena perilakunya yang agresif dan kecenderungan untuk metastasis ke paru-paru. Pengobatan standar untuk osteosarkoma meliputi operasi dikombinasikan dengan kemoterapi. Namun, perubahan genetik dan kromosom berkontribusi pada perilaku agresif tumor sehingga memengaruhi efektivitas kemoterapi menyebabkan  resistensi obat dan terjadinya metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi P53 tipe mutan dan ekspresi GSTP1 terhadap respons kemoterapi yang buruk dan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan blok paraffin dari Departemen Patologi Anatomi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dari pasien yang didiagnosis dengan osteosarkoma dan telah mendapatkan kemoterapi neoajuvan lini pertama sebanyak 3 siklus dari tahun 2019-2021, kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia GSTP1 dan P53 Mutan, untuk penilaian menggunakan immunoreactive scoring system dari Fedchenko dan Reifenrath. Hasil yang didapat setelah pemeriksaan dan penilaian imunohistokimia dari ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dilakukan uji korelasi analisis bivariat dengan respons kemoterapi (Skor Huvos) dan kejadian Metastasis.
Hasil: Hasil Penelitian ini didapatkan jumlah sampel total 36 pasien. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan untuk ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis (P=0,871). Sementara itu untuk ekspresi GSTP1 didapatkan hubungan yang signifikan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma (P=0,001), begitu juga terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk (P=0,001).
Kesimpulan: Didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, dan tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.

Introduction: Osteosarcoma, a primary malignant tumor of the bone, is known for its aggressive behavior and tendency to metastasize to the lungs. The standard treatment for osteosarcoma includes surgery combined with chemotherapy. However, genetic changes and chromosomal contributions to the aggressive behaviors of the tumor affect the effectiveness of chemotherapy, often resulting in drug resistance and metastasis. This study aims to determine the relationship between expression P53 mutant and GSTP1 to poor chemotherapy response and the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at RSCM.
Method: This study is a cross-sectional study using paraffin blocks from the Department of Anatomical Pathology at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from patients diagnosed with osteosarcoma who received first line drug of neoadjuvant chemotherapy for 3 cycles from 2019-2021. Immunohistochemical examinations of GSTP1 and Mutant P53 were conducted, using the immunoreactive scoring system from Fedchenko and Reifenrath. The results obtained after the immunohistochemical examination and evaluation of GSTP1 expression and Mutant P53 expression were subjected to bivariate correlation analysis with chemotherapy response (Huvos Score) and the occurence of metastasis.
Results: This study involved a total sample of 36 patients. Statistical analysis using the Chi-Square test revealed no ignificant relationship for increasing in GSTP1 expression and Mutant P53 expression with metastasis events (P=0,871). However, an increasing in GSTP1 expression has a significant relationship with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients (P=0,001), as well as a significant relationship between increasing Mutant P53 Expression and poor chemotherapy response (P=0,001).
Conclusion: A meaningful relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, and no significant relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irsan Abubakar
"Osteosarkoma merupakan salah satu tumor ganas tulang primer yang paling sering ditemukan. Kemoterapi neoadjuvan merupakan salah satu alternatif terapi yang dapat meningkatan luaran dan kesintasan pasien. Studi ini dilakukan untuk menilai luaran klinis, histopatologis, dan radiologis pada pasien osteosarkoma yang menjalani kemoterapi neoadjuvan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang yang menggunakan data pasien dengan diagnosis osteosarkoma yang telah menjalani kemoterapi neoadjuvan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari 2017 hinggal Juli 2019. Terdapat 58 subjek dalam penelitian ini. Sebanyak 38 (65,5%) subjek berjenis kelamin laki-laki dengan median usia seluruh subjek 16 (5 hingga 67) tahun. Sebanyak 10 (17,2%) subjek merupakan good responder kemoterapi neoadjuvan. Dari hasil analisis data didaapatkan perbedaan bermakna kadar laboratoris ALP (p=0,002), LED (p=0,002), dan NLR (p<0,001) sebelum dan sesudah kemoterapi. Derajat nekrosis berkorelasi negatif dengan perubahan nilai LDH sebelum dan sesudah kemoterapi (r=-0,354; p=0,006), namun tidak didapatkan hubungan yang bermakna dengan parameter lain seperti perubahan kadar ALP (r=-0,186; p=0,162) dan LED (r=-0,104;  p=0,437). Secara radiologis didapatkan peningkatan nilai ADC yang bermakna (p=0,028) setelah pemberian kemoterapi neoadjuvan, namun perubahannya tidak berhubungan dengan persentase nekrosis tumor (r=-0,300; p=0,433). Pada pasien osteosarkoma yang menjalani kemoterapi neoadjuvan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo bulan Januari 2017 hingga Juli 2019, didapatkan perbedaan bermakna kadar penanda inflamasi dan parameter radiologis berupa ADC sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi adjuvan.

Osteosarcoma is one of the most prevalent primary tumors of the bone. Neoadjuvant chemotherapy has been administered in osteosarcoma cases to increase the survival rate and improve outcomes. This study is conducted to investigate the clinical, histopathological, and radiological outcome of osteosarcoma patients who underwent neoadjuvant chemotherapy, as well as the various factors that contributes to said outcome. This study is a cross-sectional study that involves the data of patients diagnosed with osteosarcoma who underwent neoadjuvant chemotherapy in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from January 2017 up to July2019. A total of 58 subjects was admitted in this study. Thirty-eight (65,5%) subjects are male, with the median age of all subjects being 16 years old (5 to 67). We found that 10 subjects (17,2%) is a good responder to neoadjuvant chemotherapy. From the data analysis, significant differences were observed in ALP (p=0,002), ESR (p=0,002) and NLR (p=<0,001) levels before and after neoadjuvant chemotherapy. The degree of necrosis is inversely correlated with the change in LDH level before and after neoadjuvant chemotherapy (r=-0,354; p=0,006), however, no significant correlation was observed in ALP (r=-0,186; p=0,162) dan ESR (r=-0,104;  p=0,437). Radiologically, there is an increase in ADC value (p=0,028) after neoadjuvant chemotherapy. However, this is not correlated with the degree of necrosis (r=-0,300; p=0,433) observed pathologically. There is a significant difference in inflammatory markers and radiological parameter (ADC) pre and post neoadjuvant chemotherapy among osteosarcoma patients in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from January 2017 up to July 2019."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Gede Bimantara
"Insiden osteosarkoma di seluruh dunia mencapai 3,4 kasus per satu juta penduduk per tahun. Sebanyak 10%-20% pasien osteosarkoma ditemukan telah mengalami metastasis. Kemampuan metastasis yang tinggi pada osteosarkoma ini didukung dengan karakteristik populasi selnya yang memiliki tingkat proliferasi yang tinggi, serta peran cancer stem cells (CSC) dalam proses tumorigenesis dan metastasis osteosarkoma. Salah satu metode untuk mendeteksi CSC adalah dengan mendeteksi marker permukaan dan ekspresi stem-like gene, antara lain CD133 dan CXCR4. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar CD133 dan CXCR4 dengan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan sampel serum darah pasien yang didiagnosis osteosarkoma berdasarkan hasil histopatologi di RSCM dan RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Pemeriksaan kadar CD133 dan CXCR4 menggunakan KIT ELISA Reed Biotech dengan menilai absorbansi secara kuantitatif. Data metastasis diperoleh dari rekam medik. Hubungan kadar CD133 dan CXCR4 dengan kejadian metastasis pada osteosarkoma dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dianggap signifikan. Penelitian ini melibatkan 40 orang dengan 80% diantaranya berusia <40 tahun. Rerata kadar CD133 yang diperolah sebesar 0.23±0.02 pg/ml, sedangkan rerata kadar CXCR4 yang diperoleh sebesar 6015.82±2345.55 pg/ml. Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar CD133 dan CXCR4 dengan kejadian metastasis.

The incidence of osteosarcoma worldwide reaches 3.4 cases per million population per year. As many as 10%- 20% of osteosarcoma patients are found to have experienced metastasis. The high metastatic ability in osteosarcoma is supported by the characteristics of its cell population which has a high proliferation rate, as well as the role of cancer stem cells (CSC) in the process of tumorigenesis and metastasis of osteosarcoma. One method to detect CSC is to detect surface markers and stem-like gene expression, including CD133 and CXCR4. The purpose of this study was to determine the relationship between CD133 and CXCR4 levels and the incidence of metastasis in osteosarcoma patients. This study used a cross-sectional approach, with blood serum samples from patients diagnosed with osteosarcoma based on histopathology results at RSCM and Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Hospital. Examination of CD133 and CXCR4 levels using the Reed Biotech ELISA KIT by assessing absorbance quantitatively. Metastasis data were obtained from medical records. The relationship between CD133 and CXCR4 levels with the incidence of metastasis in osteosarcoma was analyzed using the chi-square test with a significance level of p<0.05 considered significant. This study involved 40 people with 80% of them aged <40 years. The average CD133 level obtained was 0.23±0.02 pg/ml, while the average CXCR4 level obtained was 6015.82±2345.55 pg/ml. From this study, a significant relationship was found between CD133 and CXCR4 levels with the incidence of metastasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Djohan
"ABSTRAK
Latar Belakang: Lima kota besar di Indonesia memiliki prevalensi bayi dengan gangguan tidur sebesar 44,2 dengan rerata umur dua belas bulan. Hal ini diakibatkan karena fase tidur yang tidak terpenuhi menurunkan kualitas dan kuantitas tidur. Buruknya kualitas dan kuantitas tidur dapat menyebabkan gangguan perilaku dan emosi dan terhambatnya perkembangan kognitif pada bayi. Memijat bayi diketahui dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap gangguan tidur bayi berumur 6 ndash; 24 bulan. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan 95 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi, serta dropout jika tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Subjek berasal dari Kelurahan Kampung Melayu. Data penelitian berupa kuesioner tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai pijat bayi yang melewati uji validitas dan Brief Infant Sleeping Questionnaire. Hasil: Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik adalah 86 subjek 90,5 , 87 subjek 91,6 , dan 58 subjek 65,2 . Selain itu, tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 0,135 , sikap dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 1,333 , dan perilaku dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 0,644 . Adanya gangguan tidur pada bayi dinilai dengan BISQ. Kesimpulan: Subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik adalah 86 subjek 90,5 , 87 subjek 91,6 , dan 58 subjek 65,2 , dan hasil analisis statistik menunjukan tidak adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap gangguan tidur bayi berumur 6 ndash; 24 bulan. Kata kunci: 6 ndash; 24 bulan, Gangguan Tidur Bayi, Pengetahuan, Perilaku, Pijat Bayi, Sikap.
Introduction The prevalence of infant rsquo s sleeping disturbance around 12 months is 44.2 in Indonesia rsquo s five huge city. This high prevalence may be caused by incomplete sleeping pattern, thus lowering the quality and quantity of the sleep. This event will lead to behavior and emotional problem and hindrance of cognitive development. Giving massage to the baby is known to increase the quality. Aim The study was conducted to determine the relationship between mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage with sleeping disturbance in 6 ndash 24 months infant. Method The study uses cross ndash sectional design with 95 subjects adjusted from inclusion, exclusion, and dropout criteria. The subject is located in Kelurahan Kampung Melayu. The data was obtained from mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage questionnaire, which is already tested for validation, and Brief Infant Sleeping Questionnaire. Result The results showed that around 86 subjects 90.5 has good knowledge, 87 subjects 91.6 has good attitude, and 58 subjects 65.2 has good practice about baby massage. There is no statistical relation between knowledge with infant rsquo s sleep disturbance p 0.135 , attitude with infant rsquo s sleep disturbance p 1.333 , and practice with infant rsquo s sleep disturbance p 0.644 . Infant rsquo s sleep disturbance is evaluated through BISQ. Conclusion The subject that has good knowledge, attitude, and practice about baby massage is 86 subjects 90.5 , 87 subjects 91.6 , and 58 subjects 65.2 respectively, and the statistical analysis shows that there is no relationship between mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage with sleeping disturbance in 6 ndash 24 months infantKeyword 6 ndash 24 months, Attitude, Baby Massage, Knowledge, Practice, Sleep Disturbance."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusi Habi Batul Marda
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kulitas audit terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi laporan keuangan dengan efektivitas dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel moderasi. Sampel yang digunakan adalah 172 perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013.
Hasil pengujian terhadap sampel penelitian tidak menemukan pengaruh signifikan kualitas audit terhadap manipulasi laporan keuangan. Efektivitas dewan komisaris dan komite audit juga tidak berpengaruh terhadap hubungan kualitas audit dan manipulasi laporan keuangan.

The purpose of this research is to analyze the effect of audit quality towards the possibility of financial statement manipulation occurrence with effectiveness of the board of commissioners and audit committees as moderation variables. The samples are 172 public company of non-financial sector that are listed in IDX in 2010-2013.
The result shows that there is no significant effect of audit quality towards financial statement manipulation. The effectiveness of the board of commissioners and audit committees are also have no significant effect on the relationship of audit quality and financial statement manipulation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kelvyn Kristianto
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa rasio platelet dan limfosit (PLR) dan berat badan berlebih berkaitan dengan perjalanan kanker payudara. Maka dari itu, skripsi ini hendak menilai hubungan stadium metastasis dengan PLR pada pasien dengan overweight/obesitas. PLR dinilai pada saat sebelum kemoterapi, setelah kemoterapi, dan kontrol terakhir dalam 6 bulan terakhir pada pasien pre-metastasis dan metastasis yang diperoleh dari data yang terdapat di rekam medis. Terdapat 24 pasien pre-metastasis dan 24 pasien metastasis yang menjadi subjek penelitian. Diperoleh bahwa PLR tidak berhubungan dengan metastasis kanker payudara. Hal ini dapat disebabkan variasi waktu dan metode pengambilan sampel yang mempengaruhi hitung limfosit dan trombosit

ABSTRACT
Platelet-to-lymphocyte ratio (PLR) and overweight has known to be related with breast cancer progression. This study is conducted to evaluate the correlation between metastasis and PLR in breast cancer patient with overweight/obesity. PLR is evaluated before chemoteraphy, after chemotherapy, and last control in 6 months in pre-metastasis and metastasis patients, using data from medical record. There are 24 patients with pre-metastatic stage and 24 patients with metastatic breast cancer, and the result shows that there is no significant correlation between metastasis and PLR. Time and method variations in blood sample collection may affect lymphocyte and platelet count."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Phebe Anggita
"ABSTRAK
Keterampilan pijat telah diketahui sebelum berkembangnya dunia farmasi yakni sejak tahun 1800 SM. Pijat bayi kini mulai berkembang karena diketahui memiliki banyak efek positif diantaranya peningkatan kenaikan berat badan, menurunkan lama waktu perawatan bayi di rumah sakit, dan meningkatkan kelekatan antara bayi dan pemijat. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menganalisis hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah potong lintang cross sectional dengan data primer yang didapatkan dari kuesioner yang telah divalidasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 48 subjek 50,5 berusia lebih dari 30 tahun, 47 subjek 49,5 menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas/Kejuruan SMA/SMK , 87 subjek 91,6 tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 65 subjek 68,4 memiliki penghasilan keluarga dibawah Rp3.100.000,00 setiap bulannya, 67 subjek 70,5 memiliki setidaknya dua orang anak, dan sebanyak 78 subjek 82,1 dalam penelitian ini merupakan orang tua bayi. Subjek dengan pengetahuan baik sebanyak 86 orang 90,5 dengan tingkat pengetahuan baik, 87 orang 91,6 dengan tingkat sikap baik, dan sebanyak 58 orang 65,2 dengan tingkat perilaku baik mengenai pijat bayi. Hasil uji hipotesis chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan p = 0,033 , relasi subjek dengan bayi p = 0,008 , dan usia terhadap sikap subjek p = 0,027 . Namun, untuk faktor sosiodemografi lain tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, tetapi juga faktor interaksi subjek dengan lingkungan.Kata kunci: pijat bayi, pengetahuan, sikap, perilaku, sosiodemografi

ABSTRACT
Massage has been known before pharmacies were developed since 1800 BC. Nowadays, infant massage has been well known because of its positive effects which are increasing weight on infant, decreasing time of treatment in hospital, and increasing attachment between infant and the massager. Therefore, this study is determined to analyze the association between sociodemographic factors and level of mother rsquo s knowledge, attitude, and practice regarding infant massage. This is a cross sectional study with primary data taken from validated questionnaire. This study shows that 48 subjects 50.5 aged 30 years old and above, 47 subjects 49.5 had finished their senior high school, 87 subjects 91.6 were housewife, 65 subjects 68.4 had family income below 3,100,000 rupiah each month, and 78 subjects 82.1 are parents from the infant. Moreover, 86 subjects 90.5 had good knowledge about infant massage, 87 subjects 91.6 had good attitude towards infant massage, and 58 subjects 65.2 had good practice regarding infant massage. Statistical analyze chi square shows significant relation between level of education to level of knowledge p 0.033 , relation with the infant p 0.008 , and age to level of attitude p 0.027 . However, there is no significant relation for the other sociodemographic factors. Level of mother rsquo s knowledge, attitude, and practice is not only affected by sociodemographic factors but also interaction factor between subject and environment.Keywords infant massage, knowledge, attitude, practice, sociodemographic"
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfabri
"ABSTRAK
Pendahuluan : Docetaxel telah menunjukkan efek dalam pengobatan CRPC biladigunakan sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan kemoterapi lainnya.Banyak penelitian telah menunjukkan korelasi penurunan Prostate Specific Antigen PSA dengan kesintasan pasien CRPC yang mendapatkan terapi Docetaxel.Penelitian-penelitian sebelumnya juga menyatakan adanya korelasi antara volumeprostat, Gleason Score, dan insiden metastasis dengan nilai PSA. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis hubungan antara volume prostat, Gleason Score, danada tidaknya metastasis terhadap penurunan PSA sebagai prediktor respon padapasien CRPC yang mendapatkan Docetaxel.Metode : Penelitian analitik retrospektif dengan mengunakan data rekam medisRumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan yang dilaksanakan pada periode 1Januari 2016-31 Juli 2016. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruhpasien dengan penderita CRPC yang telah menjalani kemoterapi Docetaxelsebanyak 10 siklus. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dipaparkan denganvariabel independen Taksiran Besar Prostat, Skor Gleason, Status Metastase danvariabel dependen perubahan PSA .Hasil : Sebanyak 8 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang berusia rata-rata 65tahun dengan taksiran berat prostat 38,6 gram dengan skor gleason ge; 7 sebanyak 6orang 75 sedangkan

ABSTRACT
Introduction Docetaxel has shown efficacy in CRPC treatment as monotherapy or combination therapy. Previous research showed a correlation between prostat volume, Gleason score, and metastases with PSA value. This study aimed toanalyze the correlation between prostat volume, gleason score, and metastases withPSA value decrement as a response predictor in CRPC patients who receiveDocetaxel.Methods This is a retrospective analytic research, using data in medical recordsin RSU H. Adam Malik Medan, conducted on January 1 July 31 2016. Populationand samples in this research are patients with CRPC who already received 10 cyclesof Docetaxel chemotherapy. Patients that fulfilled the inclusion criteria areanalyzed with dependent and independent variables estimated prostate volume,Gleason Score, and metastatic status . Results Total of 8 patients who fulfilled inclusion criteria were averagely 65 yearsold, estimated prostate weight of 38.6 gram, and 6 people had Gleason score ge 7 75 and 2 people had Gleason score "
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Valeria
" ABSTRAK
Pemberian stimulasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Pijat bayi telah umum diterapkan pada anak secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu yang meliputi pengambilan data kuesioner pijat bayi, pengukuran berat badan dan panjang badan, serta pengisian kuesioner pra skrining perkembangan KPSP . Pada data pertumbuhan, dilakukan plotting ke kurva WHO. Dari sembilan puluh lima subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara pengetahuan RP=0,852 [95 CI 0,097-7,487], p=1,000 , sikap p=0,590 , dan perilaku RP=0,160 [95 CI 0,019-1,314], p=0,089 ibu mengenai pijat bayi dengan kurva pertumbuhan panjang badan terhadap usia WHO. Selain itu, tidak ditemukan pula hubungan yang secara statistik bernilai signifikan antara pengetahuan RP=1,352 [95 CI 0,255-7,164], p=0,661 , sikap RP=1,600 [95 CI 0,294-8,708], p=0,631 , dan perilaku RP=0,371 [95 CI 0,097-1,418], p=0,230 terhadap kurva pertumbuhan panjang badan terhadap berat badan WHO. Demikian pula, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan RP=0,738 [95 CI 0,143-3,807], p=1,000 , sikap RP=1,670 [95 CI 0,369-7,547], p=0,679 , dan perilaku RP=1,497 [95 CI 0,571-3,923], p=0,567 ibu mengenai pijat bayi dengan tingkat perkembangan yang dinilai berdasarkan KPSP. Jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tinggi adalah sebanyak 86 90,5 , 87 91,6 , dan 58 65,2 , dengan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
Stimulation is given by parents to support their children rsquo s growth and development. Baby massage has been applied in common practice for generations. This research aims to discover mothers rsquo knowledge, attitude, and practice on baby massage and its rsquo association with the growth and development of 6 24 months old chlidren. This study adapted cross sectional study design on subjects that fulfilled the inclusion and exclusion criterias. Data collection, including filling in questionaires on baby massage, weight and height measurements, and KPSP, was done at Kelurahan Kampung Melayu. Growth measurment data were plotted on WHO growth charts. From ninety five subjects, there were no statistically significant association found between knowledge RP 0.852 95 CI 0.097 7.487 , p 1.000 , attitude p 0.590 , and practice RP 0.160 95 CI 0.019 1.314 , p 0.089 on baby massage with height for age WHO growth chart. There was also no statistically significant association found between knowledge RP 1.352 95 CI 0.255 7.164 , p 0.661 , attitude RP 1.600 95 CI 0.294 8.708 , p 0.631 , and practice RP 0.371 95 CI 0.097 1.418 , p 0.230 on baby massage with weight for height WHO growth chart. Lastly, we found no statistically significant association between knowledge RP 0.738 95 CI 0.143 3.807 , p 1.000 , attitude RP 1.670 95 CI 0.369 7.547 , p 0.679 , and practice RP 1.497 95 CI 0.571 3.923 , p 0.567 on baby massage with level of development, represented with KPSP data. Total subjects with high level of knowledge, attitude, and practice on baby massage are 86 90.5 , 87 91.6 , and 58 65.2 , with no statistically significant association between knowledge, attitude, and practice on baby massage with growth and development. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>