Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadetha Lista Yuniar Ekandri
"Pendidikan adalah hal yang sudah dianggap mutlak oleh setiap individu untuk dijalaninya dalam rangka menimba ilmu dan memperoleh kompetensi tertentu. Sebagian besar masyarakat Indonesia, secara terencana dan terorganisir, menjalani pendidikannya ini pada jalur pendidikan sekolah, yang terdiri atas : pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Memasuki jenjang pendidikan menengah, seorang individu mulai dihadapkan pada beragamn pilihan jenis pendidikan menengah. Hal ini menyiratkan bahwa seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan menengah, diharapkan sudah dapat menentukan pendidikan menengah jenis apa yang akan dipilihnya sebagai jenjang yang akan menjembataninya memasuki pendidikan tinggi atau dunia kerja Namun tidak jarang seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah justru mengalami kebingungan dalam memilih jurusan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Salah satunya contohnya adalah calon siswa SMK yang bingung dalam menentukan program keahlian yang sebaiknya dipilihnya ketika akan memasuki SMK tertentu. Agar dapat membantu calon siswa SMK yang mengalami kebingungan dalam memilih program keahlian maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyesuaikan karakteristik pribadinya dengan tuntutan lingkungan dan suatu program keahlian yang tersedia. Salah satu karakteristik kepribadian yang panting untuk disesuaikan adalah minat kejuruan. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengungkap/memahami minat kejuruan siswa, salah satunya, adalah dengan menggunakan inventori minat kejuruan. Namun saat ini inventori minat kejuruan yang tersedia belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat di mana inventori minat kejuruan tersebut belum dapat digunakan pada beberapa kelompok SMK, salah satunya SMK kelompok Pariwisata (SMKP).
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) adalah salah satu penghasil tenaga kerja yang terampil dan profesional di bidang kepariwisataan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia karena Indonesia ditetapkan sebagai salah satu negara tujuan wisata di dunia sehingga bisnis di bidang perhotelan dan kepariwisataan semakin berkembang dengan pesat. Keadaan ini membuat peneliti tertarik untuk membuat inventori minat kejuruan pada bidang pariwisata yang secara valid dan reliabel dapat mengungkap minat kejuruan calon siswa SMK kelompok parisata (SMKP). Pembuatan Inventori minat kejuruan ini mengacu pada teori minat kejuruan yang dikembangkan oleh Holland (1966) yang membagi minat kejuruan ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional.
Penelitian ini dilakukan pada 288 responden siswa kelas I dan 2 SMK dari 3 Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) yang berbeda yaitu : SMKN 27 Jakarta, SMKN 30 Jakarta, dan SMKN 57 Jakarta. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode concurrent validity yang dihitung secara manual sedangkan untuk pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan metode internal consistency melalui program SPSS for Windows versi 10.01.
Berdasarkan analisa terhadap hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tidak ada item yang valid dalam inventori minat kejuruan yang dikembangkan ini. Namun walaupun demikian, hasil uji validitas yang dilakukan terhadap setiap pernyataan tugas menunjukkan bahwa diantara 36 pemyataan tugas yang tersebar dalam 6 item, terdapat 5 buah pernyataan tugas yang valid sedangkan untuk uji reliabilitas, diantara 90 pasangan pernyataan tugas yang dikorelasikan terdapat 81 pasangan yang terbukti memiliki korelasi yang signifikan pada taraf kepercayaan 95%-99% dengan taraf korelasi yang bervariasi. Adanya pernyataan tugas dalam item yang tidak valid untuk mengungkap minat kejuruan dalam bidang pariwisata mungkin disebabkan oleh banyaknya penjabaran kalimat dari pernyataan tugas dalam tiap item yang terlalu panjang dan memiliki makna ganda. Hal ini membuat responden kurang dapat memahami pemyataan tugas tersebut. Akibatnya, responden tidak dapat mengenali suatu pemyataan tugas sebagai pemyataan tugas yang diminatinya karena ia merasa kurang paham. Selain itu, beberapa penjabaran kalimat untuk menggambarkan setiap situasi tampaknya juga terlalu panjang sehingga membuat responden kurang dapat memahami inti permasalahan yang ingin dikemukakan melalui kalimat tersebut.. Oleh sebab itu jika diadakan penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan try out keterbacaan item (content validity) oleh siswa SMK yang memiliki karakteristik sampel yang mirip dengan sampel penelitian. Selain itu dapat pula meminta masukan pada guru bidang kurikulum pada SMK kelompok Pariwisata untuk mendapatkan masukan mengenai kemungkinan adanya penjabaran item/ pernyataan tugas dalam tiap situasi yang memiliki bobot pengukuran yang tidak seragam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Indah Noviyanti
"Minat menjadi faktor penting dalam pemilihan jurusan maupun pemilihan pekerjaan atau karir seseorang. Oleh karena itu seseorang perlu mengetahui minatnya agar is dapat memilih jurusan di sekolah ataupun pekerjaan yang disukainya. Tidak hanya bagi siswa SMA, siswa SMK juga perlu melakukan pemilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya. Pentingnya mengetahui minat bagi siswa SMK saat pemilihan jurusan terkait dengan adanya tuntutan bahwa lulusan SMK harus siap memasuki lapangan pekerjaan atau dunia usaha dan industri sesuai bidang keahlian yang dimilikinya. Apabila siswa tersebut memilih jurusan yang sesuai dengan minatnya maka ia akan semakin termotivasi dalam belajar sehingga pada alchirnya akan mampu menguasai keterampilan yang dimilikinya dan menerapkannya. Dengan melihat pentingnya mengetahui arah minat bagi calon siswa SMK pada saat pemilihan jurusan yang dilakukan saat penerimaan siswa Baru, maka peneliti merasakan pentingnya suatu inventori minat bagi siswa SMK.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 26 Jakarta yang merupakan SMK kelompok TeknoIogi dan Industri. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok program yang cukup stabil dan diramalkan akan mengalami perkembangan yang wajar. Selain itu, SMK Negeri 26 Jakarta merupakan SMK percontohan untuk wilayah Jakarta sehingga memiliki jurusan yang lengkap.
Hasil uji reliabilitas menggunakan Teknik korelasi rank Spearman yang diolah dengan program SPSS versi 10 for Windows menunjukkan bahwa terdapat empat pasang pernyataan tugas yang terbukti tidak reliabel dan 86 pasang pernyataan tugas terbukti reliabel dengan koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483. Pemyataan tugas yang terbukti reliabel, yaitu pada Teknik Listrik Industri situasi (item) B, C dan D serta pada Teknik Mesin Perkakas situasi (item) A, C dan D. Adapun rentang koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483 mengindikasikan bahwa kebervariasian skor inventori minat kejuruan ini yang mencerminkan kondisi responden yang sebenarnya atau minat kejuruan responden sebesar 2,3% sampai 48,3%, sedangkan sebesar 51,7% sampai 97,7% terkait dengan kesalahan dalam pengukuran. Hasil uji validitas inventori minat kejuruan SMK kelompok Teknologi dan Industri menunjukkan hanya satu situasi (item) B yang terbukti valid, sedangkan situasi (item) A, C, D, E dan F terbukti tidak valid.
Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas di beberapa SMK kelompok Teknologi dan Industri (STM) dan meliputi siswa kelas 1, 2 dan 3 dengan rentang usia 16-18 tahun. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap pernyataan tugas Teknik Listrik Industri pada situasi (item) B, C dan D serta pernyataan tugas Teknik Mesin Perkakas pada situasi (item) A, C dan D yang terbukti tidak reliabel. Penelitian selanjutnya juga perlu memperhatikan proses pengadministrasian tes terutama yang terkait dengan kondisi ruang tes dan posisi duduk responden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Devita Djajasinga
"Sekolah merupakan tempat pengembangan pengalaman bagi kehidupan remaja termasuk di dalamnya pemilihan vokasional. Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peranan yang panting dalam mengarahkan pilihan vokasional remaja. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu alternatif bagi remaja untuk meneruskan pendidikan lanjutan. Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan adalah short education yaitu penyelenggaran pendidikan kejuruan harus dapat dilaksanakan secepat mungkin Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kejuruan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu pemilihan jurusan pada Sekolah Menengah Kejuruan hams disesuaikan dengan minat pekerjaan dari siswa yang akan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan tersebut. Minat merupakan salah sate faktor yang menjadi pertimbangan dalam menjuruskan siswa dalam satu program studi tertentu. Namun saat ini belum ada alat ukur yang mengukur minat kejuruan secara spesifik dalam sate kelompok Sekolah Menengah Kejuruan.
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok manajemen dan bisnis menghasilkan lulusan yang memiliki lapangan pekerjaan yang luas dan dibutuhkan oleh pasar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membuat suatu alat ukur dengan item-item yang valid dan reliable untuk mengukur minat kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan khususnya kelompok Manajemen dan Bisnis. Alat ukur minat kejuruan ini disusun mengacu pada teori minat yang dikembangkan oleh Holland (1973) yang membagi minat ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Penggolongan minat ini dilandaskan pada enam tipe kepribadian atau kombinasi dari enam tipe tersebut, lingkungan pekerjaan yang disesuaikan dengan tipe kepribadian, serta interaksi antara kepribadian seseorang dan karakteristik dari lingkungan kerjanya.
Salah satu cara untuk mengetahui minat seseorang menurut Super dan Crites (1958) adalah dengan melakukan inventarisasi minat yang diperoleh melalui kuisioner berisi pilihan atau preferensi daftar pekerjaan atau kegiatan wilayah yang berbeda yaitu Jakarta (SMK Tarakanita), Jawa Barat (SMK Putra Bangsa), dan Lampung (SMKN Bandarlampung). Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi-square yang dihitung secara manual, sedangkan untuk perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Kendall yang dilakukan melalui SPSS IO.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa alat ukur minat ini terdapat 9 item yang tidak valid dan 1 item yang valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas terdapat 9 item yang tidak reliabel dan I item yang reliabel. Sehingga jika ditarik kesimpulan secara keseluruhan hanya terdapat 1 item yang valid dan reliabel dalam mengukur minat kejuruan dengan kriteria penjurusan. Item-item yang tidak valid mungkin disebabkan oleh pilihan yang dibuat bukan berdasarkan minat tapi lebih pada kemampuan melaksanakan tugas, kurang meratanya bobot tugas dalam satu situasi, serta belum stabilnya minat dari responden. Oleh sebab itu disarankan untuk meminta masukan dari pihak sekolah untuk menilai isi (content) dari alat ukur yang dibuat sebagai analisa kualitatif Selain itu jika diadakan pengukuran Janjutan disarankan untuk menambah jumlah item, memperbaiki item yang buruk, serta memberikan instruksi baik secara lisan maupun tulisan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Annisa Izati
"Diskrepansi aspirasi dan ekspektasi pada perempuan dalam konteks transisi menjadi orangtua diprediksi oleh dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak. 64 partisipan, yaitu wanita yang sebelumnya atau saat ini memiliki karir memberikan respon terhadap Career Aspiration Scale (O'Brien, 1996) dan 3-item yang khusus dibuat untuk penelitian ini yang mengukur ekspektasi karir. Partisipan juga memberi respon terhadap item tunggal mengenai ketersediaan pengasuh anak dan Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, Raja, & Adams, 1995) yang mengukur dukungan suami.
Analisis standard multiple-regression menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan diskrepansi aspirasi dan ekspektasi karir. Ketersediaan pengasuh anak juga gagal memprediksi diskrepansi pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua. Hasil penelitian menegaskan bahwa selain dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak, karakteristik individu dan dukungan sosial dari sumber lainnya mungkin lebih baik dalam memprediksi diskrepansi aspirasi dan eskpektasi karir pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua.

The discrepancy of career aspiration and expectation of women were predicted by husband support and childcare availability, in context of transition to parenthood. The 64 participants—women who previously or currently have a career—gave response to Career Aspiration Scale (O’Brien, 1996) and specially developed 3- items of career expectation. They also gave response to a single item of childcare availability and Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, King, & Adams, 1995) which measured perceived husband support.
A standard multiple- regression revealed a not significant relationship between husband support and the discrepancy of career aspiration and expectation. Similarly, childcare availability failed to predict the discrepancy among mothers in transition to parenthood. The results suggest that, besides husband support and childcare availability, there are individual characteristics and other social support which might be better predicting discrepancy of career aspiration and expectation among mothers in transition to parenthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Tresnawati
"[ABSTRAK
Ketidaksesuaian ketrampilan telah menjadi masalah di pasar tenaga kerja di Indonesia. Berhubungan dengan hal tersebut, makalah ini menganalisis pengaruh kesesuaian antara jenis jurusan dan pekerjaan di pasar tenaga kerja. Indonesia akan menghadapi kelebihan pasokan populasi penduduk usia kerja, sehingga pemerintah membuat suatu kebijakan mengenai sekolah kejuruan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa relevansi antara ketrampilan dan pekerjaan meningkatkan pendapatan di pasar tenaga kerja. Penelitian in menggunakan data SAKERNAS 2013 dengan fokus terhadap analisis gender. Model empiris Mincer diaplikasikan sebagai basis untuk mengestimasi pengaruh tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang jenis jurusan dan pekerjaannya sesuai menikmati gaji 13.5% lebih tinggi dibandingkan yang tidak sesuai. Efek ini tidak berbeda nyata secara statistik antara pria dan wanita. Selanjutnya, efek ini mencapai titik tertinggi pada awal karir di pasar tenaga kerja untuk pekerja pria, namun menunjukkan pengaruh pada pertengahan karir bagi para pekerja wanita. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan tingkat mobilitas antara pekerja pria dan wanita.
Walaupun prosedur kesesuaian antara jurusan dan pekerjaan dimungkinkan menunjukkan hasil yang tidak signifikan, namun penelitian ini mendukung hasil beberapa penelitian sebelumnya mengenai kesesuaian jenis jurusan dan pekerjaan di pendidikan kejuruan. Walaupun demikian, penelitian ini juga memberikan bukti baru bagi pemerintah untuk memantau kebijakan pendidikan kejuruan karena masih menghasilkan ketidaksetaraan gender dalam memberikan pelatihan dan pekerjaan.

ABSTRACT
As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
;As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
;As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
, As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
]"
2015
T45232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Oktiviane Anita
"Dalam penelitian mengenai Minat dan Kebiasaan Membaca Pelajar Sekolah Menengah Umum di Bogor, penulis mengkaji aspek-aspek seperti waktu untuk membaca, jenis bahan bacaan yang dibaca, cara-cara pelajar mendapatkan bahan bacaannya, topik atau subyek bacaan yang disukai pelajar dan alasan para pelajar membaca bahan-bahan bacaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, di mana pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 200 orang pelajar yang terpilih sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelajar belum menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu kebiasaan, karena dalam kesehariannya mereka lebih banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi daripada untuk membaca. Adapun jenis bacaan yang dibaca mencakup koran, majalah, buku fiksi dan non fiksi, serta tabloid. Topik atau tema yang banyak dipilih oleh responder berkisar pada subyek-subyek seperti hiburan, olahraga, kesenian, petualangan dan kisah-kisah tentang remaja secara umum. Alasan para pelajar membaca seperti untuk menambah pengetahuan dan wawasan sedikit banyak menunjukkan kesadaran para pelajar bahwa membaca dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka. Terdapat korelasi antara alasan para pelajar untuk membaca dengan cara mereka mendapatkan bahan bacaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S15698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikka Poerna Anggelia
"Bank Indonesia (BI) Corner merupakan fasilitas pojok baca di perpustakaan sekolah dengan karakteristik desain dan fasilitas yang memiliki potensi untuk membangun minat baca para penggunanya. Namun, kajian dan penelitian terkait pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner di tingkat siswa masih jarang ditemukan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner serta kaitannya dalam membangun minat baca siswa di SMKN 10 Jakarta. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan BI Corner oleh siswa dilatarbelakangi karena faktor internal dan eksternal meliputi kebutuhan siswa, motif siswa, minat siswa, aspek jumlah dan jenis koleksi, pelayanan dari pustakawan dan kinerja dari sistem pencarian kembali koleksi. Terdapat prinsip-prinsip dalam membangun minat baca siswa yaitu; cultivating Individual Interest, fostering situational interest, selecting texts with interest-enhancing elements, teaching interest self-regulation strategies. Beberapa pemanfaatan dan implementasi BI Corner di perpustakaan sekolah telah berjalan sesuai dengan keempat prinsip membangun minat baca tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner tidak memengaruhi secara langsung minat baca siswa SMKN 10 Jakarta. Tetapi beberapa fasilitas dan koleksi BI Corner telah dimanfaatkan dengan baik oleh siswa SMKN 10 Jakarta, sehingga siswa tertarik untuk berkunjung.

Bank Indonesia (BI) Corner is a reading corner facility in the school library with design and facilities that have the potential to build reading interest among its users. However, studies and research related to the use of BI Corner facilities and collections at the student level are still rare. The purpose of this study was to identify the use of BI Corner facilities and collections and their relation to enhance students' reading interest at SMKN 10 Jakarta. A qualitative method with a case study approach is used in this study. The results of this study revealed that the use of BI Corner by students was motivated by internal and external factors including student needs, student motives, student interests, aspects of the number and type of collections, services from librarians and the performance of the collection retrieval system. There are principles in building students' reading interest, namely; growing individual interest, cultivating situational interest, choosing texts with elements of augmenting interest, teaching interest self-regulation strategies. Several uses and implementations of BI Corner in the school library have been carried out in accordance with the fourth principle of building interest in reading. Based on the results of this study, it can be interpreted that the use of BI Corner facilities and collections does not directly affect students' reading interest at SMKN 10 Jakarta. However, several BI Corner facilities and collections have been put to good use by students of SMKN 10 Jakarta, so the students are interested to visit BI Corner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Timothy
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta., 2007
650.1422 BUT gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, Maureen, 1958-
"For those who long for their "dream job," a dose of wisdom from those who've found theirs. As the longtime host of a radio show devoted to helping people find work they love, Maureen Anderson has often invited listeners in to hear firsthand accounts of people who not only relish their work, but live without regret. "The Career Clinic" is filled with intimate, revealing, inspiring stories of career transitions that led to fulfillment, meaning, and peace... and offers suggestions for how others can make them too. Readers will learn how to find their place in the world, have fun, and say, "Yes!" to what truly makes them happy."
New York: American Management Association, 2009
e20448546
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Beberapa bulan yang lalu seorang mahasiswa program pasca sarjana USD terkunci di lobi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma (PUSD) sudah usai . Waktu itu jam pelayanan PUSD sudah usai. Peristiwa ini membuat staf PUSD menjadi heran . Mengapa hal itu bisa terjadi ? Kasus lainnya,sering masuk keruang Workstation padahal pintu ruang workstation tertutup dan di dekat pintu ruang tersebut tertulis pengumuman 'Workstation tutp"...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>