Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Notosusanto
"Pada sore hari ini, Selasa tanggal 26 Juli 1983, kita menyaksikan suatu peristiwa yang penting di dalam kehidupan kampus. Mulai hari ini sampai dengan tanggal 9 Agustus yang akan datang, atas permintaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pimpinan Universitas Indonesia akan menyelenggarakan Penataran P-4 dalam rangka Introduksi Mahasiswa Baru yang selanjutnya masih berlangsung terus sampai tanggal 12 Agustus 1983. Adapun Introduksi Mahasiswa Baru itu pada Universitas Indonesia disebut "Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kamus" disingkat "Opspek".
Penyelenggaraan Penataran P-4 dalam rangka Introduksi Mahasiswa Baru bukanlah sesuatu yang baru. Sudah ada beberapa Universitas yang melakukannya. Yang baru dalam acara Universitas Indonesia adalah polanya. Pola yang telah pernah dilakukan oleh Universitas Indonesia lain adalah pola 25 dan 45 jam; sedangkan yang di-tryout oleh Universitas Indonesia adalah Penataran P- dengan pola 100 jam.
Dengan pola 100 jam ini, Para mahasiswa dapat dibebaskan dari kuliah Pancasila dalam rangka Matakuliah Dasar Umum (M K D U), karena dianggap telah mengikuti perkuliahan yang setara dengan 2 (dua) satuan kredit semester (SKS). Dengan demikian mereka tidak perlu "dua kali kerja".
Tryout ini dimaksudkan untuk mengetahui secara jelas, sarana apa saja yang harus disediakan untuk menyelenggarakan Penataran P-4 dengan ruang-lingkup yang demikian luasnya. Sekarang baru saja diketahui, bahwa untuk menatar ± 2000 mahasiswa diperlukan ± 700 penatar, suatu jumlah yang tidak kecil. Untuk mengerahkan penatar yang sekian banyak, Universitas Indonesia memerlukan bantuan dari BP-7 Pusat maupun BP-7 DKI."
1982
Makalah-1
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
306.089 TAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Adhi Satiyoko
"Mengenal kembali Pancasila dalam dinamika perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dapat dipahami melalui ekspresi beberapa guritan yang ditulis dan diterbitkan masa pascakemerdekaan dengan tahun 1966 di majalah berbahasa Jawa, Praba, Kembang Brayan, dan Medan Bahasa Basa Djawi. Kajian terhadap guritan-guritan tersebut dilakukan dengan teori sosiologi sastra Janet Wolff, yaitu dengan melihat fenomena sosial budaya yang terjadi pada masa pascakemerdekaan sampai dengan tahun 1966 dan menafsirkan isi guritan-guritan yang ditulis dan diterbitkan pada masa itu. Hasil pembacaan terhadap guritan-guritan tersebut menunjukkan sebuah ideologi untuk mengajak masyarakat menata diri dan menegakkan Pancasila sebagai dasar ideologi Negara Kesatuan Repiblik Indonesia."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endah Uswatie
"Penelitian mengenai peran serta Nahdlatul Ulara dalam menegakkan kepemimpinan Orde Baru dilakukan sejak Maret 1990 hingga Desember 1990, dilanjutkan dengan penyusunan bab perbab sejak Januari-Juni 1991. Sejalan dengan penelitian dilakukan beberapa kali konsultasi dengan pembimbing agar tersusun karya ilmiah yang baik. Penelitian dalam rangka mengumpulkan sumber-sumber yang obyektif dilakukan di berbagai perpustakaan seperti di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Lembaga Arsip NAsional RI, Lakpesdam NU, Perpustakaan Nasional dan lain-lain, serta dilakukan dengan wawancara. Dari hasil penelitian penulis, peran serta NU dalam menegakkan kepemimpinan Orde Baru dilakukan sejak mulai terlihat adanya usaha PKI dalam mengganggu kestabilan nasional dengan jalan melakukan aksi-aksi sepihaknya dan mencapai puncaknya pada peristiwa G-30-S/ PKI tahun 1965. NU bersama ormas-ormasnya turut serta berpartisipasi dalam usaha mempertahankan keutuhan negara dari usaha PKI. Usaha NU ikut mempertahankan keutuhan negara dilakukan terus meskipun PKI telah dinyatakan sebagai partai terlarang. Usaha itu dilakukan dalam rangka meuujudkan kembali pemerintahan negara yang baik. Peran serta NU terlihat mulai menurun atau dipersempit sejak pemerintahan Orde Baru yang ikut diperjuangkannya secara gigih, mengeluarkan berbagai kebijaksanaan pemerintah yang umumnya ditujukan untuk memperkokoh posisi pemerintah baru dan di lain pihak mempersempit ruang gerak partai-partai politik termasuk NU. Dan pada akhirnya tokoh-tokoh NU di berbagai lembaga negara tidak dapat dengan leluasa memperjuangkan segala aspirasi pendukungnya dan rakyat Indonesia pada umumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kamarudin
"
ABSTRAK
Kampus yang merupakan fasilitas pendidikan tin gkat perguruan tinggi. Keberadaannya memerlukan fasilitas pendukung di sekitar kampus tersebut. Fasilitas pendukung itu di antaranya, rumah kos, usaha fotokopi, rental komputer, toko bukulalat-alat tulis, rumah makan dan juga a/at transportasi berupa ojok kendaraan bermotor beroda dua.
Penelitian men genai fasilitas pendukung mahasiswa mi dilakukan di wilayah sekitar perguruan tin ggi, yaitu UnWersitas Indonesia (UI) dan UnWersitas Gunadarma yang berada di Kecamatan Beji Kotif Depok, Kabupaten Bogor Jawa Barat serta Universitas Pancasila dan I/SIP (Istitut 1/mu Sosial dan 1/mu Politik) di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Di mana letak kampus perguruan tin ggi tersebut dihu bun gkan oleh ja/an utama yaitu Jalan Margonda Raya di Kecamatan Beji, Kotif Depok hingga Ja/an Raya Lenteng Agung di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Se/atan.
Masa/ah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penyebaran fasilitas pendukung mahasiswa dan jaraknya terhadap kampus? Satuan anailsis yang digunakan adalah jarak radius yang diukur dad pintu masuk kampus. Metode yang di/akukan dalam penelitian liii adalah deskriptif yang diana/isis den gan cara pertampa/an peta, yaitu peta men genai jumlah dan prosentase tiap jenis fasilitas den gan peta kerapatan jalan, serta men genal jumlah mahasiswa dad tiap kampus yang diteliti kemudian hasil tersebut dideskripsikanuntuk melihat persebaran dan kelengkapan fasilitas terhadap jarak radius yang te/ah ditentukan.
Enam jenis fasiitas pendukung mahasiswa yang diteliti (rumah kos, usaha fotokopi, rental komputer, toko buku/alaf-alat tulis, rumah makan dan pan gkalan ojek) / okasi persebarannya terdapat pada tiga wi/ayah, yaitu a. Wi/a yah berfasi/itas sangat Iengkap (/ebih dad lima jenis fasilitas) terdapaf pada wilayah lapis pertama (jarak radius 0- 500 m) dad kampus yang dite/iti (llSlP, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma). Pada wilayah mi kerapatan jadngan jalannya tinggi (0,109 - 0,129 Km/ha); b. Wi/ayah berfasi/itas lengkap (tiga hingga empat jenis fasi/itas), terdapat pada wilayah lapis ke dua (500 - 1000 m) dan ke tiga (1000 - 1500 m) yang terdapat an far kampus den gan kerapatan ja/annya adalah sedang (0,080 - 0,108 Km/ha); c. Wilayah berfasi/itas kurang /engkap, terdapat pada wilayah lapis ke dua arah utara (arah Kecamatan Pasar Minggu) dad Kampus /lS/P dan wilayah lapis ke empat arah se/atan (KotifDepok) dad Kampus Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma, dan mempunyai kerapatan jalannya rendah (0,049 - 0,079 Km/ha).
Jumlah dan prosenfase tiap jenis fasi/itas yang tinggi terdapat pada wi/a yah lapis pertama hingga ke tiga dad kampus Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma yang mempunyai jum/ah mahasiswa paling t!nggi (61,09 %) dad se/uruh jum/ah mahasiswa yang ada di wi/ayah penelitian (41.498 mahasiswa).
Pada jarak yang lebih dekat dad kampus perseba ran pasilitas pendukung mahasiswa semangkfn Iengkap dan kerapatan jalanya tiaggi, tetapi pada jarak yang semakin jauh ke/engkapan fasilitas cenderung berkurang den gan kerapatan jalanya rendah. Fasi/itas yang berkurang di antaranya adalah rumah kos, toko buku/alat-alat (u/is dan penyewaan komputer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Dinda Talita
"Studi mengenai hubungan sosial di tempat kerja telah menunjukkan bahwa hubungan informal, seperti pertemanan, dianggap lebih bermakna bagi para karyawan. Persoalannya, konteks masyarakat kini jarang menumbuhkan hubungan mendalam untuk pekerjaan. Dalam kasus Sekolah 'BM', saya telah menemukan bahwa para karyawan terpecah belah akibat isu ini dan bahwa hal tersebut mempengaruhi praktik dan pengalaman mereka dalam hubungan berbasis tempat kerja. Menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik pertalian sosial di tempat kerja, alasan di baliknya, dan bagaimana karyawan kemudian menindaklanjuti dan bernegosiasi melalui pertalian tersebut. Saya juga ingin menjelaskan bagaimana konteks khusus suatu tempat kerja dapat memengaruhi pengalaman bekerja karyawan. Berdasarkan temuan penelitian ini, pengalaman diferensiasi karyawan BM dapat dikorelasikan dengan riwayat kekeluargaan dan kekerabatan yang bertentangan dengan perubahan struktural BM untuk menjadi lebih seperti perusahaan. Saya berpendapat bahwa kecenderungan karyawan untuk membedakan dua hal ini dan bertindak sesuai pemahaman mereka menunjukkan suatu kontradiksi nilai. Di lain sisi, ketika tindakan mereka bertolak belakang dengan pemahaman tersebut, maka sedang terjadi suatu negosiasi nilai yang umumnya relasional. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang berbeda, walau tetap ditindaklanjuti, juga mengalami kompromi dan pada kelanjutannya juga menjadi suatu negosiasi pertalian sosial.

Studies have shown that informal relationships, such as friendships, are considered as more meaningful for employees in the workplace. The issue is that the current societal context rarely cultivates strong relationships for work. In the case of the ‘BM’ School, I have found that the employees are torn on this issue and that it affects their practice and experience of workplace-based relationships. Using in-depth interviews and participant observation, this research aims to examine the practice of social relations in the workplace, the reasoning behind them, and how the employees then act upon and negotiate through them. I also want to explain how the particular context of the workplace may affect the employees’ work experience. Based on the research findings, the BM employees’ experience of differentiation can be correlated with a history of kekeluargaan and kinship which contradicted the structural changes of BM to become more corporate-like. I argue that the tendency of employees to differentiate the two and to act according to their understandings of it shows a contradiction of values. On the other hand, when their actions are the opposite of that understanding, then a negotiation of values is occurring, which is generally relational. This shows that differing values, while acted upon, are also compromised, and hereinafter also becomes a negotiation of social ties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengkung, Stephanie
"Lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kantor PLK adalah salah satu kantor yang terkena pajanan getaran dan kebisingan akibat jarak kantor yang cukup berdekatan dengan rel dan Warning Signal Kereta Api. Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa apakah getaran dan kebisingan yang diterima para karyawan PLK sudah melebih nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan pengukuran pajanan getaran dan kebisingan, hasil yang didapatkan adalah pajanan getaran yang dialami para karyawan PLK belum melebihi batas yang telah ditetapkan tetapi pajanan kebisingan yang dialami para karyawan PLK cukup tinggi terutama untuk karyawan di lantai 1 karena ruangan di lantai 1 merupakan ruangan terbuka sedangkan ruangan di lantai 2 adalah ruangan tertutup. Hasil penelitian menyarankan ruangan-ruangan di lantai 1 juga dibuat tertutup sama seperti di lantai 2. Selain itu, pembangunan pembatas di sekitar gedung PLK dan pemasangan peredam suara juga akan menurunkan level kebisingan tersebut.

Work environment can affect an individual's performance in carrying out their duties either directly or indirectly. ?Pembinaan Lingkungan Kampus? (PLK) office is one of the offices affected by exposure to vibration and noise due to the distance that the office is quite close to the rail and Warning Signal Railway. In this experiment the author tries to analyze whether the vibration and noise received by the employees of PLK are already exceeds the threshold value has been determined or not. After exposure to vibration and noise measurements, the results obtained is the vibration exposure experienced by the employees have not exceeded a predetermined limit, but the noise exposure experienced by the employees of PLK is quite high, especially for employees in the first floor because the room on the first floor is an open space while on the 2nd floor, the rooms are enclosed rooms. The results suggest the rooms on the first floor have to be covered as are made on the 2nd floor. In addition, construction of barrier around the building and installation of silencers in PLK will also reduce the noise level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>