Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farida I. Tjahjadi
"Pada beberapa daerah di Indonesia, secara tradisional dianjurkan pada ibu menyusui untuk mengkonsumsi daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan daun Papaya (Carica papaya L.) dalam usaha meningkatkan produksi air susu ibu. Namun hal tersebut belum terbukti secara ilmiah pada manusia.
Sehubungan dengan itu, telah dilakukan penelitian pengaruh konsurnsi daun Katu dan daun Papaya terhadap volume, konsentrasi vitamin A dan protein air susu ibu selama 7 hari berturut-turut. 45 orang ibu menyusui dari kabupaten Bogor (rural), yang 1-3 bulan setelah melahirkan dibagi dalam 3 kelompok secara acak dengan stratifikasi (stratified randomly assigned), yaitu kelompok Katu, Papaya dan Kontrol. Setiap kelompok terdiri dari 15 orang ibu menyusui. Kelompok Katu dan Papaya masing-masing mengkonsumsi 400 gram daun Katu dan 300 gram daun Papaya berupa sayur selain makanan mereka sehari-hari, sedangkan kelompok Kontrol tidak mendapat tambahan tersebut. Untuk seleksi subjek dilakukan pengukuran antropometrik dan pemeriksaan fisik terhadap ibu dan bayinya, serta pemeriksaan Hb ibu (Hb>10gr%). Berdasarkan penelitian pendahuluan, respons tertinggi yang diamati selama 7 hari penelitian adalah pada hari terakhir penelitian (ke - 7).
Intake ibu sebelum dan pada hari terakhir penelitian dicatat dan dihitung selama 24 jam (dietary recall) untuk 2 hari berturut-turut. Volume, konsentrasi vitamin A dan protein air susu ibu diteliti sehari sebelum dan pada hari terakhir penelitian.
Pada hari terakhir penelitian, volume air susu ibu meningkat secara bermakna pada kelompok Katu (P=0.000) dan kelompok Papaya (P=0,002) dibandingkan dengan kelompok Kontrol. Peningkatan tertinggi adalah pada kelompok Katu, tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok Papaya (P=0.129). Peningkatan volume ini mempunyai korelasi secara bermakna dengan intervensi yang dilakukan, dan rupanya hal ini disehabkan oleh peningkatan intake vitamin A ibu (P=O.0001). Tetapi tidak mempunyai korelasi baik dengan peningkatan intake energi maupun dengan peningkatan intake protein (P=0,5796 dan P=0,8539).
Konsentrasi vitamin A air susu ibu juga meningkat secara bermakna pada kedua kelompok treatment dibandingkan dengan kelompok Kontrol (P=0.028 untuk kel. Katu dan P=0,003 untuk kel. Papaya). Peningkatan tertinggi diamati pada kelompok Papaya tetapi tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok Katu (P=0,241). Total vitamin A air susu ibu dalam 24 jam juga meningkat karena peningkatan volume pada kedua kelompok treatment dibandingkan dengan kelompok Kontrol (P=0,002 untuk kelompok Katu dan P=0,001 untuk kelompok Papaya).
Tidak tampak adanya perbedaan secara bermakna pada konsentrasi protein air susu ibu pada hari terakhir peneitian pada ketiga kelompok (P=0.7607). Namun total protein air susu ibu dalam 24 jam meningkat secara bermakna karena peningkatan volume pada kelompok Katu. Ternyata pula bahwa tidak ada korelasi bermakna antara peningkatan konsentrasi protein air susu ibu dengan peningkatan intake protein ibu (P=0,3433).
Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa konsumsi daun Katu dan daun Papaya oleh ibu menyusui dapat meningkatkan produksi dan konsentrasi vitamin A air susu ibu secara bermakna, tetapi tidak meningkatkan konsentrasi proteinnya. Walaupun demikian total protein air susu ibu daam 24 jam meningkat secara bermakna pada kelompok Katu karena peningkatan volume air susu ibu. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Putri Widiarti
"Suami berperan penting membangun motivasi ibu untuk menyusui. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami tentang pemberian air susu ibu (ASI) terhadap motivasi ibu dalam menyusui. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan pendekatan analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan dan menggunakan teknik purposive sampling terhadap 68 orangtua dari bayi yang sedang menyusu berusia 7-12 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan suami tentang pemberian ASI terhadap motivasi ibu dalam menyusui dengan pvalue=0,230 yang menggunakan uji Chi-square (α=0,05).
Saran penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan suami tentang pemberian ASI terhadap dukungan kepada istrinya pada masa menyusui.

Father have role to increase mother?s motivation to breastfeed. The objective of this research is to find the relation of fathers? knowledge level about giving breast milk to maternal motivation of breastfeeding. This research was conducted using cross sectional design with approach analytical comparative categorical nonpaired and using purposive sampling technique to 68 parents of baby who suckling and aged 7-12 months.
The result shows that no significant relation between fathers? knowledge level about giving breast milk to maternal motivation of breastfeeding with p=value=0,230 using Chi-square test (α=0,05).
Recommendation for next research is identifying relation of fathers? knowledge level about giving breast milk toward support to his wife breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
S43131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Yunita
"Indonesia tercatat sebagai negara dengan kass demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan keadatan penduduk. Carica papaya L. yang termasuk dalam suku Caricaceae adalah tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bagian daun diyakini dapat meningkatkan jumlah trombosit dan bermanfaat bagi pasien demam dengue, namun bukti-bukti ilmiah masih sedikit.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh kapsul ekstrak daun C. papaya bagi pasien demam dengue. Penelitian menggunakan desain Expertimental Randomized Clinical Trial, dengan sampel berjumlah 80 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 40 subyek, terdiri atas kelompok kontrol dan perlakuan (mendapat kapsul ekstrak daun C. papaya 3 kali 2 kapsul sehari).
Hasil penelitian menunjukkan kapsul ekstrak daun C. papaya dapat meningkatkan jumlah trombosit (p value = 0,0001), mempertahankan stabilitas hematokrit pada nilai normal, mempersingkat masa rawat inap (p value = 0,0001) pasien dengue, serta mempercepat peningkatan jumlah trombosit dibandingkan dengan kelompok kontrol."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29989
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurhayati
"[ABSTRAK
Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) adalah pikiran atau perasaan ibu terhadap kondisi ketiadaan atau berkurangnya produksi ASI sehingga ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. PKA menjadi alasan utama ibu berhenti menyusui secara dini dan alasan untuk memberikan makanan tambahan lebih awal pada bayinya. Prevalensi PKA belum diketahui secara pasti, diperkirakan antara 30-80% dari ibu yang menyusui mempunyai PKA. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor ?faktor yang berhubungan dengan PKA pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sewon Yogyakarta. Desain penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 sampel ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang gagal menyusui secara eksklusif dikarenakan mengalami PKA. Hasil analisis didapatkan sebanyak 59 (83,1%) ibu memiliki PKA dengan ASI yang cukup. Ada hubungan yang bermakna konseling ASI saat Antenatal Care (ANC) dengan PKA yang mempunyai ASI cukup, ibu yang tidak mendapatkan konseling saat ANC berpeluang 19,7 kali mempunyai PKA, p=0,012; OR=19,746 (CI 95% 1,926-202,456). Konseling ASI pada saat ANC yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan oleh petugas kesehatan untuk persiapan menyusui. Pemanfaatan ?Temu wicara? dalam konsep 10 T dalam ANC perlu diefektifkan untuk membahas persiapan laktasi.

ABSTRACT
Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers has PKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples of mothers with babies? 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencing PKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456). Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation for breastfeeding implement a very important thing. Utilization of ?Gathering of speech? in the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation.;Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the
condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk
is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop
breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers hasPKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples ofmothers with babies? 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencingPKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456).
Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation forbreastfeeding implement a very important thing. Utilization of Gathering of speechin the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation;Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the
condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk
is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop
breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers hasPKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples ofmothers with babies? 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencingPKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456).
Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation forbreastfeeding implement a very important thing. Utilization of Gathering of speechin the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation;Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the
condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk
is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop
breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers hasPKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples ofmothers with babies? 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencingPKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456).
Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation forbreastfeeding implement a very important thing. Utilization of Gathering of speechin the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation;Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the
condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk
is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop
breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers hasPKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples ofmothers with babies? 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencingPKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456).
Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation forbreastfeeding implement a very important thing. Utilization of Gathering of speechin the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation, Insufficient perception ASI (PKA) is the mother's thoughts or feelings about the
condition of the absence or reduction in milk production. She felt that her breast milk
is not enough to satisfy the needs of the baby. PKA was the main reason mothers stop
breastfeeding early and a reason to give extra food early on the baby. Prevalence of PKA is not certain, it is estimated between 30-80% of breastfeeding mothers hasPKA. This study aims to prove the factors related to PKA in mothers whom had infants aged 0-6 months in Sewon Health Centre Yogyakarta. Design of this study using cross sectional. The numbers of samples in this study were 71 samples ofmothers with babies’ 0-6 months exclusive breastfeeding failure due to experiencingPKA. Found as many as 59 (83.1%) mothers had PKA with enough milk. There is a significant relationship counseling milk during Antenatal Care (ANC) by PKA that have enough milk, mothers who did not receive counseling when the ANC likely to have 19.7 times PKA, p = 0.012; OR = 19.746 (95% CI 1.926 to 202.456).
Breastfeeding counseling during ANC quality do health personnel in preparation forbreastfeeding implement a very important thing. Utilization of Gathering of speechin the concept of 10 T in the ANC should be effected to discuss preparation for lactation]"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Maharani Tristanita Marsubrin
"Latar belakang. Air susu ibu ASI merupakan nutrisi ideal bagi seorang bayi, namunkomposisi ASI bervariasi dan sangat individual. Human milk fortifier HMF direkomendasikan oleh WHO untuk diberikan pada bayi sangat prematur dan/atau bayiberat lahir sangat rendah BBLSR , namun belum terdapat kesepakatan kapan waktumemulainya. Selain itu kelompok ini berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan zatbesi akibat pemberian suplementasi besi rutin. Objektif. Mendapatkan profil perubahan kandungan energi makronutrien dan zat besi dariASI bayi sangat prematur dan/atau BBLSR, serta kecukupan kandungan nutrisi dan zat besipada ASI untuk memenuhi kebutuhan yang direkomendasikan.Metode. Studi deskriptif analitik dengan desain multiple measurement pada studilongitudinal. Sampel penelitian adalah ASI ibu yang melahirkan bayi sangat prematurdan/atau BBLSR periode bulan Juli-Oktober 2017 di unit perinatologi RSCM. PemeriksaanASI menggunakan MIRIS dilakukan secara serial selama 4 minggu dan pada minggu 4dilakukan pemeriksaan kadar besi ASI menggunakan ICP-MS. Sebanyak 30 ibu yang memiliki data lengkap hingga minggu 4 dilakukan analisis.Hasil. Terdapat penurunan kandungan protein di ASI p=0,0003 disertai peningkatanlemak p=0,0004 dan kalori p=0,0006 setiap minggunya, namun tidak demikian dengankarbohidrat p=0,447 . Kekurangan protein di ASI didapatkan sejak minggu II pascakelahiran walaupun kalori lemak ASI masih mencukupi. Kadar zat besi ASI pada hari 28ditemukan lebih rendah dari nilai rekomendasi ESPGHAN dan AAP-Con ditemukan padapemeriksaan hari ke 28.Kesimpulan. Terdapat perubahan kandungan makronutrien setiap minggunya pada ASIbayi sangat prematur dan/atau BBLSR dan tidak mencukupi kebutuhan yang direkomendasikan. Pemberian HMF dapat dipertimbangkan untuk diberikan sejak minggu IIuntuk mencukupi kebutuhan tumbuh kejar.

Background. Mother rsquo s own milk MOM is an ideal nutrition for a baby, but thecomposition is varied and highly individualized. Human milk fortifier HMF is recommended by WHO for very premature infants and or very low birth weight VLBW infants, yet no agreement when to start. In addition, this group is at risk of iron deficiencyor excess due to routine iron supplementation.Objective. To find the changes in macronutrient and iron contents from MOM in verypremature infants and or VLBW infants, as well as the adequacy of nutrients and ironcontents in MOM to conform recommended needs.Method. Analytical descriptive study with multiple measurement design in longitudinalstudy. Subjects were mothers who delivered very premature infants and or VLBW infantsfrom July to October 2017. Breast milk was serialized with MIRIS for 4 weeks and ironcontent was researched with ICP MS at 4th week. The study took place in neonatolgy unitin Cipto Mangunkusumo Hospital. A total of 30 mothers who had complete data for 4weeks were analyzed.Results. There was a decrease in protein content in breast milk p 0.0003 and increasedfat p 0.0004 and calories p 0.0006 per week, but not in carbohydrates p 0.447 .Although this result is higher than the study of systematic review in Australia in 2016.Protein deficiency in breast milk was found from the first week after birth and iron contentis lower than the value of recommendation of ESPGHAN and AAP Con at 28 dayexamination.Conclusion. Macronutrient content changes each week in breast milk of very prematureand or VLBW infants and not enough from dietary recommendation. Giving HMF may beconsidered at 1st week after birth."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T57663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaniyyatul Khudri
"Air Susu Ibu tidak hanya mengandung nutrisi namun juga sel-sel imun untuk melindungi bayi dari patogen pada awal kehidupannya. Salah satu sel yang berperan penting adalah makrofag (CD14+ mononuclear cells), sebagai komponen dari sistem kekebalan bawaan bagi bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan populasi, viabilitas serta kemampuan fagositosis CD14+ mononuclear cells ASI dan darah tepi. Total 20 subjek dianalisis populasi CD14+ mononuclear cells, M1 (CD86) dan M2 (CD206) dengan flow cytometry. Viabilitas sel dianalisis dengan CCK assay dan kemampuan fagositosis dengan sheep red blood cell (SRBC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi CD14+ mononuclear cells ASI lebih tinggi 20% dibanding darah tepi (38,93 ± 5,29% versus 1,88 ± 0,55%, p=0.0005). Populasi CD14+ mononuclear cells ASI terbukti memiliki kemampuan polarisasi yang ditandai dengan ekspresi M1 (CD86) dan M2 (CD206). Ratio M1/M2 pada ASI adalah < 1, namun tidak memiliki perbedaan signifikan dengan darah tepi (p=0,238). Viabilitas dan kemampuan fagositosis CD14+ mononuclear cells ASI secara signifikan lebih tinggi dibandingkan darah tepi (viabilitas, p=0,0032; kemampuan fagositosis, p=0,0001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CD14+ mononuclear cells ASI mempunyai populasi yang lebih tinggi dengan polarisasi dominan M2, serta mempunyai viabilitas dan kemampuan fagosistosis yang lebih baik daripada CD14+ mononuclear cells yang berasal dari darah tepi.

Breast milk contains nutrients and immune cells that protect infants from early-life pathogens. Macrophages (CD14+ mononuclear cells), play a crucial role as a component of the innate immune system in infants. This study compared the populations, viability, and phagocytic ability of CD14+ mononuclear cells derived from breast milk and peripheral blood in 20 subjects. The population of CD14+ mononuclear cells, M1 (CD86), and M2 (CD206) were analyzed using flow cytometry. Cell viability was assessed using the CCK assay, and phagocytic ability was measured with sheep red blood cells (SRBC). The results showed that the CD14+ mononuclear cell population in breast milk was 20% higher than in peripheral blood (38.93 ± 5.29% versus 1.88 ± 0.55%, p=0.0005. Breast milk CD14+ mononuclear cells exhibit M1 (CD86) and M2 (CD206) polarization, with an M1/M2 ratio <1, compared to peripheral blood (p=0.238). The viability and phagocytic ability of CD14+ mononuclear cells in breast milk were significantly higher compared to those in peripheral blood (viability, p=0.0032; phagocytic ability, p=0.0001). These findings indicate breast milk CD14+ mononuclear cells have a higher population with dominant M2 polarization, viability, and phagocytic ability compared to those from peripheral blood."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Karomah Putri
"Air susu ibu adalah makanan bayi yang terbaik karena mengandung komposisi nutrisi yang lengkap dan mengandung faktor-faktor penting untuk kekebalan tubuh bayi termasuk leukosit. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi banyak mengalami hambatan, akibat ibu yang harus bekerja kembali  setelah cuti melahirkan. Berbagai upaya dilakukan agar bayi tetap mendapatkan ASI pada saat ibu bekerja, salah satunya adalah dengan cara penyimpanan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses penyimpanan ASI pada wadah plastik terhadap jumlah, viabilitas dan morfologi leukosit. Sampel penelitian ini adalah ASI yang diperoleh dari 7 ibu menyusui selama periode bulan September tahun 2022 hingga Februari tahun 2023, kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan berdasarkan suhu, lama penyimpanan dan metode pencairan ASI beku berdasarkan  rekomendasi CDC. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya penurunan yang signifikan pada jumlah total dan viabilitas sel  pada ASI yang disimpan pada wadah plastik. Walaupun terjadi perubahan pada gambaran morfologi leukosit namun proses penyimpanan dan pencairan tidak mempengaruhi populasi CD45+ secara keseluruhan.  Tetapi, perubahan yang signifikan ditemukan pada jumlah monosit dan basofil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekomendasi penyimpanan berdasarkan rekomendasi CDC dengan menggunakan wadah plastik tidak memengaruhi kuantitas leukosit. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami apakah perubahan morfologi ini mempengaruhi fungsional dari sel tersebut.

Mother's milk is the best baby food because it contains a complete nutritional composition and contains important factors for the baby's immune system including leukocytes. Exclusive breastfeeding for babies is increasingly experiencing obstacles, due to social changes that affect women who work after maternity leave. Various efforts have been made so that the baby continues to get breast milk when the mother is working, one of which is by storing breast milk. This study aims to determine the effect of the storage process on the number, viability and morphology of breast milk leukocytes. The sample for this study was breast milk obtained from 7 breastfeeding mothers during the period September 2022 to February 2023, then divided into 4 treatment groups based on temperature, storage time and method of thawing frozen breast milk from the recommendation guide at the CDC. The results showed that there was no significant decrease in the total number and viability of cells in breast milk. Although there was a change in the leukocyte morphology, the storage and thawing processes did not affect the CD45+ population as a whole. However, there were significant changes in the number of monocytes and basophils. The results of this study indicate that the storage recommendations from the CDC do not affect the quantity of leukocytes. Nevertheless, further research is still needed to understand whether these morphological changes affect the function of these cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kurniati Hardaningsih
"ABSTRAK
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sesuai untuk bayi karena ASI mengandung semua zat-zat yang dibutuhkan bagi pertumbuhan serta perkembangan bayi dan juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi (Sastroamidjojo, 1989).
ASI mempunyai banyak kelebihan dibanding susu sapi. Protein ASI lebih mudah dicerna daripada protein susu sapi, selain itu ASI mempunyai susunan asam amino esensial yang secara biologik paling sesuai bagi bayi (Ebrahim, 1979; Heine, dkk, 1991).
Pemberian nutrisi yang optimal pada bayi kurang bulan adalah pemberian nutrisi yang akan memberikan pertumbuhan yang cepat seperti pertumbuhan dalam kandungan pada trimester ke-III sehingga dapat dicapai tumbuh kembang yang memuaskan sekarang dan pada masa yang akan datang (American Academy of Pediatrics Commitee on Nutrition, 1977).
Protein penting untuk menunjang pertumbuhan. Bila bayi kurang bulan diharapkan tumbuh dengan memuaskan, maka harus terjadi kondisi keseimbangan nitrogen yang positif atau terdapat nitrogen yang tertahan dalam tubuh dalam jumlah yang cukup dan terus menerus, sehingga pertumbuhan dapat berlangsung normal (Davies, 1977; Atkinson, dkk, 1981; Lau, dkk, 1986; Brooke, dkk, 1987 dan De Curtis, 1987).
Hal tersebut telah terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Atkinson, dkk, (1981), dimana bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari ibunya sendiri akan menunjukkan keseimbangan nitrogen yang positif, penambahan berat badan, pertumbuhan linear dan lingkar kepala yang bermakna, dibandingkan dengan bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari bank ASI (ASI ibu kurang bulan mengandung protein yang sesuai dengan kebutuhan bayi).
Lemak merupakan sumber energi terbesar didalam ASI (35-45%), juga merupakan bahan penyusun yang penting bagi sistem saraf yang mengalami perkembangan cepat pada waktu bayi, berperan dalam pengangkutan vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu lemak merupakan unsur penting dari membran sel dan merupakan prekursor hormon (Benson, 1981).
Laktosa merupakan salah satu karbohidrat yang paling menonjol di dalam ASI. Kadar laktosa ASI lebih tinggi daripada laktosa susu sapi. Tekanan osmotik dalam ASI harus seimbang dengan plasma, keadaan ini diatur oleh kadar laktosa dan ion-ion Na, dan Cl (ion monovalen). Dalam hal ini laktosa memegang peran penting. Bila kadar laktosa lebih tinggi, maka kadar ion-ion monovalen akan lebih rendah daripada di dalam susu sapi. Keadaan ini sangat menguntungkan karena cairan dengan kadar ion monovalen yang rendah tidak membebani ginjal (Lawrence, 1989 c)."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirul Naim
"Pneumonia termasuk Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang banyak menyerang pada balita. Insidens pneumonia balita di Indonesia diperkirakan 10%-20% per tahun. Di kabupaten Indramayu, jumlah kasus pneumonia yang dilaporkan puskesmas selama tahun 1997 s/d 2000 menunjukkan adanya peningkatan. Air Susu Ibu (ASI) pada masa bayi merupakan nutrisi yang terbaik dan terpenting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dewasa ini terdapat kecendungan menurunnya pemberian ASI ekslusif, padahal pemberian ASI tersebut akan memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit termasuk infeksi pernafasan dan infeksi usus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI terhadap terjadinya pneumonia pada anak umur 4-24 bulan di kabupaten Indramayu. Pada penelitian ini sebagai variabel independen utama adalah pemberian ASI. Rancangan penelitian ini menggunakan kasus kontrol tidak berpadanan (unmatched). Sampel kasus sebanyak 167 orang yaitu anak umur 4-24 bulan yang menderita pneumonia yang datang ke puskesmas di kabupaten Indramayu selama periode Juli-Agustus 2001, sedangkan kontrol juga sebanyak 167 orang yaitu anak umur 4-24 bulan yang merupakan tetangga kasus dan tidak menderita pneumonia, sehingga total sampel sebanyak 334 orang. Pengolahan data menggunakan analisis bivariat dan multivariat yakni multiple regression logistic dengan bantuan software statistik STATA versi 6.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberi ASI tidak eksklusif mempunyai risiko terjadinya pneumonia pada umur 4-24 bulan sebesar 4,89 kali (95% CI 2,86 - 8,36) dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Hubungan pemberian ASI terhadap terjadinya pneumonia tersebut sudah dilakukan pengendalian variabel independen lainnya. Disamping itu ada variabel lain yakni adanya perokok, adanya asap pembakaran, riwayat imunisasi campak dan jenis kelamin anak yang secara bermakna terdapat hubungan dengan terjadinya pneumonia pada anak umur 4-24 bulan.
Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang cukup kuat antara pemberian ASI tidak eksklusif terhadap terjadinya pneumonia pada anak umur 4-24 bulan. Oleh karena itu perlu dilakukan Gerakan Pemberian ASI Eksklusif melalui pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi ibu-ibu balita rentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dalam mencegah terjadinya pneumonia balita.

Pneumonia is one the Acute Respiratory Infections (ARI) which attacked to infant. The incident of infant pneumonia in Indonesia estimated 10-20% each year. In Indramayu district, the number of pneumonia cases that reported by Health Center during the year of 1997-2000 showed there was increasing. Breast-feeding on childhood is the best nutrition and important to achieve the optimal development of infant. Nowadays, there is tendency of the decreasing in giving exclusively breast-feeding; even it will give the protection to varieties of diseases, including lung and intestine infections.
The objective of this study was to identify the relationship of breast-feeding to pneumonia at infant age 4-24 months in Indramayu District. In this study, as Main dependent variable was the breast-feeding. The design.of this study using unmatched. The number of samples were 167 people, they were infants age 4-24 months whose suffering pneumonia that came to Health Center in Indramayu District during the period of July - August 2001. While the control were 167 infants age 4 - 24 months whose the neighbor of cases and *as not suffering pneumonia, so the total of samples were 334 people. The data management used for analysis were bivariate and multivariate, those were multiple regression logistic with supported software statistic STATA version 6.0.
The result of the study showed that the infant who gave the breast-feeding not exclusively had the risk to pneumonia 4,89 times (95% CI 2,86 - 8,36) at the of 4 - 24 months compared to infant whose gave the breast-feeding exclusively The relationship of breast-feeding to such pneumonia has been conducted to control the another independent variable_ Besides that, there were other variables, they - were: smoking, smoke of fire, history of measles immunization and the sex of infant that significantly had the relationship to pneumonia at infant age 4 - 24 months.
The conclusion of this study, there was relationship significantly between breast-feeding not exclusively to pneumonia at infant age 4 - 24 months. So that, it is needed to do the Breast-feeding Movement Exclusively through Health Education and Promotion to infants mothers on the important of breast-feeding in pre-venting to infant pneumonia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah
"Pemberian ASI (Air Susu Ibu) salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia. Air Susu Ibu merupakan nutrisi yang terbaik dan yang terpenting bagi bayi untuk meningkatkan kesehatan dan mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI akan membantu pertumbuhan bayi yang adekuat dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola pemberian ASI dan hubungannya dengan faktor determinan (umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pengetahuan, sikap, dukungan tenaga kesehatan dan dorongan keluarga) di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan "Cross Sectional" dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan sebagai respondennya adalah 97 orang ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 4 sampai 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan Program SPSS versi 10. Analisa bivariat dengan "Chi-Square" dan analisa multivariat menggunakan analisa Regresi Logistik berganda dengan metoda "Backward". Hasil analisa univariat, yang berhubungan dengan pola pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang, yaitu waktu pemberian ASI pertama kali pada saat 112 jam setelah lahir sebesar 12,4 % dan 112 - 24 jam setelah lahir 35,1 %. Frekwensi dalam pemberian ASI sesuka bayi (on demand) 71,1 % dan lama (durasi) dalam pemberian ASI usia bayi sampai 4 - 6 bulan masih diberi ASI 87,6 %, pemberian makanan prelacteal seperti susu formula 41, 2 %, lain-lain 44,4 %. Hasil analisa bivariat menunjukan dari 7 variabel yang dianalisa 4 variabel mempunyai hubungan bermakna dengan pola pemberian ASI yaitu : pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dorongan keluarga. Dari hasil analisis multivariat menunjukan variabel yang menjadi kandidat model yaitu pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan. Variabel yang berpengaruh terhadap pola pemberian ASI adalah dukungan petugas kesehatan. Hasil uji interaksi untuk memperoleh model akhir persamaan rekresi adalah interaksi antara sikap ibu dengan petugas kesehatan. Dalam rangka peningkatan penggunaan pemakaian ASI di wilayah kerja Puskesmas Gandus perlu diupayakan beberapa hal yaitu peningkatan penyuluhan, pemasyarakatan dan penggalakan pemberian ASI. Selain itu perlu adanya pembinaan pengawasan terhadap tenaga kesehatan untuk ikut memasyarakatkan penggunaan ASI.

Breast-feeding is one of the main factors in the improvement of qualities of human resources. Mother's milk has been found to be best and most important nutrition for babies to improve their health and to maximize their growth to an optimum development. Breast-feeding is an essential element to boost adequate growth of babies during their first 6 month of life. This study has the purpose to identify and present a clear picture of breast-feeding pattern and its relationship with other determinants (such as age, level of education, occupation status, knowledge, attitude, support from health care providers and encouragement from family) within the catchments area of Puskesmas Gandus. Palembang. The research was carried out using the "Cross Sectional" design with a quantitative approach. The data collection process was accomplished by using questionnaire with 97 respondents consisting of mothers who have babies with the range of 4 to 6 months of age, all in the catchment area of Puskesmas Gandus, Palembang. The processing and analyzing of the collected data was conducted using univariate, bivariate and multivariate methods as suggested in the SPSS Software version 10. The bivariate analysis used "Chi-square" test and the multivariate analysis used to Multiple Logistic Regression analysis with Backward method. The univariate analysis showed that only 12,4% respondents who gave first breast-feeding at half-hour after the babies born. Further, the percentage is increased at 35,1% who gave the first breast-feeding at interval - 24 hours. About 71,1% of respondents gave breast-feeding on demand; and 87,6% of them still breastfed their babies until age of 4-6 months. There are 21,2% who gave prelacteal supplements i.e., bottle milk, and 44,4% gave others supplement, such as honey or watered poridge. The result of bivariate analysis show that 4 of the 7 variables showed significant relationship with the prevailing breast-feeding pattern, i.e.: knowledge, attitude, support cf health care providers and encouragement from family. The logistic regression showed that only one variable and one interaction were related to the breast-feeding pattern. This are level of mother's knowledge and interaction between mother's attitude with support of health care providers. In the context of promoting breast-feeding practice within the catchments area of Puskesmas Gandus, it is necessary to prioritize on several issues including education, socialization and advocacy for breast-feeding. In adition, it is also deemed necessary to exercise supervision over the work of the health care providers so that they may actively participate in the socialization of breast-feeding practices."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>