Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novia Nilasari
"
ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi telapak tangan dan 30 penderita penyakit jantung bawaan (PPJB) dari R.S. Harapan Kita, Jakarta dan 30 orang berjantung normal (OJN) dari mahasiswa Biologi FMIPA U1 untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan gambaran dermatoglifi pada kedua kelompok tersebut. Met ode pencetakan dilakukan dengan metode Holt (1968) menggunakan tinta finger print. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pola pada kedua telapak tangan PPJB di 'daerah T 0,00%; k 0.00%; liii 3,33%; liv 28,33%, dan H 5.00%; sedangkan pada OJN T 0,00%; In 0,00%; fill 0,00%; IIV 25,0j3%, dan H 6,67%. Rata-rata jumlah besar sudut atd kedua telapak tangan PPJB 86,37, sedangkan OJN 84,03. Rata-rata jumlah total sulur a-b kedua telapak tangan PPJB 75.93, sedangkan OJN 74.44. Ratarata besar derajat transversalitas kedua telapak tangan PPJB 71,66, sedangkan OJN 69.97. Frekuensi garis lipatan simian PPJB adalah 1,67% dan garis lipatan Sydney 3,33%, sedangkan OJN untuk garis lipatan simian dan Sydney 1,67%. Dari hasil uji Mann-Whitney (a=0,05) terhadap sudut atd kedua telapak tangan, jumlah sulur a-b dan besar derajat transversalitas da pat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara dermatoglifi telapak tangan PPJB dengan OJN.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuburlensi laju jantung heart rate tuberlence {HRT} baru-baru ini dianggap sebagai prediktor terbaru paling kuat untuk terjadinya kematian mendadak (sadden cardiac death (SCD) melebihi prediktor lain yang telah ada sebelumnya."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Knight, John F.
Bandung: Indonesia Publishing House, 2003
612.173 KNI j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaawoan, Adeleida Yuliana Anita
"Heart Failure (HF) merupakan sindrom klinis akibat ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan fungsional dan distress psikologis yang berefek pada kualitas hidup pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self care dan depresi dengan kualitas hidup pasien heart failure di RSUP Prof Dr R.D Kandou Manado. Desain penelitian desain non eksperimental jenis cross sectional analitik. Responden sebanyak 79 orang, diperoleh melalui teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self care dan depresi dengan kualitas hidup pasien HF. Selain itu didapatkan variabel umur, self care dan depresi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup. Implikasi hasil penelitian dalam keperawatan adalah peningkatan peran perawat sebagai edukator dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang self care dan mengembangkan kemampuan dalam melakukan screening tingkat depresi pasien HF secara rutin.
Heart Failure (HF) is a clinical syndrome of inability of the heart to provide sufficient pump action to distribute blood flow to meet the needs of the body. This situation creates functional limitations and psychological distress that give impact on patient?s kualitas hidup (QoL).
The purpose of this research was to identify correlation between self care and depression with kualitas hidup heart failure patient in Prof DR. R.D Kandou Hospital Manado. This study used nonexperimental analytic cross sectional design. Seventy nine respondents was recruited using consecutive sampling method.
The study finding showed significant correlation between self care and depression with kualitas hidup heart failure patient. In addition age, self care and depression are found as predominant factors to kualitas hidup of heart failure patient. Nursing implication from this result is that of nursing role as educator on self care and ability in screening patient?s depression level should be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30728
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Lukmanda Evan
"Perkembangan teknologi memainkan peranan penting dalam ketersediaan parameter pencitraan pada prosedur kateterisasi jantung, yang berdampak pada perlunya dilakukan optimasi pada kualitas citra dan tingkat dosis radiasi guna menentukan kombinasi parameter optimasi yang optimal. Pada kasus pasien anak (pediatrik), keperluan optimasi menjadi sangat penting sebab waktu hidup pasien yang lebih panjang dan sel yang lebih rentan terhadap radiasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan parameter pencitraan yang optimal di antara variasi yang diberikan, yakni mode pencitraan, diameter pembuluh darah (8, 6, 4, 2, dan 1 mm), dan konsentrasi media kontras berbasis Iodin (16%, 14%, 12%, dan 10% pada larutan plasma darah), dengan Figure of Merit (FOM) sebagai parameter. Fantom dibuat sebagai pengganti pasien pediatrik. Pengukuran Entrance Surface Air Kerma (ESAK) dan dosis keluaran dilakukan bersamaan dengan kalkulasi Signal-to-Noise Ratio (SNR) dari masing-masing variasi. Dari kalkulasi dosis dan kualitas citra, FOM untuk semua variasi dapat dikalkulasi dan kondisi optimum dapat ditentukan. Sebagai hasil, mode low dose pada fluoroskopi dan mode 15 fps low contrast mode ditentukan sebagai mode paling optimum untuk pasien berketebalan 10 cm. Ditemukan pula bahwa material timah tidak cocok digunakan dalam studi karena nilai SNR yang terlalu jauh jika dibandingkan dengan larutan Iodin.

Technological development plays an essential role in expanding the breadth of imaging parameters in cardiac catheterization procedure, consequencing on the need of optimization involving image quality and dose level to consider the most favorable parameter combination. In the case of paediatric patients, the awareness is greater owing to the longer life expectancy as well as higher vulnerability against radiation effects in younger cells. The purpose of this study is to assess the most favorable imaging parameters among varied factors, i.e. the available imaging modes, vessel diameter (8, 6, 4, 2, and 1 mm), and iodine-based contrast agent’s concentration (16%, 14%, 12%, and 10% in a blood plasma solution), employing Figure of Merit (FOM) as optimization parameter. In house phantom was constructed to accommodate all variations within the dimensional constrain of a paediatric patient. Measurements of Entrance Surface Air Kerma (ESAK) and exit dose were performed along with calculations of Signal-to-Noise Ratio (SNR) of each varied objects. From the measured dose and image quality, calculation of FOM was done resulting that of all modes, it was favorable to employ low dose fluoroscopy mode and lower frame/s mode in cine acquisition due to low delivered dose and insignificant image quality change among the modes. Higher frame/s cine modes were, however, usable when clinical situation dictates with the expense of the dose level being twice as much as the lower frame rate cine modes. This work also found that the use of Tin as Iodine replacement for research purposes is inadvisable.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : FKM-UI, 2000,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Schizophernia disorder is a servere mental disorder that is expected having a great relapsing risk. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Yetti
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang bersifat kronis tidak hanya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke namun juga dapat menjadi kondisi yang mendahului munculnya gagal jantung kongestif. penyakit pembuluh darah tepi kronis, aneurisma aorta dan gagal ginjal. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum diderita para lanjut usia (lansia). Pendekatan promosi kesehatan yang populer untuk menurunkan prevalensi hipertensi salah satunya dengan meningkatkan kepatuhan diit terutama kosumsi rendah garam, Kepatuhan diit lansia sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga, karena 50% lansia di Indonesia tinggal di rumah tangga bersama suami/istri dan anggota keluarga lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik, dukungan keluarga dan hasil pendidikan kesehatan dengan kepatuhan dilt hipertensi lansia di kelurahan Paseban kecamatan Senen Jakarta Pusat setiap faktor dominan yang paling mempengaruhinya Penelitian ini menggunakan metodologi riset keperawatan dengan rancangan studi pOlong Hntang (cross sectional). Sampel penelitian sebanyak 109 responden dengan menggunakan teknik random sampling. Basil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga (p=0,002) dan hasil pendidikan kesehatan (p=0,000) dengan kepatuhan diit hipertensi lansia, serta hasil pendidikan kesehatan merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan diit hipertensi lansia (OR=6,031), Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan keluarga dan pendidikan kesehatan merupakan dua hal penting yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan diit hipertensi lansia. Dan hasil penelitian ini disarankan lansia lebih membuka diri menerima informasi kesehatan yang diberikan terutama mengenal diit hipertensi dan keluarga memberikan dukungan yang lebih optimal kepada lansia untuk mematuhi diit hipertensi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulandari
"Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ibu melahirkan secara sectio cae-
sarea cenderung lebih lambat melakukan inisiasi menyusu dini dan mem-
punyai prevalensi lebih rendah dalam praktik ASI ekslusif dibanding Ibu
melahirkan pervaginam. Ibu post sectio caesarea juga tidak memulai
menyusui bayinya pada hari pertama melahirkan. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya praktik inisiasi
ASI pada Ibu post sectio caesarea termasuk peran tenaga kesehatan di se-
buah rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 72 ibu yang melahirkan secara
sectio caesarea selama bulan Juni 2012 telah menandatangani informed
consent, diobservasi sejak masuk rumah sakit sampai akhir hari ke-2 post
sectio caesarea, dan diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan semua ibu sudah mempunyai pengetahuan yang
baik tentang ASI, 26,4% di antaranya sudah mempunyai pengalaman se-
belumnya dalam memberikan ASI, tetapi hanya 6,9% dan total 29,2% yang
mulai memberikan ASI pada hari pertama dan kedua pasca sectio cae-
sarea. Dukungan tenaga kesehatan dalam hal membantu proses pember-
ian ASI dilaporkan masih rendah. Uji korelasi mendapatkan bahwa dukun-
gan tenaga kesehatan dan kondisi rawat gabung adalah faktor yang
berhubungan dengan praktik pemberian ASI (p value 0,39; p = 0,001; phi
value = 0,47; p = 0,001). Rendahnya pemberian ASI ibu pasca sectio cae-
sarea berkorelasi dengan rendahnya dukungan tenaga kesehatan dan pe-
nundaan rawat gabung.
Previous studies showed that breastfeeding initiation was late in babies
born with sectio caesarea compared to those with vaginal delivery and
prevalence of exclusive breastfeeding practice was low in the former group.
There was no breastfeeding initiation in the first day of post sectio caesarea.
The objective of this study was to define factors correlated to low breast-
Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio
Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit
The Low Practices of Breastfeeding for Sectio Caesarea Women and Health
Workers Support in Hospital
Dwi Retno Wulandari, Linda Dewanti
feeding practice initiation on post sectio caesarea mother, including the role
of health workers in a hospital in Surabaya. 72 post sectio caesarea moth-
ers were observed and interviewed on 1-30 June 2012 to find the factors
correlated with breastfeeding practice. The results showed that although all
the mothers already had a good knowledge about breastfeeding, and 26.4%
of them had previous experience in breastfeeding, only 6.9% and 29.2% of
total breastfeeding is started on the first and second post sectio caesarea
respectively. Support for breastfeeding practice from health workers was
low, and there were significant correlation between the support and room-
ing conditions with breastfeeding practices (p = 0.001). We concluded that
low level of breastfeeding practice on mother with sectio caesarea correlat-
ed with low support of health professional and with the delay of room-in
practice."
Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukidjo Notoatmodjo
Jakarta: Rineka Cipta, 2002
613 SUK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>