Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asmuraini Azis Taba
"Banyak teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen, kebijakan hutang maupun interaksi keduanya mengandung informasi mengenai keadaan perusahaan di masa mendatang, salah satunya adalah keadaan cash flow perusahaan. Diantara teori-teori tersebut, adalah teori signaling dan teori free cash flow.
Tesis ini menginvestigasi implikasi kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap keadaan cash flow perusahaan pada masa mendatang berdasarkan kedua teori di atas. Data pada tesis ini menggunakan pasar modal Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta sebagai populasi dan dihasilkan 73 sampel perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahunan periode 1991-2002.
Pengujian terhadap sampel perusahaan baik secara keseluruhan maupun masing-masing dilakukan dengan menggunakan metode Geweke Feedback Measures (GFM) dan metode 2 Stage Least Squares (2SLS). Pada proses analisa ini data tersebut diperlakukan dengan menggunakan lagi dua tahun ke belakang.
Hasil investigasi tesis ini terhadap sampel perusahaan di BEJ tidak memberikan dukungan terhadap kedua teori di atas. Hasil yang tidak signifikan didapatkan pada masing-masing sampel perusahaan maupun secara keseluruhan.
Hal tersebut di atas dapat disebabkan oleh bentuk perusahaan di Indonesia yang pada umumnya memiliki struktur kepemilikan kekeluargaan yang dapat mempengaruhi keputusan kedua kebijakan tersebut. Disamping itu perlu diperhatikan masalah keterbatasan teknikal, yaitu terbatasnya data yang tersedia (data tahunan), hal ini dapat mempengaruhi hasil yang didapat. Dianjurkan untuk membandingkan hasil tesis ini dengan penelitian sejenis dengan data kuartal ataupun data semester pada periode yang sama.

Many theories imply that dividend policy and capital structure policy (leverage) - independently or interactively- have information content about future performance of the company, for example company's future cash flow. Among those theories are Signaling Theory and Free Cash Flow Theory.
This thesis investigates these implications (the information content) of dividend policy and capital structure policy to company's future cash flow. The data that been used are from Indonesian capital market, especially Bursa Efek Jakarta as the population and gives 73 companies sample based on their annual financial report between year 1991-2002.
Geweke Feedback Measures (GFM) and 2 Stage Last Squares (2SLS) are methods that used in this thesis. The methods are implemented with the data individually and generally. In this process the data are in the styling of two lags behind.
The result of this thesis has no support to both theories. Insignificant results are happen to the data individually and generally. The samples of companies in BEJ do not reflect the theory of Signaling and the theory of Free Cash Flow to their policy of dividend and leverage, which have no information content to their future cash flow. This happen to each sample company and all sample companies in general.
The possibly caused of that result is the Indonesian company structure in general that minority owner have big influence to the both policy. Other possibly caused is the type of the Indonesian companies that have family ownership structurally, which can influence the decisions of the policies. The lack of data available, which is yearly data, can affect the result, comparing with similar research with quarterly data or semi annually data in the same period of time is requested.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Prilie Permana
"House of Risk (HOR) adalah sebuah kerangka kerja untuk mengidentifikasi risiko dan merancang mitigasi risiko berdasarkan hasil penilaian risiko. House of Risk digunakan sebagai metode untuk merancang mitigasi tersebut dalam penelitian ini. Pembukaan rute baru dan evaluasi rute eksisting pada dasarnya melibatkan banyak risiko yang berkontribusi sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, penting untuk merancang mitigasi risiko pada setiap rute secara spesifik. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kejadian risiko yang kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi agen risiko pada kegiatan pembukaan rute baru dan evaluasi rute eksisting. Hasilnya, diperoleh 16 kejadian risiko dan 28 agen risiko melalui diskusi dan kuesioner. Melalui perhitungan Pareto secara kumulatif, 21 agen risiko dipilih berdasarkan total nilai Aggregate Risk Potential (ARP) sebagai agen risiko yang diprioritaskan untuk dimitigasi. Agen risiko yang paling signifikan adalah company's financial limitations dimana nilai ARP sebesar 1296 untuk rute pertama dan 945 untuk rute kedua. Sementara itu, HOR 2 menghasilkan 18 aksi mitigasi dimana aksi dengan nilai efektivitas tertinggi adalah cashflow projections and profitability evaluation.

House of Risk (HOR) is a framework to identify risks and design risk mitigation based on the results of risk assessment. House of Risk is used as a method of designing these mitigations in this research. Opening new routes and evaluating existing routes inherently involve multiple risks that contribute as factors that need to be considered. Thus, it is important to design risk mitigation on each route specifically. This research begins with identifying risk events which are then followed by identifying risk agents in the activities of opening new routes and evaluating existing routes. As a result, 16 risk events and 28 risk agents were obtained through discussions and questionnaires. Through cumulative Pareto calculation, 21 risk agents were selected based on the total Aggregate Risk Potential (ARP) value as priority risk agents to mitigate. The most significant risk agent is the company's financial limitations where the ARP value is 1296 for the first route and 945 for the second route. Meanwhile, HOR 2 produces the results of 18 mitigation actions where the actions with the highest effectiveness value are cashflow projections and profitability evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wesly Rudolf
"ABSTRAK
Laris Food merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di sektor makanan sehat karena memproduksi nugget tanpa bahan pengawet dan penyedap rasa. Pemilik usaha hendak menarik kredit dari bank untuk modal usaha dan investasi. Akan tetapi, usaha makanan olahan itu belum memenuhi kelayakan kredit karena memiliki permasalahan pada arus kas (cashflow).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemilik usaha menerapkan strategi manajemen cashflow dengan pendekatan aktivitas operasional. Penerapan strategi ini dapat mendorong pemasukan kas melalui peningkatan penjualan, percepatan perputaran persediaan, dan menurunkan piutang usaha. Selain itu, strategi manajemen cashflow dari aktivitas operasional ini mengendalikan pengeluaran kas seperti penurunan biaya pokok penjualan.
Penerapan strategi tersebut mampu membukukan kas yang lebih tinggi dari kebutuhan modal usahanya. Apabila pemilik usaha disiplin untuk menjalankan strategi manajemen cashflow ini, Laris Food diproyeksikan akan memiliki cashflow yang sehat. Dalam dua tahun ke depan, usaha nugget ini layak untu menerima kredit bank.

ABSTRACT
Laris Food is a micro, small and medium enterprises (SMEs) engaged in the healthy foods sector for producing nuggets without preservatives and flavorings. Business owners want to attract loan from banks to capital expenditure and investment expenditure. However, the business processed foods that do not meet the credit worthiness since it has problems in cashflow.
To overcome these problems, the owner of the business strategy cashflow management approach to operational activities. Implementation of this strategy can encourage cash generation through increased sales, accelerate inventory turnover, and lower accounts receivable. In addition, the management strategy of cashflow from operating activities is controlling cash expenses such as a decrease in cost of goods sold.
Implementation of the strategy is able to record higher cash from their capital needs. If the business owner discipline to execute this cashflow management strategies, Laris Food is projected to have a healthy cashflow. In the next two years, it shall effort for receive bank loans.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Dody Brian Candra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh arus kas operasional secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama simultan terhadap dividen kas.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank?bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 -2011. Sampel dalam penelitian ini adalah 26 bank diseleksi dengan kriteria tertentu dengan purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2011 dan Indonesian Capital Market Directory. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi, analisis regresi, pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan arus kas operasional tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan arus kas operasional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas.

This study aims to determine whether there are significant partial accounting profit to the cash dividend and to determine whether there are significant operating cash flow partially to cash dividends as well as to determine whether there are significant accounting income and cash flow together simultaneously to the cash dividend.
This research was conducted to determine the effect of correlation between variables is. The population used in this study is the banks listed on the Indonesia Stock Exchange during 2010 -2011. The samples in this study were 26 banks selected by specific criteria with purposive sampling method. The data collected in this study is quantitative data. Sources of data in this study were obtained from a secondary source of annual financial statements published on the Indonesia Stock Exchange the period 2010 - 2011 and the Indonesian Capital Market Directory. Data collection techniques are technical documentation. Method of data analysis is to use the assumption test, regression analysis, hypothesis testing.
The results showed that a significant accounting profit partially to cash dividends, while operating cash flow has no significant effect on cash dividends partially but accounting earnings and operating cash flow simultaneously significant effect on cash dividends.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Andreas Mikhael
"Salah satu tugas manajer keuangan dalam memaksimumkan kesejahteraan pemilik saham ialah dengan memberikan dividen. Masalah yang timbul sehubungan dengan dividen ialah seberapa besar dividen harus diberikan, dan seberapa besar laba harus ditahan agar keinginan investor terhadap dividen dan pertumbuhan perusahaan tetap terjaga. Dalam penentuan kebijakan dividen tersebut, pihak manajemen akan menemukan dua kepentingan yang saling bertentangan, yaitu tingkat pendapatan dividen yang besar dan tingkat pertumbuhan perusahaan yang besar. Dalam skripsi ini akan dibahas bagaimana sektor perbankan membagi laba bersihnya ke dalam dividen dan laba ditahan. Bagian dividen dari laba bersih perusahaan ternyata mempunyai korelasi yang negatip dengan jumlah laba bersih; makin besar laba makin kecil pula bagian yang diberikan sebagai dividen. Hal ini sesuai dengan keadaan sektor perbankan kita yang sedang 'growth'. Selain itu, dalam skripsi ini ditemukan bahwa jumlah dividen yang diberikan sektor perbankan terbukti mempunyai korelasi yang positip dengan harga sahamnya. Jadi semakin besar dividen, semakin mahal pula harga sahamnya, yang berarti kemakmuran pemilik saham semakin meningkat. Dalam kebijakan dividennya, sektor perbankan terbukti lebih memperhatikan dividen daripada laba ditahannya, karena kenaikan dividen akan memberikan kenaikan yang lebih besar kepada harga saham jika dibandingkan dengan kenaikan capital gain yang diberikan oleh laba ditahan. Meskipun begitu, kebijakan dividen sektor perbankan belumlah optimal dalam memaksimumkan kemakmuran pemilik, karena kebijakannya belum menyeimbangkan pengaruh dividen dan laba ditahan terhadap harga sahamnya. Semua hal ini akan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif (statistik). Juga akan dibahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan dividen, seperti jenis-jenis dividen, penentuan jumlah dividen, preferensi investor, serta bermacam-macam cara untuk membayarkan dividen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maria Putri Christary
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis secara empiris pengaruh struktur kepemilikkan, capital structure, cash flow sensitivity, dan arus kas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008, 2009 dan 2010. Penelitian ini menggunakan binary logistic karena memiliki variabel dependen dalam bentuk dummy.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan non linear signifikan antara blockholder ownership dengan kebijakan dividen perusahaan. Blockholder ownership dibagi menjadi 3 grup yaitu low ownership (kurang dari 20%), medium ownership (20,1%-50%) dan high ownership (lebih dari 50%). Perusahan dengan tingkat kepemilikkan yang sedang memiliki probabilitas yang lebih besar dalam membagikan dividen dibandingkan perusahaan dengan tingkat blockholder ownership yang tinggi dan rendah. Variabel yang berpengaruh signifikan adalah arus kas perusahaan, capital structure, dan kepemilikkan asing. Arus kas, profitabilitas dan ukuran perusahaan yang semakin besar akan meningkatkan kemungkinan perusahaan dalam membagikan dividen. Sebaliknya semakin besar leverage yang dipakai perusahaan, maka akan memperkecil kemungkinan perusahaan dalam membagikan dividen. Variabel cash flow sensitivity dan government ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

This research is conducted to empirically examine the effect of ownership structure, capital structure, capital budgeting, and cash flow on dividend policy in companies which are listed in IDX for the period of 2008, 2009 and 2010. The research also uses size and profitability as controlling variables. This research uses binary logistic model as an analytical tool. The result shows that there is a significant non linear relationship between blockholder ownership and dividend policy. The blockholder ownership is divided into three groups: low ownership (between 5- 20%), medium ownership (between 20,1% and 50%), and high ownership (greater than 50%). I find that companies with high and low ownership have a lower probability to share the cash dividend than companies with medium ownership. The company with higher cash flow, profitability and size will have a higher probability to share the cash dividend. Cash flow sensitivity does not significantly impact on dividend policy, as well as government ownership."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogy Suyatno
"Tujuan perusahan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya. Agar investor mengetahui bahwa pihak perusahaan telah berusaha untuk itu, perusahaan perlu memberi informasi tentang kinerja dan prospek perusahaan dalam bentuk laporan yang dipublikasikan. Publikasi ini bisa berupa laporan keuangan periode yang lalu atau mengenai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Walaupun begitu, publikasi atas informasi - informasi tersebut seringkali tidak memiliki efektifitas yang optimal bagi investor. Informasi tersebut baru berharga jika didukung oleh kondisi pasar modal yang efisien, dimana sernua harga surat - surat berharga mencerminkan semua informasi yang relevan. Kebijakan dividen sebagai salah satu informasi bagi investor, hendaknya dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk menentukan tinggi rendahnya penilaian investor atas dividen dan capital gain, menentukan hubungan Dividen Pay - out Ratio; dengan memperhitungkan risiko dan return saham industri properti, serta menelusuri sejauh mana emiten di sektor properti dapat mengoptimalkan kebijakan dividennya. Penelitian dimulai dengan studi literatur tentang berbagai konsep dan teori mengenai kebijakan dividen dan efisiensi pasar modal. Selanjutnya dilakukan pengujian Efisiensi pasar modal dan Relevansi Kebijakan Dividen dengan menggunakan beberapa kriteria distribusi normal, serial korelasi dan analisa regresi sederhana. Dan penelitian - penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Bursa Efek Jakarta periode 1991-1993 belum mencapai taraf efisien dalam bentuk lemah (weak form efficiency) karena distribusi frekuensi returnnya belum mengikuti pola yang random sehingga tidak mengikuti distribusi normal standard. 2. Nilai dividen industri properti ternyata tidak mempengaruhi harga penutupan sahamnya. 3. Masyarakat investor ternyata memiliki preferensi yang lebih besar terhadap capital gain dibandingkan mengharapkan dividen. 4. Nilai return saham properti ternyata tidak dipengaruhi oleh risiko saham yang bersangkutan dan juga tidak dipengaruhi oleh tingkat dividen pay-out rationya. 5. Kebijakan dividen yang telah ditetapkan emiten sektor properti ternyata sudah optimal untuk meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Berdasarkan pengujian diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan kondisi pasar modal yang belum efisien (periode 1991-1993), dividen saham properti belum memberikan signifikansi dalam mempengaruhi harga saham. Jadi investor belum menganggap dividen sebagai salah satu informasi penting untuk menilai harga saham. Sehingga setiap penurunan dividen tidak dianggap sebagai memburuknya kondisi perusahaan, dan juga sebaliknya. Implikasi lebih jauh dari kondisi ini adalah dividen tidak mempengaruhi tingkat return saham properti. Saham properti juga dikenal sebagai saham yang berdaya tahan kuat, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi pasar modal secara keseluruhan. Pada saat bullish, nilainya naik walau tak cepat dan pada saat bearish, nilainya juga tak cepat turun. Kondisi ini menyebabkan tingkat risiko saham properti tidak mempengaruhi tingkat return saham yang bersangkutan. Karena dividen tidak memiliki relevansi bagi peningkatan shareholder's wealth, maka wajar apabila investor lebih suka menciptakan sendiri arus pendapatan investasinya melalui capital gain. Dengan capital gain, maka investor bisa mendapatkan return yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, dibanding menantikan dividen yang nilai returnnya lebih rendah. Walaupun begitu, capital gain memiliki risiko yang jauh lebih tinggi karena memiliki unsur ketidak- pastian yang lebih besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Arhy Ardhana
"Tesis ini membahas tentang pengaruh total arus kas, arus kas operasi, dan laba bersih terhadap pembayaran dividen tunai pada industri konsumsi, tekstil, alas kaki, properti, telekomunikasi dan transportasi. Total arus kas digunakan dalam penelitian ini karena variabel ini dapat menghindari pengaruh alokasi sehingga diharapkan prediksi pembayaran dividen tunai menjadi lebih baik. Arus kas operasi digunakan sebagai salah satu variabel penelitian ini karena arus kas ini merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang sering dipakai sebagai dasar dalam membagikan dividen tunai. Laba bersih digunakan juga dalam penelitian ini karena sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen tunai.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif data sekunder. Data-data penelitian yang digunakan diperoleh melalui laporan keuangan yang telah diaudit yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2005 hingga tahun 2007. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan metode Random Effect Model. Penilaian dilakukan dengan menggunakan probabilita dan nilai statistik uji-t yang dihasilkan metode ini. Hal tersebut untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian ini adalah tidak adanya pengaruh signifikan antara total arus kas terhadap pembayaran dividen tunai. Akan tetapi, arus kas operasi dan laba bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen tunai. Hasil penelitian tersebut dapat diketahui berdasarkan uji-t metode Random Effect Model yang menunjukkan bahwa probabilita uji-t yang dihasilkan variabel total arus kas lebih besar dari 0.5. Sedangkan probabilita uji-t yang dihasilkan variabel arus kas operasi dan laba bersih lebih kecil dari 0.5. Namun variabel arus kas operasi memberikan pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen tunai. Hal tersebut terjadi karena nilai t-statistik arus kas operasi lebih kecil dari — t-tabel. Sedangkan laba_bersih memberikan pengaruh positif terhadap pembayaran dividen tunai karena t-statistik yang dihasilkan lebih besar dari t-tabel.

The focus of this study to discuss the influence of total cash flow, operating cash flow, and net income on cash dividend payment in consumption, textile, shoes, property, telecommunication, and transportation industries. Total cash flow is used in this study because this variable can avoid allocation influence thus prediction of cash dividend payment to be better. Operation cash flow is used as one of variable in this study because this cash flow constitute company’s operating activity result than often used as cash dividend payment foundation. Net income is used too in this study because otherwise as company’s ability indication in cash dividend payment.
This study a quantitative research using secondary data. The research data that are used in this research are obtained from audited annual reports that listed in Indonesia Stock Exchanges (ISE). This study covers the periods of 2005 until 2007. This study uses Random Effect Model in analyzing data. The appraisal is done by probability and statistic value of t-test from this model. The function is to know immanent or not influence of independent variables on dependent variable.
The results of this study shows that total cash flow has no significant influence on cash dividend payment. Nevertheles operating cash flow and net income have significant influence on cash dividend payment. The results are based on t-test Random Effect Model that show t-test probability of total cash flow variable bigger than 0.5. However t-test probability of operating cash flow and net income variable smaller than 0.5. however operating cash flow gives negative influence to cash dividend payment. It can be happen because t-statistic value operating cash flow smaller than -t-table. While net income gives positive influence to cash dividend payment because it’s t-statistic bigger than t-table.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>