Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Dolli
"Bisnis selular mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak munculnya teknologi GSM. Bila diperhatikan, realisasi pertumbuhan jumlah pelanggan telepon selular bahkan melampaui angka pertumbuhan yang diproyeksikan pada tahun-tahun sebeluninya. Jumlah satuan sambungan seluler telah mendekati populasi satuan sambungan telepon tetap (fixed). Saat ini terdapat terdapat 11 perusahaan yang mendapatkan izin sebagai operator telepon seluler di Indonesia.
PT. ABC telah mendapatkan lisensi frekuensi 3G pada 8 Oktober 2003 dan Natrindo nendapatkan lisensi pada 17 September 2004. PT. ABC yang dipilih oleh Kementerian Postel lewat proses seleksi yang diadakan oleh Departemen Perhubungan melalui Dirjen Pos dan Telekomunikasi. Sebagai salah satu pemegang lisensi 3G, PT. ABC diharuskan untuk membangunan fasilitas-fasilitas penunjang tersebut pada kenyataannya membutuhkan investasi yang sangat besar.
Kini PT. ABC telah sukses melakukan ujicoba jaringan tersebut di Jakarta dan atau sudah meng-cover di alas 10% dari area layanan itu. Selanjutnya mereka akan terus memperluas coverage ke wilayah lain. PT. ABC pun nicmaparkan untuk pengembangan jaringan dalam dua tahun ke depan dan akan menginvestasikan dana sekitar USS300 juta sebagian besar dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur jaringan.
SWOT analisis dilakukan terhadap PT. ABC untuk dapat menentukan alternatif strategi yang mungkin dapat diterapkan olch perusahaan. Dengan melihat perkembang pesat dalam bisnis telepon seluler saat ini masih membuka peluang bagi PT. ABC untuk peluang perolehan ]aba yang cukup besar.
Analisis kelayakan investasi pun dilakukan berdasarkan tiga skenario kondisi yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Penggunaan tiga skenario tersebut dimaksudkan agar perusahaan lebih fleksibel dan siap dalam menghadapi kondisi terbaik maupun terburuk di masa yang akan datang. Adapun proporsi yang paling menguntungkan bagi perusahaan proporsi dana untuk masalah pembiayaan bagi PT. ABC untuk proyek ini adalah kombinasi pinjaman dan modal sendiri yaitu 60% dari pinjaman dan 40% dari modal sendiri.
Metode yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penanaman investasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah analisis capital budgeting melalui perhitungan net present value (NPV), internal rate of return (IRR) dan payback period (PP) dari proyek. Hasil perhitungan menunjukkan indikasi positif, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa poryek jaringan selular 3G layak dilaksanakan.

Mobile phone business has been growing significantly since their first appearance with GSM technology. If we look closer the increasing number of mobile phone user every year always over the yearly estimation surprisingly. The number of mobile phone ser also now has approaching the population of fixed phone user. Currently there arc eleven companies which already get the license as mobile phone operator in Indonesia.
PT. ABC gets their license for 3G frequency operator in Indonesia since October 8, 2004 while his competitor received their license on September 17, 2004. PT. ABC is chosen by Minister of Post and Telecommunication is trough very tight selection now PT. ABC has obligation to build the infrastructure facilities which need them to make very big investment in Indonesia.
Last year PT. ABC has proven to the government in successfully on network trial in Jakarta Region and after this PT. ABC will start to expand their coverage on other main cities on Java and Sumatra Island. Their target is with in two years in front they plan to invest about USS 300 million on constructed network infrastructure in cooperated with few major companies such as Siemens.
SWOT analysis on PT. ABC much he taken to determine several alternative strategy which might can utilize on the company. If we take a look to current trend of mobile phone user, we can see it is grow more and more big and it is believe that the opportunity to gain profit by PT. ABC still widely open.
Inveshnent analysis is also calculated with three scenario condition which considered that one of this condition might faced by the company. The use of three scenarios is so the company will more flexible and prepared in facing all situations from the best condition even to the worst condition. Therefore the best proportion which more advantages to the company by combination around 60% leverage and 40% from self capital.
The mode being used to see the visibility of investments made by the company is with the Capital Budgeting analysis through calculation if Net Present Vale (NPV), lntemal Rate of Return (1RR) and Payback Period (PP) of this project. Calculation showing that result is still positive and we can summarize that this 3G network infrastructure project by PT. ABC considered is visible to run.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie
"Perkembangan industri farmasi dewasa ini semakin kompetitif dengan pangsa pasar yang luas. Kondisi inilah yang mendorong PT XYZ untuk melakukan inovasi produk dari produk-produk yang sudah ada di pasaran. Inovasi ini berupa peluncuran produk obat batuk ABC dalam bentuk tablet yang membedakan antara penggunaan siang dan malam. Perhitungan atas kelayakan finansial produk dilakukan dengan metode capital budgeting. Data-data sekunder yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), PI (Profitability Index), Payback Period, Discounted Payback Period dan analisis skenario. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai yang positif serta tingkat pengembalian yang lebih besar dari cost of capital. Maka kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang dilakukan adalah PT XYZ sebaiknya meluncurkan produk obat batuk ABC.

The development of the pharmaceutical industry today is increasingly competitive with large market share. These conditions encourage PT XYZ to conduct product innovation of products already on the market. This innovation in the form of a product launch ABC cough medicine in tablet form that distinguishes between the use of day and night. The calculation of financial feasibility of products made by the method of capital budgeting. Secondary data obtained and processed using NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), PI (Profitability Index), Payback Period, Discounted Payback Period and scenario analysis. Based on calculations obtained a positive value and the rate of return higher than the cost of capital. Then the conclusions obtained from the analysis conducted is PT XYZ should launch cough medicine ABC.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29952
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Yudhiana Widiyastuti
"Industri pameran di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini berkembang dengan cukup pesat, yang ditandai dengan makin banyaknya jenis dan jumlah pameran yang diselenggarakan dan makin menjamurnya kegiatan bisnis penyelenggaraan pameran di berbagai kota besar seperti halnya di Jakarta. Hal ini didukung pula dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik sejak krisis ekonomi tahun 1997, yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya sektor konsumsi. Faktor lain yang mendukung pertumbuhan industri pameran adalah menguatnya nilai tukar rupiah yang terus konsisten dari tahun 2003.
Pesatnya perkembangan industri pameran di Indonesia, tidak hanya berdampak pada makin banyaknya event organizer yang bermunculan tetapi juga memberikan peluang untuk bertambahnya tempat-tempat penyelenggaraan pameran (hall) balk di Jakarta maupun dibeberapa daerah di Indonesia. Peluang ini mendorong PT. "X" sebagai salah satu exhibition organizer di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya dengan rencana untuk membangun sebuah gedung pameran baru di Jakarta dengan tujuan memberikan alternatif lain tempat penyelenggaraan pameran di lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh para pengunjung pameran dan dengan luas serta fasilitas penunjang yang bertaraf internasional.
Membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia, berpengaruh pula pada sektor properti yang terlihat dari maraknya kembali pembangunan pusat-pusat perbelanjaan dan juga perumahan. Pertumbuhan ekonomi yang membaik juga mendorong kegiatan investasi di sektor properti termasuk pula dengan pembangunan gedung untuk pameran, mengingat permintaan akan space untuk pameran terus meningkat.
Analisis finansia! dilakukan dengan melihat proyeksi cashflow dari proyek pembangunan gedung pameran. Proyeksi cash inflows berasal dari pendapatan sewa dan pendapatan lainnya seperti pendapatan parkirdan penggunaan fasilitas lain dalam gedung. Proyeksi cash outflows terdiri dari biaya konstruksi, biaya operasional dan biaya lain terkait dengan pembangunan gedung pameran yang harus disediakan. Beberapa asumsi umum yang berkaitan dengan kondisi makro ekonomi Indonesia dan asumsi yang berkaitan dengan pembangunan gedung pameran akan mendasari proyeksi tersebut.
Beberapa kriteria Capital Budgeting yang akan dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi yang akan dilakukan antara lain adalah Net Present Value, Internal Rate of Return dan jugs menghitung Payback Period dari proyek. Mengingat proyek yang akan dilakukan merupakan bentuk investasi jangka panjang yang dapat berakibat terjadinya perubahan-perubahan dari asumsi yang digunakan, maka akan dilakukan pula analisis sensitivitas yang merupakan analisis untuk melihat dampak perubahan yang terjadi terhadap proyeksi cashflow.
Dari aspek financial proyek pembangunan gedung pameran (exhibition hall) ini layak dilaksanakan karena memberikan Net Present Value yang positif, tingkat pengembalian investasi yang tinggi serta periode pengembalian yang cukup cepat.

The exhibition industry in Indonesia in the last decade has grown reasonably fast; it is indicated by the varieties and the number of exhibitions handled and the escalation of the exhibition organizer in several big cities such as Jakarta. Other factor is the rise in economic which shown a good condition since the crises on 1997, for instance the increase of consumption sector. Other supporting factors are the exchange rate which stayed steady from the year 2003.
The acceleration of exhibition industry in Indonesia is not only result to the improve number of emerging event organizers but also give opportunities to the augmentation of exhibition halls, in Jakarta or any other place in Indonesia. The prospect urges one of the exhibition organizers to develop the business to build a new exhibition hall to give other alternatives of exhibition halls in a strategic location, an easy access for visitors and facilities in an international standard.
Even tough the property sector is much influenced by the rise in oil price and the increase of interest rate on 2005 because of the cut subsidize of E13M (oil rare), however the chance in property sector in the years to come are still bright. The condition is also applicable to the building of exhibition hall, considering that the demand for exhibition is rising.
Financial analysis was conducted by studying cash flow projection from the exhibition halls building. The projection comes from rental rate and other incomes such as parking and using the building facilities. The cash flow-out projection is including construction cost, operational and other cost related to the development of the building. Several assumptions linked to the macro condition of Indonesian economic and the other connected to the building development which will be the base of the project.
Several conditions of Capital Budgeting that will be used to analyst the feasibility of investment are Payback Perio4 Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return and Cost of Capital, considering that the project is a long term investment which can affect to the changing of assumptions to be used. It will also be carried out a sensitive analyst which is an analysis to observe the consequence to the projection cash flow.
From the financial point of view, the construction of this exhibition hall is worth conducted because it will give a positive Net Present Value, a high rate of investment return along with a reasonable fast return period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Sutanto
"Kebijaksanaan Pemerjntah di bidang Angkutan Laut terutaina seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1988 yang lebih dikenal dengan naina Pak-Nov 88, inerupakan salah satu bentuk deregulasi untuk membuka. keseinpatan kepada pihak Swasta, BUMN maupun Koperasi untuk mengembangkan usahanya di bidang pelayaran.
PT X sebagai salah satu perusahaan pelayaran milik swasta nasional yang bergerak dalam angkutan laut khususnya dalain bidang general cargo, dengan adanya peluarig yang diberikan pemerintah dan adanya peningkatari jumlah muatan baik secara intern yaitu dari anak perusahaan dalam group maupun ekstern ( pelanggan ), sehingga inenyebabkan PT X kekurangan armada kapalnya. Untuk mengatasi inasalah tersebut, ada 3 alternatif pokok dalam menambah jumlah armada kapalnya, yaitu:
1. Meinbeli kapalbaru.
2. Membeli kapal bekas.
3. Menyewa niencarter kapal dari perusahaan pelayaran lain.
Dari ketiga alternatjf pokok tersebut diuraikan inenjadi 13 alternatjf, yaitu:
1. Membelj kapal baru secara tunai dengan menggunakan uang send in.
2. Membeli. kapal baru den gan menggunakan pinjaman sebesar Rp.3.000.000.000,- (60% dari harga kapal) dan sisanya dengan rnenggunakan uang sendini.
3. Membeli kapal baru secara leasing melalui PT PANN.
4. Membeli kapal baru secara leasing melalui PT PANN sebesar Rp.3.000.000.000,- dan sisanya dengan uang sendiri.
5. Meinbeli kapal baru secara leasing selama 10 tahun inelalui PT Leasing.
6. Meinbeli kapal baru secara leasing selama 10 tahun melalui PT Leasing sebesar Rp.3.000.000.000,- dan sisanya dengan uang, sendiri.
7. Menibeli kapal bekas seeara tunai dengari inenggunakan uang sendiri.
8. Membeli kapal bekas dengan inenggunakan pinjaman sebesar Rp.2.100.000.000,- (60% dari harga kapal bekas) dan sisanya dengan menggunakan uang sendiri.
9. Meznbeli kapal bekas secara leasing melalui PT PANN sebesar 100%.
10. Meinbeli kapal bekas secara leasing inelalui PT PANN sebesar 60%.
11. Membeli kapal bekas secara leasing inelalui PT Leasing sebesar 100% selama 10 tahun.
12. Membelj kapal bekas secara leasing melaluj PT Leasing sebesar 60%.
13. Mencarter kapal dari perusahaan pelayaran lain.
Investasi kapal merupakan investasi yang inemerlukan dana yang sangat besar dan sangat strategis bagi perusahaan, sehingga d.iperlukan perencanaan yang cermat dalain inengainbil keputusan tersebut. Untuk hal inilah penulis merasa perlu inengadakan analisa capital budgeting terhadap alternatif Yang ada dengan menggunakan inetode penilaian Net Present Value, karena metode mi dianggap paling baik dibandingkan dengan inetode yang lain. Keinudian dilakukan analisa sensitivitas untuk inengetahui seberapa jauh hasil analisa Yang dicapai dapat dipengaruhi oleh penyimpangan yang mungkin terjadi dari standar yang diperkirakan.
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian mi adalah
Meinbenikan analisa keputusan investasi yang terbaik.
Mengetahui faktor-faktor yang penlu diperhatikan dalain menganalisa capital budgeting, khususnya pada pembelian kapal.
Dapat lebih mengetahui industni pelayaran di Indonesia.
Adapun studi ini hanya. terbatas pada inasalah aspek ekonoinis yang menyangkut perkiraan cash flows, penilaian NEW serta pertiinbangan atas waktu delivery terhadap alternatifalternatif di atas.
Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penyusunan karya akhir mi telah dilakukan penelitian kepustakaan, penelitian lapangan dengan cara observasi serta wawancara langsung dengan pejabat PT X dan perusahaan-perusahaan pelayaran lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah yang kita hadapi seperti PT PANN serta Departeinen Perhubungan taut.
Hasil dari penelitian mi., secara ningkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Hasil perhitungan dan analisa dari benbagai alternatif yang tersedia, ternyata menunjukkan bahwa alternatif pembelian kapal bekas secara leasing xnelalui PT Leasing selama 10 tahun merupakan alternatif yang dipilih, karena membenikan nilai NPV yang inendekati paling besar. Tidak dipilihnya alternatif yang ineinbenikan nilai NPV terbesar yaitu peinbelian kapal baru produksi PT PAL karena delivery kapal baru pada saat mi tenla.0 lama, sekitar 2 - 3 tahun, bahkan seningkali lebih dari 3 tahun, serta kualitas kapal baru Yang masih diragukan.
Selanjutnya, dari hasil analisa sensitivitas - juga menunjukkan bahwa bila tenjadj penyimpangan terhadap pendapatan yang akan ditenima dari yang diperkirakan yaitu tenjadi penurunan pendapatan akibat adanya penurunan demand, ternyata penurunan tetap akan menghasilkari nilai NPV yang positip bila penurunan terhadap demand tersebut lebih kecil dari 15,037 % dari demand yang diperkirakan. Dengan kata lain investasj yang dip'ilih inasih layak (,feasible ) dengan sensitivita8 penyimpangan maksimal 15,037 %.
Ringkasan analisa investasi kapal dengan menggunakàn analisa capital budgeting dengan konsep NPV disajikan pada tabel hasil NPV hal 115 dan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada hal 116."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Suastini
"Corporate growth and business in this last years are experience of very big change. That change in trigger by quickly it him technological growth and telecommunications bearing infinite illusory world Information technology it is true create conducive new chapter each and everyone conduct activity without time definition, regional and even regulation.
Technological developments of telecommunications and computer have succeeded to create information infrastructure which in recognizing with internet. Infrastructure this cover to with refer to electronic network which useful in facility is transfer of interactive communications and information among others telephone network, cable network, cellular network, satellite network, and also network intra business and corporation in digital business context of marketing.
The research is descriptive methodology by using secondary data both for coming from internal and external. This Secondary data use the way of bibliography study and field study. This data later is in processing to calculate value of project by using traditional method. Eligibility analysis will be conducted pursuant to result of other factors and calculation which possible there is and can partake to influence company in taking decision.
Target of this research is to analyze eligibility of investment in PT. Internet by using capital budgeting method. So that company can stay and expand in the middle of tight emulation, management side in claiming to always to operate efficiently, goodness in defrayal of investment and also his operational. One of the way of to strengthen its effort is by have investment. Investment Optimalisi represent very factor is necessary for growth of company, because efficacy an investment will give doubled impact to company growth in the future.
Each company owning big opportunity to get profit tend to have very high emulation storey level, because beneficial business will draw other company enter the business. Therefore, management which is with quality needed to, so that can compete, stays and grows. Need in realizing, because the limitations of ability of company to provide the level of working capital, company management have to can budget capital in an optimal fashion.
Decision of capital budgeting of vital importance because affecting at implication from decision will take place llama and continuously till a[n sufficient period or have long-range consequence. Besides determining big asset forms and entangle big expenditure
Make decision used by method capital budgeting is Payback Period method, Discounted Payback Period method, Net Present Value method, Internal Rate of Return method , Profitability Index method and Internal Modified of Rate Return method. So much many used method only Net Present Value method and internal method of Rate of Return which is often used while for the method of Internal Modified Rate of Return seldom be used. Reason often Net Present Value method and Internal method of Rate of Return used by is because its accuracy.
Usage of Cost capital of equal to 10 % and 12 % which have been adapted for by risk is to have result which are positive. From result of solution of conducted analysis by using PP method, DPP, NPV, IRR and PI to the investment obtained by conclusion that the investment competent accepted by because value which in obtaining from each; every capital budgeting method is positive
From result of this investment analysis is suggested that investment execution done pursuant to real correct step, to conduct investment alternative choice shall is always relied on investment criterion. Source of fund used for the investment of earn in obtaining from outside company apart from company capital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezka Yudha Putra
"Seiring dengan kebijakan penetapan konversi minyak tanah ke elpiji maka Pertamina sebagai produsen elpiji berukuran 3 kg melakukan kebijakan untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Elpiji ( SPBE ). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pembangunan SPBE PT Bintang Abadi dengan metode analisis investasi antara lain adalah metode periode pengembalian (payback period), Discounted payback period, metode NPV,IRR dan profitability index yang merupakan bagian dari metode capital budgeting. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif kuota produksi terbaik dan memberikan kerangka studi kelayakan finansial dengan berbagai macam skenario kuota produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek pembangunan stasiun pengisian bahan bakar elpiji PT Bintang Abadi dalam skenario kuota produksi sebesar 11.520 tabung per hari (Base) dan 15.000 tabung per hari (Optimistic) layak untuk dilakukan kecuali skenario 8000 tabung per hari (pesimistic) tidak layak digunakan dikarenakan nilai NPV proyek dari skenario ini menunjukan hasil yang negative (NPV<0) yaitu sebesar Rp -1.230.925.757 Dan juga IRR sebesar 13.27 % < 17.36 % lebih kecil dari WACC (Discount factor). Setelah menghitung analisis sensitivitas menggunakan 3 skenario produksi base (11.520 tabung per hari), Optimistic ( 15.000 tabung per hari), Pesimistic ( 8000 tabung per hari) Skenario Optimistic memiliki hasil terbaik yang memiliki nilai NPV sebesar Rp5.155.996.853. Kemudian IRR sebesar 35.25%, Payback period selama 3 tahun, discounted payback period selama 6 tahun dan benefit cost ratio sebesar 1.58. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kuota produksi dengan kapasitas produksi masih memadai akan menaikan nilai NPV,menurunkan payback period, menurunkan discounted payback period,dan menaikkan benefit cost ratio.

Along with setting policy for kerosene to LPG, Pertamina as a producer of 3 kg LPG establish a policy for LPG Filling Station Materials (SPBE). This study aims to analyze the feasibility of establishing SPBE PT Bintang Abadi with investment analysis methods include the method of repayment period (payback period), Discounted payback period, NPV method, IRR and the profitability index, which is part of the capital budgeting method. Furthermore, thisresearch is expected to provide the best alternative production quotas and provides a framework for financial feasibility studies with a variety of scenarios of production quotas. The results showed that the development projects of LPG refueling stations in the scenario of PT Bintang Abadi production quota of 11 520 tubes per day (Base) and 15,000 tubes per day (Optimistic) worth doing unless the scenario of 8000 tube per day (pesimistic) due to inadequate project NPV of this scenario show a negative result (NPV <0) is equal to Rp -1,230,925,757. And also an IRR of 13:27% <17:36% smaller than the WACC (discount factor). After calculating the sensitivity analysis using three scenarios of production base (11 520 tubes per day), Optimistic (15,000 tubes per day), Pesimistic (8000 tubes per day). Optimistic Scenario has the best results that have a NPV of Rp5.155.996.853. Then an IRR of 35.25%, payback period for 3 years, discounted payback period for 6 years and the benefit cost ratio of 1:58. Can be concluded that the greater the production quotas are still inadequate production capacity will increase the value of NPV, lower payback period, discounted payback period is lower, and raise the cost benefit ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32220
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Sabirah
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan suatu proyek dengan menggunakan metode capital budgeting. Melalui metode ini dapat diketahui APV, IRR, titik impas, serta menganalisis sensitivitas variabel dari asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan kelayakan investasi projek IPC Logistic Center. Investasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas pergudangan dan penggunaan lahan di Pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu: wawancara, website, dan studi kepustakaan. APV dan IRR dari perhitungan proyek ini mencerminkan bahwa adalah proyek pembangunan IPC Logistic Center feasible untuk dikerjakan dengan asumsi tingkat diskonto WACC yang sama setiap tahunnya. Dengan menggunakan analisis sensitivitas, dapat diketahui bahwa utilisasi dari gudang sangat mempengaruhi APV dan IRR.

This study aims to assess the feasibility of a project by using the method of capital budgeting. Through this method can identified the APV, IRR, break even point, and analyze the sensitivity variable of the assumptions used in the calculation of feasibility analysis of IPC Logistic Center. These investments are made in order to improve productivity warehousing and space use in the Port of Tanjung Priok. This research was conducted through several methods interviews, website, and literature study. APV and IRR of this project reflects the calculations that IPC Logistic Center construction project is feasible to be done with the assumption of the discount rate WACC is the same every year. By using sensitivity analysis, we knew that the utilization of warehouse greatly affect the calculation of APV and IRR. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilkes, F.M.
London: John Wiley & Sons, 1977
658.15 WIL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bierman, Harold
New York: Macmillan, 1960
658.154 BIE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Saputra
"Penelitian ini menganalisis kelayakan investasi dan risiko keuangan, hukum, dan operasional pada proyek Pembangunan Solar Farm 10 MW PT Pertamina (Persero). Analisis capital budgeting dan simulasi Monte Carlo yang dilakukan menghasilkan nilai NPV bernilai positif US$ 3,479 ribu, IRR sebesar 11.2%, DPP 17.9 tahun dan PI 1.1 sehingga proyek layak untuk dilaksanakan. Analisis risiko hukum dan operasional proyek melalui risk register menghasilkan lima potensi risiko hukum dan lima potensi risiko operasional dimana semua potensi risiko memiliki dampak risiko rendah setelah dilakukan mitigasi.

This research was analysing the feasibility of investment and financial, legal and operational risks of 10 Mega Watt (MW) Solar Farm Projetc PT Pertamina (Persero). Capital budgeting analysis and Monte Carlo simulation which were run generated the value of positive US$ 3,479 thousands NPV, 11.2% IRR, 17.9 years DPP and 1.1 PI which indicate the project was feasible to be implemented. Legal and operational risk analysis were done through risk register which produced five legal risks and five operational risks where all of the potential risks could have low impact after mitigation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>