Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rubina Winnie Miranda
"ABSTRAK
Vietnam dan Thailand merupakan dua negara Asia Tenggara dengan proses modernisasi yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Vietnam pernah berada di bawah rezim komunis, sedangkan Thailand cenderung pro-
Amerika dan promodernisasi di masa Perang Dingin hingga setelahnya. Namun, keduanya sama-sama
mengonsumsi Hallyu secara masif, menganggapnya sebagai simbol modernitas pan-Asia. Hallyu dilokalisasi
dan dijadikan sebagai standar bagaimana budaya populer seharusnya diproduksi. Dengan kerangka teori sirkuit
budaya, penelitian ini menganalisis dimensi-dimensi yang terkait dengan penyebaran Hallyu di Thailand dan
Vietnam dan bagaimana kedua negara tersebut melokalisasi Hallyu sebagai produk lokalnya.

ABSTRACT
Vietnam and Thailand are two Southeast Asian countries that have been through different modernization
process one and another. While Vietnam was once under a communist regime, Thailand was an ally of the U.S.
and tend to be pro-modernization during the Cold War era the following era. However, both countries consume
Hallyu massively and view it as a symbol of pan-Asian modernity. They also look up to Hallyu as a standard for
how pop culture is supposed to be produced by localizing it. Using a modified circuit of culture as a theoretical
framework, this paper examines the interrelated dimensions associated with Hallyu proliferation in Thailand and
Vietnam, and how two countries localize Hallyu as their own local products."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Korea : Jimoondang, 2008
KOR 302.235 19 KOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Landry Haryo Subianto
"The paper tries not to portray the details of these various economic co-operations in the Asia Pacific. Rather, it tries to discuss general progress and development of regional economic co-operations in East Asia, especially in Southeast Asia-as part of Asia's response to and consequences of globalization in this particular region. Further more,it also discusses possible road maps for a more coherent regional co-operation, its challenges and opportunities and in particular its implications on Japan. It is a widely believed that Japan should-and is expected to promote co-operations in Asia as a means to revive and revitalize regional economy, thus, keeping Japan as one of the most important economic dynamos of the region, and the world"
2005
MJJS-1-1-August2005-59
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
[s.l.]: Global Oriental, 2006
780.951 9 KOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ann Arbor: University of Michigan Press, 2016
302.231 HAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Judika Margaretha
"Some people call it a "virus", others view it as an "addiction". Inilah yang terjadi pada fenomena Korean Wave atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini menjadi sebuah budaya global alternatif yang mampu merambah melalui drama TV dan K-pop yang menjadi ancaman dan mempunyai tempat sendiri diantara maraknya Hollywood dan Bollywood melalui tayangan-tayangannya tersebut. Melihat hal tersebut peneliti menjadi tertarik untuk melihat kebelakang history media di Korea dalam milestone perkembangan penggunaan media di Korea. Makalah ini berfokus dalam upaya mencari milestone industri media dan kebijakannya yang digunakan oleh pemerintah Korea sehingga memberikan image Korea yang begitu melekat kepada negara lain. Untuk menggali hal tersebut, metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi dokumen dari annual report, rancangan kebijakan, literatur yang dikeluarkan Kementrian Kebudayaan Korea, Jurnal Komunikasi dan tesis mengenai Korean Wave yang nantinya akan menjawab perkembangan kebijakan dan penggunaan media oleh Korea. Makalah ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran bagi negara-negara lain dalam membuat kebijakan dan memanfaatkan media yang dimiliki untuk membuat fenomenanya sendiri.

Some people call it a "virus", others view it as an "addiction". That’s "Korean Wave" ("Hallyu" in Korean). This phenomenon has become an alternatif culture that consists principally of two forms of media, television serials and pop music (K-pop), has it own popularity among Hollywood and Bollywood. Researcher see this phenomenon as something unique and interesting because the Korean government took full advantage of this national phenomenon and began aiding Korean media industries in exporting Korean pop culture. This global expansion has contributed to enhancing South Korea’s national image and its economy. How the authors developed and conducted this research by using document studies from annual report, strategy and policy planning, and literature from Ministry Culture, Sport, and Tourism Korea, Communication Journal, and thesis from other university that contain Korean Wave. The purpose of the research is to figure out the possibility for other country to adopt the strategy of the Korean Wave in the interest of creating their own Wave.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Hee Mun
"Penelitian ini mempelajari arus budaya Korea (Korean wave) di Indonesia, terutama budaya campuran antara budaya Korea dan budaya Indonesia. Sekarang ini, budaya Korea menjadi sebuah hiburan baru di Indonesia. Fenomena ini berhubungan dengan budaya populer di Indonesia. Karena hal ini, budaya campur antara Indonesia dan Korea pun muncal. Budaya Korea sedang melemah di China karena hilangnya fungsi budaya populer yang diakibatkan oleh tidak adanya drama Korea yang dianggap menarik untuk ditonton oleh masyarakat China.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan persamaan dari fenomena ini, untuk mengetahui apakah budaya campur bisa berkompetisi dengan budaya asli di Indonesia dan juga untuk menemukan kemungkinan menurunnya budaya Korea di Indonesia berdasarkan apa yang terjadi di China. Penelitian ini menyertakan penelitian deskriptif dan wawancara dengan orang yang suka menonton acara TV Korea dan film Korea dan juga mendengarkan musik Korea (K-Pop). Permasalahan utama adalah kemungkinan adanya kompetisi antara budaya Korea asli dengan budaya populer Indonesia-Korea. Data-data dikumpulkan dari berbagai buku, artikel, kuesioner, dan laman internet yang berkaitan dengan budaya Korea di Indonesia. Metode analisa data yang digunakan adalah analisis respon.
Hasil dari penelitian ini adalah banyak orang beranggapan bahwa budaya populer Korea-Indonesia tidak bisa bersaing dengan budaya Korea asli. Faktanya, sejak Indonesia diperkenalkan dengan budaya Korea, negara ini secara stabil tertarik dengan kepopuleran budaya Korea, berbeda dengan China.

This research explores Korean Wave in Indonesia, especially the mix-culture between Korean Wave and Indonesian culture. Nowadays, Korean Wave becomes a new entertainment for Indonesian. This phenomenon is related to popular culture in Indonesia. Because of this, the mixed culture between Korean Wave and Indonesian culture appear. Korean Wave is weakening in China because the function of popular culture is loss due to absence of Korean drama that Chinese people are interested to watch.
The purpose of this article is to find similarity of this phenomenon, to know whether mixed culture can compete with the original one in Indonesia and also to find the possibility of decreasing Korean Wave in Indonesia based on what happened in China. This research includes descriptive research and interviews people who like to watch Korean TV program and film, and listen to K-pop. The main issue is the possibility of competition between the original Korean wave and Korean-Indonesian Pop culture. The data is collected from various books, articles, questionnaire, and websites related to Korean Wave in Indonesia. The method of data analysis used is response analysis.
The result of this research is that many people assume that Korean-Indonesian Pop culture cannot compete with the original Korean Wave. In fact, since Indonesia is just introduced to Korean Wave, this country is statically fascinated in the popularity of Korean Wave, differ from China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>