Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuka Dian Nerendra
"Peran televisi sebagai bagian dari konstruksi identitas dalam ranah kebudayaan global pascamodern tidak dapat dielakkan lagi. Kini televisi telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat urban tanpa memandang kelas. Sementara itu, film menempati posisi yang sama, sebagai bagian dari konstruksi kebudayaan masa kini. Film menawarkan realitas baru dan menggagas konstruksi sosial baru dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut menjadikan integrasi kedua media tersebut patut diamati. Fasilitas yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi informasi abad keduapuluh satu memberikan peluang film dan televisi untuk mempercepat proses penyebarannya ke seluruh dunia.
Celestial Movies Channel merupakan salah satu contoh kasusnya. Sebagai stasiun televisi dalam jaringan televisi global, Celestial memosisikan diri sebagai stasiun khusus sinema Cina yang dapat diakses dari tempat manapun di seluruh dunia. Kasus ini menjadi lebih menarik untuk diamati ketika konstruksi kultural baru yang digagas Celestial dalam jaringan media global dipertemukan dengan aspek ruang yang terkonstruksi dalam media tersebut. Ruang, pada kenyataannya merupakan aspek penting dalam sebuah konstruksi kultural.
Penelitian ini mencoba menelusuri bagaimana Celestial memproduksi sebuah ruang bagi identitas kecinaan dalam ruang media global. Selanjutnya, penelitian ini juga mencoba mengetahui identitas kultural apa yang terkonstruksi dalam ruang maya seperti itu. Melalui pendekatan ruang, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana konstruksi identitas kultural dapat terjadi. Hal yang menarik adalah, konstruksi yang akan ditelusuri tersebut berlangsuug dalam ruang virtual (maya), yakni sebuah ruang yang hanya dapat mewujud dalam jaringan elektronik.
Pendekatan ruang dipergunakan untuk membongkar bagaimana pertarungan wacana dalam ruang tersebut bcrlangsung. Selain itu juga untuk menemukan bagaimana wacana tersebut berperan dalam proses produksi ruang virtual Cina yang digagas Celestial tersebut. Dengan demikian, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ini dapat membantu proses pemahaman tentang bagaimana konstruksi kultural dalam ruang media.

The role of television as a part of identity construction in the global post-modem culture is inevitable. Television now has taken part in daily lives of the urban disregarding the social class. At the same time, film has also positioned itself equally as a major part in the contemporary culture. Film offers new realities and giving ideas of how new social construction in the society would be. Integration of the two medias made it worth observed. The twenty-first century?s advanced infomation technology gives an opportunity for both film and television to accelerate their dissemination process throughout the globe.
Celestial Movies Channel is one example. As a television station in a globalized broadcasting network, Celestial has positioned itself exclusively as a station dedicated for Chinese Cinema, that can be accessed from any part of the world. The case is worth observing while new cultural construction as proposed by Celestial in the global broadcasting network is faced with spatial aspects constructed within the media. Space, as a matter of fact, is a crucial aspect in a cultural construction.
This research attempts to trace on how Celestial produces a space for Chinese identity in the global media space. Furthermore, this research also attempts to perceive the formation of cultural identity in such virtual space. By using the spatial approach and theories, this research primary objective is to find out how the cultural construction operates and works. Interestingly, the construction which to be observed occurs within a virtual space, a space which is formed in an electronic network.
Spatial approach is used to reveal the discursive formation in such contested terrain. On the other hand, to discover the way the discourses play a significant role in constructing the China?s virtual space that Celestial offers. This research can provide knowledge and better understanding in how cultural construction works in an electronic media space.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sattwika Duhita
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hiperrealitas gender yang digaungkan melalui YouTube terhadap fans perempuan JKT48, secara khusus menilik pada konstruksi industri budaya jepang terhadap budaya dan gambaran perempuan di Indonesia melalui JKT 48. Melalui penelitian ini akan diperoleh pemahaman hiperealitas gender yang terbentuk dan menjadikan JKT48 sebagai sebuah system simulacrum bagi para fans perempuannya. Paradigm yang digunakan adalah critical constructionism dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa para fans perempuan JKT48 terjebak dalam ilusi realita perempuan ideal dan menjadikan JKT48 sebagai standard perempuan yang ideal bagi dirinya.

This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be.;This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be., This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febbiyanti Satyabudhi
"Program televisi berkontribusi dalam memberikan penggambaran terkait segala aspek realitas mengenai suatu ruang. Pada program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa, semua penggambaran terkait kehidupan pada Rawa Paminggir didasarkan pada persepsi pembuat dan masyarakat dalam mempersepsikan Rawa Paminggir sebagai suatu entitas ruang menggunakan metode hermeneutika. Fokus dalam penelitian ini menggunakan konsep representational of space yang mana ruang dinyatakan sebagai sesuatu yang ‘dibayangkan’ hasil ciptaan kelompok dominan. Melalui konsep representational of space, sebuah media dalam bentuk program televisi dianggap mampu menciptakan suatu citra ruang yang terbentuk oleh persepsi atau bayangan dan imajinasi si pembuatnya.. Konteks besar penelitian ini adalah mata pencaharian masyarakat.
Hasil intepretasi dalam Program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa menghasilkan 6 nilai lanskap yang tersebar di tujuh tempat pada Desa Bararawa dan Desa Sapala. 6 nilai lanskap tersebut diantaranya nilai kebudayaan, nilai rekreasi, nilai sosial, nilai subsisten, nilai ekonomi, dan nilai lingkungan. Nilai kebudayaan tersebar di seluruh elemen intangible dan tangible. Nilai rekreasi dan nilai sosial muncul di elemen intangible seperti pacuan kerbau, dan sebagian elemen tangible yakni kalang & tempat penumbuk purun. Nilai subsisten tersebar di seluruh elemen vernakular. Nilai ekonomi muncul sebagian besar pada elemen vernakular seperti sungai & rawa, padang purun, dan hutan dan sebagian pada elemen tangible yakni kalang. Nilai lingkungan muncul pada sebagian elemen vernakular yakni padang purun, sungai & rawa serta hutan. Identitas Rawa Paminggir dalam konteks nilai lanskap dimaknai sebagai suatu tempat menyambung hidup yang sarat tradisi, unik dan menarik, memiliki sumber daya yang makmur, namun secara bersamaan juga terbatas karena sifatnya yang rentan.

Television program can contribute to create an image of the space. In Indonesia Bagus Program Episode Kehidupan di Atas Rawa. All the image of the space related Rawa Paminggir’s livelihood are formed through author’s perception and people’s perceptions in interpreting Rawa Paminggir as a spatial entity. This research examines how place identity produced through those perceptions use representation of space concept used hermeneutics methods. This research always based on context, which the big context is about livelihoods. Intepretation of the narrations on Indonesia Bagus produced 6 landscape values that spread on 7 segment places in Desa Bararawa and Desa Sapala. There are 6 landscape values, it consists cultural value, recreation value, social value, economic value, subsistent value, and cultural value. Cultural value is spread all over intangible and tangible elements. Recreation value and social value are appearing on intangible element such as kerbau rawa races, and tangible elements such as kalang dan tempat penumbuk purun. Subsistent value is spread on vernacular elements. Economic value appears on tangible element such as kalang and vernacular elements such as padang purun, forest, river, and swamp. Cultural value appears on vernacular element such as padang purun, river, swamp, and forst. The identity of Rawa Paminggir produced based on those values are place to live in, full of tradition, unique, interested, prosperous but at the same time limited because the susceptibility to environments.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Heradyani
"ABSTRAK
Langgam dalam film Anderson menjelaskan relasi antara ruang fisik dengan penggunanya. Pengguna ruang atau subjek memiliki peran penting dalam definisi ruang karena subjek yang akan mengaktifkan serta memberi pengertian terhadap ruang Tschumi, 1976 . Analisis mengenai ruang dan interioritas berdasarkan hubungan dengan representasi, okupasi ruang dan well-being subjek Power, 2014 . Definisi mengenai ruang memiliki keterkaitan dengan waktu karena waktu memberi modifikasi baik dalam level kultural maupun personal terhadap ruang.Anderson menggunakan visualiasasi berupa concept art dan storyboard sebelum diaplikasikan dalam montase akhir dunia film. Concept art Anderson menjelaskan elemen-elemen ruang yang dapat menjelaskan keadaan manusia dalam dunia film.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara langgam Wes Anderson dan interioritas ruang sebagai media narasi cerita. Tulisan ini menggunakan film The Grand Budapest Hotel 2014 dan The Royal Tenenbaums 2001 sebagai studi kasus.

ABSTRACT
The use of style is to describe the relationship between physical space and its user. The portrayal of space are as something generated by movement and life Tschumi, 1976 . Explanation about space and interiority are based on its relation to representation, occupation and well being of the subject Power, 2014 . The definition of space itself is determined by time, as time give modification on both cultural and personal levels.Anderson used visualization in form of concept arts and storyboard before establishing the final montage in the film. His concept arts explain spatial elements which contribute to the representation of subject rsquo s relation to space.With this paper, the author described the relationship between Wes Anderson style with the interiority of space as a narration device of explaining his movie universe. This paper used The Grand Budapest Hotel 2014 and The Royal Tenenbaums 2001 as case studies."
2017
S69305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Riawan Amin
Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2006
658 RIA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah Nurunnisa
"Skripsi ini membahas proses tumbuhnya cinta dalam film Indonesia yang berjudul Heart dan Daisy yang merupakan film Korea. Proses tumbuhnya cinta yang dibahas merupakan cinta segitiga yang terjalin pada tiga tokoh utama masing- masing film. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan pendekatan psikologi sastra untuk mengetahui sisi psikologi tokoh yang sangat berperan besar dalam proses tumbuh kembangnya cinta dalam cerita kedua film ini. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa kedua film yang sama-sama mengangkat tema cinta segitiga dengan penyajian yang mirip ini tidak ada hubungan saling mempengaruhi karena rasa cinta bersifat universal, bisa dialami siapa saja dan kapan saja.

This research discusses the emerging process of love in Indonesian movie entitled Heart and Korean movie entitled Daisy. The discussed love process is considered as love triangle involving the three main characters in each movie. This research uses descriptive analysis method and literary psychology approach to observe the psychological side of the characters whose role are very important in the emerging process of love in each story. The result of the research shows that the two movies, of which love triangle becomes the main theme, are not related and have no influence to one another. It is because the feeling of love is universal; love can be felt by anyone and it can emerge anytime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virania Syifa Mawar Dina
"

Skripsi ini membahas tentang hubungan part dan whole dalam membentuk pengalaman visual manusia ketika mengalami ruang secara tidak langsung, khususnya melalui gambar dari Instagram. Penulis mengidentifikasi part melalui pendekatan teori mengenai hubungan part dan whole, untuk melihat kecenderungan elemen spasial apa yang diambil dan dikomunikasikan pada media Instagram. Sedangkan pemahaman mengenai penyusunan whole didasarkan pada pendekatan persepsi visual dari Gestalt. Penulis mengidentifikasi part dan whole dengan mengamati unggahan pada akun Instagram pengunjung sebuah taman wisata alam dan situs resmi taman wisata tersbut. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa pada proses mengalami ruang secara visual di Instagram, kemampuan visual mata dalam menyeleksi lingkungan menjadi penting untuk memahami elemen mana pada lingkungan yang dianggap penting dan diambil atau elemen mana yang dihilangkan oleh manusia. Pada setiap part tersebut dapat terlihat sebuah hierarki informasi yang ingin ditunjukkan oleh manusia, yang kemudian disusun membentuk satu kesatuan (whole) melalui pengelompokan berdasarkan kesamaan, kedekatan dan kesinambungan menjadi satu informasi yang utuh.


This thesis discusses the relationship between part and whole in shaping human’s indirect visual experience of space, specifically through images on Instagram. Author identified parts through a theoretical approach to the relationship of parts and whole, to see the types of spatial elements that tend to be taken and communicated on Instagram. On the other hand, the understanding of the arrangement of whole is based on an approach to the visual perception of Gestalt. Author identified parts and whole by observing the Instagram posts that belong to the visitors of a nature park as well as the official site of the nature park in question. Based on the observation, author found that in the process of experiencing space visually on Instagram, the visual ability of the eye in selecting the environment is fundamental in understanding the types of elements in the environment that are considered significant and taken or even eliminated. Each part shows a hierarchy of information that humans try to communicate, which are then arranged to form a single unit (whole) through grouping based on similarity, proximity, and continuity into one whole information.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Puteri Adelia
"Anxiety adalah sebuah respon terhadap ruang berdasarkan interpretasi kualitas spasialnya yang melingkupi rasa takut, panik dan cemas. Kondisi ini seringkali dirasakan, bahkan pada ruang domestik yang seharusnya merupakan tempat individu merasa paling aman. Kehidupan domestik berpusat pada sekelompok individu yang terus mengalami perubahan gaya hidup, perubahan behavior dan selalu mencari kenyamanan. Perancangan arsitektur tidak selalu tepat dalam mempertimbangkan kedinamisan hidup domestik tersebut, melainkan berpotensi untuk melimitasi keleluasaan individunya dalam ruang tinggalnya. Anxiety merupakan hal yang dirasakan ketika adanya limitasi spasial, begitu pula dengan hilangnya batasan pada ruang. Maka dari itu, teritorialisasi dan personalisasi dilakukan untuk mewujudkan batasan serta kualitas spasial yang diharapkan.
Dengan demikian, skripsi ini akan memaparkan hubungan antara anxiety dan limitasi pada ruang dengan menjelaskan peran elemen spasial yang menghasilkan kualitas interior, serta bagaimana teritorialisasi dan personalisasi dilakukan untuk mengurangi anxiety tersebut. Studi kasus akan dilakukan untuk menunjukkan bagaimana performa elemen spasial dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap ruangnya sehingga dapat digunakan sebagai tools untuk meringankan perasaan anxiety yang tidak dapat dihindari selama berkembangnya kehidupan masyarakat.

Anxiety is one’s response towards their interpreted space based on its spatial qualities, which includes feelings of fear, panic and worry. This condition is often felt in a domestic space despite it being considered one’s safe space. Domestic life centers around a group of individuals who constantly face changes in their lifestyle, behaviors and are always seeking comfort. Architectural designs do not always accurately accommodate these dynamic changes in one’s domestic life, moreso potentially limiting their spatial freedom. These spatial limitations are what causes the feeling of anxiety, and so does the nonexistence of boundaries. Hence, a process of territorialization and personalization is done to construct the appropriate boundaries and the wanted spatial qualities.
This thesis is written to describe the relations between anxiety and limitations in space by explaining the roles of spatial elements which creates the quality of an interior, along with how territorialization and personalization are carried out to lift up said anxiety. A study case is conducted to demonstrate how the performance of spatial elements may affect one’s perception of their space, and how it becomes a tool to lessen the chance for someone to feel anxiety in space regardless of the changing dynamics in their life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunia Baharani
"Pada dasarnya, film biopic menampilkan cerita tentang kehidupan atau sebagian kehidupan dari seseorang, yang biasanya adalah orang ternama dalam sebuah film. Pembuatan film biopic tidak selalu mendapatkan izin dari orang yang nyata yang dijadikan inspirasi. Permasalahan ini membuat timbul pertanyaan terkait apakah pembuatan film biopic melanggar hak privasi orang lain dengan adanya penambahan fiksi dan tidak perlunya izin dalam pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana hukum hak cipta dalam mengatur sebuah karya yang mengandung privasi milik orang lain serta apakah menganalisa apakah pembuatan film biopic merupakan sesuatu yang melanggar hak privasi milik orang lain. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif, yang dilakukan dengan cara menganalisa bahan-bahan hukum primer berupa peraturan-peraturan, yurisprudensi dan peraturan internasional, serta bahan pustaka atau sekunder berupa buku artikel, jurnal dan sebagainya. Yang kemudian penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menganalisa data untuk menghasilkan analisis preskriptif dari permasalahan yang ada. Pada kesimpulannya, tulisan ini menemukan bahwa terkait konten dari ciptaan yang berupa fakta, bukanlah sesuatu yang masuk dalam pengaturan dari hukum hak cipta dan selama sebuah fakta didapatkan dengan sah, maka seseorang dapat dengan bebas membuat konten dari fakta tersebut, yang kemudian disimpulkan bahwa hal inilah yang menjadi dasar dari pembuatan film biopic. Hukum hak cipta dan hak privasi dalam penciptaan biopic berlaku tanpa bersinggungan satu sama lain, keduanya memberikan perlindungan, yang satu pada pembuat film yang satu bagi orang terkait yang dijadikan inspirasi.

Basically, biopic movies tell stories about the life or part of life of a person, in which usually a well-known person, in a film. The creation of biopic films does not always get permission from real people who are used as inspiration. This problem raises questions regarding whether the making of a biopic film violates the privacy rights of others by adding fiction and not requiring permission to make it. The purpose of this study is to analyze how copyright law regulates a work that contains the privacy of other people and whether to analyze whether the making of a biopic film is something that violates the privacy rights of other people. This type of research is juridical-normative research, which is carried out by analyzing primary legal materials in the form of regulations, jurisprudence and international regulations, as well as library or secondary materials in the form of books, articles, journals and so on. Which then this research uses qualitative methods in analyzing data to produce a prescriptive analysis of the existing problems. In conclusion, this paper finds that regarding the content of works in the form of facts, it is not something that is included in the regulation of copyright law and as long as a fact is obtained legally, then someone can freely create content from that fact, which is then concluded that this is which became the basis of making biopic films. Copyright law and privacy rights in the creation of biopics apply without interfering with each other, both provide protection, one for the filmmaker and one for related people who are used as inspiration."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ra'idah Azyyati Fauziyah
"Tesis ini mengkaji dua film produksi Hollywood, The Great Wall (2016) dan Doctor Strange (2016), yang memperlihatkan gejala supremasi kulit putih di dalamnya. Untuk mengkaji kedua film sebagai teks, tesis ini menggunakan pendekatan cinema studies yang menganalisis aspek naratif dan sinematografis (Boggs & Petrie, 2008). Selanjutnya, digunakan teori semiotik struktural dari Roland Barthes untuk membaca simbol-simbol yang mendukung penghadiran supremasi kulit putih dalam teks. Penelitian ini menunjukkan bahwa logika cerita dibentuk melalui peristiwa-peristiwa penting dalam teks yang memperlihatkan keunggulan tokoh kulit putih. Penokohan tampak di dalam teks melalui konstruksi tokoh kulit putih yang hadir secara dominan dalam tataran peristiwa dan interaksi dengan tokoh lainnya. Tempat-tempat yang dihadirkan di dalam kedua teks tidak sekadar menjadi latar yang melengkapi unsur naratif film, tapi berperan pula sebagai ruang ideologis yang memperlihatkan dominasi tokoh kulit putih. Sementara itu, simbol-simbol dan objek-objek dominan yang hadir di dalam teks dapat dibaca sebagai penanda supremasi kulit putih. Supremasi kulit putih menjadi ideologi teks The Great Wall dan Doctor Strange.

This thesis examines two Hollywood films, The Great Wall (2016) and Doctor Strange (2016), which show symptoms of white supremacy in them. To study the two films as texts, this thesis uses a cinema studies approach which analyzes narrative and cinematographic aspects (Boggs & Petrie, 2008). Next, Roland Barthes' structural semiotic theory is used to read symbols that support the presence of white supremacy in the text. This research shows that the logic of the story is formed through important events in the text that show the superiority of white characters. Characterization appears in the text through the construction of white characters who are dominantly present at the level of events and interactions with other characters. The places presented in the two texts do not just serve as backgrounds that complement the film's narrative elements, but also act as ideological spaces that show the dominance of white characters. Meanwhile, the dominant symbols and objects present in the text can be read as markers of white supremacy. White supremacy is the ideology of the texts of The Great Wall and Doctor Strange."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>