Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
R. Hikmat S. Tanuwijaya
"Sejak peristiwa Trisakti 13 Mei 1998 disusul dengan kerusuhan Mei 14 - 15 Mei 1998 perlawanan mahasiswa dan rakyat semakin menguat dan seakan tidak terbendung lagi. Hal ini bersamaan dengan perubahan arus politik, dimana kekuatan-kekuatan politik seperti DPR / MPR dan partai-partai yang tadinya mendukung Soeharto, berbalik mendukung tuntutan mahasiswa dan rakyat agar Soeharto mengundurkan Sementara kekuatan politik lain, yaitu militer yang menjadi kekuatan politik orde baru yang berada di garis depan dalam menghadapi gerakan mahasiswa, pada massa itu memilih diam dan seolah bersikap netral. Perubahan arah politik ini bersamaan dengan berkurangnya represi yang selama ini dilakukan penguasa terhadap media massa. Secara umum dapat terlihat perbedaan pola pemberitaan di media massa, sebelum dan sesudah terjadinya momentum ini. Dengan menggunakan metode framing analysis terhadap pemberitaan mengenai gerakan mahasiswa menuntut pengunduran diri Soeharto Seputar Indonesia di RCTI, penulis mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan : Apakah memang ada perbedaan dalam penyajian teks berita di media massa Indonesia, pada saat reformasi itu bergulir, sebelum dan sesudah berubahnya situasi politik. Lalu apakah perubahan struktur berita itu disebabkan karena wartawan (pekerja pers) telah berhasil memperjuangkan kebebasan persnya lewat perlawanan yang dilakukannya, atau ada hal lain seperti situasi ekonomi politik negara yang memungkinkan perubahan itu terjadi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa memang ada perbedaan pola pemberitaan mengenai gerakan mahasiswa di Seputar Indonesia RCTI, sebelum dan sesudah peristiwa kerusuhan, selain pada framing pemberitaan, juga dapat terlihat pada pengambilan angle berita, Bahasa, visual, dan lain-lain. Penyebab utamanya adalah perubahan situasi politik Indonesia saat itu. Saat itu pekerja pers mendapat kesempatan besar karena tekanan dari penguasa dan pemilik modal yang selama ini berlangsung, seperti hilang begitu saja. Masa itu sama sekali tidak ada camper tangan maupun represi yang dilakukan penguasa dan pemilik modal, terhadap pemberitaan aksi-aksi mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Soeharto. Penyebabnya adalah karena besarnya desakan arus bawah serta kondisi sosial politik Indonesia yang memang searah dengan desakan arus bawah itu. Meminjam istilah Teguh Juwarno, seorang pekerja RCTI, tekanan itu seperti 'tabu diri' untuk tidak melawan desakan arus yang sedemikian besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Yanti
"Penelitian ini merupakan telaah kontrastif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada subsistem leksikal yang difokuskan pada kata-kata yang merupakan onomatope gerakan manusia, yang meliputi suara dari bunyi yang ditimbulkannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan onomatope gerakan manusia bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kontrastif yang termasuk dalam cakupan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dengan sumber data dari kamus. Semua data yang merupakan onomatope deskripsi bunyi pada kamus onomatope bahasa Jepang dan kamus bahasa Indonesia dimasukkan ke dalam korpus data dan diklasifikasi menurut jenisnya, lalu diambil pasangan onomatope yang berpadanan yang berhubungan dengan gerakan manusia saja. Sedangkan analisis terhadap unsur leksikal onomatope menggunakan teori komponen makna.
Dari analisis komponen makna terhadap onomatope kedua bahasa, ditemukan persamaan dan perbedaan yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Persamaannya adalah: I) menunjukkan bunyi atau suara yang ditimbulkan oleh manusia; 2) menunjukkan sumber bunyi yang sama, seperti jantung, mulut, tangan, kerongkongan. Perbedaannya adalah: 1) dari lingkup pemakaian, ada yang terbatas dan ada yang luas (selain manusia); 2) dari intensitas bunyi (kuat/tidak); 3) dari kuantitas bunyi (berkelanjutanltidak). Selain itu, ditemukan juga tiga bentuk hubungan makna antara kata yang berpadanan, yaitu: 1) onomatope yang mempunyai persamaan dan perbedaan; 2) onomatope yang mempunyai kesamaan makna seutuhnya; 3) onomatope yang mempunyai makna yang lebih luas dari onomatope bahasa bandingannya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
992.07 I 428
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Cipta Manunggal, 2000
378.198 1 GER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhaputri Widiantini
"Tesis ini membahas permasalahan bahasa dalam sistem patriarki. Menurut saya, bahasa merupakan persoalan mendasar yang memisahkan proses pembentukan identitas pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan penggunaan bahasa dalam ruang publik telah menyulitkan perempuan untuk terlibat penuh dalam kegiatan masyarakat. Untuk membuktikan perbedaan ini, saya mengambil dua contoh bahasa yang berbeda dalam mantra dan ayat kitab suci. Saya menemukan bahwa dalam bahasa mantra, identitas feminin memberikan kebebasan pada pembentukan identitas perempuan. Identitas feminin didorong oleh kedinamisan semiotik matemal yang kuat sehingga menciptakan identitas perempuan yang berdaya. Sementara itu, dalam bahasa ayat, saya menemukan kekakuan bahasa simbolik yang diskriminatii Saya beranggapan bahwa perjuangan perempuan adalah melalui pencarian dasar epistemologi bahasa yang khas untuk keluar dari tataran simbolik patriarkal. Perempuan harus bexjuang pada mang semiotik matemal agar mampu mengolah ahora feminjn dan menciptakan bahasanya sendiri. Pembongkaran makna melalui teori feminisme Julia Kristeva akan menghasilkan sebuah pemahaman baru tentang identitas perempuan. Layaknya pennainan mantra, perempuan akan mampu menciptakan sebuah bahasa baru yang mengekspresikan abjeksi dirinya sehingga dogmatisasi ayat simbolik yang mengintemalisasi diri sejak fase: inisiasi simbolik dapat direduksi. Dengan demikian, revolusi pembebasan perempuan akan tercipta lewat penciptaan mantra khas dirinya
The thesis examines the language concern which exists inside the patriarchal system. In my opinion, language has become a fundamental aspect that segregates the identity creation process of male and female world. The different language usage applied in general public restricts female to get fully involve in daily life activities, that makes females feel themselves uncomfortable living in the society. I have taken two distinctive examples of language usage applied in pagan spell in contrast to the one used in the bible verses in order to obtain a proof of difference usage that might exist. I found that inside the pagan spell, feminine identity gives a freedom to create women identity. This situation is made possible by the strong dynamicity of maternal semiotic that creates a powerful women identity. On the other hand, inside the bible verses, I found a stiffness form of symbolic language in it, which produces a discriminative language. Women have to tight it through a 'maternal semiotic room' to establish a feminine chora and construct their very own language. Dismantling the meanings, refers to feminism theory of Julia Kristeva, will yield a new understanding toward women identity. Like interlacing the play of spell, actually women are capable to create a new language which expresses their abjection. Thus, process of dogmatisms of symbolic verses which induce women?s intemalization that has occurred since the time of symbolic initiation phase, can be reduced. As a result, thc revolution to liberate woman will be created through her very own spell creation."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjati D. Gondhowiardjo
"Di dalam kehidupan, manusia perlu berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi ialah sesuatu amanat yang diberikan oleh satu pihak dan dimengerti dengan baik oleh pihak kedua (Vanoye 1973:13). Komunikasi ini mula-mula terjadi hanya dengan berhadapan muka, tetapi di zaman sekarang ini, komunikasi lisan antara satu individu atau sekelompok lain dapat dilakukan juga melalui telepon, radio atau televise.
Di samping komunikasi lisan, di masa kini ada juga komunikasi tertulis. Untuk cara ini, komunikasi terjadi dengan surat, telegram atau tanda-tanda tertentu seperti morse, steno dan lain-lain. Secara lisan atau tertulis, komunikasi hanya dapat terlaksana kalau pihak yang menerima dan selanjutnya disebut P2 dapat menangkap amanat yang diberikan oleh sipengirim yang selanjutnya disebut P1. Bila P2 tidak memahami kode yang dipakai P1 maka usaha P1 akan sia-sia_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhie Haryono Muhammad
Jakarta: Restu Agung , 2006
320.959 8 MUH h (1) ;320.959 8 MUH h (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sudono
Jakarta: American Free Labor Institut, 1977
301.153 AGU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>