Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hutahuruk, Toho Jefta
"This research seeks to discover the segmentation of online media users in terms their life style. Data gathering methods and instruments were derived from a framework of psychographic concepts. Employing cluster analysis to the data, this study identifies three clusters of online media users. They are the trensy, the seriousand the well-informed."
2006
TJPI-V-2-MeiAugust2006-113
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tsani Husseina
"Kajian literatur ini membahas tentang potensi bahaya dan manfaat potensial dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm remaja dan implikasinya pada praktik pekerjaan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh media sosial yang telah menjadi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku self harm, dimana penggunaan media sosial ini memiliki pengaruh yang beragam, bukan hanya kepada remaja, tetapi pada kelompok usia lainnya juga. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui database online (Sage Journal, ScienceDirect, dan lain sebagainya). Berdasarkan hasil penelusuran, diperoleh sebanyak 15 jurnal yang relevan dalam rentang waktu 2007-2021. Dari sejumlah penelitian tersebut terdapat 5 penelitian empirik yang menjadi bahan acuan dalam penulisan kajian literatur ini, diantaranya adalah penelitian milik Mars, et al. (2015), Jacob, et al. (2017), Arendt, et al. (2019), Wey Lung, et al. (2020), dan Jones, et al. (2011). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data lintas kasus dengan mengulas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing bahan acuan. Selain itu, penelitian ini juga mengulas hasil temuan penelitian dari masing-masing bahan acuan terkait potensi bahaya dan manfaat potensial dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm remaja. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan didapati potensi bahaya dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm ini dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, gangguan emosional, peniruan perilaku pada pengguna yang rentan bahkan berpotensi untuk mendorong tindakan self harm yang lebih parah sehingga dapat menyebabkan eksaserbasi perilaku self harm karena normalisasi dan peningkatan paparan. Sedangkan untuk manfaat potensialnya antara lain media sosial dapat dijadikan sebagai indikator dalam upaya pencegahan perilaku self harm dan sebagai informasi pencarian situs bantuan maupun pencarian dukungan sosial empati secara online oleh para pelaku self harm. Selain itu, penggunaan media sosial dan perilaku self harm di kalangan remaja ini juga dapat berpengaruh pada tingkat kebahagian seorang individu. Hasil kesimpulan dalam kajian literatur ini menunjukkan bahwa media sosial memainkan peranan penting dalam praktik perilaku self harm di kalangan remaja. Dalam hal ini, perlu adanya pemahaman dari para tenaga profesional, termasuk pekerja sosial dalam memahami perilaku self harm dan kaitannya dengan penggunaan media sosial sebagai suatu aspek penting dalam memahami dan menangani fenomena self harm ini. Dalam penelitian ini, disajikan pula implikasi bagi praktik pekerjaan sosial, dimana terdapat beberapa saran kegiatan intervensi sosial yang dapat digunakan sebagai program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam menangani fenomena self harm ini.

This literature review discusses the potential harm and benefit of using social media on adolescent self-harm behavior and its implications for social work practice. This research is motivated by social media, which has become a significant influence on self-harm behavior, where the use of social media has various effects, not only on adolescents but on other age groups as well. This research uses a literature study approach by searching and collecting data through online databases (Sage Journal, ScienceDirect, etc.). Based on the search results, 15 relevant journals were obtained from 2007-2021. From these studies, five empirical studies became the reference material in writing this literature review, including the research of Mars, et al. (2015), Jacob, et al. (2017), Arendt, et al. (2019), Wey Lung, et al. (2020), and Jones, et al. (2011). This study uses cross-case data analysis techniques by reviewing the advantages and disadvantages of each reference material. In addition, this study also examines the research findings of each reference material regarding the potential harm and benefit of using social media on adolescent self-harm behavior. Based on the analysis results, it was found that the potential harms presented in this study include depression, anxiety disorders, emotional disturbances, imitation of behavior in vulnerable users, and even the potential to encourage more severe self-harm so that it can cause exacerbation of self-harm behavior because of normalization and increased exposure. As for the potential benefits, among others, social media can be used as an indicator in efforts to prevent self-harm behavior and information by searching help sites and seeking online empathy also social support for the self-harm actors. In addition, the use of social media and self-harm behavior among adolescents can also affect an individual's level of happiness. The conclusion of this literature review shows that social media plays a vital role in the practice of self-harm among adolescents. In this case, it is necessary to have an understanding from professionals, including social workers, about self-harm behavior and its relation to the use of social media as an important aspect in understanding and dealing with this self-harm phenomenon. In this study, the implications for the practice of social work are also presented, where there are several suggestions for social intervention activities that can be used as promotive, preventive, curative, and rehabilitative programs in dealing with this self-harm phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moudy Dianviera
"Wanita muda adalah pengguna media sosial yang aktif. Dengan ketergantungan mereka pada media soaial, perlu
dimengerti bagaimana media sosial dapat mempengaruhi persepsi tentang citra tubuh diantara mereka. Citra tubuh
adalah bagaimana kita secara mental “melihat” tubuh kita dan memiliki persepi dan sikap. Dengan meningkatnya
ketidakpuasan tubuh di kalangan wanita muda, penting untuk mengetahui akar masalahnya. Ruang lingkup utama
makalah ini adalah untuk menyelidiki proses yang mendasari antara penggunaan media sosial dan masalah citra
tubuh. Makalah ini akan memanfaatkan metode tinjauan pustaka sistematis dengan mengumpulkan beberapa jurnal
terkait secara purposive. Berdasarkan temuan artikel ini, peneliti meyakini bahwa Instagram adalah platform
terkuat yang berkontribusi pada citra tubuh remaja putri. Namun demikian, budaya, televisi, orang tua, teman
sebaya, dan berbagai platform media sosial juga secara signifikan memengaruhi perhatian terhadap citra tubuh
baik secara negative maupun positif.

Young women are active social media users. With their reliance on social media, it is necessary to understand
ways that social media can influence perceptions of body image among them. Body image is how we mentally
“see” our bodies and has both perceptual and attitudinal. With the rise of body dissatisfaction among young
women, it is important to know the roots of the problem. The main scoping of this paper is to investigate the
underlying processes between social media use and body image concerns. This paper will utilize the systematic
literature review method by conducting several related journals purposively. Based upon the findings of this article,
Researchers believed that Instagram is the most powerful platforms that contributes on young women’s body
image. Nevertheless, culture, televisions, parents, peers, and various social media platforms also significantly
influence body image concerns in both negative and positive ways.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan Bahasa Indonesia ragam gaul di kalangan pelajar di Kabupaten Kolaka ketika berbicara kepada guru relatif jarang digunakan. Sebaliknya, penggunaan bahasa Indonesia ragam gaul di kalangan pelajar ketika berbicara dengan temannya relatif sering digunakan."
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S6710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hetty
"ABSTRAK
Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi terutama pada penghujung abad ke duapuluh telah memacu negara-negara di dunia ini untuk berlomba-lomba memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara itu sendiri, tidak terkecuali Indonesia yang telah memasuki era teknologi komunikasi dan informasi ini semenjak diluncurkannya Satelit Komunikasi Palapa pada tahun 1976.
Sejalan dengan itu, pada akhir tahun delapanpuluhan, bermunculanlah stasiun-stasiun media televisi swasta di Indonesia yang membawa dampak perkembangan di bidang pertelevisian, terutama dalam bentuk persaingan, merayu para pemirsa agar menjadi penonton yang setia bagi stasiunnya. Stasiun Televisi RI (TVRI) yang merupakan pemain tunggal dalam siaran televisi semenjak 1962 mendapat persaingan yang berarti dari stasiun televisi swasta nasional ini. Persaingan antar media, sedikit banyaknya membawa dampak positif bagi peningkatan mutu penyajian siaran dan memberikan berbagai alternatif pilihan terhadap para pemirsa.
Persaingan antar media televisi ini dengan berbagai ragam program acara yang menarik, mendapat perhatian penulis untuk mencermatinya lebih lanjut dan hal inilah yang dijadikan obyek penelitian tesis ini. Penulis mencoba melihat pola penggunaan media televisi yang berkaitan dengan isi media, pencarian kepuasan (gratifications sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) bagi pemirsanya dalam pemenuhan kebutuhannya akan informasi.
Bertolak dari masalah tersebut di atas, penelitian ini mencoba menjelaskan secara deskriptif analitis pola penggunaan media televisi dengan kepuasan yang diperolehnya. Dalam hal ini penulis mencoba untuk pengembangan lebih lanjut mengacu kepada pengukuran kepuasan seperti yang pemah dilakukan oleh Blumler dan McQuail. Responden diminta memilih kepuasan apa yang paling sesuai dari daftar kepuasan yang telah disusun dalam pertanyaan atau kuesioner. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam lima kelompok dan diajukan baik untuk kepuasan yang dicari (GS) maupun kepuasan yang diperdapat (GO).
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data secara langsung dari responden yang dianggap dapat mewakili populasi. Daftar pertanyaan diberikan kepada 100 kbalayak sasaran penelitian yaitu mahasiswa FISIP UI jurusan Ilmu Komunikasi. Kemudian dilakukan penghitungan diskrepansi antara GS dan GO terhadap ke enam stasiun televisi nasional tersebut.
Berdasarkan rangkuman hasil perhitungan diskrepansi antara GS dengan GO, dari lima kelompok variasi, TVRI dianggap belum memenuhi harapan pemirsa. sedangkan ke lima stasiun televisi nasional lainnya, hanya INDOS1AR dan SCTV dianggap dapat memenuhi harapan pemirsanya."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Wijaya
"Latar belakang: Penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi marak dilakukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Fenomena pelanggaran e-profesionalisme telah dilaporkan dalam literatur dan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Timbulnya ekspektasi pasien yang terlalu tinggi atau tidak logis terhadap perawatan, termasuk di bidang Prostodonsia, semakin marak terjadi. Terlebih lagi, definisi e-profesionalisme di Indonesia masih merupakan perdebatan. Minimnya aturan tentang penggunaan media sosial untukpelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menyebabkan tidak jelasnya batas tindakan profesional dalam bermedia sosial.
Tujuan: Mengetahui preferensi, intensi dan perilaku penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia.
Metode: Studi dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada tiga kelompok subjek, yaitu dokter gigi spesialis, dokter gigi umum dan mahasiswa koas. Studi kualitatif melalui wawancara singkat dilakukan pada 8 orang perwakilan kelompok subjek tersebut untuk memperkaya item kuesioner dari literatur. Diskusi pakar dilakukan untuk merumuskan item kuesioner yang menyusun domain preferensi, intensi dan perilaku bermedia sosial. Validasi kuesioner dilakukan melalui uji coba kuesioner kepada 30 orang perwakilan kelompok subjek. Kuesioner disebarkan melalui media sosial ke 450 responden dari ketiga kelompok subjek. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.
Hasil: Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia dari setiap kelompok generasi menggunakan media sosial 1-3jam/ hari. Platform yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp, Instagram dan YouTube. Tujuan utama mereka adalah mencari hiburan dan jenis konten yang paling banyak dibagikan adalah update kehidupan pribadi. Mayoritas responden memasang pengaturan privasi untuk mengatasi hambatan berupa ancaman terhadap keamanan data. Mereka percaya bahwa penggunaan media sosial dapat memberikan informasi dan memperluas jaringan sosial, namun menyita waktu. Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menganggap konten iklan/promosi berisi kalimat ajakan, diskon, harga, dan dokter gigi sebagai duta merk termasuk sebagai kategori konten yang tidak profesional. Banyaknya konten promosi yang beredar di media sosial memicu pemilihan sikap netral responden dalam menentukan sikap e-profesionalisme terhadap konten promosi. Organisasi profesi dianggap belum memberikan aturan yang memadai, terutama dalam hal pengaturan tata cara beriklan di media sosial. Konten restorasi direk kedokteran gigi merupakan konten utama yang banyak dilihat di media sosial. Bidang Prostodonsia merupakan bidang yang terdampak tertinggi kedua oleh adanya media sosial. Tingkat kekhawatiran terhadap dampak dari media sosial pada citra diri, citra institusi profesi dan karir meningkat seiring meningkatnya pendidikan. Pada kelompok subjek dengan tingkat pendidikan dan usia yang lebih tinggi, cresponden cenderung tidak terpengaruh oleh media sosial dalam mendiagnosis/menentuka rencana perawatan
Kesimpulan: Preferensi pelaku praktik kedokteran gigi terhadap penggunaan media sosial tergambarkan melalui pemahaman terhadap faktor sosiodemografis, kepercayaan terhadap penggunaan media sosial, pemberlakuan aturan penggunaan media sosial, serta sikap e-profesionalisme dalam bermedia sosial. Preferensi, Intensi dan Perilaku bermedia sosial di setiap kelompok generasi cenderung sama. Setiap kelompok generasi cenderung memilih sikap netral terhadap konten promosi di media sosial. Aturan tentang tata cara beriklan di media sosial merupakan salah satu aturan yang dirasakan perlu untuk diterapkan di Indonesia. Preferensi dan intensi bermedia sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia selaras dan dapat menggambarkan perilaku mereka dalam bermedia sosial.

Background: The use of social media among dental practitioners is rife worldwide, including in Indonesia. Violation of e-professionalism has been reported in the literature and easily observed. Unrealistic patient expectations for treatment result, especially in Prosthodontics, is increasing across the board. Furthermore, the definition of e-professionalism in Indonesia is still a debate. The lack of regulations regarding the use of social media among Indonesian dental practitioners has led to blurry boundaries between professional and unprofessional actions.
Objective: To find out about preferences, intentions, and behavior of social media usage among dental practitioners in Indonesia.
Methods: The study was conducted using a questionnaire among three groups, including specialist dentists, general dentists and dental students. A qualitative study was conducted through interviews with eight representatives to enrich the questionnaire items found in a literature search. Expert panel discussions were held to determine questionnaire items that build the preferences, intentions, and behavior domains on social media usage. Questionnaire validation was performed by testing the questionnaire on 30 representatives of the subject group. The questionnaire was spread-out through social media with a target of 450 respondents. The research results were analyzed descriptively using statistic software.
Results: Dental practitioners in Indonesia from each generation group use social media for 1-3 hours/day regardless of the various sociodemographic factors behind it. The most used platforms are Whatsapp, Instagram, and YouTube. Their main goal and most shared digital content are to seek entertainment and personal life updates. Most respondents install privacy settings to overcome obstacles in the form of threats to data security. They believe that social media can provide information and broaden social networks, yet it is time-consuming. Dental practitioners in Indonesia consider advertising/promotional content that incorporates solicitations, discounts, prices, and dentists as brand ambassadors included as unprofessional content. The widely shared promotional content on social media triggers respondents' neutral attitude in determining e-professionalism towards promotional content. Indonesian Dental Association is considered not to provide adequate rules, especially in regulating advertising procedures on social media. The prosthodontics sector is the second highest affected dental field by social media. Higher levels of education shows increase of concern over social media's effects on career, professional institutions, and self-image. With increasing age and educational level, there was a decline in the proportion of respondents who acknowledged that social media had influenced their diagnosis or development of treatment plans.
Conclusion: Dental practitioners' preference for using social media is illustrated by understanding their sociodemographic factors, belief in the use of social media, regulations, and attitudes towards e-professionalism. Social media preferences, intentions, and behavior in each generation group tend to show the same result. Each generation group tends to choose a neutral attitude towards promotional content on social media. Indonesian Dental practitioners demand regulation on how to advertise on social media. Social media preferences and intentions among dental practitioners in Indonesia are in conjunction and explaining their behavior in social media.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>