Ditemukan 11536 dokumen yang sesuai dengan query
Agus R. Rahman
"ASEM mengkaitkan kawasan Asia dan Eropa dalam pola hubungan terstruktur.Pola hubungan ini bersifat inter-regional sehingga tekanannya difokuskan pada organisasi regional. Organisasi regional itu adalah EU (Uni Eropa) dan ASEAN plus tiga negara Asia yang lain. Kedua organisasi ini mengalami pertambahan jumalh keanggotaan yang berdampak pada pelaksanaan ASEM tahun 2006.Dampaknya terhadap ASEM tahun 2006 yang berlangsung di kota Helsinki memperlihatkan kuatnya baik identitas regional Eropa dan identitas regional Asia . Akan tetapi identitas ini berbeda yakni posisi negara-negara EU sangat kuat dan sebaliknya posisi negara-negara ASEAN plus tiga adalah kurang kuat. Selain itu , negara-negara EU mungkin mendominasi jalannya ASEM 2006 sehingga peran Finlandia sangat menentukan agar ASEM 2006 tetap bersifat demokratis dan tidak menyerang satu partisipan tertentu."
2006
JKWE-II-3-2006-68
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sastrohandoyo Wiryono
"Asia tidak memiliki kesatuan budaya mendasar seperti Eropa,yang dalam berperangpun melakukan "cultural interpretation" dan menumbuhkan"we feeling" yang kuat, suatu hal yang masih harus terjadi di Asia. Namun kedua belah pihak baik Asia maupun Eropa adalah multukultural.Lagipula proses integrasi di Asia sedang terus berkembang seperti tampak dengan adanya proses"ASEAN+3" gagasan mencapi ASEAN community ditahun 2020 dan diselenggarakannya East Asia Summit. Proses reformasi dan demokratisasi juga terus bergulir sehingga akhirnya Asia akan mrnyerupai Eropa, dan Eropa pun -dengan semakin basarnya migrasi dari Dunia ketiga -akan menyerupai Asia dalam keanekaragamannya. Bagaimanapun, Asia dan Eropa adalah dua kawasan yang dapat berinteraksi yang saling menguntungkan. Yang perlu di lakukan adalah agar dapat berkomunikasi secara sehat. Eropa tak perlu terlalu bersemangat/menggurui dalam memproyeksikan nilainya-nilainya. Asia tidak perlau terlalu defensif atau terlalu mengeluh bila menerima kritik. Kalau Asia dan Eropa mampu mengembangkan ASEM menjadi suatu forum kerjasam yang kuat, maka dunia yang triangular Asia-Eropa-Amerika akan menjadi lebih damai dan stabil."
2006
JKWE-II-3-2006-36
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Letta, Corrado G.M.
"Terbentuknya ASEM bagi kawasan Asia dan Eropa membawa dampak yang konkrit bagi para anggotanya. Hubungan ini membawa pengaruh yang cukup kuat ,salah satunya bagi Indonesia. ASEM memegang peranan yang penting bagi Indonesia karena forum ini dapat menjadi arena bagi Indonesia untuk mengusulkan dan melakasanakan berbagi kepentingannya di dunia internasional. Keuntungan ASEM bagi Indonesia antaralain ialah dapat menjadi fasilisator dalam kegiatan perdagangan dari investasi bagi kedua kawasan serta mendorong Eropa untuk menjalankan sistem perdagangan multilateral. Sementara bagi ASEM , Indonesia menjadi sangat penting karena adnya kepentingan politik ASEM di Indonesia. Disisi lain , kawasan Asia menjadi salah satu faktor penting bagi terbentuknya ASEM karena kedinamisan benua ini yang makin berkembang pesat. Kedinamisan Asia akan menjadi penunjang serta tantangan bagi berkembangnya proses ASEM serta bidang-bidang yang diliputinya di dunia internasional."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
JKWE-II-3-2006-5
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Lepi Tanadjaja Tarmidi
"Tulisan ini bermaksud menganalisa perkembangan terbaru pada ASEM yang berkaitan dengan perluasan keanggotaan baik di UNI Eropa maupun di Asia Timur, sejauh mana pertambahan anggota ini mempengaruhi proses ASEM. Uni Eropa telah bertambah dengan 10 negara anggota baru, sementara Asia Timur dengan tiga anggota baru. Selain itu,telah terbentuk banyak sekali bilateral free trade agreements di kawasan Asia Timur. Semua perubahan-perubahan ini tentunya saling mempengaruhi dan kait-mengait serta menentukan arah dari proses ASEM selanjutnya."
2006
JKWE-II-3-2006-26
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abdillah Toha
"Kondisi konstelasi global di bawah ancaman unilateralisme Amerika Serikat dan sekutunya telah menciptakan suatu "Orde global baru" yang mengedepankan perang melawan terorisme. Situasi ini sayangnya mendorong kondisi perdamaian dunia kearah yang lebih buruk dan rentan akan eskalasi konflik yang beranjak menjadi sebuah perang terbuka. Bagi ASEM , pada usianya yang kesepuluh, kondisi saat ini menuntut suatu perbaikan, baik secara internal maupun dalam hal peranannya untuk menciptakan dan mempertahankan perdamaian dunia, meskipun disadari bahwa ASEM tidak memiliki banyak pilihan amunisi untuk itu."
2006
JKWE-II-3-2006-59
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Hutabarat, Leonard
"Is ASEM simply an exercise in summitry, or is it an exercise in region building? Is ASEM a forum diplomatic niceties, or is it an institution for regime creation? ASEM is more than a summit also more than just a process. Though it is far from developing into a formal organization,] acquired a certain structure. This article explains three theoretical frameworks that can be discuss ASEM and provides three scenarios for ASEM's future as viewed by the realists, the liberal-institutionalists and the social-constructivists. For the realists, ASEM is seen primarily as a res changes in the distribution of power and the interest calculations of key actors in the ASEM, pro Liberal-institutionalists, on the other hand, are inclined to see ASEM as part of the rising regionalism and the increasing reliance on inter-regional forums to cope with the challenge globalization. Finally, some scholars argued that the East Asia used ASEM as an instrument regional integration or building a regional identity. This social-constructivist approach emphasis the process of identity-formation through inter-regional interaction. It also offers a reflection possible developments of ASEM, taking into account the nature of current concerns and the future uncertainties surrounding it. ASEM is very much a work in progress. Its future is not yet certain and its development will certainly be influenced by the clusters of factors."
2004
GJPI-7-1-Nov2004-58
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nurani Chandrawati
"The Myanmar problem had already been an important lesson for both participants from Asia and Europe in Asia-Europe Meeting (ASEM) when that problem had challenged the ASEM enlargement process in 2004. Learning from that condition. It is necessary for all state participants in ASEM to design and from the formal criteria for new participant state in ASEM forum as possible. Because the compromise strategy which had been reached by ASEM participants states to selve the friction between ASEAN and the European Union about Myanmar case and finally gave permission to Myanmar to attend the ASEM summit in Hanoi, Vietnam in October 2004, was not a satisfying decision and furthermore could continue that different perception between Asia and the European union in ASEM especially about the meaning of democracy and human rights."
2006
JKWE-II-3-2006-76
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Evi Fitriani
Singapore: Institute of South East Asia Studies., 2014
337.504 EVI s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta : Sekretariat Nasional Asean. Departemen Luar Negeri RI , 1975
327.111 IND s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Natalegawa, Marty
"Written by the highly regarded diplomat Marty Natalegawa, former ambassador and foreign minister of Indonesia, this book offers a unique insider-perspective on the present and future relevance of ASEAN. It is about ASEAN's quest for security and prosperity in a region marked by complex dynamics of power. Namely, the interplay of relations and interests among countries — large and small — which provide the settings within which ASEAN must deliver on its much-cited leadership and centrality in the region. The book seeks to answer the following questions: How can ASEAN build upon its past contributions to the peace, security and prosperity of Southeast Asia, to the wider East Asia, the Asia-Pacific and the Indo-Pacific regions? More fundamentally and a sine qua non, how can ASEAN continue to ensure that peace, security and prosperity prevail in Southeast Asia? And, equally central, how can ASEAN become more relevant to the peoples of ASEAN, such that its contributions can be genuinely felt in making better the lives of its citizens?"
Singapore: ISEAS Publishing, 2018
e20518312
eBooks Universitas Indonesia Library