Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hubert Andrew
"Kanker payudara adalah kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Dengan prevalensi sebesar 30–50%, nyeri kanker adalah salah satu komplikasi kanker tersering yang dapat menurunkan mutu hidup penderitanya. Nyeri kanker, yang merupakan sejenis nyeri campuran, dapat diakibatkan oleh perjalanan penyakit atau terapi antikanker. Umumnya nyeri kanker ditangani dengan pemberian opioid dengan/tanpa adjuvan. Namun, opioid memiliki efek samping yang bersifat dose-dependent sehingga penggunaannya harus tepat guna agar memaksimalkan manfaatnya sekaligus meminimalisasi risikonya. Studi ini meneliti efek dari pemberian adjuvan gabapentin terhadap intensitas nyeri dan dosis opioid pasien dengan nyeri kanker payudara. Data rekam medis dari 58 pasien dengan nyeri kanker payudara dari dua rumah sakit rujukan di Jakarta diinklusi untuk studi kohort retrospektif ini. Data yang diambil meliputi profil klinis pasien, derajat nyeri, dan dosis opioid. Analisis statistik tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam median intensitas nyeri maupun median dosis opioid antara kelompok pasien dengan nyeri kanker payudara yang menerima adjuvan gabapentin dengan yang tidak. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan peran gabapentin sebagai adjuvan dalam tata laksana nyeri kanker. Penelitian-penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah pasien dan mengendalikan faktor-faktor perancu seperti status opioid dan pemberian adjuvan lain.

Breast cancer is the most prevalent cancer in Indonesia. With a prevalence of 30–50%, cancer pain is a frequent complication of cancer which may lower patient quality of life. Cancer pain, a type of mixed pain, may develop from cancer progression or anticancer therapy. Opioids with/without adjuvants are usually administered to manage cancer pain. However, opioids are associated with dose-dependent side effects. Hence, the administration of opioids should be efficient to maximize benefit and minimize risks. This research studied the effect of adjuvant gabapentin administration on the severity of pain and opioid dose of patients with breast cancer pain. This retrospective cohort study included medical records from 58 patients with breast cancer pain from two tertiary hospital in Jakarta. Patients’ clinical profile, pain severity level, and opioid doses were collected. Statistical analyses did not find a significant difference in median pain severity level and median opioid dose between patients with breast cancer pain who received gabapentin and those who do not. Further research is warranted to determine the role of gabapentin as adjuvant in the management of cancer pain. Future studies should increase the sample size and control confounders such as opioid status and the administration of other adjuvants."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Milania Djamal
"Latar Belakang Kanker nasofaring menduduki peringkat keempat kanker terbanyak di Indonesia. Di antara gejala-gejalanya, sakit kepala sering dilaporkan dan terkadang menjadi satu- satunya keluhan. Opioid telah lama menjadi pendekatan utama untuk mengatasi nyeri kanker neuropatik; namun efektivitasnya sering kali dianggap kurang optimal. Akibatnya, obat-obatan tambahan, termasuk Gabapentin, sering kali diintegrasikan ke dalam rejimen pengobatan untuk meningkatkan manajemen nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemanjuran terapi opioid saja dan terapi kombinasi dalam pengobatan nyeri kanker. Metode Sebuah studi kohort retrospektif dilakukan dengan meninjau rekam medis dari dua rumah sakit di Jakarta, Indonesia. Penelitian ini mencakup sampel 139 pasien yang didiagnosis menderita kanker nasofaring. Ekstraksi data meliputi demografi pasien, resep opioid awal dan akhir, intensitas nyeri awal dan akhir yang dinilai dengan Numerical Rating Scale (NRS), jenis kanker nasofaring, dan peresepan gabapentin. Hasil Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam rata-rata penurunan NRS. Pasien dalam kelompok terapi kombinasi, termasuk gabapentin sebagai bahan pembantu, mengalami penurunan rata-rata skor Numerical Rating Scale (NRS) sebesar 2,141, sedangkan pasien pada kelompok opioid saja mengalami penurunan rata-rata skor NRS sebesar 0,894. Kesimpulan Studi ini menyoroti penurunan signifikan secara statistik pada rata-rata skor NRS, yang menegaskan potensi kemanjuran gabapentin sebagai bahan tambahan opioid dalam mengurangi nyeri kanker di antara pasien kanker nasofaring.

Introduction Nasopharyngeal cancer ranks as the fourth most prevalent cancer in Indonesia. Among its symptoms, headaches are frequently reported and, at times, can be the sole complaint. Opioids have long been the primary approach to managing neuropathic cancer pain; nonetheless, their effectiveness is often considered suboptimal. As a result, adjuvant medications, including Gabapentin, are frequently integrated into treatment regimens to augment pain management. This study aims to compare the efficacy of opioid-only and combination therapy in the treatment of cancer pain. Method A retrospective cohort study was undertaken by reviewing medical records from two hospitals in Jakarta, Indonesia. The study encompassed a sample of 139 patients diagnosed with nasopharyngeal cancer. Data extraction included patient demographics, initial and final opioid prescriptions, initial and final pain intensity assessed by the Numerical Rating Scale (NRS), type of nasopharyngeal cancer, and the prescription of gabapentin. Results Statistical analysis demonstrated a significant difference in mean NRS reduction. Patients in the combination therapy group, including gabapentin as an adjuvant, experienced a mean reduction of 2.141 in Numerical Rating Scale (NRS) scores, while those in the opioid-only group had a mean reduction of 0.894 in NRS scores. Conclusion The study highlighted the statistically significant reduction in mean NRS scores, affirming the potential efficacy of gabapentin as an adjuvant to opioids in alleviating cancer pain among nasopharyngeal cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Primadea Kharismarini
"Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, belum ditemukan penyebab pasti kanker payudara tetapi hanya berbagai kemungkinan faktor risiko. Salah satu faktor risiko yang diduga berkaitan dengan kanker payudara adalah jumlah paritas. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan faktor jumlah paritas dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014.
Studi desain yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel yang berjumlah 123 kasus yang diperoleh dengan cara random sampling. Data didapatkan dari data rekam medik pasien berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomik dan dilakukan uji analisis dengan uji Fisher. Hasil yang didapatkan adalah secara statistik jumlah paritas tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.

Breast cancer remains as one of the many types of cancer that is commonly faced in all countries, including Indonesia. To this day, the leading cause of breast cancer has not yet been found but there are evidences of the probability on risk factors. One of the risk factors that may be related to breast cancer is the number of parity. This study analyzes the relationship between number of parity and breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 ndash 2014.
The study design that is used is cross sectional with 123 cases which were obtained using random sampling. Data were acquired from the patient rsquo s medical records based on their anatomical pathology examination results and were analyzed using Fisher test. The result is that statistically the number of parity doesn rsquo t have a significant relation to breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General HospitalJakarta in 2010 ndash 2014 p 0,05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Wardiyah
"ABSTRAK
Kasus kanker terbanyak kedua di Indonesia adalah kanker payudara yang
kesembuhannya sulit untuk diprediksi. Penderita kanker payudara mengalami
ketidakpastian, depresi, dan tekanan psikologis. Kondisi ini menyebabkan
optimisme terhadap kesembuhan pasien menurun. Penelitian ini bertujuan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi optimisme terhadap kesembuhan
pada pasien kanker payudara. Desain penelitian menggunakan cross sectional
pada 96 responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
optimisme kesembuhan responden adalah dukungan sosial (p value = 0,015) dan
stres (p value = 0,022). Faktor yang paling mempengaruhi adalah dukungan sosial
(β = 0,055). Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar lebih fokus pada
intervensi keperawatan yang digunakan untuk meningkatkan dukungan sosial
pada pasien kanker payudara.

ABSTRACT
The second most common cancer case in Indonesia is breast cancer which its
healing is difficult to be predicted. The breast cancer sufferers undergo
uncertainty, depression, and psychological pressure. This condition decreases the
patient’s optimism of healing. This research aimed to identify factors affecting the
breast cancer patients’ optimism of healing. This study applied cross sectional
design with 96 respondents. Factors affecting significantly against respondents’
healing optimism were social support (p value = 0,015) and stress (p value =
0,022). The most influencing factor was social support (β = 0,055). It is
recommended that the further research will be more focused on the nursing
intervention that used to raise social supports for breast cancer patients"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Qanita Edwar
"Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada pasien wanita. Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita usia reproduktif merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia. Pada tahun 2012, angka kematian akibat kanker payudara meningkat sebesar 20 jika dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 2008. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014. Pada penelitian dengan desain studi potong lintang cross sectional ini, data diambil dari unit arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM sesuai dengan hasil uji histopatologik, kemudian ditelusuri ke Unit Rekam Medik RSCM sebagai data sekunder yang diolah menggunakan uji Fisher menggunakan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukan nilai p = 0.03 dari 88 data yang terkumpul. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014.

Breast cancer is one of the most prevalence types of cancers among women in Indonesia. Oral contraceptive consumption in reproductive age is one of the favorable choices for contraception in Indonesia. In 2012, the mortality rate increases to 20 compared with the mortality rate in 2008. The aim of this study is to find the relationship between oral contraceptive consumption and the occurrence of breast cancer among female patients in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010 2014. This cross sectional study is using collected secondary data taken from patients rsquo medical record based on patients rsquo histopathological examination results that can be analyzed using Fisher test with SPSS version 21. The result of this research shows p value that is 0.03 collected from 88 datas. From this research, it can be concluded that oral contraceptive consumption has statistically significant association on the occurence of breast cancer among female patients in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital in 2010 2014."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah Pertiwi
"Kanker payudara banyak diderita perempuan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan dan perilaku mencari pelayanan kesehatan pasien kanker payudara dengan desain penelitian deskriptif sederhana. Responden berjumlah 80 orang secara non probability convenience sampling. Mayoritas responden berpengetahuan baik tentang pengetahuan umum, faktor risiko, tanda gejala, skrining serta perawatan, sedangkan mengenai pengobatan masih kurang. Respon awal saat menyadari perubahan payudara diantaranya tidak bertindak, bercerita, mencari pelayanan kesehatan, melakukan pengobatan alternatif, dan herbal. Keterlambatan pemeriksaan dialami sebagian besar responden. Suami menjadi pilihan terbanyak saat diskusi awal. Dokter bedah dan fasilitas kesehatan pemerintah menjadi pilihan terbanyak saat pemeriksaan awal. Perawat perlu meningkatkan edukasi kanker payudara pada perempuan dan pasien kanker payudara.

Breast cancer occurs to many women. This study aimed to describe the knowledge and health care seeking behavior of breast cancer patients with simple descriptive research design. The respondents were 80 who are chosen by non probability convenience sampling. Majority of respondents have good knowledge about the general knowledge, the risk factors, the signs and symptoms, the screening and nursing care, but they lack about the treatment. The initial responses when there were changes in their breast included no action, telling somebody, seeking health care, getting alternative medicine and herbal. The delayed diagnosis experienced by most of the respondents. The husband became the largest selected person for the initial discussion. The surgeons and the government?s health facilities were chosen by most respondents at the first examination. Nurses need to improve the education provision about breast cancer to women and the breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risang Bagaskoro
"Tujuan : Di Indonesia, kanker payudara (KPD) menempati urutan pertama kanker pada wanita dengan jumlah kasus baru 58.256 (19,8 %) dari semua kasus kanker, dengan jumlah kematian sebanyak 22.692 jiwa. Hal ini menunjukkan perlunya suatu terapi terstandar dalam tatalaksana KPD. KPKN pada tahun 2016 telah mengeluarkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran KPD sebagai panduan dalam terapi, yang diterapkan di RSCM sebagai Pedoman Praktis Klinis (PPK) KPD. Penelitian ini bertujuan menilai kepatuhan dalam tatalaksana KPD dan hubungannya dengan kesintasan pasien.
Metode : Studi kohort retrospektif ini menilai pasien KPD yang menjalani radioterapi di RSCM periode Januari 2017-Juni 2018, dengan kriteria inklusi pasien non metastasis, menjalani operasi sebagai terapi primer, dan menggunakan BPJS. Kepatuhan terapi dinilai dengan menggunakan PPK KPD 2016 sebagai acuan.
Hasil : Terdapat 165 pasien yang masuk kriteria inklusi, dengan usia median 48 (28-82) tahun. Sebanyak 61% pasien terdiagnosa stadium III. Median follow-up 30 bulan. Kesintasan hidup 1 dan 2 tahun adalah 100% dan 97% pada kelompok yang mendapatkan terapi standar, lebih tinggi dibandingkan pada kelompok yang tidak mendapatkan terapi standar, yaitu 100% dan 92%. Kelompok yang tidak mendapatkan terapi tidak standar berisiko 5,38 kali lebih tinggi untuk mengalami metastasis jauh (HR 5,38; 95% IK 1,3-22,5).

Objective : In Indonesia, breast cancer ranks first among women with new cases of 58,256 (19.8%) of all cancer cases, with 22,692 deaths. This shows the need for a standardized therapy in the management of breast cancer. Our national guidelines, derived from The National Comprehensive Cancer Network (NCCN) are becoming a national standard of care for breast cancer, but there is still no research to asses the compliance of national guideline in Indonesia for our current clinical practice of breast cancer. This study aims to assess compliance in the management of breast cancer and its relationship with patient survival.
Methods : This retrospective cohort study assessed breast cancer patients who underwent radiotherapy at the RSCM in the period January 2017-June 2018. Therapy compliances was assessed using the breast cancer national guideline as a reference.
Results : There were 165 patients who were included in the inclusion criteria, with a median age of 48 (27-82) years. As many as 61% of patients are diagnosed with stage III. Median follow-up is 30 months. The survival rate of 1 and 2 years is 100% and 97% in the group that received standard therapy, higher than in the group that did not get standard therapy, which is 100% and 92%. The group that did not get non-standard therapy was 5,28 times more likely to have distant metastases (HR 5,28; 95% CI 1.3-22,5).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Silvana
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan tumor ganas pada jaringan payudara yang bersifat invasif dan paling sering terjadi pada wanita. Mastektomi adalah salah satu operasi kanker payudara yang mengangkat jaringan payudara beserta otot pektoralis dan nodus limfe aksila. Komplikasi lebih lanjut pada pasien yang menjalani operasi mastektomi dan diseksi nodus limfe aksila yaitu terjadinya limfedema. Studi kasus ini dilakukan untuk menganalisis intervensi keperawatan berupa latihan mobilisasi lengan pada pasien kanker payudara pasca operasi mastektomi dan diseksi nodus limfe aksila. Hasil intervensi menujukkan adanya pengaruh signifikan dari pemberian latihan mobilisasi lengan pada pasien yang ditandai dengan penurunan tingkat nyeri dan peningkatan kekuatan otot, serta tidak adanya kemerahan, edema, kesemutan dan kekakuan pada lengan. Rekomendasi dari studi kasus ini adalah perawat perlu mengetahui tanda dan gejala limfedema pada pasien kanker payudara, sehingga komplikasi pasca operasi mastektomi dan diseksi nodus limfe aksila dapat dicegah dan kualitas hidup pasien dapat meningkat.

ABSTRACT
Breast cancer is an invasive malignant tumor in breast tissues which commonly occurred in women. Mastectomy is a breast cancer surgery which breast tissues alongside pectoral muscles and axillary lymph nodes are dissected. Further complications in patients undergoing mastectomy and dissection of axillary lymph nodes is the occurrence of lymphedema. This case study was conducted to analyze nursing intervention, which is arm mobilization exercise, in post operative mastectomy and axillary lymph nodes dissection patient. The results of the intervention showed the significant effect of arm mobilization exercise in patient proven by decreased pain levels, increased muscle strength, and absence of redness, edema, tingling and stiffness in the arms. This study recommend nurses need to know the signs and symptoms of lymphoedema in breast cancer patients. Therefore, post operative complications of mastectomy and axillary lymph node dissection can be prevented and patients rsquo quality of life may increase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priharyanti Wulandari
"ABSTRAK
Depresi seringkali dialami oleh perempuan penderita kanker payudara. Depresi yang terjadi pada pasien kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengambilan data dilakukan diruang Poli bedah onkologi dan ruang rawat inap, sampel dalam penelitian ini adalah 102 responden. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. faktor yang ditemukan paling dominan mempengaruhi terjadinya depresi pada pasien kanker payudara adalah dukungan keluarga (p value = 0,002<0,05). Direkomendasikan untuk menurunkan kejadian depresi yaitu perawat seharusnya memfasilitasi dukungan keluarga yang cukup pada penderita kanker payudara untuk mengurangi kejadian depresi.

ABSTRACT
Depression is frequently experienced by women with breast cancer. Depression that occurs in the breast cancer patients is influenced by several factors. This study aimed to find out the factors influencing the incidence of depression in the breast cancer patients. The data collection was performed at the outpatient oncology surgery center and the inpatient ward. The research samples were 102 respondents. The research design was cross sectional. The most dominant factor affecting the occurrence of depression in the breast cancer patients was family support (p value = 0,002<0,05). It is recommended that nurses facilitate the adequate family support for the breast cancer patients in order to reduce the incidence of depression."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Zurtika
"Latar Belakang: Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang paling sering dan penyebab utama kematian terkait kanker pada perempuan. Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas radiologis yang paling banyak dipakai dan banyak tersedia untuk menilai kelainan payudara. Pemeriksaan imunohistokimia bertujuan untuk mengetahui karakteristik molekular kanker payudara di antaranya adalah subtipe luminal A dan luminal B. Hasil imunohistokimia menjadi dasar dalam pemberian terapi dan prognosis pasien kanker payudara, namun pemeriksaan tersebut belum tersedia secara luas. Data temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara dalam membedakan kanker payudara subtipe luminal A dan luminal B masih terbatas dan memberikan hasil yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara yang dapat membedakan kanker payudara subtipe luminal A dan luminal B.
Metode: Studi retrospektif ini melibatkan subyek dengan kanker payudara yang belum mendapat terapi serta memiliki data USG dan data imunohistokima subtipe luminal A dan luminal B. Dilakukan analisis menggunakan uji Chi Square antara temuan morfologis USG (echogenic rim, batas spikulasi, posterior shadowing, dan indeks Adler) dengan imunohistokimia subtipe luminal A dan luminal B.
Hasil: Diperoleh 188 subyek dengan usia rerata subyek 49,4 tahun, nilai median ukuran lesi 6 cm, dan sebesar 68% subyek adalah stadium lokal lanjut. Proporsi kelompok luminal B 62% sedangkan luminal A 38%. Terdapat perbedaan bermakna antara stadium kanker payudara dengan kelompok subtipe luminal (p = 0,014). Ditemukan perbedaan yang bermakna antara morfologis lesi echogenic rim dengan kelompok luminal, dengan nilai p = 0,03 dan OR 1,94 (95% CI 1,06 – 3,55). Pada analisis subyek usia ≥ 50 tahun ditemukan perbedaan proporsi yang signifikan pada ukuran tumor (p = 0,043), stadium (p = 0,001), echogenic rim (p = 0,05), dan penebalan kutis subkutis (p = 0,007).
Simpulan: Proporsi temuan echogenic rim berdasarkan USG payudara di kelompok kanker payudara subtipe luminal A secara bermakna lebih tinggi dibandingkan subtipe luminal B. Adanya lesi dengan echogenic rim maka kemungkinan untuk diagnosis kanker payudara subtipe luminal A adalah 1,94 kali dibandingkan lesi tanpa echogenic rim.

Background: Breast cancer is one of the most common malignancies and the leading cause of cancer-related death in women. Ultrasonography (USG) is the most widely used radiology modality for assessing breast abnormalities. Immunohistochemistry examination allow to determine the molecular characteristics of breast cancer, includes luminal A and luminal B subtypes. The results are used as the treatment guidance and prognosis, but these tests are not widely available. The study of morphologic lesions based of breast ultrasound to differentiate luminal A and luminal B subtypes of breast cancer are still limited and give varied results. The aim of this study is to determine the morphologic lesions on breast ultrasound that can be used to differentiate luminal A and luminal B subtype.
Method: A retrospective study was conducted by reviewing imaging of subjects with untreated breast cancer who had undergone ultrasound examination and immunohistochemistry examination of luminal A and luminal B subtypes. Chi Squared test was performed to evaluate the relationship between morphological findings of ultrasound (echogenic rim, spiculation, posterior shadowing, and Adler's index) and luminal A and luminal B subtypes breast cancer.
Result: Total subject was 188 with the mean age of the subjects was 49,4 years, the median value of the lesion size was 6 cm, and 68% of the subjects were locally advanced stage. Luminal B group was 62% of the subject while luminal A was 38%. There was a significant difference between the stage of breast cancer and the luminal subtype group (p = 0,014). A significant difference also was found between the echogenic rim lesions and the luminal group, with p value = 0,03 and OR 1,94 (95% CI 1,06 – 3,55). In the subgroup analysis (aged ≥ 50 years), also noted that there were significant differences in the proportion of tumor size (p = 0,043), stage (p = 0,001), echogenic rim (p = 0,05), and skin thickening (p = 0,007).
Conclusion: The proportion of echogenic rim findings in the luminal A subtype breast cancer group was significantly higher than the luminal B subtype. The presence of a lesion with an echogenic rim means the probability of a diagnosis of luminal A subtype breast cancer is 1,94 times compared to lesion without an echogenic rim.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>