Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardine Az-Zhahrani Athaya Putri
"Semakin tinggi tingkatan perkuliahan, semakin kompleks tuntutan akademiknya. Termasuk pengerjaan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Tekanan selama prosesnya memengaruhi keyakinan evaluatif individu terhadap gambaran diri secara keseluruhan atau harga diri individu. Gambaran kapasitas keyakinan dan kepercayaan diri individu dalam memegang nilai juga bisa dijelaskan oleh virtue (kebajikan) manusia yang disebut sebagai intellectual humility. Melalui pemaknaan konsep harga diri dan virtue intellectual humility di atas walaupun terlihat berkaitan namun masih jarang penelitian yang membahas kedua variabel yaitu intellectual humility dan harga diri. Hasil penelitiannya juga masih inkonsisten. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara intellectual humility dan harga diri mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Indonesia. Partisipan terdiri dari 121 mahasiswa berusia 20 – 24 tahun. Intellectual humility diukur menggunakan Comprehensive Intellectual Humility Scale dan harga diri diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intellectual humility dan harga diri. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk intervensi bagi mahasiswa tingkat akhir dalam mewujudkan keberadaan intellectual humility dan tingkat harga diri yang sehat.

Semakin tinggi tingkatan perkuliahan, semakin kompleks tuntutan akademiknya. Termasuk pengerjaan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Tekanan selama prosesnya memengaruhi keyakinan evaluatif individu terhadap gambaran diri secara keseluruhan atau harga diri individu. Gambaran kapasitas keyakinan dan kepercayaan diri individu dalam memegang nilai juga bisa dijelaskan oleh virtue (kebajikan) manusia yang disebut sebagai intellectual humility. Melalui pemaknaan konsep harga diri dan virtue intellectual humility di atas walaupun terlihat berkaitan namun masih jarang penelitian yang membahas kedua variabel yaitu intellectual humility dan harga diri. Hasil penelitiannya juga masih inkonsisten. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara intellectual humility dan harga diri mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Indonesia. Partisipan terdiri dari 121 mahasiswa berusia 20 – 24 tahun. Intellectual humility diukur menggunakan Comprehensive Intellectual Humility Scale dan harga diri diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intellectual humility dan harga diri. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk intervensi bagi mahasiswa tingkat akhir dalam mewujudkan keberadaan intellectual humility dan tingkat harga diri yang sehat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Trifilia D.R.
"Kesehatan mental dibutuhkan mahasiswa psikologi terkait persiapan mereka untuk berkecimpung dalam helping profession. Dukungan sosial, terutama perceived social support, dan self-esteem dapat memengaruhi kesehatan mental (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Berbagai penelitian menemukan semakin tinggi perceived social support seseorang, semakin tinggi self-esteem yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan selfesteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) dan self-esteem dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). Dari 184 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi partisipan, hasil yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0.274; p < 0.01). Berdasarkan hasil, pendidikan psikologi dapat memerhatikan perceived social support sebagai salah satu cara meningkatkan self-esteem mahasiswa, seperti dengan melakukan intervensi psikoedukasi.

Psychology students need good mental health to be a helping professional. Social support, especially perceived social support, and self-esteem found to influence mental health (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Recent studies found that people with higher level of perceived social support are having higher level of self-esteem. This research was conducted to find the relation between perceived social support and self-esteem in undergraduate psychology students. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) and self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). The participants of this research are 184 University of Indonesia undergraduate psychology students. The main results of this research show that perceived social support correlated significantly with self-esteem (r = 0.274; p < 0.01). Results of this study may be taken by psychology educational institution to increase the concern of perceived social support as one of the factor to increase their students’ self-esteem level, for example is by making a psychoeducational intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darneliana Septiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dan hubungan self-esteem dan college adjustment pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi lanjutan. Self-esteem dapat diartikan sebagai penilaian secara positif atau negatif oleh seseorang terhadap dirinya (Rosenberg, 1965). College adjustment dipahami sebagai proses psikologi yang multifacet dan melibatkan tuntutan yang bervariasi dan membutuhkan beragam respon untuk mengatasi tuntutan tersebut (Baker & Siryk, 1984). Status generasi -pertama atau lanjutan- dilihat berdasarkan pendidikan orangtua dan saudara kandung (Aspelmeier, 2012). Hasil temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem dan college adjustment antara mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi lanjutan. Namun, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-esteem dengan semua dimensi college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Temuan penelitian ini penting untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan untuk merancang program intervensi yang dapat membantu mahasiswa baru dalam melakukan penyesuaian diri di kampus.

This study aims to identify the differences of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. This study also provides the relationship between self-esteem and college adjustment among first-year students in Universitas Indonesia. Self-esteem refers to personal judgment (positive or negative) about themselves (Rosenberg, 1965). Adjustment to college is multifacet and involves demands varying in kind and degree and requiring a variety of coping responses (or adjustment) that will themselves vary in effectiveness (Baker, McNeil & Siryk, 1985). Generational status ?first or continuing generation- is defined based on latest education of parent and siblings (Aspelmeier, 2012). Result show that no significant difference of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. However, there is significant relationship between self-esteem and college adjustment among fisrt-year students in Universitas Indonesia. This study has important implication as for intervention programs that help first-year students have well college adjustment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shauma Lannakita
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan terhadap kepuasan pasien dan dampaknya terhadap minat berprilaku pasien. Di dalam penelitian ini, pennulsi menyebarkan kuesioner kepada 155 orang responden yang pernah menjadi pasien rawat jalan di rumah sakit swasta di Jakarta. Untuk menganalisis data menggunakan metode Structural Equation Model dengan bantuan software LISREL 8.51.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan mempengaruhi kepuasan pasien yang dapat menggerakkan behavioral intention. Hail lain dari penelitian ini adalah bahwa baik kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan pelanggan tidak berpengaruh secara langsung terhadap behavioral intention.

The objective of this study is to examine the influence off perceived service quality and perceived value toward patient satisfaction and its impact on behavioral intention.. In conducting the survey, the author distributed the questionnaire to 155 respodents who has been gone to private hospitals in Jakarta. This research use Structural Equation Modeling (SEM) as an analytical tool by LISREL 8.51.
Findings indicate that both perceived service quality and perceived value have influence satisfaction that drives behavioral intention. Interestingly, both perceived service quality and perceived value have no direct impact on behavioral intention while value assessment was influenced by perceived service quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Della
"Menjadi seorang mahasiswa memberikan tekanan tersendiri karena mahasiswa menghadapi tugas perkembangan maupun masalah-masalah lain yang harus diselesaikan dan seringkali tekanan ini memberikan distres psikologis bagi mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini juga terjadi kepada mahasiswa UI dan berdasarkan penelitian sebelumnya, salah satu sumber distres psikologis pada mahasiswa UI adalah penyesuaian akademis. Meskipun mahasiswa telah dibekali berbagai macam keterampilan untuk menyesuaikan diri secara akademis, nyatanya keluhan mengenai penyesuaian akademis masih saja muncul. Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah lain yang mendasari keluhan tersebut.
Berdasarkan beberapa penelitian maupun literatur, self esteem merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri ini. Oleh karena itu, penting untuk membantu mahasiswa yang mengalami distres psikologis untuk meningkatkan self esteem yang dimilikinya. Metode intervensi yang digunakan untuk meningkatkan self esteem pada penelitian ini adalah metode cognitive behavior therapy. Partisipan yang terlibat sebanyak tiga orang dan ketiga partisipan tersebut mengikuti intervensi sampai sesi terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini efektif meningkatkan self esteem pada mahasiswa yang mengalami distres psikologis. Hal ini terlihat dari peningkatan skor self esteem dan penuruan skor distres psikologis serta refleksi partisipan yang menunjukkan adanya kemampuan dalam mendeteksi unhelpful thoughts yang muncul, penurunan emosi negatif yang dirasakan, dan perubahan perilaku dimana partisipan mengurangi perilaku menghindar.

Being a college student brings certain pressure because students are faced with developmental task and other problems that?s need to be dealt with and this can evoke psychological distress to the students. The same problem also happens to college students of University of Indonesia and based on latest research, one of the source of psychological distress among students of UI is academic adjustment. Although the students has already been thought the skill to help them adjust academically, but the complaint about the problem still persists. This suggests that there's other issue that underlie the complaint.
Based on researches and literatures, self esteem is considered as one of the factors that's related to academic adjustment. Therefore, it's important to help students increase their self esteem. The intervention method that's used to increase self esteem in this research is cognitive behavior therapy. There were three participants that were involved and they followed until the last session.
The result suggests that this intervention effectively increased self esteem for students with psychological distress. It can be seen from the increasing of self esteem's score, decreasing of psychological distress' score, and participant' reflection which indicates ability to detect unhelpful thoughts, decreasing of negative emotions, and changing of behavior in which participants reduce avoidance behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30989
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sahda Febi Wilendari
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas hubungan antara dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem pada remaja awal anak buruh migran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem penulis menggunakan alat ukur Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) subskala dukungan orangtua dan Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 164 remaja usia 11-16 tahun dengan orangtua buruh migran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan dukungan sosial dari orangtua pada remaja anak buruh migran dengan r=0,264; p=0,000. Dengan demikian dukungan sosial dari orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan self-esteem yang baik pada remaja awal anak buruh migran.

The purpose of this research is to discusses the relationship between social support from parents and self-esteem among early adolescent with migrant worker parents. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and social support from parents, the author using Child and Adolescent Social support Scale (CASSS) parental support subscale and Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Respondents in this research were 164 adolescent, age 11-16 years old in Cilamaya, Karawang, West Java.
The result showed there is a significant positive correlation between self-esteem and social support from parents with r=0,264; p=0,000. In conclusion, social support from parents needed for a good development of self-esteem on early adolescent migrant worker's children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara self-esteem dan identifikasi pada avatar dengan adiksi game online jenis MMORPG. Penelitian ini menggunakan alat ukur Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia (Cassandra, 2010) untuk mengukur self-esteem, alat ukur Player-Avatar Identification Scale (PAIS) untuk mengukur identifikasi pemain terhadap avatar (Dong Li, Liau, & Khoo, 2013) dan Indonesian Online Game Addiction Questionnaire untuk mengukur tingkat adiksi (Jap, Tiatri, Jaya, & Suteja, 2013). Jumlah responden sebanyak 129 orang, berada pada tahap perkembangan remaja dan bermain MMORPG selama enam bulan terakhir. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah adanya hubungan signifikan negatif antara self-esteem dan adiksi game online MMORPG, dan adanya hubungan signifikan positif antara identifikasi pada avatar dan adiksi game online.

This research is conducted to find out the correlation between self-esteem, avatar identification, and online game addiction in MMORPG players. This research used Indonesian version of Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) by Cassandra (2010), Player-Avatar Identification Scale (PAIS) (Dong Li, Liau, & Khoo, 2013), and Indonesian Online Game Addiction Questionnaire (Jap, Tiatri, Jaya, & Suteja, 2013). The participants of this research are 129 MMORPG gamers (who at least played for the past six months) and is currently in adolescent age range. The results show that there is significant negative correlation between self-esteem and online game addiction. There is also significant positive correlation between avatar identification and online game addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difa Jazana Aqila
"Banyak mahasiswa kedokteran yang memiliki tingkat aktivitas fisik dalam kategori
ringan. Kurangnya waktu, malas, dan kelelahan karena kegiatan akademik diidentifikasi
sebagai faktor penghambat bagi mahasiswa kedokteran yang tidak berolahraga.
Sementara itu, sebagian besar mahasiswa kedokteran juga memiliki harga diri (selfesteem) yang rendah. Berbagai tekanan dalam bentuk beban akademik, keuangan, dan
tekanan sosial dapat memengaruhi tingkat harga diri (self-esteem) mahasiswa kedokteran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan tingkat
harga diri (self-esteem) pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross-sectional menggunakan
data primer dari survei kuesioner daring yang disebarkan kepada mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan Oktober 2023. Data tingkat
aktivitas fisik diperoleh dari pengisian International Physical Activity Questionnaire
Short Form (IPAQ-SF) dan data tingkat harga diri (self-esteem) diperoleh dari pengisian
Rosenberg Self Esteem Scale (RSES). Data dianalisis menggunakan SPSS, khususnya
dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 62,6% subjek memiliki tingkat aktivitas fisik
sedang dan sebanyak 75,6% subjek memiliki tingkat harga diri (self-esteem) sedang.
Hasil uji analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat
aktivitas fisik dengan tingkat harga diri (self-esteem) pada mahasiswa preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (p=0,443).
Kesimpulan
Sebagian besar mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki
tingkat aktivitas fisik sedang dan tingkat harga diri (self-esteem) sedang. Aktivitas fisik
tidak terbukti berhubungan dengan tingkat harga diri (self-esteem) pada mahasiswa
preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Introduction
Many medical students have physical activity levels in the low category. Lack of time,
laziness, and fatigue due to academic activities were identified as inhibiting factors for
medical students who do not exercise. Meanwhile, most medical students also have low
self-esteem. Various pressures in the form of academic, financial, and social pressures
can affect the level of self-esteem of medical students. This research was conducted to
determine the relationship between the level of physical activity and the level of selfesteem in pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia.
Method
This study was an analytical observational cross-sectional study that used primary data
from the online questionnaire survey that was distributed in October 2023. Physical
activity level data was obtained from filling in the International Physical Activity
Questionnaire Short Form (IPAQ-SF) and self-esteem level data was obtained from
filling in the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Data were analyzed using SPSS,
specifically using the Chi square test.
Results
The results of this study showed that 62.6% of subjects had a moderate level of physical
activity and 75.6% of subjects had a moderate level of self-esteem. The results of
statistical analysis tests showed that there was no significant relationship between the
level of physical activity and the level of self-esteem in pre-clinical students at the Faculty
of Medicine, University of Indonesia (p=0.443).
Conclusion
Most of the pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia, had
a moderate level of physical activity and a moderate level of self-esteem. Physical activity
has not been proven to be related to the level of self-esteem among pre-clinical students
at the Faculty of Medicine, University of Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Natasha Sudja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara Self-Disclosure dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Program Sarjana. Pengukuran self-disclosure menggunakan alat ukur Jourard Self- Disclosure Questionnaire yang dikembangkan oleh Jourard pada tahun 1958 dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self- Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg pada tahun 1965. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-disclosure dan self-esteem pada mahasiswa psikologi program sarjana [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed].

This research is conducted to find the relationship between selfdisclosure and self-esteem among psychology undergraduate students. In this research, self-disclosure is measured using a modification instrument named Jourard Self-Disclosure Questionnaire that originally constructed by Jourard at 1958 and self-esteem is measured using a modification instrument named Rosenberg Self-Esteem that originally constructed by Rosenberg at 1965. The participants of this research are 177 psychology undergraduate students University of Indonesia from years 2009, 2010, 2011, dan 2012. The main results of this research show that no correlation significantly between self-disclosure and self-esteem among psychology undergraduate students [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed]."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Devras
"Salah satu isu kesejahteraan anak yang sedang tumbuh keprihatinan nasional adalah masalah tingkat harga diri (self-confidence) anak jalanan. Fenomena luas anak jalanan dengan tingkat rendah harga diri di Jakarta adalah masalah yang kompleks. Mengahadapi hal tersebut pemerintah harus responsif terhadap fenomena meningkatnya jumlah anak jalanan. Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan tingkat harga diri anak jalanan masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari perilaku yang cenderung negatif seperti kekerasan, masalah penyalahgunaan obat, pelecehan seksual, prostitusi, masalah penyakit menular seksual (PMS/HIV/AIDS) dan lain-lain. Upaya untuk meningkatkan harga diri anak jalanan membutuhkan upaya ekstra dari pemerintahan DKI antra lain dengan mentoring, konseling, pendidikan, menyediakan pekerjaan dan sebagainya.
"
[Place of publication not identified]: Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial, 2013
AJMS 4:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>