Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. Ini terjadi karena anggota kelompok tak beruntung mengalami disonansi ideologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi di Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok takberuntung dalam domain ekonomi.
Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifikasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi, kelompok dengan tingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebanyakan pemerintah dibandingkan kelompok dengan tingkat ekonomi tinggi sebagai upaya mereduksi disonansi ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negatif yang cukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri Muljadi
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. lni terjadi karena anggota kelompok tak bernntung mengalami disonansi ldeologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi dl Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak-beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok tak­ beruntung dalam domain ekonomi. Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifllcasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi. kelompak dengan lingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebijakan pemerintah dlbandingkan kelompok dengan tingkat ekonoml tinggi sebagai upaya mereduksi disonami ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negative yangcukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T33646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Bernardo Gyorgy
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengangkat dan memperjelas permasalahan justifikasi epistemik. Descartes, pada kedua buku tersebut, diasumsikan memiliki argumentasi yang mendasari pengetahuan-pengetahuan yang ia temui. Beberapa dari pengetahuan tersebut adalah eksistensi diri, distingsi mind-body, dan realitas objektif. Epistemologi Descartes berangkat dari fondasi 'aku berpikir'; pengetahuan tersebut niscaya benar dan indubitable. Dari situ, Descartes mengetahui bahwa substansi ada dua: mind dan body. Setelah itu, ia mendeduksi (non-silogistik) bahwa pengetahuan mengenai realitas objektif bukan direpresentasikan oleh sensasi, melainkan direpresentasikan oleh ide-ide bawaan di dalam mind. Dari penelitian saya, saya berkesimpulan tiga hal. Yang pertama Descartes melakukan kekeliruan (invaliditas) ketika ia mengetahui eksistensi diri. Descartes keliru mencampur knowing-how dan knowing-that, dan menganggap 'aku berpikir' sebagai objek, hal yang dihipotesiskan tidak luput dari Evil Genius. Yang kedua pengetahuan mengenai distingsi mind-body inkoheren. Hal ini dikarenakan kekeliruan kategoris yang ia lakukan. Yang ketiga prakondisi pengetahuan Descartes mengenai realitas objektif tidak mencukupi. Hal ini dikarenakan justifikasi realitas formal dengan realitas objektif sama, dan akhirnya pengetahuan tersebut bergantung pada natural light. Oleh karena ketiga hal tersebut, argumentasi Descartes, dalam kedua buku tersebut, mengenai eksistensi diri, distingsi mind-body, dan realitas objektif tidak justified.

ABSTRACT
This undergraduate thesis aims to clarify the issues raised about the problem of epistemic justification. Descartes, on both of this book, is assumed to have underlying arguments on the knowledge he discovered. Some of these knowledge are self-existence, the mind-body distinction, and objective reality. Descartes‘ epistemology started from the foundation of 'I think'; such knowledge is necessarily true and indubitable. Descartes recognized that there are two substances: mind and body. Then, he deduced (non-syllogistically) that the knowledge of objective reality is not represented by sensation, but rather by the innate ideas inside of the mind. From my research, I concluded three things. First, Descartes committed an invalid deduction when he discovered self-existence. Descartes mistakenly mixed 'knowing-how' and 'knowing-that', and thought that 'I think' as an object, things which is hypothetically couldn't escape from the Evil Genius. Second, the mind-body distinction is incoherent. This is caused by categorical error that he committed. Third, Descartes' precondition of knowledge about objective reality is not sufficient. This is because in Descartes formal reality and objective reality is the same, and ultimately the knowledge depend on natural light. Because of these three notions, Descartes' arguments inside the two books, about the existence of self, mind-body distinction, and the objective reality are not justified."
2014
S54464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Trisatryo
"Besarnya jumlah kendaraan di kota Jakarta disertai dengan meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Sesuai data dari Ditlantas Polri, sebagian besar kecelakaan lalu lintas melibatkan pengendara sepeda motor. Skripsi ini membahas pengendara sepeda motor yang berkendara secara ugal-ugalan sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan bagaimana sikap pembenaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara dengan tiga informan. Hasil penelitian membenarkan bahwa pengendara sepeda motor yang terlibat kecelakaan lalu lintas memang berkendara secara ugal-ugalan dan mereka melakukan pembenaran dengan teknik netralisasi atas perilakunya. Hasil penelitian ini juga menyarankan bahwa diperlukan suatu bentuk edukasi yang lebih efektif tentang kesadaran akan keselamatan dan kedisiplinan dalam berkendara kepada calon pengemudi.

The large numbers of vehicles in the city contributes to the increasing number of traffic accidents. As per data from the Police Traffic Directorate, almost every traffic accidents involve motorcyclists. This thesis discusses motorcyclists who are reckless/risky while driving thus causing traffic accidents. And how they justify their recklessness. This study is a qualitative research by conducting interviews with three informants. The results confirmed that the motorcyclists involved in a traffic accident are indeed reckless while driving and they use techniques of neutralization to justify their behavior. The results of this study also suggest that we need a more effective form of education on awareness of safety and discipline in driving to prospective drivers."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subianto
Jakarta: Yayasan Kamus , 2000
170 ACH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The study aims to know the application of the public service ethics. In the service process, however, its application ethics still of deviation actions that be done by the bureaucracy apparatus. To respond these cases, public service of ethics very important be understood each bureaucracy apparatus towards the norms in the organization. In the public service the ethics to have to giving an expectation that would be able to satisfy the users. It highly relate to factors of control mechanism, consistence of bureaucracy apparatus, and effective communication. Its meaning that, the control mechanism, consistence of bureaucracy apparatus effective communication can build the public service ethics. The methods used in this study were 1) In the scope of data collection, the methods such as Observation was used ,namely, to observe the activities at the Official of Population and Civil Registration in Muna apparatus in implementing their tasks; Questionnaire, namely, to ask written questions for knowing anyone's responses to service. Interview, namely, to ask oral questions for delving into information in detail. Documentation, namely, a secondary data collection that was the activity result of the service providers. 2) In the scope of data analysis, the step such as reducing data, presenting data, describing data by the descriptive statistic method, making interpretation of data and concluding. The research result indicated that ethics for public services at the Official of Population and Civil Registration in Muna still lower that shown from bureaucracies government officer inconsistent by doing the job, mechanism control is not yet running well and the communication is not effective. The Recommendation made for this research is to improve public service ethics of paid attention factors as follows 1) Awareness of bureaucracies government officer in applying ethics service of public, 2) Consistency bureaucracies government officer need the existence of awareness of own self to improve the spirit of activity which both for finally have estuary to build for public service ethics, 3) Communications, to understanding of service order both for government officer and societies require to be performed by counseling through system of Banjar and socialized by using newspaper or electronic medium 4) Control mechanism, society expected to participate by pro active to support governmental program at the same time follow to give social control."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Yanuarius
"ABSTRAK
Studi ini melihat pengaruh diskusi terhadap justifikasi sistem. Sebanyak 41 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan ketika partisipan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi hal-hal positif tentang sistem, kecenderungannya untuk menjustifikasi sistem akan meningkat. Dan sebaliknya, ketika partisipan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi hal-hal negatif tentang sistem, kecenderungannya untuk menjustifikasi sistem akan menurun. Hal ini sesuai dengan teori shared reality yang menyebutkan bahwa suatu kepercayaan atau keyakinan akan terbentuk dan terpelihara jika kepercayaan dan keyakinan dibagi dan dishared bersama-sama orang lain. Dan sebaliknya, suatu kepercayaan dan keyakinan yang tidak dibagi dan tidak dishared bersama-sama orang lain, tidak akan terbentuk dan terpelihara. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi teori justifikasi sistem tidak sepenuhnya benar. Mungkin saja kecenderungan individu menjustifkasi sistem karena individu tidak pemah berbicara tentang sistem. Penelitian ini menunjukkan diskusi berpengaruh terhadap justifikasi sistem."
2010
T38326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrahamsz, James
"Indonesia adalah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Perbandingan luas laut dan darat tiga berbanding satu menjadi dasar jastifikasi indonesia sebagai negara maritim. Implementasi kebijakan nasional, diharapkan dapat mengungkit pembangunan nasional melalui kekuatan dinamika pembangunan"
Jakarta: Seskoal Press, 2019
023.1 JMI 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ramadhan
"Hukum hanya diucapkan ketika ia bernafaskan keadilan. Ketika hukum tidak merekognisi keadilan, ia kehilangan substansinya. Dalam kondisi ini, hukum tidak memiliki alasan untuk diucapkan, apalagi diperdebatkan. Hukum hanya diucapkan untuk supremasi kehidupan, agama, harta, akal, dan keluarga. Lantas, hukum macam apa yang menjaga lima hal esensial ini? Jawabannya adalah hukum Islam, hukum Islam dalam pengertiannya yang sesungguhnya.

Law is only spell in the name of justice. When law does not recognize justice, it was meaningless. In this condition, law has no reason to spell, nor to debate. Law is only spell to supremize life, religion, property, intellect, and family. So, what kind of law that can protect this five essentials? The answer is Islamic law, Islamic law in its truly sense."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S83
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggoro
"Penggunaan teori Barat dalam penelitian indigenous tetap dipergunakan mengingat masih sedikitnya literatur berdasarkan teori lokal. Padahal penelitian budaya dengan menggunakan teori Barat secara bulat dapat menghasilkan temuan yang bias. Karena itulah peneliti lokal perlu kehati-hatian dalam mengaplikasikan teori Barat. Paham indigenizing merupakan salah satu terobosan dalam penelitian dengan penggunaan teori Barat, tetapi menggunakan aroma lokal (Berry, 1997a).
Dalam penelitian ini dilihat apakah generalisasi teoritis Barat dapat diterapkan dalam kultur Timur. Untuk itu dalam melihat nilai Jawa perlu suatu populasi yang koheren. Populasi tersebut terdapat dalam abdi dalem keraton. Dalam tradisi keraton, pelembagaan produksi dan distribusi nilai-nilai dan simbol-simbol ada di bawah patronese raja (Kuntowijoyo, 1999). Nilai-nilai Jawa sangat melekat pada tradisi keraton, sehingga nilai-nilai tersebut dapat dilihat di "masyarakat" keraton yakni abdi dalem.
Dalam penelitian ini, dipergunakan enam orientasi nilai milik Spranger. Spranger (1922) menyatakan dalam diri individu ada, salah satu orientasi nilai secara eksklusif. Keenam nilai tersebut adalah teoritis, ekonomi, sosial, estetika, politik, dan religius (Allport, 1960). Penelitian ini untuk melihat: Apakah nilai Spranger kompatibel dalam nilai Jawa?
Pembagian nilai Spranger dalam enam dimensi memudahkan dalam penyepadanan. Penyepadanan nilai Spranger dalam nilai Jawa secara literatur untuk memberi gambaran awal kompatibilitas nilai Spranger dalam nilai Jawa. Penyepadanan juga untuk memudahkan saat melakukan wawancara pakar sebagai salah satu metode pengarnbilan data. Kompatibilitas dalam penelitian ini didefinisikan: 1. Nilai Spranger tersebut ada dalam nilai Jawa. 2. Kedua nilai tersebut mempunyai perspektif/pandangan yang sama (antara nilai-nilai Jawa dan nilai Spranger).
Untuk melihat kompatibilitas maka dibutuhkan perbandingan, sehingga digunakan comparative research. Fokus Comparative Research pada persamaan dan perbedaan dalam obyek yang diteliti. Membandingkan adalah hal yang paling sentral untuk mendapatkan hal-hal yang patut untuk diketahui (Neuman, 1997).
Para pakar diambil dengan menggunakan metode snowball sampling (Neuman, 1997) atau kerap disebut sampel berantai (Poerwanti, 2001). Pakar yang diwawancarai memberikan nama narasumber lainnya. Ada dua lingkaran dalam penelitian ini. Pertama, dari kalangan keraton, sedang yang kedua dari kalangan akademisi. Tetapi tidak seluruh nama yang diajukan petunjuk langsung diterima, karena harus tetap berpedoman dengan karakteristik subyek penelitian.
Hasil analisa dan penelitian sebagai berikut:
1. Nilai Teoritis Spranger: proses pengendapan secara kognitif, rasional, kebenaran itu mutlak. Nilai Teoritis Jawa: proses pengendapan mengolah ruse, tidak rasional, kebenaran itu tidak mutlak.
2. Nilai Ekonomi Spranger: berupaya seoptimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan, nilai sifatnya sangat pribadi, keuntungan pribadi. Nilai Ekonomi Jawa: ada nilai ekonomi, namun tidak eksplisit dan tidak tegas menyatakan keberadaannya, nilai ekonomi lebih pada tataran nilai kolektif, tidak mencari keuntungan seoptimal mungkin.
3.Nilai Politik Spranger: nilai politik bisa ada pada pribadi mana saja, tidak membahas tentang kerelaan orang yang terdominasi, lebih pada karakteristik pendominasi. Nilai Politik Jawa: kekuasaan itu wahyu, hanya orang tertentu yang mendapatkan, dominasi Jawa atas dasar kerelaan.
4. Nilai Sosial Spranger: dalam bersikap tanpa menakar orang lain, lebih menghargai orang lain yang berorienlasi nilai sama. Nilai Sosial Jawa: dalam bersikap menempatkan pada diri sendiri dengan berkaca pada orang lain, orang yang dianggap tidak benilai sama dianggap durung Jawa.
5.Nilai Estetika Spranger: keselarasan lebih bersifat fisik, estetika lebih diterjemahkan sebagai enjoy with her/his life. Nilai Estetika Jawa: keselarasan selain fisik juga non fisik, estetika lebih mengarah mengolah wilayah batin roso hingga tercapai religiusitas.
6. Nilai Religius Spranger: Spranger tidak dengan tegas menyatakan penyatuan diri dengan Tuhan, namun segala proses pencariannya menuju ke arah itu. Nilai Religius Jawa: dengan sangat tegas menyatakan puncak religius adalah penyatuan diri pribadi dengan Tuhan.
Kesimpulan penelitian ini, hanya nilai religiuslah yang kompatibel karena memenuhi konstruk kompabilitas yakni ada dan memiliki perspektif dan pandangan yang sama. Walau dalam penjelasan di atas ada perbedaan antara nilai religius Spranger dan nilai religius Jawa, namun bukan perbedaan perspektif. Hanya saja dalam nilai religius Spranger kurang penegasan.
Diskusi dan Saran, dalam hasil analisa terlihat adanya parakdosial nilai politik tentang ada dan tidaknya sikap mendominasi. Nampaknya perlu pengkategorian baru, nilai politik yang tidak dikategorikan mendominasi dapat dimasukkan dalam orientasi nilai baru yakni loyalitas. Untuk penelitian sejenis nampaknya memerlukan penelitian awal sebagai pra kondisi, karena perlu pengenalan kultural sebelumnya. Penggunaan Focus Group Discussions perlu diwaspadai faktor kesensitifan subyek penelitian. Metode Delphi nampaknya dapat dipergunakan dengan menggunakan pendapat pakar secara panel."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T18523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>