Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyazmi
"Penelitian ini mengenai teknik pemisahan pemisahan ion Hg (II) menggunakan sistem Membram Cair Emulsi (MCE) yang komponen penyusunnya adalah fasa akuatik dalam fasa organik dan surfaktan. Fasa akuatik dalam adalah H2SO4 6N. Fasa organik terdiri dari ekstraktan (asam oleat), peiarut organik (kerosin). Surfaktan yang digunakan terdiri dari span-80 sebagai surfaktan tunggal, span-80 dengan tween (20,80,81,85 ) dan triton X-100 sebagai surfaktan campuran.
Untuk memperoleh suatu membran cair emulsi yang stabil dilakukan beberapa pengamatan yaitu penentukan nilai HLB campuran surfaktan yang tepat berdasarkan kelarutan maksimum fasa air dalam fasa minyak, penentuan nilai tegangan permukaan dan tegangan antarmuka cairan yang digunakan serta pengamatan terhadap kestabilan emulsi emulsi yang dihasilkan dengan variasi jenis dan konsentrasi surfaktan, waktu pengadukan dan konsentrasi ekstraktan.
Sistem Membran Cair Emulsi (MCE) dengan komposisi asam oleat 0,5 M, kerosin, 3% (w) surfaktan campuran span-80 dan tween-20 pada nilai HLB campuran 4,8, dapat menghasilkan suatu emulsi yang stabil selama 4 jam. Emulsi ini dapat mengektraksi ion Hg (H) dari larutan umpan sebanyak 97,3%. dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm, rasio volume membran emulsi dengan fasa umpan sebesar 3:8 dan waktu pengadukan 35 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Zakiy Ramadhan
"Lititum Titanat Oksida Li4Ti5O12 dipertimbangkan menjadi elektroda anoda pada baterai Litium Ion. LTO adalah kandidat yang menjanjikan untuk menggantikan Grafit. Grafit memiliki kapasitas yang tinggi, namun disamping itu, keamanan dari material ini dipertanyakan, pembentukan struktur dendritik yang dapat menyebabkan hubungan arus pendek atau konslet akhir-akhir ini banyak di diskusikan. Oleh karena itu LTO dengan properti lsquo;zero strain rsquo;, dimana tidak ada perubahan volume selama interkalasi adalah kandidat yang menjajikan. Dibandingkan dengan grafit, LTO memiliki kapasitas yang kecil, oleh karena itu penambahan elemen lain untuk meningkatkan kapasitas dari LTO dibutuhkan. Dalam penelitian ini, penambahan Sn dalam LTO telah dilakukan, penambahan Sn bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan konduktifitas. Menggunakan metode sol-gel untuk mensintesis LTO, dan diikuti oleh metode solid-state, LTO di campur dengan Sn menggunakan HEBM High energy Ball Mill , beberapa penambahan konsentrasi Sn dilakukan, yaitu 10 , 20 , 30. Karakterisasi material telah dilakukan menggunakan SEM-EDS, BET, XRD.
Dari hasil BET, penambahan Sn mengakibatkan berkurangnya surface area. Pada hasil SEM-EDS dari lembaran anoda, memperlihatkan aglomerasi dan distribusi yang buruk dari partikel, dari hasil XRD menunujukan adanya pengotor berupa TiO2 Rutile. Pembuatan baterai sel setengah telah dilakukan, dengan Litium logam sebagai Anoda, LTO dan Sn sebagai Katoda. Diikuti dengan pengujian performa electrokimia, yaitu EIS, CV, CD. EIS dilakukan sebelum dan sesudah tes CV, EIS sebelum tes CV menunjukan LTO dengan 30 kandungan Sn memiliki konduktifitas yang paling tinggi, sementara untuk EIS setelah CV, menunjukkan LTO dengan 20 kandungan Sn memiliki konduktifitas paling tinggi, Sn yang berlebih akan mengakibatkan penurunan performa karena fenomena Pulverisasi. Hasil CV menunjukan adanya dua peak pada masing-masing elemen, menunjukan reversibilitas dari reaksi. Pada hasil CD, LTO dengan 20 kandungan Sn memiliki kapasitas paling baik, oleh karena itu penambahan Sn yang optimum ialah 20.

Lithium Titanate Oxide Li4Ti5O12 has been considered as anode electrode in Lithium Ion Batteries. LTO is a promising candidate to replace Graphite. Graphite has high capacity, but despite their superiority, safety concern of this material is questioned, formation of dendritic structure which leads to short circuit is commonly discussed. Thus, LTO with zero strain property, where there is no volume change during intercalation is a promising candidate. Compared with graphite, LTO has small capacity, thus addition of other elements to increase its capacity is required. In this experiment, addition of Sn in LTO was done, addition of Sn purposed to increase its capacity and conductivity. Using sol gel method to synthesis LTO, and followed by solid state method, LTO is mixed with Sn using HEBM High energy Ball Mill . Various Sn concentration was added, which are 10 , 20 , 30. Material characterization in this experiment was using SEM EDS, BET, XRD.
From BET result, addition of Sn decrease its surface area, SEM EDS result of layered anode shows agglomeration for Sn element and poor particle distribution in layered anode, XRD result shows impurities which is TiO2 Rutile. Half cell battery fabrication was done using Lithium metal as anode and LTO Sn as cathode. Followed by electrochemical performance test, which are EIS, CV, CD. EIS performed before and after CV test, from EIS before CV results, LTO with 30 of Sn has highest conductivity, for EIS after CV, LTO with 20 of Sn has highest conductivity, excessive Sn concentration leads to performance decrease because of pulverization. From CV result, two anodic and two cathodic peaks are shown, which indicates reversible reaction of LTO and Sn, also from CV test, highest capacity is attribute to LTO with 20 of Sn with 168,9 mAh g. From CD result, LTO with 20 of Sn has the most stable performance, 30 of Sn considered as excessive addition of Sn, thus LTO with 30 of Sn has poor electrochemical performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordie Masseno Alfredy
"ABSTRACT
Sodium-ion batteries (SIBs) is a strong contender for as a new battery system over lithium-ion batteries (LIBs) for rechargeable large-scale energy storage applications. Cathode materials for SIBs have been well developed. Anode materials, on the other hand, are still under development. Transition metal oxides cumulating Na ions by chemically conversion reactions and intercalation mechanism have made extensive research interest due to its high theoretical capacity. In particular, tin dioxide has been primarily studied as an auspicious anode material for both LIBs and SIBs. However, significant volume changes take place during battery charging and discharging, especially in SIBs. It has been well documented that the electrochemical properties of the material can be enhanced by using several strategies, such as nanostructuring and doping of a second element, such as cobalt (Co). In this study, porous CoSnO3 nanocubes were synthesised, characterised, and tested against SIBs. The material yielded a performance of 306.7 mAhg-1 sodium-ion storage capacity at a current density of 50 mAg-1, which is quite a high number when compared with other anode material such as nickel oxide (300 mAhg-1), tin dioxide (170 mAhg-1), and cobalt oxide (153.8 mAhg-1).

ABSTRAK
Baterai sodium-ion atau Sodium-Ion Batteries (SIBs) adalah pesaing kuat untuk sebagai sistem baterai baru dibandingkan baterai lithium-ion atau Lithium-Ion Batteries (LIBs) untuk aplikasi penyimpanan energi skala besar yang dapat diisi ulang. Bahan katoda untuk SIB telah dikembangkan dengan baik. Bahan anoda, di sisi lain, masih dalam pengembangan. Oksida logam transisi yang mengakumulasi ion-ion Na dengan reaksi konversi kimia dan mekanisme interkalasi telah menghasilkan minat penelitian yang luas karena kapasitas teoretisnya yang tinggi. Secara khusus, timah dioksida telah dipelajari terutama sebagai bahan anoda yang menguntungkan baik untuk LIB maupun SIB. Namun, perubahan volume yang signifikan terjadi selama pengisian dan pemakaian baterai, terutama pada SIB. Telah didokumentasikan dengan baik bahwa sifat elektrokimia material dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa strategi, seperti nanostrukturisasi dan doping elemen kedua, seperti kobalt (Co). Dalam penelitian ini, nanocube CoSnO3 berpori disintesis, dikarakterisasi, dan diuji terhadap SIB. Bahan ini menghasilkan kinerja 306,7 mAhg-1 kapasitas penyimpanan sodium-ion pada kepadatan arus 50 mAg-1, yang jumlahnya cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan anoda lainnya seperti oksida nikel (300 mAhg-1), timah dioksida (170 mAhg-1), dan kobal oksida (153,8 mAhg-1)."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Marta Irawan
"Latar belakang: Penglepasan ion kalsium oleh material bioaktif dapat berperan penting dalam peningkatan pH yang diperlukan dalam aktivitas antibakteri dan remineralisasi jaringan keras gigi.
Tujuan: untuk menganalisis pelepasan ion kalsium dan peningkatan pH dari MTA modifikasi dan Bioceramic pada periode waktu 1,48,168 jam.
Metode: Sampel n=30 dipersiapkan dengan ukuran diameter 3 mm tinggi 3 mm, terdiri dari 15 sampel MTA modifikasi, 15 sampel Bioceramic direndam dalam air deionisasi 1,48,168 jam diukur kadar pelepasan ion kalsium menggunakan AAS dan nilai pH menggunakan pHmeter, Uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna diantara semua kelompok dengan nilai signifikansi p le;0,05.
Kesimpulan: Bioceramic terbukti melepaskan ion kalsium dan peningkatan pH lebih besar dibandingkan dengan MTA modifikasi pada waktu pengukuran 1,48,168

Background: Calcium ion release can promote alkalinizing activity and regeneration.
Objective: To analyze calcium ion release and pH changes from modified MTA and Bioceramics as bioactive material.
Methods: 30 samples are prepared with the size of 3 mm in diameter and 3 mm in height. The samples are consist of 15 of modified MTA and 15 of bioceramics. And then immersed in deionized water for an hour which will then be measured in 1, 48, and 168 hours period. And measured atom absorption sphectropometer and pHmeter.
Result: Mann Whitney post hoc rsquo s statistic test result showed a significant discrepancy among all groups, with the significant value of p le 0,05.
Conclusion: Bioceramics was proven to release more calcium ions and more pH elevation compared to modified MTA during the 1 hour, 48 hour, and 168 hours measurements.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Chandra
"Penelitian ini dilakukan karena banyaknya industri yang menghasilkan logam berat sebagai limbah akhirnya dan dibuang ke saluran air, yang berpotensl menimbulkan keracunan bagi manusia yang mengkonsumsi air dari dalam tanah. Berbagai metode penanggulangan limbah yang diketahui untuk mengolah limbah cair diantaranya teknik presipitasi, adsorpsi, pertukaran ion, dan osmosis terbalik. Namun semua metode tersebut menghasilkan limbah sampingan dan biaya mahal, karena itu digunakan karbon aktif yang selain karena murah juga memiliki daya adsorpsi yang tinggi terhadap ion logam. Penelitian ini menggunakan karbon aktif Activa Carbon dengan luas permukaan spesifik 1050-1200 m2/g. Variabel yang digunakan adalah Laju alir (Flow Rate) 3, 6, 15 ml/min untuk Iarutan ion Fe, 3, 6, I2 ml/min untuk larutan ion Cr dan 3 ml/min untuk larutan multi ion Fe-Cr. Daya adsorpsi untuk larutan ion Fe paiing optimum didapat untuk laju alir 6 ml/min dengan eiisiensi adsorpsi sebesar 38,9% sedangkan untuk larutan ion Cr adalah 3 mlfmin dengan efisiensi adsorpsi sebesar 92,3%. Untuk iarutan multi ion didapat ion Cr lebih mudah teradsorp ke dalam pori karbon dibanding ion Fe. Tabung yang digunakan sebagai tempat karbon memiliki diameter 4 cm dan volume 240 ml setinggi 23 cm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakir
"Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan metode biologi menggunakan air rebusan daun bisbul (Diospyros blancoi), yang berperan sebagai agen pereduksi Proses pembentukan nanopartikel perak dipelajari dan dimonitor dengan mengamati spektrum absorpsi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil pengamatan menunjukkan nilai absorbansi semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. Puncak absorbsi spektrum UV-Vis dari sampel biosintesis nanopartikel perak tanpa dan dengan stirer masing-masing di panjang gelombang 414-418 nm dan 414-419 nm selama 2 minggu. Efek mekanik dalam proses biosintesis nanopartikel perak cenderung mempercepat pembentukan nanopartikel perak. Pendeteksian ion logam berat tembaga (II) secara sederhana, cepat, dan selektif menggunakan nanopartikel perak yang dimodifikasi dengan polivinil alkohol (PVA) telah dikembangkan. Penambahan PVA ke dalam sistem AgNO3 dan air rebusan daun bisbul dilakukan dengan variasi waktu pada 0, 1, dan 24 jam. Puncak absorbsi spektrum UV-Vis masing-masing di panjang gelombang 412-423 nm, 415-417 nm, dan 414-420 selama 2 minggu. PVA memperlambat pembentukan nanopartikel perak. Larutan indikator berubah dari kuning ke ungu muda hingga merah saat mendeteksi ion Cu2+ dan tidak berubah warna ketika mendeteksi ion Mn2+, Pb2+, dan Zn2+. Larutan indikator mulai berubah warna ketika mendeteksi konsentrasi 1000 ppm Cu2+. Hasil karakterisasi UV-Vis dari larutan indikator dan ion Cu2+ menunjukkan pita absorbansi baru pada panjang gelombang sekitar 500 nm.

Synthesis of silver nanoparticles was conducted with biological method using water of boiled bisbul (Diospyros blancoi) leaf, which acted as reducing agent. Process formation of silver nanoparticles was studied and monitored by observing absorption spectrum using UV-Vis sphectrophotometer. The result of the observation shows that absorbance value increases with increasing time reaction. Peak of UV-Vis absorption spectrum of biosynthesis sample of silver nanoparticles without and with stirring each in wavelength of 414-418 nm and 414-419 nm for two weeks. Mechanical effect in biosynthesis process of silver nanoparticles tends to speed up the formation of silver nanoparticles. Detection of copper (II) ion in simple, rapid, and selective way using silver nanoparticles modified with polyvinl alcohol (PVA) has been developed. The addition of PVA into system of AgNO3 and water of boiled bisbul leaf was conducted with variation of time at 0, 1, and 24 hours. Peak of absorption spectrum each in wavelength of 412-423 nm, 415-417 nm, and 414-420 nm for two weeks. PVA slows down the formation of silver nanoparticles. Indicator solution changes from yellow to purple until red when detecting Cu2+ ion and does not change colour when detecting Mn2+, Pb2+, and Zn2+ ions. Indicator solution starts to change when detecting 1000 ppm of Cu2+. The result of UV-Vis characterization of indicator solution and ion Cu2+ shows new band absorbance in wavelength around 500 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Widianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S29753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi
"ABSTRAK
Energi terbarukan berpotensi tidak hanya dapat mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga dapat mengurangi biaya operasional dalam menggunakannya. Umumnya, penggunaan energi khususnya energi listrik terbarukan memerlukan piranti penyimpanan yang dapat menyimpan energi tersebut dalam kurun waktu tertentu, terlebih lagi dapat digunakan kapan saja bahkan dalam krisis pun, yang dikenal sebagai baterai. Lithium-ion merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan sebagai energy storage. Sekalipun Lithium-ion memiliki kelebihan tertentu, saat ini diperlukanya tempat penyimpanan energi yang memiliki karakteristik energi dan daya densitas yang tinggi dimana hal tersebut dapat dipenuhi oleh sebuah hibrid kapasitor seperti kapasitor lithium-ion (KLI). Ketergantungan nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor lithium-ion terdapat pada luasan permukaan elektroda sehingga penelitian ini mempelajari pengaruh perbandingan massa pada tahapan aktivasi terhadap luaran karbon aktif yang terbuat dari eceng gondok. Eceng gondok diolah dari bahan mentah menjadi bahan karbon aktif dengan menggunakan aktivasi KOH dimana dilakukan variasi perbandingan berat karbon terhadap berat aktivator KOH. berdasarkan hasil pengujian BET, luas permukaan karbon aktif eceng gondok mencapai 791,8 m²/g dan juga berdasarkan pengujian elektrokimia Cyclic Voltammetry dan Galvanostatic Charge-discharge, kapasitansi spesifik dan energi spesifik dari KLI yang dibuat memberikan hasil sebesar 1,121 F/g dan 4,484 Wh/kg.

ABSTRACT
Renewable energy has the potential to not only reduce environmental pollution but also reduce operational costs in using it. Generally, energy use, especially renewable electricity, requires storage devices that can store that energy in a certain period of time, moreover it can be used at any time even in a crisis, known as a battery. Lithium-ion is the type of battery that is most widely used as energy storage. Even though Lithium-ion has certain advantages, it currently requires energy storage that has high energy and density characteristics where it can be fulfilled by a hybrid capacitor such as a lithium-ion capacitor (KLI). The dependence of the capacitance value of a lithium-ion capacitor is on the electrode surface area so that this study studies the effect of mass comparison on the activation stage of the activated carbon output made from water hyacinth. Water hyacinth is processed from raw materials into activated carbon by using KOH activation where variations in the weight of carbon against the weight of KOH activator are carried out. Based on the results of the BET test, the surface area of ​​water hyacinth activated carbon reached 791,8 m²/g and also based on the electrochemical testing of Cyclic Voltammetry and Galvanostatic Charge-discharge, the specific capacitance and specific energy from KLI produced yielded 1,121 F/g and 4,484 Wh/kg."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyono
"Pemisahan ion magnesium dan lithium merupakan kunci sukses pengembangan ekstrasi lithium dari sumberdaya air asin di Indonesia. Hal ini karena air asin sebagai sumber lithium di Indonesia mempunyai kadar magnesium dan rasio Mg/Li tinggi. Melalui serangkaian kegiatan penelitian yang dituangkan dalam disertasi ini ditawarkan proses pemisahan dengan menggunakan bahan reagen sodium silikat dan paparan gelombang ultrasonic. Tujuan pertama penelitian adalah investigasi anion yang berpengaruh pada proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin geothermal dengan pembanding air asin geothermal artificial. Tujuan kedua adalah mempelajari pengaruh konsentrasi dan kontrol rasio Mg/Li sebelum proses pemisahan terhadap proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin pekat non-geothermal. Tujuan ketiga adalah mengamati pengaruh konsentrasi terhadap proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin dan air asin pekat geothermal. Tujuan keempat adalah menelaah pengaruh paparan gelombang ultrasonik pada proses presipitasi sodium silikat pada air asin geothermal. Pada percobaan pemisahan ion magnesium dan lithium dengan reagen sodium silikat menunjukkan bahwa bahan air asin alam lebih baik dari pada bahan air asin artificial. Hal ini karena pengaruh anion karbonat yang ada pada air asin alam dan tidak ada pada air asin artificial. Pengenceran air pada air asin pekat non geothermal (limbah tambak garam) mampu menurunkan rasio Mg/Li dari 1033 menjadi 374. Kontrol rasio Mg/Li dengan menambahkan lithium karbonat sebelum proses presipitasi mampu menaikkan perolehan lithium dari 21,21 % menjadi 44 % (air asin pekat A) dan 39 % (air asin pekat B). Konsentrasi dari air asin geothermal (mata air panas Gunung Panjang) berpengaruh pada ptroses pemisahan ion magnesium dan lithium yaitu pada konsentrasi air asin pekat geothermal perolehan lithium hanya 21,92 % dan perolehan lithium pada air asin geothermal diperoleh lithium menjadi 78,06 %. Dengan dibantu paparan gelombang ultrasonik pada proses presipitasi, terjadi peningkatan perolehan lithium dari 79,75 % menjadi 98,45 %. Penambahan tahapan pengambilan kembali lithium dari hasil samping padatan, dengan proses pelindian air maka diperoleh peningkatan hasil lithium menjadi 99,84 %.

The separation of magnesium and lithium ions is the key to the successful development of lithium extraction from brine water resources in Indonesia. This is because brine water as a source of lithium in Indonesia has high levels of magnesium and a high Mg/Li ratio. Through a series of research activities outlined in this dissertation, a separation process is offered using sodium silicate reagents and ultrasonic wave irradiation. The first aim of this research is to investigate anions that affect the process of separating magnesium and lithium ions in geothermal brine water in comparison to artificial geothermal brine water. The second objective is to study the effect of concentration and control of the Mg/Li ratio before the separation process on the separation of magnesium and lithium ions in non-geothermal bittern. The third objective was to observe the effect of concentration on the separation process of magnesium and lithium ions in geothermal brine water and bittern. The fourth objective is to examine the effect of ultrasonic wave irradiation on the sodium silicate precipitation process in geothermal brine water. The experiment of separating magnesium and lithium ions with sodium silicate reagent showed that natural brine water is better than artificial brine water. This is due to the influence of carbonate anions in natural brine water and not in artificial brine water. Diluting water in non-geothermal bittern (salt pond waste) was able to reduce the Mg/Li ratio from 1033 to 374. Controlling the Mg/Li ratio by adding lithium carbonate before the precipitation process was able to increase lithium recovery from 21.21% to 44% (bittern A) and 39% (bittern B). The concentration of geothermal brine water (Gunung Panjang hot springs) affects the process of separating magnesium and lithium ions. In concentrated geothermal brine water, lithium recovery is only 21.92% and lithium recovery in geothermal brine water obtains lithium at 78.06%. With the assistance of ultrasonic wave irradiation in the precipitation process, there was an increase in lithium recovery from 79.75% to 98.45%. The addition of the lithium recovery stage from the solid by-products, with the water leaching process resulted in an increase in the lithium yield to 99.84%."
Depok: 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Ammarila Putri Mumpuni
"Teknologi baterai ion litium adalah salah satu teknologi yang berperan besar dalam menunjang usaha elektrifikasi dunia. Agar teknologi tersebut sendiri tidak berkontribusi dalam menambah jumlah waste biopolimer dan bahan ramah lingkungan digunakan. Salah satu komponen baterai yang krusial adalah separator yang secara komersil dibuat dari bahan plastik yang dapat mencemari lingkungan. Karenanya separator dengan bahan biopolimer, pada kesempatan kali ini selulosa asetat, dilakukan. Sayangnya performa mekanis selulosa asetat murni masih buruk sehingga ditambahkan crosslinker asam sitrat. Penambahan crosslinker berhasil memperkuat membran selulosa asetat tetapi masih terdapat parameter yang belum diketahui pengaruhnya secara detil, salah satunya adalah durasi evaporasi. Pada penelitian ini membran separator baterai baterai disintesis dengan bahan selulosa asetat, crosslinker asam sitrat, dan solven DMSO menggunakan proses N-TIPS. Durasi evaporasi 150, 165, 180, 195, dan 210 menit digunakan.  Ditemukan bahwa waktu evaporasi tidak terlalu mempengaruhi sifat mekanik dan morfologi membran, tetapi mempengaruhi performa konduktivitas ion membran dengan drastis. Karenanya dapat diobservasi konduktivitas ion yang berkisar diantara 6,75 x 10-8 hingga 2,48 x 10-6 S/cm, 3-10x lebih besar daripada membran Celgard 2325. Hal ini dapat diatribusikan pada pengaruh durasi evaporasi pada konektivitas pori yang mempengaruhi pembentukan saluran yang ada pada membran.

Lithium ion battery technology is one of the technology that plays a major role in supporting world electrification efforts. So that the technology itself does not contribute to increasing the amount of waste, biopolymer and other environmentaly friendly base is used. One of the crucial battery components is the separator which is commercially made from plastic which can pollute the environment. Therefore, a separator using biopolymer material, on this occasion cellulose acetate, was carried out. Unfortunately, the mechanical performance of pure cellulose acetate was still poor, so a citric acid crosslinker was added. The addition of crosslinker succeeded in strengthening the cellulose acetate membrane but there are still parameters whose influence is not yet known in detail, one of which is the duration of evaporation. In this research, battery separator membranes were synthesized using cellulose acetate, citric acid crosslinker, and DMSO solvent using the N-TIPS process. Evaporation durations of 150, 165, 180, 195, and 210 minutes were used.. It was found that the evaporation time did not significantly affect the mechanical properties and morphology of the membrane, but majorly affected the ion conductivity performance of the membrane. Because of it, ion conductivity of 6.75 x 10-8 to 2.48 x 10-6 S/cm, about 3-10x higher than Celgard 2325 can be observed. This can be attributed to the influence of evaporation duration on pore connectivity which influences the formation of channels in the membrane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>