Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutasoit, Poltak H.
"Options pada saham pertama kali diperdagangkan dalam bursa perdagangan pada tahun 1973. Sejak itu terjadi pertutnbuhan yang sangat pesat alas pasar options yang hingga sekarang ini dipcrdagangkan di banyak bursa saham di dunia. Perdagangan options dalam jumlah besar juga terjadi di over the counter bank dan lembaga keuangan lainnya. Aset yang diperdagangkan meliputi saham, indikator saham, mata uang asing, instrumen hutang, komoditas, dan kontrak futures.
Ada dua jenis options. Call option memberikan pemegang hak untuk membeli suatu aset pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Put option memberikan pemegang hak untuk menjual suatu aset tertentu pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Harga pada kontrak options dikenal dengan exercise price atau strike price; tanggal dalam kontrak dikenal dengan expiration date, exercise dale atau maturity date. American options dapat diexercise setiap saat hingga tanggal expiration. Sedangkan European options dapat diexercise hanya pada tanggal expiration. Options yang lebih banyak diperdagangkan adalah jenis Amerika. Akan tetapi, options Eropa biasanya lebih mudah dianalisis dibanding options Amerika. dan beberapa properties options Amerika biasanya merupakan turunan dari options Eropa. Hams dipahami bahwa options memberikan pemegang hak untuk melakukan scsuatu. Pemegang tidak harus melakukan exercise atas hak ini.
Pada awal tahun 1970-an, Fischer Black dan Myron Scholes membuat gebrakan baru dengan menurunkan persamaan diferensial yang dapat dipenuhi pleb harga setiap derivatif yang tereantung pada non-dividend-paying-stock. Saharnsaham di Bursa Efek Jakarta yang dijadikan sampel diambil sebanyak 30 saham dari saham yang ada dalam LQ-45, meliputi semua jenis indutri dengan periode enam belakangan ini. Analisis akan melihar berapa harga opsi atas saham-saham tersebut. nnembandingkannva dan ineiuuajulkan opsi sahan; yang paling menguntungkan.
Options memang belum diperdagangkan di BEJ, namun hasil perhitungan ini bisa juga digunakan untuk menilai harga saham ke depan dan sebagai baton pertimbangan dalani manajemen portofolio. Dan walhasil, bisa dijadikan sebagai salah sate Kahan pertimbangan implementasi options di BEJ.

Stock options were traded for the first time in stock exchange in 1973. Since then options market is growing rapidly until now is traded in many stock exchange around the world. Options trading in a large amount also traded in over the counter, bank and other financial institutions. Underlying asset that is traded including stocks, stock indices, currency, receivables and payables, commodity products, and futures contract,
There were two types of options. Call option gives the holder right to buy underlying asset in a certain time at a certain price. Put option give the holder right to sell an underlying asset in certain time in a certain price. Price on options contract is called exercise price or strike price; date in contract is known as expiration date, exercise date or maturity date. American options can be exercised anytime before expiration date. While European options can be exercised only at the expiration date. Most options that are traded are American options, but European type is easier to be analyzed and a number of American option properties actually is a derivative from European options. One thing we have to remember that option gives the holder right to do something. The holder is not obligated to exercise the right.
In early 1970s, the tandem team Fischer Black and Myron Schnles made a breakthrough innovation by derive differential equation that can be achieved by every derivative price on non-dividend-paying-stock. 30 LQ-45's stocks in Jakarta Stock Exchange were taken as sample, covering all type of industry within the last six-year period. Analysis will explain what is the price, compare the price, and find which stock that gives the most favorable gain or loss.
Although options is not well known traded in JSX yet. but the result of the calculation and estimation in this thesis can be used to value the stock price in future and as an input in portfolio management. And eventually, can be used as one of consideration to implement and socialize stock options market in JSX.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Baruno
"The objective of this research is to investigate the applicability of the Black-Scholes Option Pricing Model (BSOPM) on options on market index at the Jakarta Stock Exchange (JSX). A simulation is conducted using actual JSX LQ-45 index data between January 1997 and April 1999. Each month, a simulated premium of a one-month call option is calculated based on BSOPM and then compared with its payoff at its maturity date. The results show that the average profit of the simulated long stock index call option is negative but not statistically significant. It means that the BSOPM, although not rejectable statistically, cannot be applied blindly on the valuation of JSX stock index options."
2004
JAKI-1-2-Des2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Baruno
"Gemerlapnya pasar modal di Indonesia sedikit meredup. Instrumen-instrumen yang telah lazim diperdagangkan kurang menarik minat investor untuk mempertahankan eksistensinya. Karya Akhir ini berusaha memecahkan kebekuan tersebut dengan menampiikan alternatif instrumen baru. Alternatif baru ini merupakan bagian dari instrumen Sekuritas Derivatif, bermaksud untuk mengajak investor memperoleh sudut pandang yang berbeda.
Instrumen yang sudah terkenal di seluruh pasar modal dunia dicoba untuk diperdagangkan di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan [IHSG], menjadi pilihan utama. Perangkat ini dipilih karena merupakan cerminan dari kondisi pasar modal secara umum. Dapat pula menjadi alat atau indikator perkembangan perekonomian suatu negara. Sisi lainnya berguna untuk melakukan diversifikasi investasi, penyebaran resiko dan kemungkinan untuk mendapat imbal hasil di atas rata-rata. Fokus utama adalah Indeks Saham LQ-45 [selanjutnya LQ-45]. Pemilihan ini melihat kniteiia bahwa LQ-45 mewakili 45 saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta [BEJ]. Nilai pasarnya meliputi 70% dari kapitalisasi pasar di BEJ. LQ-45 juga dirnonitor oleh suatu tim di BELT guna menjaga likuiditas dan kredibilitasnya sebagai indikator pasar modal Indonesia. Setiap tiga bulan sekali diadakan evaluasi terhadap kinerja saham-saham yang tergabung didalamnya. Setiap enam buJan sekali diadakan pergantian dengan saham-saham yang berkinerja buruk dengan yang berkinerja lebih baik.
LQ-45 selanjutnya menjadi net dasar dari instrumen option yang menjadi alternatif baru tersebut. Stock Index Option LQ-45 diharapkan menjadi alternatif baru di BEJ. Selanjutnya kontrak yang disepakati adalah kontrak Call Option. Dalam melakukan penilaian terhadap harga kontrak Call option ini, penulis menggunakan rumus terkenal untuk Option. Blacck-Scholes Option Pricing Formula [BSOPF] menjadi pilihan dan aplikasinya untuk dipergunakan dalam perhitungan indeks saham diharapkan memberikan penilalan yang sesuai. LQ-45 terkomposisi dari saham-saham berbagai sektor yang kerap memberikan dividen secara periodik, tetapi sebagian besar tidak melakukan ini dengan balk. BSOPF yang dipergunakan telah dikembangkan untuk dapat menghitung kondisi pembagian dividen yang tidak teratur tersebut.
Hasil analisis terhadap perhitungan dan penilaian atas kontrak Call option Stock Index Option LQ-45 sungguh menarik. Imbal hasil sangat besar jika dibandingkan dengan SBI terjadi pada periode LQ-45 Februari 1999 - Juli 1999. Imbal basil yang diperoleh sebesar 2657.18%, sedangkan SBI hanya memberikan 9% untuk lnvestasi selama tiga bulan mulai Februari 1999 - April 1999. Tetapi besarnya imbal hasil tersebut tidak sebanding dengan investasi yang dilakukan selama Januari 1997 hingga Januari 1999. Badai krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia juga mengambil peran cukup kuat di pasar modal. Total kerugian terbesar yang diderita sebesar 353%, sepanjang periode investasi dari Januari 1997 April 1999. Fenomena yang sungguh unik adalah pada harga patokan 5.0% dari harga aset dasamya, terjadi keuntungan sebesar 457.02% atau rata-rata 16.32% tiap bulannya. Jumlah event atau kejadian option diexercise dari total investasi yang dilakukan, terhadap berbagal harga patokan, tidak lebih dan 40% atau 39.3 kali di-exercise.
Secara matematis instrumen ini memberikan imbal hasil lebih kecil daiipada SBI. Sesuai konsep dasar dari kontrak Call option, hanya akan di-exercise pada S* > X. Kondisi ini telah terpenuhi namun c atau premi dan option itu sendiri sudah sangat besar. Tingginya barga atau premi [c] Call option dipengaruhi volatilitas sangat tinggi dan suku bunga bebas resiko juga bergejolak naik dan turun secan drastis. Kondisi yang buruk [bearish) di pasar modal ini tidak akan berlangsung lama dan sudah dapat dijadikan pelajaran untuk melakukan tindakan yang tepat di kemudian hari. Penulis mempunyai kesimpulan bahwa instrumen Stock Index Option LQ-45 dengan kontrak Call option dapat diperdagangkan di BEJ. Syarat untuk meluluskannya adalah dibuat transaksi dengan harga patokan lebih variatif lagi. Diperkenaikan juga transaksi kontrak dengan Put Option. Pencarian terhadap strategi-strategi hedging juga alcan menjadi motivator untuk diperdagangkannya instrumen Stock Index Option LQ-45 di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Parwanto
"Untuk membentuk portofolio saham, investor dihadapkan pada 2 (dua) masalah utama, yaitu bagaimana membentuk portofolio efisien (portofolio yang memberikan keuntungan maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh keuntungan tertentu dengan risiko minimal) serta memilih portofolio efisien tersebut berdasarkan preferensi masing-masing investor. Berdasarkan permasalahan diatas, tesis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat imbal hasil dan risiko portofolio investasi saham berdesarkan Single Index Model untuk membentuk portofolio efisien serta membentuk portofolio saham optimal atas portofolio efisien dengan menggunakan Safety First Model (Kriteria Roy). Saham pembentuk portofolio dalam tesis ini adalah saham yang secara konsisten terdaftar dalam LQ-45 dan JII selama periode penelitian (Juni 2006 - Juni 2008). Portofolio optimal atas saham Indeks LQ-45 terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham AALI; 2.320% pada saham INDF dan 9.449% pada saham UNTR. Imbal hasil dan risiko pada porto folio optimal tersebut adalah sebesar O.41722% dan 3.18919%. Seperti halnya portofolio saham LQ-45, portofolio optimal atas saham JII juga terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham UNTR; 2.320% pada saham UNVR dan 9.449% pada saham TLKM. Imbal hasil dan risiko pada portofolio optimal tersebnt adalab sebesar 0.37578% dan 3.06576%.

When investors set a stock portfolio, they face two main problems. First, how they built an efficient portfolio (portfolio who gives maximum return in a particular risk or provides minimum risk in a particular return). Second, how they choose among efficient portfolios based on that preferences. Bnsed on that problem, the aims of this thesis is to calculate the rate of return and risk stock portfolio by using Single Index Model to built an efficient portfolio and also set an optimum stock portfolio from efficient portfolio by using Safety First Model (Roy Criteria). In this thesis, stocks that built the portfolio is stocks that consistently list on LQ- 45 Index and JII from June 2006 until June 2008. The result shows that optimum portfolio for LQ-45 Jndex stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on AALI; 2.320% on INDF and 9.449% on UNTR. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. The result also shows that that optimum portfolio for JII stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on UNTR; 2.320% on UNVR and 9.449% on TLKM. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. Return and risk for that optimum portfolio is 0.37578% and 3.06576%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agul Bayumashudi
"Kondisi perekonomian yang mulai membaik menghasilkan keuntungan yang berarti bagi sebagian orang. Mereka dapat menginvestasikan kelebihan uang mereka dalam berbagai bentuk investasi. Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya index pasar modal. Saham dapat dijadikan salah satu bentuk investasi yang, jika dikelola dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi investor.
Tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar keuangan, khususnya saham, adalah selain deviden juga return dari capital gain. Capital gain merupakan keuntungan selisih harga jual dan harga beli saham. Bagi investor yang mengharapkan return dari capital gain perlu cermat dalarn memilih saham yang akan dibeli. Keputusan pemilihan saham yang tepat akan memberikan return sesuai harapan. Sebaliknya, kesalahan dalarn pernilihan saham yang dibeli akan memberikan kerugian yang tidak diharapkan.
Dalam memutuskan membeli suatu saham, kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang mungkin dapat memperngaruhi harga saham tersebut di masa datang. Baik yang terkait dengan kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor ekonomi secara umum.
Selain itu, dalam melakukan investasi, perlu dipahami prinsip yang telah dikenal luas di kalangan investor yaitu "jangan menaruh telur dalam satu keranjang". Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, kita jangan menempatkan uang yang akan kita investasikan ke dalam satu aset investasi saja tapi Iebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Istilah untuk melakukan investasi pada banyak aset adalah diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, kita memerlukan panduan yang baik bagaimana memilih aset-aset investasi yang akan kita miliki sehingga memperoleh trade-off antara risiko dan return yang paling baik.
Karya Akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu metode diversifikasi yang dikenalkan oleh Harry M. Markowitz, pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang paling optimum.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dalam Karya Akhir ini telah menghasilkan portofolio optimal dengan expected return per bulan sebesar 3,99% dan standar deviasi sebesar 11,36%. Hasil pengukuran kinerja portofolio menunjukkan bahwa portofolio tersebut memperoleh nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja portofolio Treynor memberikan nilai 2,09; Sharpe sebesar 0,26; Jensen alpha sebesar 1,57 dan Information Ratio sebesar 0,83. Kinerja portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukan kinerja yang sangat baik dengan menghasilkan return sebesar 20,95% dibandingkan dengan pasar sebesar 12,85%.
Karya Akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi pada aset yang akan dibeli, dalam hal ini adalah saham, terutama dalam proses pembentukan portofolio investasi.
Karya Akhir ini menggunakan sampel data bulanan saham LQ-45 dalam periode 2001 s.d. 2005 (60 bulan). Saham LQ-45 tersebut diseleksi lagi sehingga terpilih lima belas saham yang dipakai dalam peneiitian ini.

The better economic condition in Indonesia recently has resulted excess incomes for some people. They can invest their excess of money or their idle money in many investment forms. Capital market has growth high recently indicated by the highest market indices since it established. Stock market could be selected as an investment form that would give profit for the investor while managed properly.
Investment objectives in financial market, especially in stocks are dividends and return from capital gain. Capital gain is return from difference between selling and buying of stocks. If investor willing to have returns from the capital gain he has to choose the company listed stocks in order to purchase selectively. The right decision in selecting the stock will result a good return as expected. Otherwise, it could result unexpected loss.
In selecting stock, we cannot ignore the other factors that will effect to the stock price in the future. It came either from corporate conditions or from economic factors.
In investing, we should understand the principle of investing: "don't put the eggs in one b askel". In o ther w ords, w hen we invest, invest t hem in many investment forms. The purpose is to reduce investment risk by diversification. Indeed, we need some guidance to diversify our investment forms in order to have the best trade-off between risk and return.
This Final Assignment will implement and analyze one of diversification methods introduced by Harry M. Markowitz in 1952. This method will help investors to select the investment assets and the nght proportion of the assets in the portfolio scientifically that expected to have an optimum portfolio.
This Final Assignment has made an optimal portfolio with expected return of 3.99% and standard deviation of 11.36%_ The portfolio performance measurements resulted good performance rating for this portfolio. Treynor's portfolio measure gave score of 2.49, Shame's measure of 0.26, Jensen alpha of 1.57, and Information Ratio of 0.83. The portfolio performance in virtual investing for first three months of 2006 shows that the portfolio has result better return of 20.95% compared to capital market return of 12.85%.
This Final Assignment could help investors to make their investment decisions in order to select the investment assets for their portfolio especially in stocks.
This Final Assignment use monthly data of LQ-45 stocks prices in period of 2001 to 2005. Those LQ-45 stocks were selected for sample and only fifteen stocks selected as sample.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tedy Fardiansyah
"ABSTRAK
Sekuritas derivative adalah sekuritas yang nilainya ditentukan oleh nilai dari suatu aset dasar Contoh dari sekuritas derivative adalah option (opsi). kontrak berjangka (forward)future contract) dan swaps. Dan aset dasar dan derivative dapat berupa sabam, kurs mata uang, dan komoditi.
Pasar derivative telah berkembang dengan pesat dan telah banyak digunakan oleh investor yang profesional maupun oleh individu-individu di seluruh dunia.
Di negara kita. Indonesia tercinta ini, penggunaaan derivative sebagai sarana untuk melakukan investasi belum banyak dilakukan. Hal ini disebabkan belum diketahuinya secara jelas oleh masyarakat kita apa yang dimaksud dengan sekuritas derivative dan apakah dapat digunakan sebagai alat investasi yang akan membenikan keuntungan bagi investor. Disamping itu juga disebabkan belum adanya wadah/pasar perdagangan derivative yang terorganisasi seperti perdagangan saham dan obligasi yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Jakarta.
Karya akhir ini membahas mengenai option yang aset dasarnya adalah saham-saham yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta. Dan secara khusus melakukan estimasi nilai ?call option? yang perode waktu jatuh temponya adalah 1 bulan, yang aset dasarnya adalah saham PT. HM Sampoema, PT. Astra International Indonesia, PT. Bakrie & Brothers, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan PT. Lippo Banic Estimasi nilai (harga) call option dilakukan pada 30 titik sampel dalam periode Februari 1994 ? JuIl 1996, dan dilakukan dengan menggunakan 4 harga patokan (strike price) yaitu, +5%, -5%, +2,5% dan ?2,5% dari harga saham pada setiap tanggal titik sampel dalam periode tersebut. Estimasi misi call option pada saham-saham tersebut dilakukan dengan mengunakan ?Black-Scholes Option Pricing Model? yang telah mengantarkan Fisher Black dan Myron Scholes meraih hadiah Nobel.
Berikut ini adalah formula Black-Scholes tersebut : C = S. N (d1) ? X.e-n(t-1)N (d2). C adalah nilai dari call option dengan aset dasar (saham) berharga S, periode waktu jatuh tempo T. Sementara X adalah harga patokan (strike ptice) dan N (.) adalah fungsi distribusi normal kumulatif. Selanjutnya d1 dan d2 adalah variabel yang nilainya tergantung dan S, X, T, dan volatility harga aset dasar (saham).
Setelah mendapatkan nilai call option 1-bulan pada 30 titik sampel perhitungan, dilakukan analisa keuntungan/kerugian yang didapatkan seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli 1 kontrak call option 1-bulan pada masing-masing saham pada setiap titik sampel tersebut di saat call option jatuh tempo. Selanjutnya dilakukan analisa total keuntungan/kerugian yang diperoleh investor tersebut yang melakukan investasi dengan membeli 1 kontrak call option 1-bulan secara simultan pada 5 saham yang telah disebutkan di atas, selajutnya disebut dengan portfolio call option 1-bulan.
Hasil analisa memperlihatkan bahwa investasi yang dilakukan seorang investor dengan membeli 30 (tiga puluh) portfolio call option 1-bulan yang aset dasamya adalah 5 (lima) saham (HMSP. ASII, BNBR, INKP, LPBN) pada 4 barga patokan dalani periode Maret ?94 - Agustus ?96 adalah menguntungkan.
Keuntungan yang diperoleh investor tersebut yang lebih besar dari pada yang diperoleh jika investor tersebut menabungkan uangnya pada suku bunga bebas risiko. Jadi, dapat dikatakan investasi pada call option 1-bulan akan menarik minat seorang investor daripada menabungkan uangnya untuk mendapatkan hasil sebesar suku bunga bebas risiko.
Hasil tersebut di atas, memberikan implikasi bagi Bursa Efek Jakarta untuk mulai mempertimbangkan dan merencanakan untuk dibukanya suatu perdagangan option yang terorganisasi di Indonesia, yang sudah tentu harus dipersiapkan dengan seksama. Karya akhir ini sudah tentu belum sempurna dan agar lebih realistis, diperlukan usaha untuk menutupi kelemahan-kelemahan dari Model Black-Scholes sehubungan dengan asumsi asumsi yang mendasari model ini, yaitu:
a) Call option adalah call option gaya Eropa, yang hanya dapat diexercise ketika jatuh tempo.
b) Volatility pergerakan harga saham adalah konstan selama periode option.
c) Suku bunga bebas risiko adalah konstan selama periode option
d) Tidak adanya biaya perdagangan option dan perdagangan saham.
e) Tidak adanya perhitungan pajak dan proses jual bell option.
f) Tidak adanya akuisisi atau penstiwa lain yang membuat umur option menjadi Iebih pendek.
Dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan di atas kiranya dapatlah dilakukan suatu penelitian yang lebih baik yang diharapkan dapat mengurangi/menghilangkan kelemahan kelemahan tersebut di atas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Agustina
"Pada keputusan pelaksanaan investasi, Investor akan memperhatikan tingkat return yang akan diperoleh berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan ha! tersebut, investasi yang menarik adalah investasi yang menghasilkan return yang tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau menghasilkan return tertentu pada tingkat risiko yang minimum. Upaya yang diiakukan investor untuk memperoleh return yang baik berdasarkan risiko yang ada adalah membentuk portofolio. Pembentukan portofolio dart sejumlart aaham yang dipefdagangkan df BEJ dapat diiakukan dengan mempergunakan model "Single Index". Berdasarkan model tersebut saham-saham yang dianatisis dapat ditentukan urutannya sehingga dapat dipilih saham-saham yang akan dijadikan sebagai saham kandidat dalam pembentukan portofolio.
Pada penelitian ini, populasi saham yang diambil adalah saham-saham yang tereatat sebagai 20 saham yang memiliki volume perdagangan terbesar pada periode Nopember 1994 sampai dengan Desember 1995, yang jumlahnya mencapai 85 saham. Sampel dari populasi tersebut ada 21 saham. Berdasarkan teori, semua Asset dapat dibentuk "Derivatif-nya sebagai upaya lainnya dalam usaha memperoleh return yang baik dari kondisi risiko yang dihadapi, disamping sebagai usaha untuk melakukan "Hedging" (lindung nilai). Salah satunya adalah "Option".
Pada penelitian ini, dari 21 sampel saham, teriebih dahulu diiakukan penyusunan urutan untuk menentukan saham-saham yang termasuk pada ranking atas, yaitu untuk menunjukkan saham-saham yang dapat dijadikan sebagai saham kandidat dalam pembentukan portofolio. Dan urutan saham-saham yang berada pada ranking bawah, 4 untuk menunjukkan saham-saham yang akan dikeluarkan dari pembentukan portofolio.
Berdasarkan hal tersebut, ditentukan 3 saham yang menduduki ranking atas, yaitu saham JPFA (JAFFA), HMSP (Hanjaya Mandala sampoerna ), BNBR (Bakrie Brothers). Dan 3 saham yang menduduki ranking bawah yartu saham DILD (Dhaarmala Intiland), DART (Duta Anggada Realty) serta INTP (Indocement Tunggal Perkasa). Pembentukan nilai estimasi "Call Otion" untuk ke-enam saham tersebut dilakukan berdasarkan fomnula "Black-Scholes", dengan mempergunakan estimasi harga patokan 5% di atas (harga patokan tinggi) dan di bawah (harga patokan rendah) dari harga "Current" saham yang bersangkutan.
Imbal Hasil rata-rata perbulan yang diperoleh dari estimasi nilai "Call Option" pada saham-saham tersebut sebagai berikut: saham JPFA menghasilkan-0,33% pada penentukan harga patokan tinggi, dan -1,39% pada penentuan harga patokan rendah. Saham HMSP menghasilkan 1,12% pada harga patokan tinggi, dan 0,21% pada harga patokan rendah. Saham BNBR menghasilkan 3,17% pada harga patokan tinggi, dan 2,19% pada harga patokan rendah. Saham DILD menghasilkan -0,25% pada harga patokan tinggi, dan 0,82% pada harga patokan rendah. Saham DART menghasilkan -0,98% pada harga patokan tinggi, dan -1,86% pada harga patokan rendah. Saham INTP menghasilkan 4,09% pada harga patokan tinggi dan 0,27% pada harga patokan rendah.
Pada estimasi "Call Option" saham-saham ranking atas menunjukkan bahwa penentuan harga patokan tinggi imbal hasilnya lebih tinggi dari pada imba! hasil dari harga patokan rendah. Dengan demikian investor pada posisi "Short" tentunya akan memilih "Call Option" berdasarkan harga patokan tinggi, sedangkan investor pada posisi "Long" akan memilih "Call Option" pada harga patokan rendah. Sedangkan pada estimasi "Call Option" saham-saham ranking bawah menunjukkan adanya keragaman, sehingga dipertukan ketelitian yang tebih baik untuk pemilihannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Option merupakan salah satu instrumen derivatif yang sudah aktif diperdagangkan di beberapa bursa di dunia namun, sampai saat ini, belum ada bursa di Indonesia yang menjadi tempat perdagangan option. Pasar Modal Indonesia bisa jadi akan menjadi Iebih bergairah apabila ada bursa yang mernperdagangkan option dengan saham-saham yang diperdagangkan di bursa sebagai Underlying Asset. Oleh sebab itu, studi ini mencoba melakukan simulasi untuk melihat bagaimana prospek investasi pada option atas beberapa saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Studi ini spesifik hanya membahas prospek investasi pada put option karena prospek investasi pada cafl option telah dibahas oleh Tedy Fardiansyah pada karya akhirnya dalam program Magister Manajemen Universitas Indonesia.
Simulasi yang dilakukan adaLah membeli put option yang berumur satu buian dan melihat keuntungan yang diraih pada saat put option jatuh tempo. Harga put option pada saat pembelian ditentukan dengan menggunakan formula Black-Scholes Pricing Model dengan data-data harga saham yang sebenarnya dan Bursa Efek Jakarta. Pembelian put option dilakukan pada awa bulan kalender selama 30 (tiga puluh) bulan yaitu dari bulan Maret 1994 sampai dengan Agustus 1996. Portfolio investasi terdiri dari put option 1 -bulan atas saham Astra lnternational, atas saham Bakne Brothers, atas saham HM Sampoerna, atas saham lndah Kiat, dan atas saham Lippo Bank dengan empat nilai Strike Price yaitu + 5%. +2.5%. -5%. dan -2.5% dan harga saham ?yang dijadikan UiderIying Asset? pada saat pembelian put option.
Daiam penelitian ini, dilihat dan díhitung keuntungan kuantitatif investasi pada: (1) put option atas masing-masing saham, (2) portfolio yang terdiri dari put option atas lima saham. Keuntungan investasI tersebut dilihat juga relatif terhadap keuntungan investasi dengan nilai dan periode yang sama pada suku bunga bebas risiko. Dari hasil analisis akan diambil kesimpulan tentang prospek investasi put option atas saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.
Gambaran dari ulasan mengenai prospek investasi put option alias saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dilakukan dengan batasan-batasan:
1. Option adalah gaya Eropa di mana option tidak dapat di-exercise sebelum jatuh tempo.
2. Setelah díbeli, put option disimpan (tidak díperdagangkan) sampai jatuh tempo. Keuntungan díperhitungkan hanya pada saat jatuh tempo (put option di-exercise atau tidak).
3. Dalam menghitung keuntungan, biaya transaksi dan pajak diabaikan.
4. Diasumsikan bahwa harga put option yang diperoleh dañ formula Black-Scholes Option Pricing Model merupakan fair value dan option yang dapat dijadikan sebagai harga pasar.
Kajian yang Iebih kompleks, dengan menghilangkan batasan-batasan tesebtit di atas, dapat dilakukan sebagaí lanjutan dari tulisan ini.
Berdasarkan hasil analisis, investasi put option atas saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta memberikan imbal hasil yang Iayak (fair return) bagi investor. Investasi pada portfolio yang terdiri dari put option 1 bulan atas saham Astra intemational, atas saham Bakrie Brothers, atas saham KM Sampoerna, atas saham Indah Kiat, dan atas saham Lppo Batik, selama 30 bulan, memberi tingkat pengembalian rata-rata (menggambarkan expected return)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setyani Dwi Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi besarnya dividen dan informasi pengumuman dividen berpengaruh terhadap return saham. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa informasi besarnya dividen dan informasi tentang pengumuman dividen secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Sehingga sangat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah "market model" untuk menghitung return saham estimasi selama periode 4 (empat) bulan estimasi harian yang kemudian digunakan untuk menghitung return saham estimasi periode "even window" selama 1 (satu) minggu sebelum pengumuman dan 1 (satu) minggu sesudah pengumuman dividen. Software yang digunakan adalah SPSS for windows 6.0. Dari 3 (tiga) sampel yang diambil yaitu sampel tahun 1996, sampel dari porsi asing terbesar dan sampel dari perusahaan yang paling "likuid". Dari 3 (tiga) sampel tersebut diperoleh temuan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengumumkan dividen naik, hanya sampel dari porsi asing terbesar yang signifikan memiliki return saham menaik, hal ini terjadi 4 (empat) hari setelah pengumuman dividen. Dari 3 (tiga) sampel observasi perusahaan-perusahaan yang mengumumkan dividen menurun, secara statistik signifikan diikuti oleh return saham yang menurun dengan tingkat α = 1.0 %. Hal ini terjadi pada 2 (dua) hari setelah pengumurnan dividen menurun.
Untuk uji korelasi diperoleh temuan bahwa jumlah dividen tidak mempunyai kontribusi positif terhadap return saham, kecuali jumlah dividen yang diberikan pada saat 5 (lima) hari setelah pengumuman dividen. Uji beda rata-rata antara cumulatif abnormal return yang berdividen relatif terbesar dan cumulatif abnormal return yang mempunyai dividen relatif terkecil secara statistik menghasilkan signifikan beda dari nol dengan tingkat α = 5.0 %. Jika diambil sampel dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai dividen relatif terbesar dan terkecil diperoleh temuan bahwa uji beda rata-rata mean abnormal return menghasilkan signifikan beda dari nol yang lebih merata disekitar pengumuman dividen dengan tingkat α = 0,01.
Penelitian ini menunjukkan, meskipun pengumuman dividen berpengaruh pada return saham, tetapi hipotesis tidak selalu terbukti signifikan. Hasil keseluruhan penelitian menunjukkan hasil yang sedikit berlainan dengan penelitian-penelitian empiris sebelumnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kuntari Sunarto
"Investasi pada saham untuk saham-saham yang telah go-public di pasar modal akan memberikan return (hasil) dan risk (risiko) bagi investornya. Sehubungan dengan return dan risk ini maka investor harus memilih kombinasi saham yang dapat memberikan return dan risk yang optimal. Pengamatan pada saham-saham yang paling aktif tiap bulannya di Bursa Efek Jakarta antara bulan Oktober 1993 sampai dengan September 1994 terpilih 20 saham sebagai saham kandidat, yaitu saham-saham: 1. Argha Karya Prima Industry (disingkat AKPI), 2. Astra International Incorporation (ASII), 3. Bank Danamon (BDMN), 4. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), 5. Bank Internasional Indonesia (BNII), 6. Barito Pacific Timber (BRPT), 7. Duta Anggada Realty (DART), 8. Dharmala Intiland (DILD), 9. Gajah Tunggal (GJTL), 10. Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), 11. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)5 12. Intl Indorayon Utama (INRU), 13. Indocement Tunggal Perkasa (INTP), 14. Jakarta International Hotel and Development (JIHD), 15. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), 16. Pan Brothers Tex (PBRX), 17. Panin Bank (PNBN), 18. Surabaya Agung Industry Pulp (SHIP), 19. Smart Corporation (SMAR) dan 20. Tjiwi Kimia (TKIM).
Model penentuan proporsi portfolio optimal yang digunakan pada penelitian ini adalah Model Single Index: (disingkat Model SI) dan Model Constant Correlation (Model CC). Dengan mengamati data Indeks Harga Saham Individual (IHSI) diperoleh return saham individu. Dari data suku bunga deposito / bulan pada bank-bank pemerintah diperoleh return untuk risk free assets. Dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperoleh return pasar.
Pengolahan data di atas, dengan menggunakan Model Single Index, terpilih 5 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INTP, 3. INKP, 4. BDNI dan 5. TKIM; dengan proporsi optimal untuk masing-masingnya adalah: 1. 80,90175%, 2. 8,65353%, 3. 6,89664%, 4. 1,88740% dan 5. 1,46068%. Sedangkan dengan menggunakan Model Constant Correlation, terpilih 3 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INKP dan 3. INTF; dengan proporsi masing-masingnya adalah: 1. 91,70473%, 2. 7,80834% dan 3. 0,486937..
Setelah penentuan proporsi portfolio optimal dengan kedua model di atas, kemudian dihitung: expected return portfolio, variance return portfolio dan standard deviation portfolio untuk masing-masing model. Pada Model Single Index, di mana 5 saham terpilih, menghasilkan return (yang ditunjukkan oleh expected return portfolio) yang lebih kecil dengan risk (variance dan standard deviation return portfolio) yang lebih kecil pula. Sedangkan pada Model Constant Correlation, dengan 3 saham terpilih, menghasilkan return yang lebih besar dan risiko yang lebih besar pula.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T7226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>