Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutuarima, Iris Y.B.
"Kestabilan nilai rupiah tercermin dari tinggi/rendahnya angka inflasi dan nilai tukar rupiah. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah Bank Indonesia menganggap perlu melakukan perubahan mendasar dengan mengimplementasikan kerangka kerja kebijakan moneter yang baru yaitu Inflation Targeting Framework (untuk selanjutnya akan disebut ITF) sejak Juli 2005.
Ekspektasi memainkan peran sentral dalam perilaku inflasi di Indonesia. 87% dari inflasi ditentukan oleh ekspektasi. Terdapat 3 jenis ekspektasi, yaitu ekspektasi adaptif, ekspektasi rasional dan adaptive learning expectation. Ekspektasi rasional merupakan jenis ekspektasi yang dianggap sesuai dengan ITF, karena bersifat forward looking. Jenis ekspektasi ini yang diterapkan di negara penganut ITF. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kershoff & Smitt, 2002; Orphanicles & Williams, 2002; Evans, G & Honkapohja, S, 2003; Smith, 2003, adaptive learning terbukti berperan untuk membentuk ekspektasi dalam kondisi yang terus berubah di samping bersifat forward looking. Ekspektasi di Indonesia didominasi oleh ekspektasi adaptif yang mencapai 60%.
Pembentukan ekspektasi melalui ekspektasi adaptive learning membutuhkan pola komunikasi yang berbeda. Selama ini digunakan pendekatan komunikasi yang cenderung linear dan menghasilkan ekspektasi adaptif. Teori SECI menjadi altematif yang diusulkan untuk membentuk ekspektasi adaptive learning. Teori SECI diusulkan karena sejak tahun 2003 Bank Indonesia telah mengimplementasikan knowledge management yang disebut dengan Organisasi Berbasis Pengetahuan. Pendekatan yang digunakan dalam mengimplementasikan OBP adalah pendekatan SECI. Dengan demikian sebagian dari landasan yang dibutuhkan telah tersedia.
Dari analisa kesenjangan yang dilakukan, kerumpangan yang perlu dijembatani adalah pembentukan Community of Practice antara internal dan eksternal. Karena komuniksi selama ini ditangani oleh fungsi kehumasan, maka pengelolaan CoP menjadi bagian dari tugas kehumasan. Selanjutnya untuk mendukung CoP diusulkan shared mental models yang ideal dalam pengendalian inflasi dan tata kelola struktur tsb.
CoP bukanlah semata pendekatan proses tapi juga terkait dengan pendekatan manusia. Oleh karena itu selain CoP dibutuhkan pula pendekatan change management untuk menciptakan enabling conditions. Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh unit yang mengelola knowledge management diperoleh masukan kerumpangan yang perlu dijadikan bagian dari program change management."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lillico, T.M.
Jakarta: Erlangga, 1984
658.45 LIL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman Irsyadi
"Perubahan kebijakan pemerintah di bidang BUMN sebagai konsekuensi dari perkembangan global ternyata membawa dampak yang cukup kuat terhadap kondisi internal perusahaan, yaitu yang menyangkut iklim komunikasi dan gaya kepemimpinan. Variabel-variabel itu sangat berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Huhungan iklim Komunikasi (Birokratis) dan Gaya Kepemimpinan Paternalistik dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan iklim komunikasi (birokratis) dan gaya kepemimpinan paternalistik dengan kepuasan komunikasi karyawan PT Sarinah (Persero). Beberapa teori yang dipergunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennnis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (latter, Bass dan Avilio, Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam perusahaan dan penggunaan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan perusahaan memberikan dorongan yang kuat ke arah pembentukan karakter perusahaan yang berkinerja tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei Dengan populasi karyawan Kantor Pusat perusahaan tersebut diambil sejumlah sample sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 105 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis Korelasi Product Moment dan uji signifikasi statistik dengan menggunakan SPSS 10.00.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik iklim komunikasi (birokratis)' dan gaya kepemimpinan paternalistik secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik mempunyai hubungan lebih kuat dengan nilai R Korelasi Product, Moment sebesar 0,853 dibandingkan dengan nilai R Korelasi Product Moment iklim komunikasi (birokratis) sebesar 0,774 dengan kepuasan komunikasi karyawan di perusahaan tersebut. Namun demikian penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi lebih lama dengan disertai wawancara mendalam."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyanul Uswah
"Organisasi yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sumber daya manusia yang handal, struktur organisasi dan manajemen strategi yang sesuai, teknologi yang memadai dan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan bila terdapat keterbukaan dan kepercayaan antara karyawan dan perusahaan. Hal ini bisa terjadi bila komunikasi dilakukan dengan 2 arah dari perusahaan ke karyawan dan sebaliknya. Apabila kepada karyawan diberikan informasi yang memang dibutuhkan oleh mereka, mereka akan bersemangat melaksanakan pekerjaannya, bahkan lebih jauh lagi mereka bersedia berkorban untuk perusahaan, dan akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program komunikasi internal yang baik akan membuat karyawan memahami strategi dan misi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
PT. PGI sebagai perusahaan lokal yang telah berdiri selama 20 tahun dan bergerak di bidang usaha ritel restoran kurang menyadari hal ini. Kondisi perusahaan yang tidak terlalu bagus dimulai sejak tahun 2003 membuat perusahaan mengalami kerugian. Salah satu strategi yang dijalankan yaitu efisiensi. Kondisi dan strategi ini tidak dikomunikasikan ke karyawan namun karyawan merasakan dampaknya sehingga mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Hal ini menyebabkan tingginya turn over karyawan dan target-target perusahaan tidak tercapai.
Dalam rangka untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh PT. PGI tersebut maka diusulkan untuk membuat rancangan program internal komunikasi, khususnya yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan PT. PGI untuk mengkomunikasikan strategi perusahaan ke karyawan secara efektif. Landasan teori yang dipergunakan adalah pendekatan manajemen stratejik dari Hynes (2005)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role ambiguity terhadap perceived organizational support pada karyawan PT ABC. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan role ambiguity dan hal tersebut dianggap menjadi salah satu faktor yag menghambat munculnya perceived organizational support. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner Role Ambiguity (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). Partisipan penelitian berjumlah 118 orang karyawan yang dipilih secara random dari empat direktorat di PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa role ambiguity terbukti secara signifikan memengaruhi perceived organizational support (r = -,456, R2 = ,208, p < ,05). Artinya, penurunan role ambiguity dapat memunculkan terjadinya peningkatan pada perceived organizatinal support. Peneliti kemudian menyimpulkan intervensi yang tepat untuk menurunkan role ambiguity yaitu melalui pelatihan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan penurunan yang signifikan pada role ambiguity dan peningkatan yang signifikan pada perceived organizatinal support pada karyawan PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan komunikasi efektif disarankan menjadi kegiatan untuk menurunkan role ambiguity pada karyawan di PT ABC.

This study aims to determine the effect of role ambiguity on perceived organizational support in employees at PT ABC. Based on identification of organizational problems, employees indicate a role ambiguity and it is considered to be the one of factors that inhibit perceived organizational support. Role ambiguity and perceived organizational support was measured by Role Ambiguity Questionnaire (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) and Survey of Perceived Organizational Support Questionnaire (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). The study sample comprised of 118 employees selected randomly from four directorates at PT ABC.
Regression analysis result indicated that role ambiguity proven to significantly affect perceived organizational support (r = -,456 R2 = ,208, p < ,05). This result means that a decrease in role ambiguity causes an increase in perceived organizational support. Thus, the researcher concluded that the approriate intervention to decrease role ambiguity was through effective communication training between superior and subordinate.
The difference between pre-test and post test result demonstrated a significant decrease in role ambiguity and increase perceived organizational support in employees at PT ABC. Hence, the effective communication training should take place as a way to decrease role ambiguity of employee at PT ABC.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiisti Fenty Fevrieranty
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kepuasan komunikasi terhadap produktivitas kerja unit Call Center pada Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Kring Pajak. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Kepuasan Komunikasi (Downs dan Hazen, 1977) dan Produktivitas (Timpe, 2002). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner. Adapun populasi pada penelitian ini adalah 189 pegawai seksi operasional yang bekerja sebagai agen call center. Pemilihan sampel menggunakan total population sampling yang melibatkan seluruh populasi.
Hasil dari analisis faktor mengidentifikasi tujuh faktor baru dari kepuasan komunikasi, yaitu sebagai berikut: Organizational Information, Communication Climate, Personal Feedback, Communication with Supervisor, Horizontal Communication, Media Quality, dan Informal Communication. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kepuasan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Hasilnya juga menunjukkan bahwa faktor-faktor kepuasan komunikasi mempengaruhi produktivitas secara berbeda. Dua faktor yang berpengaruh positif terhadap produktivitas, yaitu Organizational Information dan Media Quality. Sedangkan, Horizontal Communication terlihat memiliki pengaruh negatif terhadap produktivitas. Dan hasil analisis pada faktor-faktor lainnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh terhadap produktivitas.

Purpose of this research is to verify the impact of communication satisfaction on productivity of Call Center unit at KLIP Kring Pajak. The used concepts are Communication Satisfaction (Downs and Hazen, 1977) and Productivity (Timpe, 2002). Data collection was done by using survey method through a questionnaire. The population in this research were 189 employees in operational section who work as call center agents. Sample selection using total population sampling that involves examining the entire population.
Factor analysis led to identification of seven new factors of communication satisfaction, all of which are: Organizational Information, Communication Climate, Personal Feedback, Communication with Supervisor, Horizontal Communication, Media Quality, and Informal Communication. The result of regression analysis shown that communication satisfaction had a significant impact on productivity. The results also indicate that factors of communication satisfaction differentially impacted productivity. Two factors had a positive impact on productivity are Organizational Information and Media Quality. While Horizontal Communication seem to have a negative impact on productivity. And the analysis result for the other factors shown that there is no impact on productivity."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lestari
"ABSTRAK
Karyawan memiliki sikap komunikasi yang berperan sebagai komunikator aktif yang dapat menjadi ambasador dan pengumpul informasi untuk organisasi. Namun, sikap komunikasi karyawan tidak selalu bersifat positif. Dalam situasi krisis, sikap komunikasi karyawan memberikan dampak bagi organiasi, dimana mereka dapat membentuk pesan yang mempengaruhi reputasi di mata publik. Komunikasi internal dalam kondisi krisis diperlukan sebagai strategi menghapus kesenjangan antara organisasi dan karyawan, salah satunya menanggulangi sikap komunikasi mereka yang negatif. Komunikasi internal yang efektif dapat dibentuk dengan menggunakan strategi komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi. Selain memiliki strategi, organisasi juga harus mampu melibatkan karyawan di dalamnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi sebagai strategi komunikasi internal terhadap sikap komunikasi karyawan yang dihubungkan oleh keterlibatan karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaat analisis jalur pada 226 responden yang merupakan karyawan tetap PT. Pembangkitan Jawa Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi simetris dua arah secara langsung dan tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap sikap komunikasi karyawan. Sementara komunikasi transparan berpengaruh langsung secara negatif dan berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap sikap komunikasi karyawan.

ABSTRACT
Employees have communication behaviour that acts as active communicator who can be an ambassador and information seeking for organization. However, employee communication behaviour are not always positive. In a crisis situation, employee communication behaviour have impact on the organization, where they can form messages that affect reputation in the public eye. Internal communication in crisis is needed as a strategy to remove the gap between the organization and employees, which overcome their negative communication behaviour. Effective internal communication can be formed with the symmetrical two-way communication and transparent communication as strategy. In addition to having strategy, organization must also be able to engage employees in it. This research was conducted to see the direct and indirect effects between two-way symmetrical communication and transparent communication as internal communication strategy on employee communication behaviour that connected by employee engagement. This study used a quantitative approach by utilizing path analysis towards 226 respondents who are permanent employees of PT. Pembangkit Jawa Bali. The results showed that two-way symmetrical communication directly and indirectly had positive influence on employee communication behaviour. While transparent communication has direct negative effect and indirectly positive effect on employee communication behaviour."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Ratty Ermila
"PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan pemisahaan asuransi kerugian milik pemerintah yang merupakan pelopor di bidangnya. Didirikan tanggal 2 Juni tahun 1973, merupakan penggabungan 2 buah pemisahaan asuransi kerugian peninggalan jaman Belanda. Dengan usia yang semakin matang dan produk yang beraneka ragam, Asuransi Jasindo menjadi market leader di bidang asuransi kerugian.
Sumber daya manusia bagi perusahaan asuransi merupakan aset utama karena pelayanan yang diberikan membutuhkan ketajaman mengelola risiko yang didapat dari pengalaman, tidak cukup berdasarkan pengetahuan dari pendidikan formal maupun non formal melainkan dibutuhkan juga ?jam terbang? yang tinggi.
Dalam mencapai tujuan perusahaan, dibutubkan upaya yang optimal dari sumber daya manusia yang ada, untuk itu terdapat satu motor penggerak kinerja yang disebut motivasi kerja. Peran motivasi kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena dapat menghasilkan produktititas dan prestasi kerja. Selain itu kemungkinan terjadinya konflik antar sumber daya manusia di dalam organisasi sangat besar. Konflik yang tidak mungkin hanya diselesaikan dengan sara manajerial saja tetapi juga dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk menghubungkan para individu sebagai anggota organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara (1) iklim komunikasi terhadap kinerja karyawan; (2) motivasi kerja terhadap kinerja karyawan; (3) iklim komunikasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinenja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah karyawan golongan III, IV dan V PT. Asuransi Jasa Indonesia sebanyak 196 orang karyawan Responden penelitian diambil sebanyak 91 orang dengan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen iklim komunikasi, motivasi kerja, dan kinerja karyawan yang dikembangkan dari teori yang digunakan. Instrumen dari tiga variabel berbentuk kuesioner dan instrumen telah diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisa dengan menggunakan teknik korelasi dan bivariat.
Hasil peneiitian menyimpulkan: terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dengan kinerja karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi kelja (x2) dengan kinerjia karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dan motivasi kerja (x2) dengan kinerja karyawan (y).
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah (1) Perusahaan perlu meningkatkan iklim komunikasi yang kondusif antar anggota perusahaan dalam upayanya meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini didasari oleh hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa iklim komunikasi memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap kinerja bila dibandingkan dengan motivasi. (2) Perusahaan perlu mempertahankan motivasi karyawan sebab saat ini motivasi tersebut berpengaruh lebih besar daripada iklim komunikasi. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.
Implikasi Akademisnya adalah (1) Kontribusi penelitian ini terhadap Studi-studi sebelumnya adalah setiap penelitian mengenai iklim komunikasi, motivasi dan kinerja berbeda-beda hasilnya. Sangat bergantung pada jenis dan besar kecilnya perusahaan. Selain itu juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variabel lain sebesar 12.8% yang mempengaruhi kinerja selain daripada iklim komunikasi dan motivasi. (2) Hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang berkaitan dengan masalah serupa, khususnya iklim komunikasl Karena banyak sekali faktor lain yang bisa digali dan dikembangkan dari penelitian ini untuk menemukan hal lain yang dapat dijadikan indikator dari iklim komunikasi yang bisa mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja karyawan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara iklim komunikasi dan motivasi baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memberikan sumbangan yang berarti terhadap kinerja karyawan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraruliantio Miadji Rahardjowibowo
"Dalam pengelolaan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu dilakukan komunikasi dengan lingkungan dimana perusahaan berada. Komunikasi dimaksudkan untuk saling bertukar informasi, pelayanan, produk yang tujuan akhirnya adalah pencapaian laba perusahaan. Tanpa komunikasi dengan lingkungan, perusahaan tidak akan dikenal dan tidak dapat memindahkan kepemilikan produk yang diproduksinya kepada masyarakat yang membutuhkan.
Garuda Indonesia perlu melakukan komunikasi dengan lingkungan bisnisnya untuk memperkenalkan dan mempromosikan produknya kepada khalayak yang menjadi segmen pasar sasaran. Komunikasi dilakukan melalui berbagai metoda dan media. Salah satu metoda komunikasi Garuda dengan khalayak adalah dengan melalui unit call center.
Call center Garuda bukan merupakan in-house call center melainkan outsourced kepada perusahaan lain yaitu Infomedia. Infomedia sendiri tidak merniliki karyawan, melainkan outsourced ke perusahaan penyedia sumber daya manusia milik swasta. Unit call center yang bukan merupakan unit interal organisasi perusahaan Garuda diintegrasikan ke dalam organisasi sehingga seolah menjadi subsistem dari sistem perusahaan secara keseluruhan. Unit yang sebenarnya khalayak ekstemal perusahaan diintegrasikan menjadi khalayak internal perusahaan sehingga diharapkan dapat berkomunikasi secara efektif dengan khalayak ekstenal yang menjadi target pasar.
Komunikasi antara Garuda dengan karyawan call center secara formal akan mempengaruhi kepuasan komunikasi yang dirasakan karyawan dalam lingkungan komunikasinya. Bila komunikasi yang dilakukan Garuda dapat memberikan kepuasan komunikasi kepada karyawan call center, maka karyawan tersebut akan bereaksi dengan Cara melakukan komunikasi secara efektif kepada cusromer Garuda yang melakukan kontak telepon dengan call center. Hipotesis yang dikemukakan di sini adalah adanya hubungan positif antara kepuasan komuniksi call center dengan efektifitas komunikasi call center kepada customer Garuda.
Dari hasil penelitian dengan melakukan wawancara kepada pejabat Garuda dan pejabat Infomedia, dan pengisian kuesioner oleh 100 orang responden karyawan call center, dilakukan perhitungan regresi terhadap data yang diperoleh dan hasilnya variabel kepuasan komunikasi tidak mempengaruhi variabel efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis penelitian ditolak.
Selanjutnya dilakukan analisis faktor terhadap kedua variabel, dan variabel kepuasan komunikasi layak dianalisis faktor menjadi 4 faktor, sedangkan variabel efektifitas komunikasi tidak diekstraksi lebih lanjut. Keempat faktor hasil analisis faktor dianalisis regresi terhadap variabel efektifitas komunikasi dan hasilnya menunjukkan keempat variabel yang merupakan pengelompokkan indikator dalam variabel kepuasan komunikasi, tidak mempengaruhi efektifitas komunikasi, bahkan 2 variabel diantaranya menunjukkan kecenderungan menjadi variabel tergantung dan dipengaruhi oleh efektifitas komunikasi. Dengan demikian hipotesis penelitian juga ditolak.
Kata kunci : integrasi, kepuasan komunikasi, efektifitas komunikasi

In a common corporate operational management to reach its goals, organization need to communicate with its environment. Communication aimed to exchange information, services, products and the ultimate objectives is corporate profitability.
Without communicating to the environment, no one will know the company and the impact is the company will never exchange its products to the socety who needed it. Garuda Indonesia as a national flag carrier must communicate with its business environment to introduce and promote its products to its market segments. Communication held through various methods and media. One of the methods is communication through call center.
Garuda call center is not an in-house unit but outsourced to other company that is Infomedia Nusantara. The employees are not employed by Infomedia either, but they employed by other human resources provider company. The call center unit which is not an intemal unit in the Garuda?s organization was integrated into the Garuda organization to be a subsystem in the company system. This extemal unit to be integrated into internal unit to effectively communicate to the target market.
Communication between Garuda with callcenter employee formally will drive employee?s communication satisfaction perceived by employee in its communication environment. When Garuda communicate satisfy call center then call center will respond with communicate effectively to customer. This become the hypothesis of the research that there is a positive relationship between call center?s communication satisfaction with call center communication effectiveness to Garuda customer.
Data from field research that gathered through interview and questionnaire, analyzed by regression analysis to find out a positive relationship between communication satisfaction and communication effectiveness variables. The result of regression analysis is that there is no connection between the two variables, meaning research hypothesis rejected.
To simplify communication satisfaction indicators, scholars conduct a factor analysis and the variable grouped into 4 factors. Those 4 factors treated as four new variables and analyzed for regression with effectiveness variable. The result is that 4 variables do not correlate communication effectiveness, and 2 variables show a trend to be a dependent variables and depends to communication effectiveness. With the result of partial t-test that is not significant, research hypothesis is rejected.
Keywords : integrated, communication satisfaction, communication effectiveness.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Rahadiyansyah Bagus Prasetio Utomo
"Penelitian ini menguji pengaruh dari komitmen manajemen dalam pemasaran internal dan employee engagement melalui komunikasi internal. Data dikumpulkan dari 135 karyawan full time di PT XYZ, Tbk Indonesia. Hasil dari structural equation modeling memperlihatkan bahwa komitmen manajemen dalam pemasaran internal berpengaruh positif dengan komunikasi internal formal. Komunikasi internal formal didukung oleh komunikasi internal informal. Lebih dari itu, internal marketing, komunikasi internal formal dan komunikasi internal informal mempengaruhi employee engagement. Penelitian ini berkontribusi memberikan pemahaman tentang komitmen manajemen dalam pemasaran internal di perusahaan sektor manufaktur.

The present study examines the effect of management commitment to internal marketing on employee engagement through internal communications. Data were collected from 135 full-time employees of PT XYZ, Tbk in Indonesia. The results of structural equation modeling showed management commitment to internal marketing effect to internal formal communication and formal internal communication is facilitated informal internal communication. Moreover, management commitment to internal marketing, formal internal communication and informal internal communication affected employee engagement. The current study contributes to a deeper understanding of the management commitment to internal marketing in the company in manufacture sector.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>