Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Dewi Kaniati
"Perilaku altruistik adalah perilaku menolong orang lain tanpa pamrih. Perilaku altruistik remaja kurang banyak diteliti karena remaja dianggap cenderung lebih memperhatikan diri dan kelompoknya saja, padahal cukup banyak remaja yang bekerja sebagai relawan dalam berbagai masalah sosial dan tidak mengharapkan imbalan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran pengasuhan dan keberagamaan terhadap pembentukan perilaku altruistik relawan remaja ditinjau dari teori identifikasiinternalisasi dari Staub (1978) yang dikembangkan berdasarkan teori belajar social dari Bandura (1972). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawanearai lima orang relawan remaja yang membantu anak jalanan, yang dipilih berdasarkan wawancara dan Helping Orientation Questionnaire (Ribal, 1963)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peranan panting dari pengasuhan dan keberagamaan orangtua, yang bekerjasama dengan sifat remaja yang cenderung "mudah". Pengasuhan yang berdasarkan keberagamaan yang kuat, kehangatan dan kontrol serta contoh perilaku prososial dari orangtua mendorong terjadinya identifikasi clan internalisasi nilai-nilai orang tua, sehingga menumbuhkan keberagamaan intrinsik dan perilaku altruistik. Perilaku altruistik relawan remaja ditandai oleh adanya empati, kesediaan untuk menolong yang diiringi rasa tanggung jawab, dan keyakinan akan kernampuan diri dalam menghadapi kesulitan dan tantangan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana
"Perumusan dan penjelasan konsep tentang kebebasan wanita perlu dilaksanakan. Tujuannya ialah untuk menjelaskan bahwa kebebasan adalah dasariah milik manusia. Kebebasan adalah kenyataan universal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Sebagai bukti bahwa kebebasan itu penting bagi wanita, bisa dikaji melalui studi kepustakaan tentang wanita dalampandangan beberapa filosof yang telah membahasnya, diperkuat dengan pengamatan terhadap keadaan sekitar dan penyimakan terhadap keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan informasi dari majalah dan surat kabar. Hasil dari penelitian studi tentang wanita yaitu ditemukan adanya dua pola yang diminati oleh wanita yang menginginkan kebebasannya bisa diaktualisasikan. Dua pola tersebut adalah Altruisme dan Feminisme. Altruisme adalah merupakan pola yang mewakili citra wanita tradisional. Altruisme adalah suatu paham yang condong untuk mengutamakan kepentingan orang lain yang dicintainya di atas kepentingan sendiri. Tujuan altruisme bersifat positif, akan tetapi hasil dari perilaku altruisme bisa positif dan bisa negatif, tergantung dari bobot pelaku AItruisme Supaya bisa membuahkan hasil altruisme yang positif, pelaku altruisme harus bisa melengkapi beberapa syarat yang diperlukan. Kesadaran moral yang bersifat otonom harus dimiliki oleh pelaksana altruisme, demi tanggung jawabnya pada pihak yang bersangkutan. Pelaku altruisme tidak melupakan individualitasnya. Pelaku altruisme harus menyadari bahwa pendidikan adalah penting artinya, dengan demikian maka pelaku Altruisme mau berusaha mengembangkan dirinya dan berusaha memerangi kebodohan yang bisa membelenggu kebebasannya. Feminisme adalah pola yang diminati oleh wanita modern. Wanita modern menghendaki potensi wanita yang ada bisa diaktualisasikan dalam masyarakat secara optimal. Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut: Konsepsi Nasional Indonesia menghendaki peran serta wanita dalam pembangunan. Wanita Indonesia dituntut supaya tampil sebagai pribadi yang profesional sesuai bidangnya masing-masing. Dalam hal tersebut, maka terlihat betapa pentingnya arti kebebasan bagi wanita Indonesia. Kebebasan wanita harus bisa dilaksanakan Sebagai sarana untuk bisa menjangkau kebebasan, maka orientasi perlu diadakan, yaitu bisa berkiblat pada altruisme yang bernilai positif dan ferninisme. Keterbukaan masyarakat sangat diharapkan demi membantu supaya wanita bisa aktualisasi diri secara optimal. Citra kodrat yang dibentuk oleh masyarakat harus ditanggalkan, sebab citra kodrat bisa melunturkan semangat dan cita-cita wanita."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuga Kalani Rizal
"Kerusakan akibat bencana alam seringkali menjadi pemicu bagi solidaritas masyarakat melalui upaya bantuan di dalam komunitas. Altruisme dan empati merupakan faktor yang terkait dengan respons individu terhadap bencana alam dan upaya rekonstruksi yang diperlukan untuk memulihkan komunitas yang terdampak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran altruisme dan empati dalam pemberian pertolongan bencana alam. Diasumsikan bahwa adanya altruisme dan empati secara positif dengan kontribusi bantuan selama bencana alam. Penelitian dilakukan dengan desain korelasional pada 327 partisipan yang direkrut melalui metode convenience sampling. Altruisme diukur melalui Self-Report Altruism Scale, sedangkan empati diukur melalui Toronto Empathy Questionnaire. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kedua variabel tersebut dan bantuan selama bencana alam. Meskipun tidak ada alasan tunggal yang menjelaskan fenomena ini secara tegas, literatur menyajikan berbagai teori yang memberikan pemahaman terhadap hasil yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara altruisme serta empati dengan bantuan selama bencana alam.

The devastation that comes with natural disasters brings people together through the help within the community. Altruism and empathy are variables found to be related to how individuals who respond to natural disasters and the rebuilding needed to fix the damaged community. The current study attempts to investigate the role of altruism and empathy in natural disaster helping. Altruism and empathy are hypothesized to positively correlate with providing help during natural disasters. A correlational study was conducted on a convenience sample of 327 participants. Altruism was measured from Self-Report Altruism Scale, while empathy was measured using Toronto Empathy Questionnaire. In this study, it was found that these variables do have a positive correlation with natural disaster helping. There is no clear one reason why this is true, however, many theories through various literatures provides an insight on the results indicates the positive and significant correlation with both altruism and empathy with natural disaster helping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aprillia Indry Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara parentification dan altruisme pada remaja dari keluarga miskin. Parentification ditandai dengan adanya pertukaran peran fungsional dan/atau emosional antara anak dan orang tua (Hooper, 2007). Sementara itu, altruisme merupakan bentuk perilaku prososial yang dapat memberikan sesuatu yang positif bagi orang lain dengan mengesampingkan kepentingan diri sendiri (Rushton, 1980, dalam Hur, 2012).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 210 yang berusia 11-20 tahun dan berasal dari keluarga miskin. Alat ukur yang digunakan adalah Parentification Inventory (Hooper, 2009) dan Self-Report Altruism Scale (Rushton et al., 1981).
Hasil utama penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara parentification dan altruisme pada remaja dari keluarga miskin (r=0,308, p<0,01, one-tailed). Artinya, semakin tinggi skor parentification, maka semakin tinggi pula skor altruisme.

This study is conducted to examine the relationship between parentification and altruism in adolescents from poor families. Parentification is characterized by the exchange of the role of functional and/or emotional between children and parents (Hooper, 2007). Meanwhile, altruism is a form of prosocial behavior which can provide positive thing for others to put aside self-interest (Rushton, 1980, in Hur, 2012).
This study is quantitative with the number of 210 participants aged 11-20 years old from poor families. Measuring instruments used are Parentification Inventory (Hooper, 2009) and Self-Report Altruism Scale (Rushton et al., 1981).
This study discovers that a significant positive relationship between parentification and altruism in adolescents from poor families (r=0,308, p<0,01, one-tailed). This means that the higher the score of parentification, the higher the score of altruism.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Shofa Ulhaq
"Terjadinya bencana alam berdampak pada semua orang. Perasaan kebersamaan dalam musibah membuat banyak orang berlomba untuk melakukan perilaku prososial untuk membantu sesama. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah tingkat altruisme dan religiusitas berhubungan dengan kecenderungan untuk terlibat dalam bantuan bencana alam sebagai salah satu bentuk perilaku prososial. Data yang diperoleh dari 327 peserta mengungkapkan hubungan yang positif antara altruisme, religiusitas, dan perilaku prososial. Namun, korelasi yang lebih kuat dan lebih signifikan diamati untuk altruisme, tetapi korelasi antara religiusitas dan altruisme tetap lebih lemah dan tidak signifikan. Untuk memahami alasan fenomena ini dan untuk menentukan apakah ada hubungan kausal antara variabel, penyelidikan yang lebih mendalam mungkin diperlukan.

The presence of natural disasters impacts everyone. The sense of togetherness in times of adversity motivates many people to strive for prosocial behaviour to help others. This study intends to determine if the level of altruism and religiosity connects with the propensity to engage in natural disaster helping as a type of prosocial behaviour. The data obtained from 327 participants revealed a favourable link between altruism and religiosity and natural disaster helping. However, a stronger and more significant correlation was observed for altruism, but the correlation between religiosity and altruism remained weaker and insignificant. To understand the rationale for this phenomena and to determine whether there is a causal relationship between variables, a more in-depth investigation may be necessary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar sekaligus negara dengan jumlah sumbangan uang tunai terbesar di dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar untuk mengumpulkan wakaf uang dalam jumlah besar. Namun, jumlah wakaf uang yang terkumpul masih jauh di bawah angka potensi yang diperkirakan. Strategi dalam pemasaran wakaf tunai perlu dioptimalkan dengan memahami dan mengkaji faktor-faktor lain selain faktor internal seperti motivasi, ekonomi, sikap dan lain sebagainya yang dapat mendorong seseorang untuk berdonasi. Dengan begitu, strategi pemasaran dapat disesuaikan dengan target sasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah himpunan wakaf uang dan jangkauan wakif yang lebih luas. Penelitian ini mengkaji pengaruh paradigma altruisme melalui persepsi ihsan (persepsian ihsan) dan persamaan dalam Islam (egalitarianisme Islam) terhadap religiusitas (religiusitas Islam) yang kemudian mempengaruhi niat seseorang untuk berdonasi (pemberian wakaf tunai). Selain itu, para peneliti juga membandingkan efek ini pada kelompok Generasi Y dan Z. Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk muslim di Indonesia yang berusia 17-38 tahun. Partisipan yang digunakan sebanyak 261 responden yang kemudian diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) pada Lisrel 8.80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa egalitarianisme Islam berpengaruh signifikan

Indonesia is the country with the largest Muslim population as well as the country with the largest amount of cash donations in the world. This makes Indonesia a country that has great potential to collect large amounts of cash waqf. However, the amount of cash waqf collected is still far below the estimated potential figure. Strategies in cash waqf marketing need to be optimized by understanding and studying other factors besides internal factors such as motivation, economy, attitudes and so on that can encourage someone to donate. That way, the marketing strategy can be adjusted to target targets so that it can increase the number of cash waqf sets and a wider reach of waqf. This study examines the influence of the altruism paradigm through the perception of ihsan (perceived ihsan) and equality in Islam (Islamic egalitarianism) on religiosity (Islamic religiosity) which then affects a person's intention to donate (giving cash waqf). In addition, the researchers also compared this effect in the Generation Y and Z groups. The sample in this study was the Muslim population in Indonesia aged 17-38 years. Participants used were 261 respondents who were then processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method on Lisrel 8.80. The results showed that Islamic egalitarianism had a significant effect"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Aurora Calista H.
"Bertambah banyaknya platform media sosial telah sangat memfasilitasi keterlibatan dalam kegiatan prososial seperti meningkatkan kesadaran di Twitter, berbagi informasi tentang peluang menjadi sukarelawan, dan menandatangani petisi online. Namun penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidak semua individu yang melakukan perilaku prososial semata-mata didorong oleh altruisme murni. Sebaliknya, beberapa orang mungkin berpartisipasi dengan tujuan meningkatkan citra publik mereka, yang dapat dengan mudah dipenuhi melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara peningkatan kesan diri, penggunaan media sosial, dan perilaku membantu, khususnya dalam konteks bencana alam. Data dikumpulkan melalui survei online dengan desain korelasional yang diisi oleh 327 peserta. Namun, karena keterbatasan dalam desain penelitian, hasil yang ditemukan tidak signifikan secara statistik untuk kedua hubungan yang diteliti. Meskipun demikian, penelitian ini menggali implikasi teoretis, metodologis, dan praktis yang relevan untuk penelitian di masa depan.

The growing number of social media platforms has greatly facilitated engagement in prosocial activities such as raising awareness on Twitter, sharing information about volunteering opportunities, and signing online petitions. Nevertheless, previous research has indicated that not all individuals engage in such acts solely driven by genuine altruism. Instead, some may participate with the primary intention of enhancing their public image, a motivation that can be easily fulfilled through social media channels. Consequently, the present study aims to investigate the association between impression self-enhancement, social media usage, and helping behaviour, particularly within the context of natural disasters. Data for this study were collected through an online correlational survey completed by a total of 327 participants. However, due to limitations in the research design, the obtained results did not yield statistically significant findings for either of the examined relationships. Nonetheless, the study delves into the relevant theoretical, methodological, and practical implications that can inform future investigations in this field."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rasya Alifa Woroningtyas
"Temuan-temuan terdahulu mengenai deprivasi kebutuhan akan rasa memiliki dan pengaruhnya terhadap tingkah laku prososial masih berujung pada hasil yang tidak konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor situasi perlu dipertimbangkan dalam interaksi antara kebutuhan akan rasa memiliki dan tingkah laku prososial. Pada individu yang mengalami deprivasi kebutuhan akan rasa memiliki, kecenderungan individu untuk melakukan tingkah laku prososial akan meningkat jika tingkah laku prososial tersebut dilakukan secara publik. Studi eksperimental ini berargumen bahwa individu yang mengalami deprivasi dan memprioritaskan nilai altruistik akan cenderung bertingkah laku prososial terlepas dari tingkah laku prososial dilakukan secara publik atau anonim, sedangkan individu yang mengalami deprivasi dan memprioritaskan nilai egoistik akan semakin terdorong untuk bertingkah laku prososial pada situasi publik. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat interaksi tiga arah antara nilai, situasi, dan kebutuhan akan rasa memiliki terhadap tingkah laku prososial. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen randomized multigroup, sebanyak 643 WNI berusia 18-35 tahun yang tidak memiliki latar belakang pendidikan psikologi (78.8% perempuan, M usia = 21.37, SD usia = 2.56) dilibatkan dalam pengambilan data. Uji T menunjukkan tidak adanya perbedaan skor rata-rata jumlah berdonasi yang signifikan antara partisipan yang mengalami deprivasi kebutuhan akan rasa memiliki dan yang tidak. Efek moderasi dari situasi berdonasi tidak ditemukan. Penelitian ini juga tidak menemukan interaksi tiga arah antara ketiga variabel bebas terhadap tingkah laku prososial berdonasi. Meskipun demikian, penelitian menemukan efek langsung yang signifikan dari nilai, baik altruistik maupun egoistik, terhadap tingkah laku berdonasi.

Previous findings regarding the need to belong deprivation and its impact on prosocial behavior still lead to inconsistent results. Several studies have shown that situational factors must be considered in the interaction between the need to belong and prosocial behavior. In individuals who experience the need to belong deprivation, the individual's tendency to carry out prosocial behavior will increase if the prosocial behavior is carried out in public. This experimental study argues that individuals who experience deprivation and prioritize altruistic values ​​tend to behave prosocially regardless of prosocial behavior carried out publicly or anonymously. In contrast, individuals who experience deprivation and prioritize egoistic values ​​will be increasingly motivated to behave prosocially in public situations. Therefore, this study wants to see a three-way interaction between values, situations, and the need to belong to prosocial behavior. This study used a randomized multigroup experimental design; as many as 643 Indonesian citizens aged 18-35 years with no educational background in psychology (78.8% female, M age = 21.37, SD age = 2.56) were involved in data collection. The T-test showed that there was no significant difference in the average score of the number of donations between deprived and non-deprived participants. The moderating effect of the donation situation was not found. This study also did not find a three-way interaction between the three independent variables to the prosocial behavior of donating. Nonetheless, research has found a significant direct effect of both values on donating behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Aditya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman waskita
dan pengaruhnya terhadap altruisme individu yang mengalaminya. Pengalaman
waskita (clairvoyance) ini merupakan salah satu bidang kajian dari Psikologi
Transpersonal. Sampai saat ini, penelitian mengenai pengalaman-pengalaman
yang bersifat transpersonal, khususnya waskita, masih sangat kurang. Penelitianpenelitian
selama ini hanya berusaha untuk membuktikan kebenaran adanya
kemampuan waskita, tidak menyentuh aspek pengalaman dan pengaruh
pengalaman tersebut bagi individu yang mengalaminya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yang menekankan pada interpretasi subyektif individu terhadap
pengalamannya tersebut. Untuk mengumpulkan data, dipilih wawancara sebagai
teknik utama dan observasi sebagai teknik penunjang. Subyek penelitian
berjumlah tiga orang. Mereka adalah para penyembuh prana yang mempunyai
kemampuan waskita.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ketiga subyek dapat melihat dan
mendengar secara supernatural. Mereka mampu melihat obyek atau peristiwaperistiwa
yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata biasa, misalnya
organ tubuh manusia dan penyakit yang menyerangnya, peristiwa-peritiwa di
masa lalu maupun di masa yang akan datang, makhluk-makhluk halus baik yang menyeramkan maupun yang bersifat suci. Mereka juga dapat melakukan
komunikasi dengan makhluk-makhluk tersebut.
Pengalaman waskita ini mengandung elemen dari suatu peak experience
(Maslow, 1970) atau suatu Exceplional Human Experience (White, 1999). Ketika
melihat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang suci, mereka
merasa nyaman, damai, dan bahagia. Sedangkan ketika mereka melihat hal-hal
yang bersifat negatif (penyakit atau makhluk yang menyeramkan), mereka merasa
tidak nyaman, cemas, dan agak takut. Ketiga subyek memaknai pengalaman
waskita ini sebagai suatu rahmat yang diberikan secara khusus oleh Tuhan kepada
mereka, dan harus digunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa pengalaman ini dapat
meningkatkan altruisme. Selain terhadap altruisme subyek, ternyata pengalaman
ini juga berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran diri yang menjadikan subyek
lebih sering melakukan introspeksi terhadap segala tindakannya. Untuk penelitian
lebih lanjut, peneliti menyarankan agar subyek penelitian diperluas, baik dari segi
jumlah maupun latar belakang kehidupannya. Diharapkan hasil penelitian yang
didapat lebih kaya sehingga dapat lebih mampu memahami pengalaman waskita
ini."
2001
S2955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muhyil Hikam Ladiku
"Ketimpangan pendapatan masih menjadi permasalahan yang menimpa negara-negara di Dunia termasuk Indonesia. Peran masyarakat melalui perilaku altruistis material dan nonmaterial dibuktikan oleh penelitian sebelumnya, berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap redistribusi pendapatan. Sebagai bangsa yang menganut prinsip gotong royong dan tinggi angka donasi sosial, Indonesia memiliki modal penting untuk mengurangi angka ketimpangan pendapatan, dengan penguatan pemberdayaan komunitas masyarakat melalui peningkatan perilaku altruistis material dan nonmaterial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari perilaku altruistis material dalam bentuk donasi dan altruistis nonmaterial dalam bentuk perilaku kesukarelawanan terhadap pendapatan, kebahagiaan (subjective well-being) dan ketercukupan hidup (standard of living). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan model regresi Two Step Least Square (2SLS) dan ordered logistic. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 8.717 responden yang diambil dari data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (IFLS) gelombang 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku altruistis material berupa donasi sosial berdampak positif terhadap pendapatan, kebahagiaan (subjective well-being) dan ketercukupan hidup (standard of living) individu. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku altruistis nonmaterial berupa perilaku kesukarelawanan berdampak negatif terhadap pendapatan individu namun berdampak positif pada kebahagiaan (subjective well-being) dan ketercukupan hidup (standard of living) individu. Variabel lain yang ikut mempengaruhi pendapatan secara signifikan adalah religiositas, pendidikan, geografi, tempat tinggal, usia, jenis kelamin, dan proporsi jumlah yang bekerja dalam suau keluarga.

Income inequality is still a problem that befalls countries in the world, including Indonesia. The role of society through material and nonmaterial altruistic behavior has been proven by previous research, which has a direct or indirect impact on income redistribution. As a nation that adheres to the principle of mutual cooperation and a high rate of social donations, Indonesia has important assets to reduce income inequality, by strengthening community empowerment through increasing material and non-material altruistic behavior. The focus of this study is to estimate whether doing charitable giving in the form of monetary giving and doing volunteering time influences one’s income, subjective well-being and standard of living, in the same time, which is expected to be rise and in adequate level. Using variable of social fund given and how much time to volunteering in 2014, to variable of income, subjective well-being and standard of living in the same wafe. This study uses quantitative method approach particularly two – step least square (2SLS) and ordered logistic regression method with total sample of 8,717 observations which was taken from Indonesian Family Life Survey data 5th wave. The result shows that altruistic behavior significantly have positive impact to income, subjective well – being and standard of living, although voluntary time have a negative impact to income in the same time and have a positive impact to subjective well – being and standard of living. Other variables also affect future income significantly are religiosity, education, region of living, age, gender, and the total proportion of individuals working in a household."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>