Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"The object of this research is to predict to leverage of the firm by examining a few influencing factors such as profitability ratio, investment opportunity, and growth of the firm. The study was conducted by analyzing the financial statements of 62 companies listed in the Jakarta Stock Exchange during the period of 2002-2003 and the data from the Capital Market Directory of 2004. In this study the dependent variable is represented by leverage and the independent variables are profitability, investment opportunity, and growth. The SPSS program was used to analyze the influence of the independent variables on the dependent variable. To check the validity, the study the study used the classic assumption test method, the autocorrelation, the multicolinearity and the heteroscedasticity test. The result indicate that factors such as profitability, investment opportunity, and growth can predict the leverage of the firm. The negative correlation occurs between profitability and leverage, while the positive correlation occurs between investment opportunity, growth and leverage."
TEMEN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Dian Maruli Tua
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pengaruh laba bersih, dividen, pendanaan dan investasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pengolahan data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen dan juga hutang berpengaruh secara tidak signifikan terhadap investasi secara konsisten sepanjang periode penelitian. Sedangkan dividen terhadap laba ditahan; laba ditahan terhadap hutang; laba ditahan terhadap investasi; dan investasi terhadap nilai perusahaan hasilnya tidak konsisten sepanjang periode penelitian.

ABSTRACT
This study focuses on the effect of net income, dividend, financing, and investment toward value of the firm. Literature study method and Structural Equation Model (SEM) as data processing method are applied in this study.
This research reveal that net income is consistently not significant affected dividend as well debt toward investment along the research period. Whereas the effect of dividend toward retained earning; retained earning toward debt; retained earning toward investment; and investment toward value of the firm result all differently along the research period."
2009
T26491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imansyah Syamsoeddin
"Keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu negara memerlukan dukungan dari berbagai hal; salah satunya adalah sumber pendanaan yang memadai, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Kondisi ini juga berlaku di Indonesia dimana keterbatasan sumber pendanaan pemerintah dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional memerlukan sumber pendanaan alternatif.
Salah satu sumber pendanaan yang saat inl berkembang pesat di Indonesia dilihat dari kapitalisasi dana yang berhasil dihimpun adalah ''Pasar Modal" Pasar Modal memiliki 3 (tiga) macam pendanaan yaitu saham, obligasi dan derivatives, yang masing-masing mempunyal variasinya sendiri misalnya Right Issue untuk saham atau Convertible Bond untuk obligasi.
Berdasarkan data yang didapatkan penulis, Right Issue merupakan metode pendanaan di Pasar Modal yang saat ini paling banyak diminati perusahaan publik dibandingkan dengan metode pendanaaan lainnya. Karena itu penulis tertarik untuk meneliti latar belakang dan alasan yang mendasarinya.
Di dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui studi lapangan sebagai data utama dan studi kepustakaan sebagai data penunjang studi lapangannya menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survey terhadap data keuangan dari 7(tujuh) perusahaan publik di bidang manufaktur yang melakukan Right Issue pada tahun 1995. Sedangkan studi kepustakaannya dilakukan dengan cara menelaah buku teori keuangan serta bacaan lain yang dapat mendukung penelitian ini.
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa Right Issue dianggap sebagai cara mobilisasi dana yang paling mudah dan cepat untuk "waktu dan kondisi" yang ada saat ini di BEJ, dan bukan karena kemampuannya untuk mengoptimalkan peningkatan kemakmuran dari pemegang saham. Kemudahan dan keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan publik dari pendanaan Right Issue timbul karena masih lemahnya peraturan dan pengawasan yang ada pada Pasar Modal kita. Untuk itu penulis menyarankan agar BAPEPAM segera memperbaiki peraturan yang ada dan meningkatkan pengawasannya bagi perusahaan yang ingin melakukan Right Issue serta melarang pendanaan Right Issue yang memiliki indikasi untuk digunakan bagi kepentingan anak perusahaan.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Kurniawan
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keputusan investasi (investment decision) dan keputusan pendanaan (financing decision) terhadap performa (performance) dan nilai (value) perusahaan industri jasa pelayaran di Indonesia. Economic Value Added (EVA) digunakan sebagai proksi pengukuran performa perusahaan dan Tobin’s Q (TOBIN-Q) digunakan sebagai proksi pengukuran nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan seluruh perusahaan pelayaran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel (panel data regression). Hasil analisis regresi tersebut kemudian dikonfirmasi lebih lanjut melalui wawancara online dengan 3 (tiga) orang narasumber dari 3 (tiga) perusahaan pelayaran Indonesia. Deskripsi statistik menunjukkan bahwa perusahaan pelayaran di Indonesia lebih mengandalkan utang bank sebagai sumber pendanaan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi, yang diukur dengan tingkat pertumbuhan aktiva tetap (Fixed Asset Growth, FAG), berdampak positif signifikan terhadap performa dan nilai perusahaan pelayaran di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan negatif signifikan antara nilai rata-rata tertimbang biaya modal (Weighted Average Cost of Capital, WACC) dengan performa dan nilai perusahaan. Lebih lanjut, perusahaan pelayaran Indonesia terindikasi kuat menyelaraskan investasi yang dilakukan dengan sumber pendanaannya, sehingga fleksibilitas pendanaan menjadi hal yang penting bagi perusahaan pelayaran Indonesia dalam memutuskan suatu investasi.

This paper analyses the impact of investment and financing decisions on the performance and value of Indonesian shipping companies. Economic Value Added (EVA) is used as the proxy to measure the company's performance and Tobin's Q (TOBIN-Q) is used to measure the company's value. This paper uses annual audited financial reports of all Indonesian shipping companies listed on the Indonesian Stock Exchange from the year 2016 to the year 2020. The data are analyzed using panel data regression and the main findings are confirmed further through online interviews with 3 (three) decision makers from 3 (three) listed Indonesian shipping companies. The statistical description shows that Indonesian shipping companies rely on bank loans as the primary financing source. Result shows that investment decision, as measured with Fixed Asset Growth (FAG), has a significantly positive relationship with the company’s performance and value. Result also finds a significantly negative relationship between the company’s Weighted Average Cost of Capital (WACC) and its performance and value. Furthermore, research finding strongly indicates that Indonesian shipping companies align their investments with their funding sources. Thus, flexible funding terms are important for Indonesian shipping companies in making investment decision."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriati
"Pecking Order Theory merupakan suatu model struktur pendanaan dalam manajemen keuangan dimana struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai dari sumber dana termurah yaitu dana internal hingga saham sebagai sumber terakhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan, dimana faktor-faktor yang diteliti adalah perubahan belanja barang modal, pembayaran dividen, investasi, arus kas operasi, pertumbuhan penjualan, ROA, struktur aktiva, besaran perusahaan, perubahan modal kerja perusahaan dan operating leverage. Tujuan lain dari karya akhir ini adalah untuk menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan yang terdaftar di BEJ apakah sesuai dengan Pecking Order Theory atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linear, dalam konteks data emiten di BEJ pada periode 2001 dan 2002.
Model yang digunakan dalam karya akhir ini adalah replikasi dari model yang diuji oleh David E. Allen dan Martyn R Clissold pada perusahaan-perusahaan di Australia pada tahun 1995 dan 1997. Kedua model ini digunakan dalam karya akhir ini dengan pertimbangan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam kedua model sesuai dengan kondisi data yang ada di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang secara statistis signifikan dan konstan mempengaruhi kebijakan eksternal perusahaan adalah perubahan capital expenditure, dividend payment, investment, pertumbuhan penjualan, dan perubahan working capital. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian secara bersama-sama dalam cross sectional time series sub periode. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perilaku pendanaan perusahaan-perusahaan di Indonesia sesuai dengan teori pecking order. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan defisit perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hutang jangka panjang dari emiten di BEJ pada tahun 2001 dan 2002. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perilaku pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang membagikan dividen tiga tahun berturut-turut pada tahun 2000 sampai dengan 2001, dapat dijelaskan melalui pecking order. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Djakman dan Halomoan pada emiten di BEJ tahun 1994 dan 1995."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwardy Azhar
"Manajemen likuiditas, meskipun suatu aspek yang sering diabaikan dalam manajemen keuangan, tetapi menempati bagian terbesar waktu dan perhatian manajer keuangan. Dengan pengertian kelemahan likuiditas berarti bahwa perusahaan tidak bias. mendapatkan keuntungan diskon dalam kesempatan usaha yang menguntungkan. Kelemahan likuiditas yang serius berarti bahwa perusahaan tidalc mampu membayar hutang-hutangnya saat lni atau kewajiban-kewajiban lainnya. Hal ini, dalam kondisi yang terburuk dapat menyebabkan ketidakmampuan membayar hutang dan dinyatakan pailit.
Para praktisi keuangan percaya bahwa ukuran tradisional likuiditas perusahaan (seperti rasio berjalan, rasio cepat dan bahkan modal kerja statis, dalam hal apakah sumber-sumber kas tunai selalu bias digunakan pada waktu yang ditentukan saat ini untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saat ini. Indikator-indikator likuiditas statis inenggarisbawahi pendekatan likuiditas pada analisa likuiditas daripada perhatian yang diabakan.
Berdasarkan sudut pandang ini, Gitman (1974) mulai memberikan saran menggunakan pendekatan operasionaI atau Cash Conversion Cycle (CCC) pada analisa likuiditas. CCC merupakan suatu ukuran dinamis manajemen likuiditas saat ini dengan pengertian bahwa ukuran tersebut menggabungkan neraca dan data data laporan pendapatan untuk membuat suatu ukuran yang menyatakan perbedaan waktu, diantara perusahaan yang melakukan pembayaran dan menerima arus kas. Dengan kata lain, ini merupakan interval waktu bersih diantara pengeluaran kas aktual pada perusahaan-perusahaan yang membeli sumber-sumber produktif dan penyelesaian penerimaan kas dari penjualanpenjualan produk.
PeneIitian ini meneliti manajemen CCC perusahaan atas industri properti di Indonesia, melibatkan hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan. (ROA) , implikasi kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV), mempengaruhi manajemen likuiditas (CCC) terhadap nilai perusahaan (PBV),dan implikasi manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV). Penemuan-penemuan impiris untuk industri properti yang ditunjukkan oleh (CCC) - (ROA) mempunyai hubungan negatif yang signifikan. Secara umum, hasiI-hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa semakin pendek jangka waktu (CCC) semakin baik kinerja perusahaan (ROA). Selair itu, untuk industri. properti, kinerja perusahaan (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) dalam penelitian ini. Secara umum, basil penelitian menunjukkan manajemen likuiditas agresif dengan menurunkan (CCC) untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi dalam industri properti terutama untuk perusahaan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

Liquidity Management, though many limes a neglected aspect in financial management, occupies a major portion of a financial manager's time and attention. In a sense, a deficiency of liquidity implies that the firm is unable to take advantage of favorable discounts or profitable business opportunities. A serious insufficiency of liquidity means that the firm is lacking ability to pay its current debt or ather obligations. This may, in-its most severe condition, to insolvency and bankruptcy.
Financial Practitioners perceive that traditional measures of corporate liquidity ( such as the current ratio, the quick ratio and even net working capital) are static in terms of what cash resources are ready for use at a given moment in time to satisfy the current obligations. Static liquidity indicators underline basically a liquidation approach to liquidity analysis, rather than a going concern.
From this point qf view, Gilman ( 1974) starts to advocate the use of the operating_ approach - a Cash Conversion Cycle ( CCC) to liquidity analysis. The CCC is a dynamic measure of ongoing liquidity management in the sense that it combines both balance sheet and income statement data to genvratr: a measure that tells a time difference, between the company making payments and receiving cash flow. In the other words, it is the net time interval between actual cash expenditure on a firms purchase of productive resources and the recovery of cosh receipts. from product sales.
This study examines management of a firm's CCC of Property Industry in Indonesia, involve the relationship between liquidity management (CCC) and corporate Performance (ROA), implication corporate performance (ROA) to c ?rporate value (PBV), influencing liquidity management (CCC) to corporate value (PBV) , and implication liquidity management (CCC) and corporate performance (ROA) to corporate value (PBV). The empirical findings for property Industry shown (CCC) - (ROA) having significant negative relationship. In general, the results support previous studies that a lower (CCC) period with better corporate performance RCA. In addition, for property Industry, corporate Performance (RCA) has not a significant influencing to' corporate value (PBB9 in this study Overall, the result indicate that aggressive liquidity management with reducing (CCC) enhances corporate performance, but in the Property industry especially for Property companies that listed at Jakarta Stock Exchange (JSX), relationship between the Management Liquidity (CCC) and Corporate Performance (ROA) in this study is not significant effects to the Corporate Value (PBV).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lara Monica
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung Struktur Modal(X1) dan Keputusan Investasi (X2) terhadap Nilai Perusahaan (X3) pada perusahaan advertising, printing dan media di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan. Sampel penelitian ini sebanyak 9 perusahaan dengan metode purposive sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan program SPSS 21. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal (X1) berpengaruh langsung negatif signifikan tergadap keputusan investasi (X2), struktur modal (X1) tidak berpengaruh langsung signifikan terhadap nilai perusahaan (X3), keputusan investasi (X2) berpengarung langsung positif signifikan terhadap nilai perusahaan (X3), dan struktur modal (X1) berpengaruh langsung negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (X3) melalui keputusan investasi (X2)."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2017
330 AGREGAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yunika Murdayanti
"Penelitian ini menjelaskan tentang strategi investasi saham yang menggunakan strategi value dan strategi momentum serta interaksinya terhadap perusahaan-perusahaan go public di BEJ selama periode 1998 - 2001. Strategi tersebut dipilih dikarenakan perbedaan yang saling bertolak belakang dalam melakukan analisa pemilihan saham. Strategi value adalah strategi pemilihan saham dengan mencari harga saham di pasaran lebih kecil dibandingkan dengan nilai fundamendal dan strategi momentum adalah strategi pemilihan saham dengan harga saham yang dimiliki di pasaran rata-rata tinggi.
Penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan yang go public di BET selama periode 1998 - 2001. Jumlah keseluruhan perusahaan yang listing-di BET selama periode tersebut sebesar 255 perusahaan dengan melakukan pemisahan perusahaan berdasarkan sektor keuangan dan sektor non keuangan dan juga melakukan peniisahan berdasarkan size. Rasio yang digunakan sebagai variabel pada strategi value adalah BIM dan EIP dan pada strategi momentum digunakan variabel return.
Pada pengujian yang telah dilakukan diketahui hasil pengujian bahwa BIM dan EIP tinggi memiliki return rendah, beta rendah, dan terdapat pada perusahaan kecil, begitu jugs sebaliknya BIM dan EIP rendah memiliki return tinggi, beta tinggi, dan terdapat pada perusahaan besar. Dengan demikian winners ditunjukkan dengan low BIM dan low EIP sedangkan losers ditunjukkan dengan high B/M dan low E/p. Pengujian selanjutnya memiliki hasiI yang tidak signifikan bahwa return perusahaan kecil adalah positif dan bukan negatif pada bulan januari sedangkan perusahaan besar memiliki return yang positif pada bulan januari dengan hasil signifikan menerima hipotesa alternatif Pengujian terakhir menjelaskan interaksi pada strategi value dan strategi momentum yaitu (1) strategi value signifikan bekerja pada loser firms dibandingkan dengan winner firms, dan (2) strategi momentum bekerja secara signifikan pada expensive firms dibandingkan cheap firms."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kurniawan
"[ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kebijakan utang, kebijakan dividen dan
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian menggunakan Structural
Equation Model (SEM) dengan data panel dengan sampel 115 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan data tahun 2011-2013. Variabel yang
digunakan untuk mengukur kebijakan utang menggunakan debt to equity ratio
(DER), kebijakan dividen menggunakan dividend payout ratio (DPR), keputusan
investasi menggunakan proksi pertumbuhan/penurunan aset tetap dan nilai
perusahaan menggunakan rasio price to book value (PBV). Hasil penelitian per
variabel menujukan bahwa kebijakan utang berpengaruh terhadap kebijakan
dividen, keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen,
kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen dan
keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Bila dilihat dari
pengujian model struktural, kebijakan utang berpengaruh langsung terhadap nilai
perusahaan secara langsung tanpa melalui kebijakan dividen terlebih dahulu. Hasil
penelitian tersebut juga membuktikan bahwa kebijakan dividen dapat berdiri
sendiri sebagai variabel independen karena keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen dan terhadap nilai perusahaan

ABSTRACT
This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value.;This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value.;This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value., This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn’t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn’t affect dividend policy and firm
value.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>