Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Reinhard
"Volatilitas return sebuah saham menggambarkan fluktuasi pada return saham tersebut, yang sekaligus juga menunjukkan risikonya. Investor yang spekulatif menyukai saham-saham yang mempunyai volatilitas tinggi, karena memungkinkan memperoleh keuntungan (gain) yang besar dalam jangka waktu yang singkat. Selain keuntungan besar, volatilitas yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian (loss) yang besar pula. Untuk menghindari kerugian ini, dibutuhkan model yang dapat digunakan memprediksi return dan volatilitas saham.
Volatilitas juga dipandang sebagai salah satu ukuran kecepatan pasar (speed of the market). Pasar yang bergerak lambat (move slowly) adalah pasar yang bervo]alilitas rendah (low-volatility market), sedangkan pasar yang bergerak cepat (move quickly) adalah pasar yang bervolatilitas tinggi (high-volatility market).
Tujuan penelitian ini adalah membuat model dan menganalisis tingkat volatilitas return saham-saham perbankan yang ada di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 1998-2005. Model-mode] yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan untuk melakukan peramalan (forecasting) volatilitas masa yang akan datang. Dalam pembuatan model optimal ini, model ARMAIARIMA terbukti cukup baik dijadikan sebagai model dasar untuk conditional mean. Dari 23 bank yang diteliti, 17 bank memiliki volatilitas yang heteroskedastic, sedangkan 6 bank lainnya homoskedastic. Terhadap bank-bank yang volatilitasnya homoskedastic, model volatilitasnya cukup dihitung menggunakan formula deviasi standar biasa. Volatilitas yang bersifat heteroskedastic akan berupa conditional variance dan estimasinya lebih cocok menggunakan metoda ARCH (AutoRegressive Conditional Heteroskedasticity).
Penelitian ini membuktikan bahwa model ARCHIGARCH beserta varian-variannya cukup baik untuk memodelkan volatilitas yang heteroskedastic. Model ARCH(1) adalah model keluarga ARCHIGARCH yang paling cocok digunakan memodelkan saham-saham perbankan Indonesia, jauh lebih cocok (fit) dibandingkan dengan model GARCH(l,l) yang sangat digemari di beberapa pasar global dunia. Model volatilitas ARCH(l) dipakai oleh 8 bank, kemudian model EGARCH dipakai oleh 4 bank, yaitu 2 bank memakai model EGARCH(0,1,0), I bank memakai model EGARCH(1,1,4), dan I bank lagi memakai model EGARCH(1,0,1). Model volatilitas lainnya yang digunakan adalah 3 bank menggunakan model TARCH(1,1,1), 1 bank menggunakan model GARCH(1,1), dan I bank lagi menggunakan model PARCH(1,1,0,1). Keseluruhan model-model optimal yang dihasilkan ini sudah signifikan pada significance level 5%.
Temuan lain dari penelitian ini menyimpulkan penggunaan variabel-variabel makroekonomi seperti tingkat SBI, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga kredit ternyata tidak cocok digunakan sebagai regressor untuk pembuatan model conditional mean dan conditional variance, terutama bila dikombinasikan dengan GARCH(I,I). Akan tetapi variabeI-variabel makroekonomi ini dapat digunakan untuk perbaikan model conditional mean dengan jalan menambahkannya pada model ARMAJARJMA yang diperoleh, seperti terlihat pada model untuk 5 bank_ Penggunaan model ARCHIGARCH bagi perbaikan conditional mean dapat dilakukan melalui penambahan komponen ARCH-MIGARCH-M, seperti terlihat pada model untuk 6 bank.
Bagi investor yang memiliki karakteristik risk averse, melakukan investasi dengan membeli dan menyimpan saham-saharn perbankan Indonesia bukanlah hal yang dianjurkan. Kesimpulan ini didasarkan pada temuan yang menyatakan hanya 8 dari 23 bank yang memiliki rata-rata return bulanan yang positif. Dui 8 yang positif ini ada 3 bank yang memberikan return rata-rata diatas return rata-rata IHSG, dan hanya 2 bank yang diatas return rata-rata tingkat SBI. Return rata-rata saham perbankan Indonesia secara keseluruhan adalah -0,52% per bulan. Bagi investor yang memiliki karakteristik risk-taker, membeli saham-saham perbankan Indonesia cukup menjanjikan, karena volatilitas saham-saham perbankan di Bursa Efek Jakarta cukup tinggi. Penelitian ini menunjukkan ada bank yang volatilitas return-nya mencapai 33% per bulan, dan bahkan ada juga yang return maksimumnya diatas 100% per bulan.

The volatility of a share's returns depicts the fluctuation of the returns of the shares which at the same time also shows its risk. Speculative investors like shares of high volatility, because such shares make possible to earn large gains within a short time. Besides big gains, high volatility could bring big losses too. To avoid these losses, a good model is needed that could be used to predict the return and volatility of shares.
Volatility is also deemed as one of measurements to rate the speed of the market. A market that moves slowly is a low-volatility market, while a market that moves quickly is a high-volatility market.
The goal of this research is to create the optimal models and analyze the return volatility of banking shares listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX) during the 1998-2005 period. The models created is expected to be useable for the forecasting of future volatility. In making the optimal model, the ARMAIARIMA model is proven to be good enough as a basic model for the conditional mean. Of 23 banks examined, 17 showed a heteroskedastic volatility, while 6 others showed a homoskedastic volatility. On the banks with homoskedastic volatility, it is adequate to calculate the model's volatility by applying the naive method based on historical sample variance (i.e. ordinary standard deviation formula). The heteroskedastic volatility will take the conditional variance form and its estimation is more suitable using the AutoRegressive Conditional Heteroskedasticity (ARCH) method.
The research proves that the ARCHIGARCH (Generalized ARCH) model along with its variants is good enough to be a model of a heteroskedastic volatility. The ARCH(1) model is of the family of ARCHIGARCH models which is most suitable for use to model Indonesian banking shares, more fit in comparison with the GARCH(1,1) model which is the most favorite among several world global market. The ARCH(1) volatility model is used by 8 banks, the EGARCH model by 4 banks, i.e. 2 banks use the EGARCH(0,1,0), I bank uses the EGARCH(1,1,4) model, and another 1 bank uses the EGARCH (1,0,1) model. The other volatility models used are: 3 banks uses the TARCH (1,1,1) model, 1 bank uses the GARCH(1,1) model, and 1 more bank uses the PARCH (1,1,0,1) model. The whole optimal models created are already significant at the significance level of 5%.
Another finding of this research concluded that the macroeconomic variables such as SBI rate, inflation rate, and credit interest rate are not suitable for use as the regressors in making the conditional mean and conditional variance model, particularly when combined with GARCH(1,1). These macroeconomic variables, however, could be used to make improvements on the conditional mean model by adding it to the ARMAIARIMA model obtained, such as to be seen in the model for 5 banks. An application of the ARCHIGARCH model to improve on the conditional mean can be done through adding an ARCH-MI LARCH-M model, as seen in the model for 6 banks.
For investors with risk-averse characteristic, to invest by purchasing and holding Indonesian banking shares is not encouraged. This conclusion is based on the finding that only 8 out of 23 banks have have a positive average monthly return. Of the 8 with positive average, 3 banks yielded an average return above the IHSG average return, and only 2 banks had an average return above the SBI rate. The average return of Indonesian banking shares as a whole is -0,52% per month. For investors who are risk-taker, to buy Indonesian banking shares is quite promising, because the volatility banking shares on the Jakarta Stocks Exchange is quite high. The research shows there was a bank which had a return volatility of 33% per month, and there was even a maximum return of over 100% per month.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rosy
"Penelitian ini bertujuan melakukan seleksi terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam daftar indeks LQ45 secara berturut-turut pada periode Februari 2009 sampai dengan Januari 2012. Metode seleksi menggunakan single-index model metode cut-off rate. Saham-saham hasil seleksi ini kemudian dioptimasi dengan menggunakan metode Markowitz dan Treynor-Black. Selain membandingkan kinerja kedua metode tersebut, dalam penelitian ini membandingkan kinerja masing-masing metode optimasi dengan kinerja portofolio menggunakan single-index model metode cut-off rate.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimasi menggunakan metode Markowitz memberikan kinerja lebih baik dibanding dengan menggunakan metode Treynor-Black, metode Markowitz juga menghasilkan perbaikan kinerja pada portofolio single-index model metode cut-off rate. Namun secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan, perbandingan kinerja diantara metode optimasi portofolio yang digunakan tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan baik antara metode Markowitz dengan Treynor-Black, maupun antara masing-masing metode tersebut dengan kinerja portofolio single-index model metode cut-off rate.

This study aims to undertake a selection of stocks in the Indonesia Stock Exchange which are included in the LQ45 index list respectively in the period February 2009 to January 2012. The selection method is using single-index model with cut-off rate method. Shares of the selection results are then optimized by using Markowitz and Treynor-Black method. In addition to comparing the performance of both methods, this study also compares the performance of each optimization method to portfolio performance by using single-index model with cut-off rate method.
The results of this study show that optimization using Markowitz method gives better performance than the Treynor-Black, Markowitz method also gives improved performance in single-index model portfolio with cut-off rate method. But statistically using paired t-test, performance comparison between portfolio optimization methods used did not show significant differences. This comparison includes between Markowitz and Treynor-Black method, and also between each of these methods and single-index model portfolio performance with cut-off rate method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32201
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Permana Prasetyo
"This Thesis calculates the fair value of shares PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) both before and after the increase in royalty fee and then compares it with similar companies in industry that listed in Indonesia Stock Exchange. This research is qualitative descriptive interpretative. Valuation is done by using Free Cash Flow to Equity (FCFE), EV/EBITDA, P/E Ratio, and P/B Ratio. The research showed that market price of UNVR per Dec 28th 2012 was overvalued compared with its intrinsic value for conservative investor. Company must perform corporate actions such as stock splits to make investors interested (cover negative sentiment due to increase royalty fee)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Hapsari
"Penelitian ini menyelidiki keberadaan contrarian profit pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan dekomposisi dari sumber-sumber profit tersebut. Hasil analisa menjelaskan tentang dekomposisi dari contrarian profit yang bersumber dari reaksi common factor dan firm specfc news dan mengacu pada penelitian yang pemah dilakukan oleh Jegadesh dan Titman (I995).
Dalam penelitian ini, yang akan diamati adalah: (i) karakteristik saham bedasarkan size and book to market (ii) sub-sampel yang diurutkan berdasarkan market capitalization yang telah disesuaikan setiap tahunnya, serta (iii) dekomposisi short term contrarian profit dan sumber-sumbernya yang mengacu pada penelitian Farna dan French (1996) dengan three factor model.
Sebagai pengujian empiris digunakan size perusahaan sebagai pernbagi sub sampel dan disesuaikan secara berkala dengan menggunakan data Bid-Closing prices.
Selain itu, basil penelitian ini jugs menemukan bahwa: (1) Contrarian strategies dapat menguntungkan di BEJ berdasarkan marker capitalization (quintile!-quintile 5), (2) Profit yang dihasilkan setelah disesuaikan dengan market friction seperti bid-ask bias, tidak tergantung dengan raw atau risk adjusted returns untuk mengkalkulasinya dan (3) kontribusi terpenting dari delayed reaction terhadap contrarian profits dapat dilihat pada sub sampel saham kecil (quintile I) dan yang merupakan kontribusi dari overreaction berkaitan dengan firm specific information diperoleh pada saham besar (quintile 5) seperti yang dilakukan Jegadeesh and Titman 1995.

This paper investigates the existence of contrarian profits for the Jakarta Stock Exchange (JSX), and decomposes them to sources due to common factors and to firm-specific news, building on the methodology of Jegadeesh and Titman (I 995).
Furthermore, in view of recent evidence that longer-term contrarian profits in JSE are explained by: (i) firm characteristics such as size and book-to-market equity, (ii) sub-samples that are rebalanced annually by market capitalization and (iii) the paper decomposes shorter-term contrarian profits to sources similar to the ones in the Fama and French (1996) three- factor model.
For the empirical testing, size-sorted sub-samples that are rebalanced annually are used, and in addition the Bid-Ask bias are made to the data.
The results indicate that (I) contrarian strategies are profitable for JSX stocks and more pronounced for extreme market capitalization stocks (quintilel-quintile 5), (2) the profits persist even after the sample is adjusted for market frictions, such as bid-ask bias and irrespective of whether raw or risk-adjusted returns are used to calculate them and (3) the tests indicate that the strong contribution of the delayed reactions to contrarian profits is quintilel, while the strong contribution of investor overreaction to firm-specific information to profits is quintile 5 (consistent with the findings of Jegadeesh and Titman 1995 for the US).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrie Wibowo Witjaksono
"Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap future earnings dan return saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini, juga membandingkan future earnings dan return saham pada periode pra krisis global dan krisis global dengan memisahkan antara winners stocks dan losers stocks. Penelitian menunjukkan variabel keuangan berkorelasi negatif dengan return saham pada periode pra krisis global, namun berkorelasi positif terhadap future earnings. Sedangkan pada periode krisis global, variabel keuangan berkorelasi positif baik untuk return maupun future earnings. Secara keseluruhan hasil tersebut menyimpulkan bahwa variabel keuangan fundamental yang buruk memberikan sinyal negatif kepada return dan future earnings perusahaan dan sebaliknya, variabel keuangan fundamental yang baik memberikan sinyal positif kepada return dan future earnings perusahaan.

This research examines the impact of fundamental analysis on future earnings and return stock of listed company in LQ45 Indonesia Stock Exchange. This research also compares return stock and future earnings before global crisis and during global crisis by separating winners stocks and losers stocks. This research shows financial variable has a negative correlation with return stock before global crisis, but has a positive correlation with future earnings. While during global crisis, financial variable has a positive correlation with return stock and future earnings. Overall, the results conclude that bad fundamental financial variable gives negative signal to firm stock return and future earnings, on the contrary good fundamental financial variable gives positive signal to stock return and firm future earnings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T21738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agul Bayumashudi
"Kondisi perekonomian yang mulai membaik menghasilkan keuntungan yang berarti bagi sebagian orang. Mereka dapat menginvestasikan kelebihan uang mereka dalam berbagai bentuk investasi. Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya index pasar modal. Saham dapat dijadikan salah satu bentuk investasi yang, jika dikelola dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi investor.
Tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar keuangan, khususnya saham, adalah selain deviden juga return dari capital gain. Capital gain merupakan keuntungan selisih harga jual dan harga beli saham. Bagi investor yang mengharapkan return dari capital gain perlu cermat dalarn memilih saham yang akan dibeli. Keputusan pemilihan saham yang tepat akan memberikan return sesuai harapan. Sebaliknya, kesalahan dalarn pernilihan saham yang dibeli akan memberikan kerugian yang tidak diharapkan.
Dalam memutuskan membeli suatu saham, kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang mungkin dapat memperngaruhi harga saham tersebut di masa datang. Baik yang terkait dengan kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor ekonomi secara umum.
Selain itu, dalam melakukan investasi, perlu dipahami prinsip yang telah dikenal luas di kalangan investor yaitu "jangan menaruh telur dalam satu keranjang". Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, kita jangan menempatkan uang yang akan kita investasikan ke dalam satu aset investasi saja tapi Iebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Istilah untuk melakukan investasi pada banyak aset adalah diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, kita memerlukan panduan yang baik bagaimana memilih aset-aset investasi yang akan kita miliki sehingga memperoleh trade-off antara risiko dan return yang paling baik.
Karya Akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu metode diversifikasi yang dikenalkan oleh Harry M. Markowitz, pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang paling optimum.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dalam Karya Akhir ini telah menghasilkan portofolio optimal dengan expected return per bulan sebesar 3,99% dan standar deviasi sebesar 11,36%. Hasil pengukuran kinerja portofolio menunjukkan bahwa portofolio tersebut memperoleh nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja portofolio Treynor memberikan nilai 2,09; Sharpe sebesar 0,26; Jensen alpha sebesar 1,57 dan Information Ratio sebesar 0,83. Kinerja portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukan kinerja yang sangat baik dengan menghasilkan return sebesar 20,95% dibandingkan dengan pasar sebesar 12,85%.
Karya Akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi pada aset yang akan dibeli, dalam hal ini adalah saham, terutama dalam proses pembentukan portofolio investasi.
Karya Akhir ini menggunakan sampel data bulanan saham LQ-45 dalam periode 2001 s.d. 2005 (60 bulan). Saham LQ-45 tersebut diseleksi lagi sehingga terpilih lima belas saham yang dipakai dalam peneiitian ini.

The better economic condition in Indonesia recently has resulted excess incomes for some people. They can invest their excess of money or their idle money in many investment forms. Capital market has growth high recently indicated by the highest market indices since it established. Stock market could be selected as an investment form that would give profit for the investor while managed properly.
Investment objectives in financial market, especially in stocks are dividends and return from capital gain. Capital gain is return from difference between selling and buying of stocks. If investor willing to have returns from the capital gain he has to choose the company listed stocks in order to purchase selectively. The right decision in selecting the stock will result a good return as expected. Otherwise, it could result unexpected loss.
In selecting stock, we cannot ignore the other factors that will effect to the stock price in the future. It came either from corporate conditions or from economic factors.
In investing, we should understand the principle of investing: "don't put the eggs in one b askel". In o ther w ords, w hen we invest, invest t hem in many investment forms. The purpose is to reduce investment risk by diversification. Indeed, we need some guidance to diversify our investment forms in order to have the best trade-off between risk and return.
This Final Assignment will implement and analyze one of diversification methods introduced by Harry M. Markowitz in 1952. This method will help investors to select the investment assets and the nght proportion of the assets in the portfolio scientifically that expected to have an optimum portfolio.
This Final Assignment has made an optimal portfolio with expected return of 3.99% and standard deviation of 11.36%_ The portfolio performance measurements resulted good performance rating for this portfolio. Treynor's portfolio measure gave score of 2.49, Shame's measure of 0.26, Jensen alpha of 1.57, and Information Ratio of 0.83. The portfolio performance in virtual investing for first three months of 2006 shows that the portfolio has result better return of 20.95% compared to capital market return of 12.85%.
This Final Assignment could help investors to make their investment decisions in order to select the investment assets for their portfolio especially in stocks.
This Final Assignment use monthly data of LQ-45 stocks prices in period of 2001 to 2005. Those LQ-45 stocks were selected for sample and only fifteen stocks selected as sample.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggalawe Istifajar Rullinda
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah diversifikasi portofolio pada saham syariah di Indonesia dan Malaysia dapat memberikan benefit berupa pengurangan resiko yang diterima investor, serta untuk melihat apakah faktor makroekonomi mempengaruhi return portofolio saham syariah secara signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat adanya size effect dan profitability effect dalam saham syariah di Indonesia dan Malaysia, mengukur koefisien korelasi Pearson antara masing-masing portofolio saham syariah lintas negara serta menguji pengaruh faktor makroekonomi terhadap return portofolio saham syariah Penelitian ini menggunakan sampel emiten dengan jumlah lebih dari 500 emiten di Indonesia dan Malaysia.
Hasil penelitian yang ditemukan di antaranya adalah terkonfirmasi adanya size effect dan profitability effect serta korelasi lemah hingga menengah pada portofolio saham syariah di dua negara tersebut. Selain itu, nilai tukar dan indeks saham komposit teruji sebagai variabel makroekonomi yang signifikan mempengaruhi return portofolio saham syariah di Indonesia dan Malaysia.

This study is aimed to evaluate whether portfolio diversification on sharia stock in Indonesia and Malaysia could benefit the investor by minimiziing portfolio risk. Hypothesis testing is done by seeing if there any size effect or profitability occurences on sharia stocks in Indonesia and Malaysia, measuring Pearson correlation between each sharia stock portfolio on cross country basis and estimating the exposure of macroeconomic factor against sharia stock portfolio return. This study also uses sample consisting of more than 500 stocks in Indonesia and Malaysia.
The result of the study therefore confirms the existence of size effect, profitability effect and weak to medium correlation on sharia stock portfolio return on both countries. Additionally, exchange rate and composite stock index are also confirmed as macroeconomic variable with significant exposure on sharia stock portfolio return in Indonesia and Malaysia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny
"Seorang investor dalam melakukan investasi adalah dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari basil investasinya tersebut sehingga telap bisa mempertahankan bahkan meningkatkan nilai dari asset yang dimilikinya. Dalam melakukan investasi pada bursa saham maka tingkat pengembalian dari investasi akan sangat ditentukan oleh pemilihan portofolio investasi saham-saham yang dimiliknya, dimana saham-saham yang memiliki peningkatart kinerja akan memberikan keuntungan sebagai imbaI basil dari investasi yang dilakukannya.
Didalam penelitian yang dilakukan ini akan berusaha untuk melakukan identifikasi terhadap bagaimana pencapaian kinerja historis dari gabungan 25 saham-saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar (Market Capitalization) paling besar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode Januri 2000 - Desember 2005, dimana kinerja gabungan saham-saham tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk sebuah Indeks Harga Gabungan yang akan menggambarkan kinerja saham-saham tersebut secara keseluruhan.
Sebagai dasar acuan untuk melakukan perbandingan penilaian pencapaian kinerja gabungan dari 25 saham-saham yang memiliki kapitalisasi terbesar tersebut, maka akan digunakan kinerja historis IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan Indeks LQ-45 (sahamsaham yang dikategorikan sebagai saham-saham liquid) sebagai dasar perbandingan kinerja historis yang dicapai oleh gabungan 25 saham-saham dengan kapitalisasi paling besar tersebut. Alasan utama menggunakan IHSG dan Indeks LQ-45 sebagai tolak ukur dasar adalah bahwa indeks-indeks tersebut terdiri dari saham-saham yang memiliki industri yang beragam, sehingga memiliki kemiripan karakterstik dengan gabungan kelompok 25 sahamsaham yang memiliki kapitalisasi terbesar yang menjadi obyek penelitian.
Selain inelakukan perbandingan kinerja dengan IHSG dan indeks LQ-45, didalam penelitian ini juga akan berusaha mengidentifikasikan apakah pergerakan dari kinerja historis gabungan 25 saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar pada BEJ memiliki kemiripan pergerakan kinerja dengan kinerja historis yang terjadi pada IHSG dan indeks LQ-45. Selanjutnya juga penelitian ini juga akan mencoba untuk memahami keeratan hubungan dan pengaruh antara gabungan keinmpok 25 saham-saham yang memiliki kapitalisasi terbesar dengan kondisi pergerakan IHSG dan indeks LQ-45.
Untuk Iebih remahami pergerakan historis dari gabungan 25 saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, maka akan dilakukan juga pengujian statistik untuk melihat apakah pergerakan kinerja historis selama periode pengamatan menunjukkan pola pergerakan yang memiliki pola (pattern) pergerakan tertentu atau hanya sekadar mengalami pergerakan secara acak (random).
Penulis juga akan mengunakan pendekatan metode Capital Assets Pricing Model (CAPM) untuk memberikan gambaran perbandingan model pengukuran tingkat return apabila rnenggunakan pendekatan tolak ukur dasar pergerakan bursa saham secara umum (direpresentasikan didalam IHSG) dibandingkan dengan menggunakan pendekatan tolak ukur dasar pergerakan indeks gabungan 25 saham kapitalsasi terbesar. Hal ini dapat menjadi rnasukan balk bagi investor maupun manajer investasi dalam melakukan evaluasi dan prediksi terhadap portofolio investasi yang dimilikinya.

An investor invests to gain from the investment, with the expectation to protect and even increase the value of the acquired asset. The return from an investment in shares will be highly affected by the shares composition within the portfolio, in which shares showing increasing performance will provide the gain as the return from the invested capital.
The purpose of this research is to ascertain the historical performance of 25 biggest stocks in terms of market capitalization in Jakarta Stock Exchange combined together for the period of January 2000 - December 2005, in which the combination will be represented as Composite Index (Indeks Harga Gabungan) to illustrate the performance as a whole.
As a comparison, the historical performance of IHSG (Index Harga Saham Gabungan) and LQ-45 Index (45 most liquid stocks) will be used and compared. The main reason for using IHSG and LQ-45 Index as comparison to Composite Index is because these indices are composed of stocks from diverse industries, thus having similar characteristics to the Composite Index which is composed of 25 biggest stocks in terms of market capitalization and also the object of the research.
Besides comparing the performance with IHSG and LQ-45 index, this research will also identify whether the historical movement of the Composite Index is similar with that of IHSG and LQ-45 Index. In addition, this research also intends to measure the closeness and influence between the Composite Index with IHSG and LQ-45 Index. To have more understanding on the historical movement of Composite Index, some statistical tests will be used to see whether such movement has a pattern or purely random."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>