Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S23980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.E.B. Rullyna Maharani
"Since year 1997 up to 1999, 64 banks in Indonesia have been liquidated/closed by Central Bank and numbers of bank have followed banking re-capitalization program or under control of Indonesian Banking Restructuring Agency/OKRA. It brings Indonesia into a big economic problem because Bank's role in Indonesian economy was very important. Indonesia becomes a country which has a big burden and very hard to recover from the crisis. That is the reason that the author intends to explore more precisely the condition of Indonesian Banking.
This research is designed to make a model that can be used to predict Bank Failure with case study in Indonesian Banking 1997 - 1999. This research purpose is to differentiate good bank and failure bank, so the result of this research will contribute to banking knowledge in Indonesia and will help the Indonesian to select a good bank.
This research uses Multiple Logistic Regression Model as a methodology with more than 2 (two) independent variables. The model had been chosen since the type of dependent variable is binary (Good bank or Failure bank) and allows us to use 'dummy data' that can not be possible in conventional model.
The numbers of data sample in this research were 144 banks : 81 failure banks and 63 good bank. Data used in the model was the last published financial statement before the bank failure. The dependent variable is failure/good bank and there are 16 independent variables related to Capital, Asset Quality, Earning/ Profitability, Liquidity and Efficiency.
The model was tested by determination coefficient Cox & Snell R Squared and Nagelkerke R Squared. The test shows that the model is significant (0.6 & 0.8). it means that independent variable used in the model has significant correlation to dependent variable. Kolmogorov Smimov Test shows that the model be able to differentiate failure bank and good bank. Hosmer & Lemeshow Test proves that the prediction of the model is fit with the actual data. The above tests summarize that the model can be used to predict and differentiate between failure bank and good bank."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia Nansih Widhiastuti
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia telah mengalami beberapa kali deregulasi, mulai dari deregulasi 1 Juni 1983 yang terkenal dengan liberalisasi dunia perbankan , PAKTO 88 hingga PAKMEI 1993 tentang peningkatan penilaian kesehatan bank. Dari deregulasi-deregulasi yang telah digulirkan tersebut, yang merupakan deregulasi yang paling mendasar dalam industri perbankan adalah PAKTO 88. Dengan adanya kemudahan izin mendirikan bank, para investor pun mulai berlomba mendirikan bank-bank baru. Hal ini tentunya lelah merubah struktur pasar industri perbankan di Indonesia. Perubahan struktur pasar ini akhirnya akan mempengaruhi kinerja.
Smirlock (1985) pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur pasar dengan kinerja pada industri perbankan di Amerika. Dia mengajukan dua hipotesa Pertama, Efficient Structure Hypothesis (ESH) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh efisiensi bank-bank yang menjadi pemimpin, kedua Traditional Structure Hypothesis (SCP) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh pasar yang terkonsentrasi. Penelitian Smirlock ini telah diikuti oleh peneliti-peneliti Iain, misalnya Clark (1987), Whalen (1987) dan sebagainya. Hasil peneliti-peneliti tersebut ada yang mendukung ESH dan ada yang mendukung SCP.
Penelitian ini pada dasarnya adalah mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Smirlock, hanya ada beberapa modifikasi sebagai penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia. Lebih jauh lagi penelitian ini juga akan melihat dampak PAKTO 88 lerhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas, baik secara nasional maupun per kelompok bank.
Hasil analisa hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas pada industri perbankan secara nasional , menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia mendukung SCP. Selain itu ditunjukkan juga bahwa aset dan rasio giro terhadap deposit berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas. Jika dilihat per kelompok bank, kelompok bank pemerintah mendukung SCP, ada suatu indikasi bahwa aset bank pemerintah kurang produktif. Kelompok bank swasta besar tidak mendukung kedua hipotesa tersebut, koeiisien MS yang negatif mengindikasikan bahwa kelompok bank swasta besar belum efisien, aset berpengaruh secara positif terhadap profit. Kelompok bank swasta menengah cenderung mendukung SCP (kelihatan jelas jika profit diukur dengan ROE) dan cenderung menentang ESH (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR), rasio giro terhadap deposit serta aset berpengaruh secara positif terhadap profit.
Analisa pengaruh PAKTO terhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas menunjukkan bahwa secara nasional adanya PAKTO telah menurunkan kualitas aset. Pada kelompok bank pemerintah mengindikasikan adanya perubahan bentuk persaingan ke persaingan bukan harga (koefisien CR negatif), pengaruh giro menurun, pengaruh aset terhadap ROE berubah menjadi positif. Pada kelompok bank swasta besar jika profit diukur dengan ROA maupun ROA, tidak menunjukkan adanya perubahan, tetapi jika profit diukur dengan ROE ada suatu indikasi menumnnya kualitas aset. Pada kelompok bank swasta, menengah adanya PAKTO telah menurunkan pengaruh market growth terhadap ROA, pengaruh proporsi giro terhadap ROE juga menurun.
Hasil analisa perbandingan hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas antar kelompok bank menunjukkan bahwa selama periode 1984-1993, dari segi market share, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR). Dari segi aset, untuk kelompok bank swasta besar dan menengah mengindikasikan aset berpengaruh secara positif terhadap profit, sedangkan pada kelompok bank pemerintah, aset berpengaruh secara negatif terhadap profit. Pada periode sebelum PAKTO, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien. Dari segi aset, bank swasta besar dan menengah menunjukkan aset pengaruh aset terhadap profit positif, sedangkan pada bank pemerintah, pengaruhnya negatif. Pada periode setelah PAKTO, bank pemerintah paling efisien,kualitas aset bank pemerintah dan bank swasta menengah lebih bagus dibanding bank swasta besar.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viciwati
"Semenjak Deregulasi Perbankan diluncurkan maka Perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang demikian pesat, dimana banyak sekali bermunculan Bank dan cabang-bank baru hal ini dikarenakan ditetapkannya syarat yang begitu mudah di dalam peraturan deregulasi Perbankan. Namun pada saat krisis datang terlihat bahwa bank-bank yang dihasilkan setelah digulirkan Deregulasi Perbankan tidak tahan akan efek dari krisis, Hal ini terlihat banyak sekali bank-bank yang mengalami negatif spread sehingga dalam operasionalnya tidal( mengalami keuntungan, bahkan banyak bank yang pada akhirnya harus di tutup (co/aps).
Melihat kondisi ini penulis ingin melihat bagaimana kinerja perbankan pada periode 1995-2001, dimana periode tersebut dipilih untuk membedakan bagaimana kinerja perbankan sebelum krisis terjadi (1995-1997) hingga datangnya masa krisis 1998-2001). Data yang dipakai adalah data sekunder yang didapat dari hasil peratingan bank-bank yang dilakukan oleh majalah Infobank. Data dipakai oleh penulis karena data ini sudah dipublikasikan kepada masyarakat sehingga kebenaran datanya sudah diakui oleh masyarakat, terutama pemilik bank.
Dalam penelitian penulis juga ingin melihat bagaimanakah kinerja perbankan berdasarkan kepemilikan dengan maksud agar terlihat bank-bank pada kelompok mana yang berkinerja paling baik selama krisis terjadi, begitu juga penulis juga ingin mengetahui pengaruh kelas asset pada kinerja perbankan kita dengan maksud agar terlihat pengaruh kelas asset manakah yang mempunyai kecenderungan dapat mempengaruhi kinerja perbankan kita selama krisis tcrjadi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa selama krisis terjadi perbankan kita rata-rata mengalami penurunan pada profitabilitasnya, yang berarti bahwa kinerja perbankan kita mengalami menurunan selama masa krisis tcrjadi. Adapun bank yang cukup kuat bertahan selama krisis terjadi adalah bank pada kelompok bank asing. Sedangkan kelas asset yang paling mempengaruhi kinerja perbankan kita adalah kelas asset dengan jumlah diatas 5T, dimana kinerja perbankan kita dengan jumlah asset tersebut mengalami penurunan yang cukup berarti pada kinerjanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelyana Mayasari
"Tesis ini dilatarbelakangi penerbitan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) oleh Bank Indonesia dalam rangka penataan kembali industri perbankan setelah krisis moneter tahun 1997. Permasalahan yang diangkat dalam Tesis ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan API terhadap struktur, tingkat persaingan dan kinerja industri perbankan Indonesia sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan API. Tujuan Tesis ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk struktur, pengaruh kebijakan API terhadap tingkat persaingan industri perbankan dan menganalisis dampak penerapan kebijakan API bagi kinerja perbankan Indonesia dengan periode penelitian tahun 2001 - 2008. Untuk mengukur tingkat persaingan dan bentuk struktur dalam industri perbankan Indonesia digunakan model Panzar-Rosse. Model ini memberikan indikator persaingan yang dikenal sebagai statistik H yang menyediakan penilaian kuantitatif dari persaingan dalam pasar.
Statistik H didapatkan dari jumlah elastisitas revenue terhadap harga faktor-faktor produksi berdasarkan reduced form persamaan pendapatan bank. Persyaratan dalam metode Panzar-Rosse adalah sampel observasi harus mewakili ekuilibrium long run untuk mengukur tingkat kestabilan, mengingat model ini menggunakan pendekatan statis. Berdasarkan hasil pengujian, secara umum dapat disimpulkan bahwa setelah diterbitkan kebijakan API oleh Bank Indonesia, maka struktur perbankan Indonesia berbentuk monopoli atau oligopoli kolusif. Bentuk struktur tersebut mencerminkan adanya perbedaan tingkat persaingan bank umum pada periode sebelum dan sesudah API diterbitkan. Dengan diberlakukannya kebijakan API, kondisi perbankan nasional tidak menjadi lebih stabil dibandingkan sebelum API diterbitkan. Namun ketidakstabilan ini tidak berpengaruh terhadap kinerja bank umum, sehingga setelah kebijakan API diterbitkan kinerja bank umum mengalami peningkatan.

The background of this Thesis was the issuance of the Indonesian Banking Architecture (API) by Bank Indonesia in the framework of restructuring the banking industry after the financial crisis in 1997. The main concern of this thesis was the impact of the Indonesian Banking Architecture policy toward structure, the level of competition and performance of the Indonesian banking industry before and after the promulgated of API. The purpose of this Thesis is to identify the shape of the structure, to measure the impact of promulgated of API policy toward the level of competition of the banking industry and to analyze the impact of API?s implementation toward performance of banking industry with year study period from 2001 to 2008. To measure the level of competition and the shape of the structure of Indonesian banking industry used Panzar-Rosse model. This model provides an indicator of competition, known as H statistic that provides a quantitative assessment of competition in the market.
H statistics obtained from the amount of revenue to price elasticity factors of production based on the reduced form bank revenue equations. The terms of the Panzar-Rosse method is to sample observation should be representative of long run equilibrium to measure the level of stability, since this model uses a static approach. On the basis of test result, it is concluded that after the Indonesia Banking Architecture policy issued by Bank Indonesia, the structure of Indonesian banking industry is monopoly or collusive oligopoly. This structure reflects the different levels of competition for commercial banks in the period before and after the implementation of API. The condition of banking industry do not become more stable than before the published of API. However this instability does not affect toward performance of banking industry, so performance of banking industry have increased.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29518
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Iswari Wulandari
"Kompetisi di Industri Perbankan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, karena kompetisi merupakan sumber utama dari adanya efisiensi pada Industri Perbankan Indonesia. Studi ini mengestimasi tingkat kompetisi di industri perbankan pada bank persero, bank umum swasta nasional devisa dan non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran , dan bank asing selama periode tahun 2005 sampai 2014. Estimasi dilakukan dengan mengaplikasikan pendekatan Panzar-Rosse model untuk mendapatkan nilai H-Statistik yang menggambar tingkat kompetisi dari industri Perbankan. Studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pola kompetisi dan memberikan gambaran umum tentang industri perbankan Indonesia.

The competition in banking industry has become one of the most important issues that we need to pay more attention to since it is the main resource of efficiency in Indonesian banking industry. This study estimates the level of competition in banking industry, specifically State-owned banks, foreign exchange and non-foreign exchange private banks, regional banks, joint venture banks, and foreign banks from the year 2005 to 2014. The estimation is calcuated by using the Panzar-Rosse model approach to obtain the H-Statistic that respresents the level of competition in banking industry. This study also analyses the factors causing the changing pattern of competition and gives a general picture of Indonesian banking industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Sumirat Bassar
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah kebijakan perbankan 1998. Kebijakan perbankan 1998 telah memperjelas landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu indikator kebeahasilan mobilisasi dana mayarakat dalam menginvestasikan dananya pada bank syariah tersebut, serta keberhasilan dalam melayani masyarakat membutuhkan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan penelitian tersebut dapat diketahui apakah sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi dari hasil penelitian ini dapat diketahui pola penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
Dari basil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia Lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi, dapat dianalisis bahwa baik sebelurn maupun sesudah kebijakan perbankan I998, Bank Muamalat Indonesia masih tampak berhati-hati dalam penyaluran dananya. Oleh karena itu, disarankan agar Bank Muamalat Indonesia Lebih agresif dalam menyalurkan dananya tanpa mengabaikan aturan-aturan yang ada.

This research was to see the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia before and after the banking policies of 1998. The banking policies of 1998 have clarified the legal basis and business types that can he operated and implemented by syariah bank. The performance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia constitutes one indicator of successful public fund mobilization in investing it's fund at the syariah bank and the success in serving the people who need the banking services that are in accordance with the principles of Syariah. By this research, it can be known whether the per:armance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia after the banking policies is better than the one before it. Further, from this research, the pattern of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia can be known.
The results of the research indicated that after the banking policies of 1998, the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia was better than that before. Further, it could be analyzed that either after or before the banking policies of 1998, PT. Bank Muamalat Indonesia seemed to be prudential in distributing its fund. Therefore, it is recommended that PT Bank Muamalat Indonesia should be more aggressive in distributing its fund without ignoring the existing rules.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezqi Andithika Putri
"ABSTRAK
Sektor jasa keuangan memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara. Di Indonesia, salah satu sub sektor jasa keuangan yang memiliki pengaruh penting adalah sektor perbankan yang memegang 74% total aset dari sektor jasa keuangan. Sehingga profitabilitas dari sektor perbankan penting untuk diperhatikan sebab profitabilitas merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat kinerja dari sektor perbankan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dari 25 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2016. Ordinary Least Squares (OLS) dengan fixed effect digunakan sebagai alatdalam menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang terdiri dari tingkat efisiensi bank, risiko kredit bank, pangsa pasar, dan diversifikasi perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan kapitalisasi serta tingkat permintaan memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas sektor perbankan. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri dari pertumbuhan produk domestik bruto memiliki hubungan yang positif dan tingkat inflasi serta tingkat pajak efektif memiliki hubungan yang negatif terhadap profitabilitas sektor
perbankan.

ABSTRACT
The financial services sector plays an important role in the economy of a country. In Indonesia, one of the important financial services sub-sectors is the banking sector which holds 74% total assets of the financial services sector. With the result that the profitability of the bank becomes a benchmark whether the bank performs its function properly. This study uses secondary data from financial statements of 25 banks listed on the Indonesia Stock Exchange since 2007-2016. Ordinary Least Squares (OLS) with fixed effect is used as a tool in analyzing data. The results of this study indicate that internal factors consisting of bank efficiency, credit risk, market share, and diversification of companies have a negative relationship and capitalization and demand levels have a positive relationship to the profitability of the banking sector. While external factors consisting of gross domestic product growth have positive relationship and inflation rate and effective tax rate have negative relation to profitability of banking sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hamdiyanto
"Investor dalam melakukan suatu investasi sangat memperhatikan return yang akan diperoleh oleh mereka, untuk investasi pada portofolio saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta memiliki pergerakan yang fluktuasi dimana memungkinkan bagi investor untuk memperoleh suatu return yang tinggi sesuai dengan ekspektasi atas return yang mereka harapkan dan memiliki suatu risiko investasi yang tinggi.
Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh faktor dan makro ekonomi suatu negara dimana dapat dilihat dari fakta ketika Indonesia mengalami krisis di lahun 1998 ikut mempengaruhi jatuhnya Indeks Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. INdek Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga mencapai level 276.15 pada tanggal 30 September 1998.
Salah satu industri yang sangat rentan dengan masalah makro ekonomi adalah industri perbankan. Industri Perbankan memiliki peran penting dan memerlukan perhatian yang khusus karena mudah dipengaruhi oleh faktor eksternal dan merupakan bagian dari system permbayaran. Menjadi bagian dari system pembayaran membuat perrnasalahan yang timbul pada industri perbankan akan memberikan efek negative terhadap perekonomian. Bukti dari imbas faktor makro ekonomi terhadap industri perbankan dimana telah di tutupnya beberapa bank oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Melihat hubungan yang erat antara variable makro ekonomi terhadap pergerakan saham dan indutri perbankan dapat dijadikan permasalahan yang dilakukan penelitian pada penulisan karya akhir ini, adapun permasalahannya adalah :
1. Bagaimana pengaruh perbankan faktor-faktor makro ekonomi terhadap kincrja saham perbankan?
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi balk secara bersama atau secara berganda dengan menggunakan software Eviews versi 3.0. Sebelum proses regresi dilakukan maka periu dilakukan pengujian atas model tersebut dengan melakukan uji stasioner, uji multikolinearitas, uji autokorelasi.
Dalam penelitian ini saham-saham yang digunakan sebagai bahan untuk pene[itian ini adalah saham industri perbankan, adapun saham industri perbankan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham Bank Arta Niaga Kencanan, Bank Buana Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIC Internasional, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Lippo Bank, Bank Mayapada, Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank Niaga, Bank NISP, Bank Pan Indonesia, Bank Victoria Indonesia. Data dbank pada sample ini adalah saham industri perbankan yang telah listed pada tahun 2000 dan masih listed di BEJ sampai dengan Oktober 2006
Proses regresi dalam penilitian ini dilakukan dengan menggunakan 4 metode yang diamati yaitu:
1. Pengaruh return pasar terhadap return saham perbankan
2. Pengaruh variable makro ekonomi trhadap return saham perbankan
3. Pengaruh karakteristik industri terhadap return saham perbankan
4. Pengaruh variable makro ekonomi dan karakteristik industri terhadap return saham perbankan.
Berdasarkan hasil pengeolahan data alas ke empat model yang digunakan di dapatkan hasil yang cukup beragam, dimana ada beberapa saham dari industri perbankkan yang memiliki pengaruh yang signi likan lerhadap keempat model yang diamati dan ada yang tidak berpengaruh signifkan. Ada pula saham yang mempunyai hubungan yang positif dan negative terhadap ke empat model yang diamati.

Investors are really concern regarding return of their investment, having investment portfolio at Jakarta Stock Exchange with fluctuating market movement which there's possibility for investors to gain high return according to their expected return by having high risk investment.
Stock price movement will be affected by macro economic factors on certain country, for Indonesia case when monetary crisis hit in 1998 then following by the crushing of Stocks Composite Index at Jakarta Stock Exchange_ Jakarta Composite Index was down to the lowest IeveI at 276.15 points at September 20th 1998.
Banking industry is one of the sectors having volatility with macro economy changing. Banking industry has important role and need special treatment since influencing by external factor easily and as part of integrated monetary payment system. As part of it, if banking industry suffers problem then giving negative effect to the whole economy system directly. Liquidation of several banks by Bank of Indonesia as regulator is the evidence of influence macro economic factors related to the banking system.
Considering relationship between macro economic factors to the stock market movement and banking industry, it becomes interesting topic for further research on this paper. The points will be discussed is
1. How much effect of macro economic factors changing related to the banking stocks performance ?
Process of data transformation will be conducted using regression technique on simple or multiple by software Eviews version 3.0. Before conducting regression process, will be done statistical test to the model using Stationer Test, Multi-Correlation Test, Auto-Correlation Test.
In this research using banking industry stocks as the samples, which are Bank Arta Niaga Kencana, Bank Buana Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIC Internasional, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Lippo Bank, Bank Mayapada, Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank Niaga, Bank NISP, Bank Pan Indonesia, Bank Victoria Indonesia. All sample stocks should have been listed since year 2000 and remains as listed stocks on October 2006 at Jakarta Stock Exchange.
Regressions process on this research will be conducted through 4 observed method, which are:
1. Effect of market return related to the banking industry stocks
2. Effect of macro economic factors related to the banking industry stocks
3. Effect of intrinsic characteristic industry factor related to the banking industry stocks
4. Effect of macro economic factors combining with intrinsic characteristic industry factor related to the banking industry stocks
Based on the data examination through above models which resulting various result, showing some banking industry stocks have significant influence and some of them on the contrary. Some stocks also have positive and negative correlation to the observed model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Suryani
"Sebelum deregulasi perbankan 1 juni 1983, tidak banyak perubahan yang terjadi pada industry perbankan Indonesia. Baru setelah deregulasi 1 juni 1983, di mana bank-bank pemerintah diperkenankan menetapkan sendiri tingkat suk bunga, pagu kredit dihapus dan kredit subsidi disederhanakan tingkat suku bunganya, maka industry perbankan Indonesia mulai mengarah kepada suatu tingkat efisiensi yang lebih baik.
Masa penyempurnaan system perbankan Indonesia mulai terjadi setelah deregulasi 27 oktober 1988, yang isinya antara lain memberikan kemudahan bagi pendirian bank-bank baru dan bank campuran, kemudahan bagi pembukaan kantor bank, diturunkannya ketentuan cadangan wajib minimum dari 15 persen menjadi 2 persen, pemungutan pajak atas bunga deposito berjangka dan diperkenankannya badan usaha milik Negara untuk menempatkan 50 persen dari dananya di bank-bank swasta.
Paket kebijaksanaan 27 oktober 1988 disusul dengan paket-paket kebijaksanaan lainnya, yaitu paket kebijaksanaan 25 maret 1989, 29 januari 1990 dan 28 februari 1991 yang kesemuanya bertujuan untuk menjadikan industry perbankan Indonesia semakin efisien.
Sejak pakto 27 1988 pola persaingan bank-bank di Indonesia mengalami perubahan sebagai akibat semakin tajamnya persaingan antar bank dan adanya geojolak-gejolak moneter yang terjadi. Pada kondisi seperti ini bank-bank yang lemah dalam strateginya akan dikalahkan oleh bank-bank yang telah mempersiapkan strateginya dengan baik guna mengahadpi persaingan yang semakin tajam.
Dalam karya akhir ini dibahas lingkungan usaha dari industry perbankan pasca-deregulasi dan tiga strategi generic yang dilaksanakan oleh empat bank yang dijadikan sampel, yaitu strategi broad differentiation, focus differentiation dan cost focus serta hasil yang dicapai oleh keempat bank tersebut berdasarkan ukuran profitability dan pangsa pasar.
Sebagai kesimpulan disajikan pandangan mengenai strategi yang baik untuk diambil guna menghadapi persaingan dalam industry perbankan Indonesia di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>