Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edy Siswoyo
"Salah satu pokok permasalahan yang masih tetap aktual untuk dibahas dalam rangka memahami masyarakat di lingkungan perkotaan adalah : masih adakah komunitas lokal di lingkungan perkotaan ?, atau tegasnya, masih adakah ikatan-ikatan lokal di antara warga kota ?
Pertanyaan ini menarik perhatian, karena dari beberapa studi dan hasil penelitian yang sempat penulis pelajari menunjukkan bahwa di lingkungan perkotaan terdapat kecenderungan berkembangnya komunitas jenis tertentu yang tidak lagi berhubungan dengan aspek lokal. Komunitas jenis ini lazim disebut dengan community without locality atau community without propinquity. Malahan, Marx Abrahamson (1980 : 145-161), menunjukkan bahwa komunitas lokal di lingkungan perkotaan tersebut sudah sedemikian langkanya dan menunjukkan gejala semakin memudar. Bahkan ia lalu berpendapat bahwa studi lebih lanjut mengenai komunitas lokal di lingkungan perkotaan adalah tidak diperlukan lagi, sebab tidak lagi memiliki relevansi sosiologis sesuai dengan perkembangan struktur sosial masyarakat perkotaan yang lebih didiominasi oleh kelas elite minority yang cenderung menjalankan kekuasaan secara monolithic.
Pertanyaan itu menjadi lebih menarik apabila dikaitkan dengan salah satu azas pembangunan yang berlaku di Indonesia; yaitu azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan. Tekanan azas ini adalah partisipasi sebesar-besarnya dart seluruh rakyat secara bergotong-royong dalam semangat kekeluargaan untuk melaksanakan pembangunan. Azas monolitik adalah azas yang sangat dihindari. Orientasi program pembangunan yang sering dicanangkan oleh Pemerintah adalah Community Oriented Program, yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama rakyat. Secara garis besar, community oriented program dapat diterjemahkan sebagai program yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya setempat secara bersama-sama atau melibatkan semua anggota masyarakat setempat itu; hasilnya pun untuk kepentingan bersama, sekaligus untuk melestarikan kebersamaan itu.
Apabila komunitas itu secara harafiah diartikan sebagai kebersamaan diantara warga dalam satu kesatuan sosial, maka keberhasilan pembangunan selama ini tentulah melestarikan keberadaan kebersamaan tersebut. Kenyataannya memang demikian. Sense of community selalu dicanangkan sebagai norma yang harus diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata bagi semua anggota masyararakat, back sebagai warga lingkungan ketetanggan, lingkungan Rukun Tetangga (RT), lingkungan Rukun Warga (RW) lingkungan pasar, lingkungan Kelurahan, lingkungan profesi, dan seterusnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Lestari
"Ruang berkumpul atau ruang komunal warga di Rusunawa dapat dilihat sebagai teritori yang di kontrol dan dikuasai oleh kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan kebutuhannya. Teritorialitas yang merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis, bersangkutan dengan kebutuhan interaksi sosial warga. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi terciptanya teritori dan mengetahui apa yang penghuni lakukan untuk menciptakan teritori tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, kebutuhan derajat privasi dan fitur desain peran penting dalam menciptakan teritori yang kemudian dapat menghadirkan ruang interaksi sosial bagi warga Rusunawa.

Gathering spaces or communal spaces of Rusunawa residents can be seen as territory that controlled and managed by particular social groups based on their needs. Territoriality which is the effort of social groups to claim a geographical area, involved the social interaction needs of residents. This thesis aims to identify what lies behind the creation of territory and know what residents do to create the territory. Based on the theoretical review and analysis of case studies, the need for degree of privacy and design features are play the significant role in creating territory which then can present social interaction space for Rusunawa residents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liswebmi
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Khoiron Nisa
"Kapasitas sosial kelompok untuk bertindak dalam kepentingan kolektif tergantung pada kebijakan pembangunan dari institusi. Hal ini dikarenakan institusi dapat mempengaruhi kapital sosial suatu kelompok. Program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang di dalamnya terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dan bantuan pengembangan usaha bagi petambak garam. Program PUGAR dapat mempengaruhi kapital sosial petambak garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Program PUGAR terhadap kapital sosial petambak garam di Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PUGAR mempengaruhi kapital sosial petambak garam sebesar 39,1% sedangkan 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan antara program PUGAR dan kapital sosial berada dalam kategori kuat dengan nilai koefisien (R) sebesar 0,625. Hasil uji T menunjukkan program PUGAR berpengaruh positif terhadap kapital sosial yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel program PUGAR sebesar 0,598 bernilai positif. Program PUGAR berpengaruh signifikan terhadap kapital sosial dengan tingkat kepercayaan 95%, dan nilai α = 0,05 yang dapat dilihat nilai thitung > ttabel (4,624 > 2,039513).

Capacity of social groups to act in their collective interest depends on development policy from institution. This is because institutions can influence the social capital of a group. Peoples Salt Business Empowerment (PUGAR) Program is a program from the Ministry of Maritime and Fisheries in which is community empowerment activities and business development assistance for salt farmers. PUGAR Program can influence the social capital of salt farmers. The purpose of this research is to measure the influence of the PUGAR program on the social capital of salt farmers in Tasikharjo village, Kaliori district, Rembang regency, Central Java Province.
The aproach used in this research is quantitative with census. The technique of collecting data used questionnaires, literature studies, and observations. The data analysis technique used simple linear regression and T test. The results shows that the PUGAR program influence the social capital of salt farmers by 39.1% while 60.9% was influenced by other factors. The relationship between PUGAR program and social capital is in a strong category with a coefficient (R) of 0.625. The results of the T test shows PUGAR program has a positive effect on social capital which can be seen from the regression coefficient of the PUGAR program variable of 0.598 has positive value. The PUGAR program has a significant effect on social capital with a confidence level of 95%, and a value of α = 0.05 which can be seen as tcount > ttable (4,624> 2,039513).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1977
301 SAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Habitrisna Padmanagara
"Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang memiliki hubungan dan peranan positif dalam suatu komunitas Piaggio yang berada di daerah JABODETABEK.Dalam penelitian ini model ?anteseden dan konsekuensi dari partisipasi dalam komunitas? yang digambarkan oleh (Bagozzi, 2006), digunakan sebagai referensi utama oleh peneliti. Terdapat beberapa variabel yang akan dianalisis, misalnya; Brand Identification, Group Behavior, Perceived Behavioral Control, dan Brand related Behavior. Untuk mengolah data menggunakan metode analisis regresi berganda, digunakan perangkat lunak SPSS 11.5 for Windows.
Hasil dari regresi menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki pengaruh positif terhadap variabel lain dalam komunitas Piaggio. Salah satu hasil yang cukup penting yaitu, ditunjukkan bahwa Brand Identification memiliki pengaruh positif yang sangat signifikan terhadap Brand Related Behavior dibandingkan pengaruh Group Behavior terhadap Brand Related Behavior. Penulis mengharapkan pihak manajerial Piaggio dapat meningkatkan social identity dan brand identification dari komunitas Piaggio di Indonesia dengan cara, menginisiasi dan mensponsori berbagai aktivitas gathering seperti yang disarankan oleh penulis.

This academic research discusses several factors that mightly have positive relation and impacts toward Piaggio communities in JABODETABEK region (Indonesia). In this research, ?Antecedents and purchase consequences of customer participation in small group brand communities? model which is described by (Bagozzi, 2006) is used as the main reference. There are several variables that are going to be analyzed, such as Brand Identification, Group Behavior, Perceived Behavioral Control, and Brand related Behavior. To process the data using multiple regression method, SPSS 11.5 software for windows is operated.
The result shows that there are some variables that have positive impact to the other variables of Piaggio community. One important remark is that Brand Identification gives more impact positively to Brand Related Behavior when comparing with Group Behavior. It is expected that the managerial team of Piaggio in Indonesia can strengthen the social identity of Piaggio consumens and its brand identification through initiating and sponsoring several gathering activities as suggested by the writer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yuanita
"ABSTRAK
Pertambahan penduduk yang sangat besar di kota menyebabkan semakin
sempitnya lahan yeng tersedia untuk pemukiman. Oleh karena itu pembangunan
rumah susun merupakan alteraatif terbaik untuk pembangunan pemukiman di
perkotaan.
Kehidupan penghuni rumah susun berbeda dengan penghuni di lingkungan
perumahan biasa yang tidak bertingkat. Salah satu ciri yang menonjol pada penghuni
rumah susun adalah kebersamaan penghuni. Setiap penghuni rumah susun tidak
dapat menghindarkan diri dari hak dan kewajibannya terhadap pemilikan bersama
atas fasilitas bersama yang tersedia, seperti tangga bersama, koridor, pipa-pipa
saluran, taman, sarana jalan, lampu penerangan, dan sebagainya. Fasilitas bersama
tersebut merupakan milik mereka bersama yang digunakan dan dipelihara secara
bersama pula.
Pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun merupakan hal yang penting.
Fasilitas yang tidak terpelihara akan menjadi kotor dan rusak, serta dapat
menimbulkan pengaruh buruk bagi penghuninya, misalnya dapat membuat penghuni
merasa tidak betah. Oleh karena itu perlu adanya partisipasi dari para penghuni
dalam memeiihara fasilitas bersama di rumah susun.
Menurut White (1981) partisipasi terdiri atas tiga dimensi yaitu : dimensi
pengambilan keputusan, dimensi kontribusi, dan dimensi turut menikmati hasil
kegiatan (p. 18).
Dalam literatur disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi partisipasi seseorang adalah kohesi kelompok (Festinger et al., 1963;
Johnson & Johnson, 1994; Kuppuswamy, 1979). Yang dimaksud dengan kohesi
kelompok yaitu sejauh mana anggota-anggota suatu kelompok merasa tertarik satu
sama lain sehingga mereka ingin tetap bersama dalam kelompok itu.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut;
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun ?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun ?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam
pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? Penelitian yang bersfat deskriptif ini dilakukan di rumah susun Klender,
Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah para penghuni rumah susun yang
dikelompokkan berdasarkan blok dan jenis kelamin.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kohesi
kelompok dan kuesioner partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan digunakan rumus
korelasi Kendall-tau (x).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas
bersama di rumah susun.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di
rumah susun.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun.
Ada beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini. Penelitian
ini menunjukkan bahwa kohesi kelompok berhubungan dengan dimensi pengambilan
keputusan dan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perencanaan dan pengelolaan rumah susun disarankan untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung timbulnya kohesi kelompok, serta melibatkan para
penghuni dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan
keija sama di antara mereka. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya
adalah melakukan penelitian serupa secara kontinyu mulai dari proses pengambilan
keputusan, palaksanaan kegiatan, sampai pada evaluasi kegiatan yang melibatkan
partisipasi penghuni rumah susun."
1997
S2577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sadarma
"Perilaku konversi agama selalu meminta individu yang melakukannya untuk melakukan penyesuaian diri. Ini juga berlaku kepada individu-individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik, mereka diminta untuk menyesuaian diri. Penyesuaian diri menjadi hal penting untuk dilakukan karena penyesuaian diri selalu menimbulkan banyak perubahan dan konflik. Perubahan- perubahan yang terjadi dalam dalam diri sendiri dan konflik dengan orang sekitar. Penyesuaian diri yang baik dan sehat baru dapat terjadi jika ada dukungan dari orang-orang sekitar. Orang-orang sekitar yang memberikan dukungan sosial pada individu yang telah melakukan konversi agama ke agama Katholik terdiri dari orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh sumber dukungan sosial yang terdiri dari orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terbagi atas dua kuesioner yaitu kuesioner sumber dukungan sosial dan kuesioner penyesuaian diri. Jumlah item pada kedua kuesioner sebanyak 106 butir item. Kuesioner penyesuaian diri memiliki 56 butir item dan kuesioner sumber dukungan sosial memiliki 50 item. Pengambilan sampel berdasarkan kenyamanan dan kemudahan peneliti dalam mengakses sampel. Dengan metode convenience, jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 85 responden.
Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dan dianalisa secara regresi berganda. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dinyatakan bahwa kedua alat ukur valid dan reliabel untuk mengukur masing-masing konstruk. Analisa regresi berganda tidak dilakukan karena hasil perhitungan R2 sebesar 0,23. Nilai ini disimpulkan bahwa pengaruh dari sumber dukungan sosial orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis hanya 2,3 % terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik. Namun pengaruh ini tidak signifikan karena hasil signifikansi dari perhitungan F sebesar 0,233. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai signifikan yang telah di tetapkan, 0,05. Pada perhitungan regresi parsial diperoleh kesimpulan bahwa sumber dukungan sahabat berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik.

Behavior of religion conversion asked every individuals who have converted to doing the self adjustment. Just as in individuals who converted religion to Catholic, they are also required to do self adjustment. Adjustment to be the important thing to do, because converted religion give rise to changes and conflict. Changes on individuals who perform religious converted and conflict with their family and people in their around. Good adjustment can be occur if there is a people who are giving social support. The people who provide social support referred to as social support resources.
The purpose of this research is to see the effect of social support resources which consisting of parents, mate, pal, catechumens friend, parents baptized catechumens to the individual who converted to Catholic. The research method used is quantitative and collecting data using questionnaires. There are two questionnaires on this research, adjustment questionnaire and social support resources questionnaire. Total items on both questionnaires were 106 items. Adjustment questionnaire has 56 items and social support resources questionnaire has 50 items. Convenience sampling method is the method which used in this research, as many as 85 respondents were obtained by researchers using the method.
The inference validity and reliability test on two questionnaires are valid and reliable to measure each constructs in this research. Multiple regression analysis not performed on this research because the calculation of R2, score obtained for 0.023. Of the amount, it can be concluded that social support resources which consisting of parents, mate, pal, catechumen friends, and parents baptized catechumens has the effect of 2.3% toward self adjustment on individual who have converted to Catholic. Results f test showed social support resources do not effect significantly to adjustment individuals who have converted to Catholic. On partial regression test, the conclusion is pal social support has effect significantly to adjustment individuals who have converted to Catholic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh orientasi dominansi sosial SDO dan otoritarianisme sayap kanan RWA terhadap kesadaran kelas atau derajat sejauh mana individu memahami posisi mereka dan menempatkan diri mereka dalam hubungan antarkelas. Pengukuran kesadaran kelas pada penelitian ini menggunakan alat ukur Multidimensional Class Consciousness Scale MCCS. Orientasi dominansi sosial ialah derajat sejauh mana individu menginginkan kelompok mereka untuk mendominasi dan menjadi lebih unggul dari kelompok lainnya, dan diukur dengan alat ukur Social Dominance Orientation Scale SDO6. Otoritarianisme sayap kanan ialah derajat sejauh mana seseorang percaya untuk tunduk terhadap otoritas yang ada dan norma-norma sosial yang didukung oleh otoritas ini, dan diukur dengan Short Version Right-Wing Authoritarianism Scale SV-RWA. Partisipan penelitian ini ialah 129 mahasiswa S1 Universitas Indonesia usia 17 hingga 27 tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orientasi dominansi sosial dan otoritarianisme sayap kanan memprediksi kesadaran kelas yang rendah pada mahasiswa S1.

The present study aims to investigate the effects of social dominance orientation SDO and right wing authoritarianism RWA on class consciousness or the extent to which individuals acknowledge and situate themselves within class relations. Class consciousness is measured with the Multidimensional Class Consciousness Scale MCCS. Social dominance orientation is the extent to which one desires that one 39 s ingroup dominate and be superior to outgroups and it is measured with the Social Dominance Orientation Scale SDO6. Right wing authoritarianism is the extent to which an individual believe strongly in submission to established authorities and the social norms these authorities endorse and it is measured with the Short Version Right Wing Authoritarianism Scale SV RWA. The study participants are 129 undergraduate students aged 17 to 27 enrolled in Universitas Indonesia. The result of this research shows that social dominance orientation and right wing authoritarianism predict lower class consciousness in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Ayusta Putri
"Penggunaan internet di Indonesia semakin meningkat, terutama penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial tidak hanya memiliki dampak positif bagi kehidupan sehari-hari, namun juga memiliki dampak negatif yang bisa mengganggu kehidupan. Salah satu faktor yang bisa membuat seseorang menggunakan media sosial secara berlebihan adalah preference for online social interaction POSI . POSI telah ditemukan memiliki hubungan dengan trait kepribadian tertentu dan juga perceived social support, namun penelitian mengenai hal ini menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dan perceived social support dengan POSI. Penelitian dilakukan pada 225 orang pengguna aktif media sosial yang berusia 18 ndash; 40 tahun. Ketiga alat ukur yang digunakan dalam penelitian terbukti reliabel dengan koefisien reliabilitas berada pada rentang 0,7 ndash;0,9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trait kepribadian extraversion, agreeableness, dan conscientiousness ditemukan berhubungan negatif secara signifikan dengan POSI, neuroticism berhubungan positif, sedangkan openness tidak ditemukan berhubungan secara signifikan dengan POSI. Perceived social support juga ditemukan berkorelasi negatif secara signifikan dengan POSI.

The internet use in Indonesia keeps increasing, especially the use of social media. Social media use does not just have positive effects, but also have negative effects that can disrupt daily life. One factor that could possibly make someone use social media excessively is preference for online social interaction POSI . POSI was found correlated with particular personality traits and also with perceived social support, but the research about these topics showed mixed results. This study aims to examine the relationships between personality traits and perceived social support with POSI. The study was conducted among 225 active social media users aged 18 ndash 40 years. All the instruments used in this study were proved reliable with reliability coefficient ranging from 0,7 ndash 0,9. The results of this study showed that extraversion, agreeableness, and conscientiousness had significant negative correlations with POSI, neuroticism had positive correlation, meanwhile openness was found having no significant correlation with POSI. Perceived social support also found to be negatively correlated with POSI.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>