Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radea Renoza
"TUJUAN: Modernisasi dan otomatisasi di hampir semua aspek kehidupan manusia semakin mendorong manusia untuk berperilaku sedenter dan memiliki aktivitas fisik yang rendah. Rendahnya tingkat aktivitas fisik masyarakat Indonesia terlihat dari data Riskesdas 2018 yang menyebutkan 64,4% anak usia 10—14 tahun tergolong memiliki aktivitas fisik kurang dari cukup. Dengan kurangnya aktivitas fisik, persentase lemak tubuh seseorang dapat meningkat. Persentase lemak tubuh dikatakan berkorelasi negatif dengan kelenturan punggung bawah (fleksibilitas) seseorang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya persentase lemak tubuh, risiko anak-anak untuk mengalami cedera, sakit punggung, sakit leher, dan masalah postur juga akan meningkat karena kelenturan punggung bawah (fleksibilitas) yang berkurang.
METODE: Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang dengan menggunakan data SEANUTS 2.0 (Survei Nutrisi Asia Tenggara). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Sampel terdiri dari 102 anak usia sekolah (6—12 tahun): 40 (39,2%) laki-laki dan 62 perempuan (60,2%) dari Provinsi DKI Jakarta.
HASIL: Analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya usia, tinggi badan, dan panjang tungkai yang memiliki hubungan signifikan dengan kelenturan punggung bawah. Regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kelenturan punggung bawah adalah tinggi badan.
SIMPULAN: Faktor yang memengaruhi kelenturan punggung bawah anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta adalah tinggi badan.

OBJECTIVE: Modernization and automation in almost every aspect of human life have increasingly push humans to behave sedentary dan having low level of physical activity. The low level of physical activity of the Indonesian can be seen by data from Riskesdas 2018 which states that 64.4% of children aged 10—14 years are classified as having less than sufficient physical activity. With a lack of physical activity, a person can develop increasing body fat percentage. Body fat percentage is said to have a negative correlation with a person's flexibility. Therefore, as the body fat percentage increases, a children's risk of getting injuries, back pain, neck pain, and posture problems will also increase due to decreased flexibility.
METHODS: This study is conducted with a cross-sectional design with the use of SEANUTS 2.0 (South-East Asian Nutrition Survey) data. The sampling technique was done by simple random sampling. The data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate analysis. The sample consisted of 102 school-age children (6—12 years old): 40 (39,2%) boys and 62 girls (60,2%) from DKI Jakarta Province.
RESULTS: The bivariate analysis showed that only age, height, and leg length had a significant relationship with lower back flexibility. The multiple linear regression showed that factor influencing lower back flexibility is heigh.
CONCLUSION: Only one factor is influencing the lower back flexibility of school-age children in DKI Jakarta Province, which is height.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz Amirullah Nurhadi
"Obesitas di Indonesia merupakan beban ganda dari malnutrisi. Obesitas yang sebanding dengan peningkatan persentase lemak tubuh akan berdampak pada kesehatan fisik, sosial, emosional anak pada umumnya. Persentase lemak yang tinggi menyebabkan VO2 puncak yang rendah relatif terhadap massa tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa persentase lemak tubuh yang tinggi dapat menurunkan kebugaran kardiorespirasi. Persentase lemak dan kebugaran kardiorespirasi merupakan parameter yang berkaitan erat satu sama lain. Obesitas dan kebugaran kardiorespirasi telah terbukti menjadi prediktor untuk hasil kesehatan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase lemak tubuh terhadap kebugaran kardiorespirasi pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional dengan data sekunder diperoleh dari South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). Subjek dalam penelitian ini adalah 102 anak usia 6-12 tahun yang terdiri dari 62 anak perempuan dan 40 anak laki-laki. Analisis bivariat menunjukkan bahwa persentase lemak tubuh memang memiliki hubungan yang signifikan dengan kebugaran kardiorespirasi (p=0,000) sedangkan variabel lain yaitu usia (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,006), dan indeks massa tubuh (p=0,00) memiliki hubungan yang signifikan dengan kebugaran kardiorespirasi (p=0,003). hubungan yang signifikan juga. Variabel lain seperti jenis kelamin (p=0,043) juga memiliki hubungan yang signifikan. Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi adalah umur (p=0,000), indeks massa tubuh (p=0,01) dan aktivitas fisik (p=0,018) sedangkan persentase lemak tubuh (p= 0,986) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kesimpulannya, persentase lemak tubuh mempengaruhi nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi khususnya pada anak Provinsi DKI Jakarta. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan faktor-faktor lain yang mendasari yang mempengaruhi nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi pada anak-anak khususnya di DKI Jakarta.

Obesity in Indonesia is a double-burden of malnutrition alongside. Obesity is proportional to the increase in body fat percentage will have an impact on the physical, social, emotional health of children in general. A high fat percentage cause a low peak VO2 relative to body mass. This indicates that a high percentage of body fat may reduce cardiorespiratory fitness. Fat percentage and cardiorespiratory fitness are parameters that closely related to each other. Both obesity and cardiorespiratory fitness have been shown to be predictor for future health outcomes. This study aims to determine the effect of body fat percentage to caradiorespiratory fitness in school-aged children in DKI Jakarta Province, as the capital city of Indonesia. The design utilized in this study was a cross-secitonal design with secondary data obtained from the South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). The subjects in this study were 102 children aged 6--12 years old, consisting of 62 girls and 40 boys. Bivariate analysis showed that body fat percentage do have a significant relationship with cardiorespiratory fitness (p=0.000) while other variables which is age (p=0.000), physical activity (p=0.006), and body mass index (p=0.00) have significant relationship too. Other variabels such as gender (p=0.043) do have significant relationship too. Results of multiple linear regression analysis conclude that variable with the most influence for prediction value of cardiorespiratory fitness are age (p=0.000), body mass index (p=0.01) and physical activity (p=0.018) while body fat percentage (p=0.986) do not have significant relationship. In conclusion, body fat percentage affect prediction value of cardiorespiratory fitness especially in DKI Jakarta Province’s children. More research is needed to conclude other underlying factors that affect prediction value of cardiorespiratory fitness in children especially in DKI Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlan Dira Wagarasukma
"Prevalensi obesitas pada anak usia sekolah di DKI Jakarta adalah sebesar 14.0%. Ketidakseimbangan Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan melalui hormon ghrelin dan leptin sehingga dapat menyebabkan gangguan tidur pada anak. Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Jakarta Pusat adalah 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain crosssecitonal dengan data sekunder diperoleh dari South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). Subjek dalam penelitian ini adalah 104 anak usia 6-12 tahun yang terdiri dari 62 anak perempuan dan 42 anak laki-laki. Analisis bivariat menunjukkan bahwa IMT tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur (p=0,135), sedangkan variabel lain yaitu kecemasan (p=0,000), berkeringat pada malam hari (p=0,013), dan persentase lemak (p=0,034) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap gangguan tidur adalah kecemasan (p=0,000) dan berkeringat pada malam hari (0,020). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa IMT tidak berpengaruh terhadap gangguan tidur pada anak Provinsi DKI Jakarta. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan faktor-faktor lain yang mendasari yang mungkin memengaruhi gangguan tidur pada anak-anak khususnya di Provinsi DKI Jakarta.

The prevalence of obesity in DKI Jakarta province is 14,0%. These imbalance in Body Mass Index (BMI) could affect growth development through imbalance of ghrelin and leptin, which could affect the quality of sleep and cause sleep disturbances in children. This study aims to determine the effect of BMI on sleep disturbances in school-aged children in DKI Jakarta Province. The design utilized in this study was a cross-sectional with data obtained from the South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). The subjects in this study were 104 children aged 6--12 years old, consisting of 62 girls and 42 boys. Bivariate analysis showed that BMI does not have a significant relationship with sleep disturbance (p=0.135), while other variables such as anxiety (p=0.000), sweating at night (p=0.013), and fat percentage (p=0.034) do have significant relationship. Results of multiple linear regression analysis conclude that variable with the influence for sleep disturbances are anxiety (p=0.000) and sweating at night (0.020). In conclusion, BMI does not affect sleep disturbances in children of DKI Jakarta Province. More research is needed to conclude other underlying factors that might affect sleep disturbances in children especially in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Kamseno
"LATAR BELAKANG: Obesitas merupakan masalah kesehatan di Indonesia maupun dunia. Prevalensi penduduk dewasa Indonesia dengan obesitas mencapai 15,4% dan obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Pada pasien obesitas umumnya terjadi kelemahan otot abdomen dan pergeseran pusat gravitasi tubuh ke depan sehingga otot-otot ekstensor batang tubuh akan berusaha menarik tulang belakang ke posterior terus menerus dan menyebabkan spasme otot yang akan menimbulkan nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi, dan disabilitas fungsional. Nyeri punggung bawah menjadi salah satu beban kesehatan utama pada masyarakat. Terdapat berbagai terapi untuk mengatasi nyeri punggung bawah mekanik, namun permasalahan nyeri punggung bawah mekanik kronik tetap menjadi masalah selama bertahun-tahun. Sebuah pendekatan baru untuk tatalaksana tambahan nyeri punggung bawah mekanik kronik merujuk kepada penggunaan elastic taping.
TUJUAN: Menilai pengaruh aplikasi elastic taping terhadap perbaikan skala nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik, serta membandingkan pengaruh tersebut dengan dua metode aplikasi yang berbeda.
METODE: Uji intervensi dengan melibatkan populasi subjek pasien yang berobat di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta selama Agustus 2017-Januari 2018 yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak. Kelompok A mendapat aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus, sementara kelompok B mendapat aplikasi elastic taping tanpa peregangan pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdomen. Penilaian intensitas nyeri menggunakan VAS, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh menggunakan tes modified Schober, dan disabilitas fungsional dinilai menggunakan skor Oswestry Disability Index (ODI). Penilaian VAS dan tes modified Schober dilakukan sebanyak 6 kali sepanjang penelitian, sedangkan untuk penilaian ODI dilakukan pada sebelum dan sesudah terapi. Semua subjek pada penelitian ini mendapatkan latihan aerobik dengan sepeda statis yaitu dengan durasi 15 menit pada minggu pertama dan 30 menit pada minggu kedua.
HASIL: Sebanyak 28 pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik menjadi subjek dalam penelitian ini. Semua subjek pada kedua kelompok penelitian ini mengalami perbaikan yang signifikan secara statistik pada intensitas nyeri sebelum dan sesudah aplikasi elastic taping pada nilai VAS (p<0.05), namun ketika dibandingkan antar kelompok didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada nilai VAS. Hasil pada tes modified Schober dan skor ODI juga mengalami perbaikan antara sebelum dan sesudah terapi pada masing-masing kelompok (p<0.05), meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelompok, namun terdapat perubahan yang signifikan secara klinis hanya pada kelompok A.
KESIMPULAN: Penelitian ini menunjukkan penambahan aplikasi elastic taping pada latihan aerobik telah memberi hasil yang signifikan secara statistik dan klinis dalam perbaikan intensitas nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik. Aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi otot paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus memiliki hasil yang lebih baik dibandingan aplikasi elastic taping tanpa peregangan.

BACKGROUND: Obesity is one of the world health problems, particularly in Indonesia. The prevalence of obesity in Indonesia is 15,4%. Obesity increases the risk of low back pain occurrence, thus raise a health problem in society. Obese patients tends to have abdominal muscle weakness and shifting of central of gravity anteriorly, it caused trunk extensor muscles contract more often and prone to spasm therefore it will cause pain, limitation of range of motion and functional disability. Currently, there are several approaches for treating mechanical low back pain, but the chronic mechanical low back pain still becoming one of the health problem in years. Elastic taping could be a new approach for chronic mechanical low back pain as adjuvant therapy.
OBJECTIVE: To evaluate the effectiveness of elastic taping application in improving pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patient with chronic mechanical low back pain, also to compare the effectiveness between two different elastic taping application methods.
METHODS: This interventional study involved patients in Obesity Clinic of Physical Medicine and Rehabilitation Department, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta between 2017 August until 2018 January who met the inclusion criteria. Subjects randomly assigned into 2 groups. Group A subjects had elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle. Meanwhile, group B subjects had elastic taping application without any stretch on sacroiliac joint and abdominal muscle region. Pain intensity was measured using VAS score, trunk flexion range of motion was measured using modified Schober test, and functional disability was measured using Oswestry Disability Index. VAS and modified Schober test measurement were done six times, while ODI score measurement was done before and after therapy. All of the subjects in both groups also had aerobic exercises using the static cycle with 15 minutes duration in the first week and 30 minutes in the second week.
RESULTS: 28 obese patients with chronic mechanical low back pain were included in this study. These subjects in each group had statistically significant improvement of pain after elastic taping application (p<0.05), and when these two compared there was a significant difference between two groups in VAS score. The result in modified Schober test and ODI score also had improvement before and after therapy in each groups (p<0.05) but there was no significant difference between two groups. Nevertheless, there was clinically significant change in group A after therapy while no clinically significant change in group B.
CONCLUSIONS: The result indicates that addition of elastic taping application in aerobic exercise has clinically and statistically significant effect in improvement of pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patients with xi Universitas Indonesia chronic mechanical low back pain. Elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on the sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle has better outcomes compared to elastic taping application technique without stretch."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Utariny Nurin Nasywa
"Pengaruh globalisasi dan urbanisasi menyebabkan penyebaran informasi dan budaya yang sangat cepat. Pola makan menjadi salah satu aspek yang turut terdampak akibat tersebarnya budaya barat ke seluruh dunia secara cepat. Saat ini makanan siap saji menjadi salah satu jenis makanan yang digemari banyak orang, termasuk anak-anak. Hal ini menimbulkan masalah baru karena kandungan makanan siap saji yang tinggi akan kalori, sodium, serta rendah serat dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kelebihan kalori dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak tubuh yang apabila terjadi dalam waktu lama akan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. Penelitian menggunakan data sekunder sub-sampel dari penelitian South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 dengan jenis studi potong lintang dengan total sampel sebanyak 95 anak, terdiri atas 39 anak laki-laki dan 56 anak perempuan. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji dinilai menggunakan kuesioner Child Food Habit Questionairre (CFH), sedangkan persentase lemak tubuh diukur menggunakan Body Composition Analyzer. Karakteristik subjek penelitian merupakan anak usia 7—12 tahun yang berasal dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Konsumsi makanan siap saji sebanyak 1 bulan sekali menjadi konsumsi terbanyak pada populasi dengan persentase 15,8% serta nilai persentase lemak tubuh dengan median 14,2%. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, didapatkan korelasi yang signifikan antara Kebiasaan konsumsi makanan siap saji (p=0,001), usia (p=0,047), IMT (p=0,001), aktivitas fisik (p=0,001), dan pendidikan ayah (p=0,010) dengan persentase lemak tubuh. Selain itu, berdasarkan uji regresi linear berganda diketahui bahwa IMT (p=0,001) dan aktivitas fisik (p=0,001) memiliki pengaruh yang signifikan terhdap persentase lemak tubuh. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji berhubungan dengan persentase lemak tubuh pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Faktor yang memengaruhi persentase lemak tubuh adalah IMT dan aktivitas fisik.

The influence of globalization and urbanization causes the spread of information and culture very quickly. Diet is one aspect that is also affected by the rapid spread of western culture throughout the world. Currently, fast food has become a type of food that is popular with many people, including children. This creates new problems because fast foods that are high in calories and sodium and low in fiber can cause health problems if consumed in excess. Excess calories in the body can cause increased body fat stores. If this occurs for a long time, it will cause various health problems. The research used secondary data from the South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 research with a cross-sectional study design. This study used subsample data from the SEANUTS study with a total sample of  95 children, consisting of  39 boys and 56 girls. Fast food consumption habits were assessed using the CFH questionnaire, while body fat percentage was measured using the Body Composition Analyzer. The characteristics of the research subjects were children aged 7-12 years who came from Jakarta Utara and Kepulauan Seribu. Consuming fast food once a month is the highest consumption in the population with a percentage of 15.8%, as well as the median value of body fat percentage was 14.2 percent. Based on the Kruskal-Wallis test, a significant correlation was found between fast food consumption habits (p=0.001), age (p=0.047), BMI (p=0.001), physical activity (p=0.001), and father's education (p= 0.010) with body fat percentage. Apart from that, based on the multiple linear regression test, it is known that BMI (p=0.001) and physical activity (p=0.001) have a significant influence on body fat percentage. The habit of consuming fast food is related to the percentage of body fat in school-aged children in DKI Jakarta Province. Factors that influence body fat percentage are BMI and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Budi Febriani
"Overweight dan obesitas kini menjadi tantangan dalam dunia kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang terus meningkat secara global Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jenis kelamin, karakteristik orang tua pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan riwayat obesitas orang tua, daerah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan makan konsumsi fast food, cemilan/minuman manis, kebiasaan Saracen, sedentary behavior durasi menonton TV/video, durasi bermain games dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Instrumen penelitian menggunakan timbangan digital dan microtoa serta kuesioner untuk ibu dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51.8 siswa masuk dalam kategori overweight dan obesitas. Variabel yang berhubungan dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018 adalah aktifitas fisik p=0.001, OR=2.3, konsumsi cemilan/minuman manis p=0.001, OR= 2.2 , Konsumsi fast food p=0.001, OR= 2, riwayat obesitas ayah p=0.012, OR= 1.5 dan riwayat obesitas ibu p=0.034, OR=1.4.
Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar memantau berat badan siswa sedikitnya setiap 6 bulan dan diharapkan orangtua turut serta dalam mengawasi pola makan anak serta membatasi sedentary behavior.

Overweight and obesity has been recognized in public health because of the increasing prevalence globally. This study aims to know the relationship between gender, mother rsquo s education, mother rsquo s employment status, family income, parent rsquo s obesity history. areas of residence, physical activity, eating habits fast food consumption, sweet snacks drinks, breakfast habits , sedentary behavior duration of watching TV video, duration of game play and duration of sleeping with overweight and obesity in schoolchildren in Badung Regency of Bali Province in 2018.
This research was conducted in May 2018 with cross sectional design. The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used digital and microtoa scales and questionnaires for mother and FFQ.
The results showed that 51.8 of students fall into the category of overweight and obesity. Variables related to overweight and obesity in school children in Badung Regency Bali Province 2018 are physical activity p 0,001, OR 2,3, snack consumption sweet drink p 0,001, OR 2, 2, fast food consumption p 0.001, OR 2, history of father obesity p 0.012, OR 1.5 and maternal obesity obesity p 0.034, OR 1,4.
Researchers suggest to the school to monitor the weight of students at least every 6 months and is expected parents participate in supervising the child 39s diet and limit the sedentary behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyati
"Saat ini prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan. Akibat buruk dari obesitas adalah dapat menimbulkan berbagai penyakit kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan obesitas pada anak usia sekolah di SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Desain penelitian ini deskriptik analitik dengan cross sectional study. Dengan teknik stratified simple random sampling, didapatkan jumlah sampel 80 responden. Sebagian besar responden adalah laki-laki dengan rata-rata usia 8,55 tahun, dengan latar belakang orangtua bersuku Jawa. Mayoritas kedua orangtua berpendidikan tinggi dan berpenghasilan menengah ke atas. Rata-rata jumlah anak dalam keluarga 2,51 dengan jumlah anak antara satu sampai dengan lima anak dan sebagian besar ibu bekerja. Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT ayah (p=0,000) dan IMT ibu (p=0,000), pola makan (p=0,007), kurang aktivitas fisik (p=0,000), dan tingkat sosial ekonomi keluarga (p=0,005) dengan kejadian obesitas pada anak. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian obesitas adalah faktor kurang aktivitas fisik.

Currently, Indonesia is facing obesity problems, and obesity can result in varied chronic diseases. The objectives of this study was to identify the factors affecting obesity among school-age children at Al-Azhar 14 Islamic Elementary School Semarang. A cross-sectional descriptive-analitic and retrospective study was employed and stratified simple random sampling was used to select the respondents. The majority of responden were male with the mean of age was 8.55 years old. Most of the parents were Javanist. Most parents had high educational background and were in the middle society. The mean number of children was 2.51 and most of the mothers were working mothers. There were four factors that had significant association to children obesity, namely the father's BMI (p=0,000) and mother's BMI of mothers (p=0,000), eating pattern (p=0,007), physical activity (p=0,000), and socio-economic level (p=0,005). The dominant factor was physical activity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Ningsih
"Sepertiga kasus kegemukan pada orang dewasa telah dimulai sejak masa anak-anak. Kegemukan pada anak-anak dapat menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain pada saat mereka dewasa nanti. Proporsi kegemukan pada balita dilaporkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Riskesdas menunjukkan peningkatan proporsi kegemukan pada Balita yaitu 12,2% pada 2007 menjadi 14,0% pada 2010 atau meningkat sekitar 1,8% dari hasil Riskesdas pada tahun 2007. Dua belas Provinsi memiliki masalah kegemukan pada Balita di atas angka nasional, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi teratas yang memiliki masalah tersebut. Berdasarkan data tersebut, penulis melakukan penelitian untuk menganalisis hubungan berat lahir dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada balita usia 6-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah potong lintang. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada balita 6-59 bulan berdasarkan IMT/U. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan proporsi kegemukan pada anak usia 6-59 bulan adalah 24,3% dan proporsi Berat Lahir Rendah sebesar 4,9%. Hasil uji chi-square diketahui tidak ada hubungan bermakna antara berat lahir dan variabel independen lainnya dengan kegemukan, namun didapatkan status pekerjaan ibu merupakan faktor paling berisiko terhadap kejadian kegemukan di Provinsi DKI Jakarta.

One third of adult overweight cases has begun since children period. Overweight on children can cause a degenerative risk diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus,etc when they grow up later. The overweight proportion has increase by the year. From health research data was found that overweight on children under five years has increase about 1,8% which on 2007 the proportion was 12,2% become 14,0% on 2010. DKI Jakarta was the first Province from 12 Provinces who has the overweight problem which the proportion more than national rate. Based on that data, the writer want to analyze the association between birth weight and other factors with overweight on children ages 6-59 months in DKI Jakarta Province.
This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age). Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The research has found that overweight proportion is 24,3% while the low birth weight proportion is 4,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between birth weight and other independent factors with overweight, which mother occupation has the most risk factor to overweight in DKI Jakarta Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kemala Dewi
" ABSTRAK
Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang dapat terjadi akibat akumulasi jaringan lemak yang berlebihan. Obesitas memiliki banyak komplikasi dan salah satu komplikasinya adalah Low Back Pain. Nyeri yang terjadi pada penderita Low Back Pain pada hakekatnya bukanlah merupakan suatu penyakit spesifik, melainkan merupakan sebuah keluhan atau gejala yang dirasakan. Keluhan nyeri inilah yang nantinya akan menimbulkan penurunan produktivitas dan keterbatasan aktivitas penderitanya. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi low back pain di RSCM. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60. Pengambilan data menggunakan rekam medis pasien yang kemudian dianalisis menggunakan metode chi square. Hasil yang didapat adalah terdapat hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi Low Back Pain di RSCM.

ABSTRACT
Obesity and Low Back Pain in RSCM Obesity are multifactorial disease caused by excessive accumulation of fat tissue. Obesity came with many complications such as low back pain. Low back pain itself was not a spesific disease, it was just one of the symptoms or pain complaints that experienced by patients. It will gradually created some activity limitations which decrease patient productivity. This research focused on the relation between pain scale and degree of obesity for obese women above 40 with low back pain complications at cipto mangunkusumo hospital RSCM . This research was designed with cross sectional using 60 samples of obese women. The data was taken from patient medical record which was analyzed using chi square method. In conclusion, obesity degree relates with pain scale for obese women above 40 with low back pain complication at RSCM."
2016
S70379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karimah Nasar
"Obesitas merupakan akumulasi berlebihan lemak pada jaringan adiposa dan telah menjadi masalah utama di beberapa negara berkembang, terutama Indonesia. Obesitas menyebabkan komplikasi low back pain. Hal ini disebabkan oleh kerusakan struktur dari tulang belakang akibat peningkatan beban yang harus ditopang tubuh. Rasa nyeri tersebut menyebabkan penurunan tingkat aktivitas fisik, lalu menurunkan tingkat kebugaran dengan melihat nilai VO2 max. Dalam penelitian ini, dianalisis hubungan antara tingkat kebugaran dengan derajat obesitas pada wanita berusia >40 tahun yang mengalami komplikasi low back pain. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan 60 sampel dari rekam medis pasien dari RSCM, Jakarta. Data variabel derajat obesitas dan tingkat kebugaran kemudian dimasukkan dalam tabel 2x5 untuk diuji menggunakan metode chi square. Hasil yang ditemukan adalah terdapat hubungan antara tingkat kebugaran dengan derajat obesitas wanita berusia >40 tahun yang mengalami komplikasi low back pain

Obesity is an excessive accumulation of fat on adipose tissue cell and has become a major problem in some developing countries, especially Indonesia. Obesity causing low back pain, it is caused by the damage that is happened on the structure of the spine due to increase on the load that must be supported by the body. Those pain can cause decrease in physical activity levels, and causing reduce to the level of the fitness, and then causing reduce the level of fitness by examining the value of the VO2 Max. This research analyzes the relationship between the fitness level in obesity women with aged more than 40 years who have complications of low back pain. The method used is cross sectional with 60 samples from medical records of patient on RSCM Jakarta. The variable degree of obesity and the level of the fitness then being inputted in the table 2x5 to be tested by using chi square method. The result found that there is relationship between the level of the fitness of woman with obesity aged more than 40 years who have low back pain complication."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>