Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rus Munandar
"ABSTRAK
Untuk menentukan variabel prediktor terhadap ketahanan hidup penderita pascainfark dilakukan penelitian secara retrospektif terhadap 174 orang penderita yang dirawat di RSJHK dalam periode 1 Januari 1986 sampai dengan 31 Desember 1987. Pengamatan penderita dilakukan sampai tanggal 28 Februari 1989.
Sebanyak 16 variabel diuji secara univariat dengan uji Log-Rank dan selanjutnya dengan 'Step-wise variable selection' untuk analisis multivariat. Terbukti secara bermakna 5 variabel yang mempengaruhi angka ketahanan hidup yaitu: jenis kelamin (X2 = 15,70; p < 0,00), riwayat infark terdahulu (X2 = 6,55; p < 0,025), riwayat penyakit diabetes mellitus (X2 = 7,82; p t 0,01), riwayat gagal jantung selama perawatan (X2 = 14,58; p < 0,005) dan adanya blok cabang berkas kanan His (X2=15,29; p< 0,005). Dan 4 diantaranya, kecuali riwayat penyakit DM merupakan faktor rediktor yang independen
Angka ketahanan hidup secara keseluruhan yang diperoleh dengan cara Kaplan Meir adalah sebesar 89,6 ± 2,36 % selama pengamatan 3 tahun. Diperlukan tindakan yang agresif terhadap penderita dengan faktor-faktor tersebut untuk memperbaiki ketahanan hidup penderita pascainfark berikut kualitas hidupnya.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ganesja Mulia Harimurti
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0048
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Gunardi
"ABSTRAK
Penyakit jantung bawaan asianotik yang merupakan sebagian besar dari penyakit jantung bawaan memerlukan operasi bedah jantung terbuka untuk memperbaiki kelainannya. Sindrom curah jantung rendah masih merupakan masalah yang dihadapi pada pasien pediatrik pascabedah jantung terbuka. Deteksi sindrom curah jantung rendah yang ada sekarang menggunakan kriteria klinis dan indikator laboratorik masih belum dirasa cukup, yang terbukti dengan masih adanya angka morbiditas dan mortalitas. Peranan penanda biologis NT-proBNP telah berkembang di gagal jantung dewasa diharapkan dapat digunakan untuk dapat mendeteksi sindrom curah jantung rendah pada pediatrik.
Penelitian cross sectional observasional dengan jumlah 38 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang menjalani operasi jantung bawaan asianotik bulan Oktober-November 2018 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Nasional Harapan Kita, Indonesia. Data prabedah, intrabedah dan pascabedah termasuk kejadian sindrom curah jantung rendah dicatat. Kadar NT-proBNP akan diambil prabedah, 4 jam, 24 jam dan 72 jam pascabedah. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.
Kadar NT-proBNP prabedah, 4 jam pascabedah dan 24 jam pascabedah berbeda bermakna dengan kejadian sindrom curah jantung rendah (nilai p <0,05). Kadar NT-proBNP prabedah memiliki perbedaan rerata lebih rendah dibandingkan dengan kadar NT-proBNP 4 jam pascabedah yang juga lebih rendah dibandingkan kadar NT-proBNP 24 jam pascabedah dan hal ini berbeda bermakna (p <0,001). Sedangkan kadar NT-proBNP 72 jam pascabedah memiliki rerata lebih rendah dibandingkan dengan kadar NT-proBNP 24 jam pascabedah yang juga berbeda bermakna (p <0,001). Analisis kadar NT-proBNP dengan variabel lainnya mendapatkan hasil berbeda bermakna dengan variabel usia, jenis kelamin, berat badan, diagnosis PJB, durasi ventilasi mekanik dan durasi ICU.
Kadar NT-proBNP berhubungan dengan kejadian sindrom curah jantung rendah. Kadar NT-proBNP yang tinggi menunjukkan adanya kejadian sindrom curah jantung rendah (pada kadar NT-proBNP prabedah, 4 jam dan 24 jam pascabedah).

ABSTRACT"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Anasthasia Sagita
"ABSTRAK
Penyakit jantung koroner PJK adalah penyakit kardiovaskular utama yang menyebabkan kematian. Masalah terkait obat MTO pada pasien PJK menyebabkan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah MTO pasien PJK rawat inap di Rumah Sakit Umum RSU Kabupaten Tangerang. Penelitian pra-ekperimental dengan pre-post design secara prospektif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap 75 orang selama 4 bulan Januari-April 2017 di bangsal rawat inap RSU Kabupaten Tangerang. Kondisi klinis dan MTO didokumentasikan oleh apoteker. Klasifikasi MTO menggunakan Pharmaceutical Care Network Europe PCNE Versi 6.2. MTO yang teridentifikasi dilaporkan dan didiskusikan dengan dokter untuk intervensi. Identifikasi kembali kondisi klinis dan MTO dilakukan sesuai perubahan terapi dan klinis pasien. Karakteristik pasien yang dominan adalah umur 35-59 tahun, jenis kelamin laki-laki, jenis PJK non-SKA, penyakit penyerta le;2, jumlah terapi obat >5, tidak ada riwayat alergi, fungsi ginjal normal dan lama rawat le;5 hari. Masalah terkait obat yang teridentifikasi dan dilakukan intervensi sebanyak 443 masalah, terdiri dari 41.5 masalah efektivitas terapi, 56.4 masalah reaksi obat yang tidak dikehendaki dan 2 masalah biaya pengobatan. Intervensi apoteker bermakna p0,05 terhadap penurunan jumlah MTO. Intervensi apoteker dapat menurunkan jumlah MTO pada pasien PJK rawat inap di RSU Kabupaten Tangerang.

ABSTRACT
Coronary heart disease CHD is a major cardiovascular disease that causes death. Drug related problems DRP in CHD patients lead to an increased risk of morbidity and mortality. The objectives of the study were to evaluate pharmacist interventions against decreased DRPs of CHD inpatients at General Hospital of Tangerang District. Pre experimental studies with pre post design prospectively used as a method in this study. The study was conducted on 75 subjects for 4 month January April 2017 at inpatient ward of General Hospital of Tangerang District. Clinical and DRPs were documented prospectively by a pharmacist. The classification of DRPs used Pharmaceutical Care Network Europe rsquo s PCNE Version 6.2. The identified DRPs were reported and discussed with the physician for the intervention. Re identification of clinical and DRPs were completed following the treatment and clinical. The dominant patient characteristics were 35 59 years old, male gender, non ACS type, comorbidity le 2, the number of drugs 5, no history of allergy, normal renal function and length of stay le 5 days. The number of DRPs which identified and received intervention was 443, consisting of 41.5 as drug effect, 56.4 as adverse drug reaction and 2 as treatment cost. Pharmacist interventions decreased 88 of the number of DRPs p0.05 to decreased the number of DRPs. Pharmacist intervention decrease the number of DRP rsquo s CHD inpatient at General Hospital of Tangerang District."
2017
T49419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanandi
"Pengkajian resep adalah hal yang perlu dilakukan untuk melihat apakah pengobatan yang dilakukan bersifat rasional. Hal ini perlu diperhatikan khususnya pada pasien jantung koroner dan hipertensi karena pasien umumnya mengkonsumsi jumlah obat yang cukup banyak. Pengkajian resep dilakukan di Apotek Kimia Farma 348 Dramaga pada periode bulan Januari – Maret 2023. Telaah dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu telaah administratif, farmasetik, dan klinis pada 20 resep. Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan, didapatkan hasil, yaitu pada aspek telaah administratif, terdapat beberapa syarat yang belum terpenuhi, seperti kurangnya informasi mengenai jenis kelamin, berat badan, dan usia pasien yang dapat diatasi dengan melakukan konfirmasi kembali pada rumah sakit dan dokter atau pasien yang bersangkutan; pada aspek telaah farmasetik memenuhi seluruh syarat; dan pada aspek telaah klinis terdapat beberapa syarat yang belum terpenuhi, seperti adanya polifarmasi dan kemungkinan interaksi obat. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memberikan edukasi pada pasien untuk memberikan jeda konsumsi obat serta memberikan informasi mengenai pentingnya ketepatan waktu konsumsi obat untuk mendapatkan efek terapi yang maksimal.

Prescription review needs to be done to see whether patient’s treatment is rational. This needs to be considered especially in patients with coronary heart disease and hypertension because patients generally consume a large number of drugs. A prescription review was carried out at Kimia Farma 348 Dramaga Pharmacy in the period January - March 2023. The review was carried out by paying attention to three aspects, namely administrative, pharmaceutical and clinical reviews on 20 recipes. Based on the results of the review carried out, the results were obtained, namely the aspect of administrative review, there were several conditions that had not been fulfilled, such as a lack of information regarding the patient's gender, weight, and age which could be overcome by confirming to the hospital, doctor, or patient; pharmaceutical review aspect meets all requirements; and in clinical aspect there are several requirements that have not been fulfilled, such as the existence of polypharmacy and the possibility of drug interactions. This problem can be overcome by educating patients to pause in taking drugs and providing information about the importance of taking medication on time to get the maximum therapeutic effect."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tutut Riana Hapsari
"Pasien yang telah menjalani Intervensi Koroner Perkutan (IKP) masih ada yang mengalami keluhan baik klinis maupun mental. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman terkait literasi kesehatan pada PJK. Pada pasien PJK penting untuk meningkatkan kemampuan literasi kesehatan yang dapat dilihat dari kemampuan manajemen diri agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Perawat memegang peranan penting dalam penyampaian literasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara literasi kesehatan, manajemen diri dengan kualitas hidup pasien PJK, merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik korelasi dan pendekatan cross sectional dengan beberapa kriteria inklusi pada 127 reponden. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji korelasi Spearman Rank dan regresi linier berganda. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar responden berjenis kelamin pria, berkisar pada usia 59 tahun, memiliki pendidikan rendah, berpenghasilan di bawah UMR Kotamadya Surakarta, mayoritas tidak memiliki kecemasan, memiliki cardiac self efficacy yang baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara literasi kesehatan dan kualitas hidup, terdapat hubungan yang bermakna antara manajemen diri dengan kualitas hidup. Masih diperlukan penelitian lain untuk mengeksplorasi variabel lain yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien penyakit jantung koroner yang telah menjalani Intervensi Koroner Perkutan

Patients who have undergone Percutaneous Coronary Intervention (CCI) still experience both clinical and mental complaints. This is due to a lack of understanding regarding health literacy in CHD. In CHD patients it is important to improve health literacy skills which can be seen from self-management skills in order to improve quality of life. Nurses play an important role in the delivery of health literacy. This study aims to identify the correlation between health literacy, self-management and the quality of life of CHD patients, is a quantitative study with a descriptive analytic correlation design and a cross sectional approach with several inclusion criteria in 127 respondents. Data analysis using descriptive analysis, Spearman Rank correlation test and multiple linear regression. The results showed that most of the respondents were male, around 59 years old, had low education, earned below the minimum wage of Surakarta Municipality, the majority did not have anxiety, had good cardiac self-efficacy. There is a significant relationship between health literacy and quality of life, there is a significant relationship between self-management and quality of life. Other studies are needed to explore other variables that affect quality of life in coronary heart disease patients who have undergone Percutaneous Coronary Intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilsiana Jatiputra
"Penelitian ini mengenai kualitas hidup pria pasca-Infark Miokard Akut (IMA) pada tiga tahap kesembuhan, yaitu tahap kesembuhan 1-2 minggu, 3-4 bulan dan 12-13 bulan pasca-IMA, ditinjau dari psikologi kesehatan. Tujuan penelitian ialah 1) mendeskripsikan kualitas hidup dan kebiasaan hidup pasca-IMA pada setiap tahap kesembuhan, bila dibandingkan dengan pra-IMA; 2) membandingkan kualitas hidup dan kebiasaan hidup pasca-IMA antara berbagai tahap kesembuhan; dan 3) mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasca-IMA.
Kualitas hidup pasca-IMA menunjukkan sejauh mana kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi kembali ke kehidupan normal, meliputi kemampuan untuk melaksanakan fungsi sehari-hari (fisik, psikologis, dan sosial) setelah menderita IMA. Dimensi kualitas hidup yang diukur ada enam, yaitu dimensi psikologis (kecemasan, kemarahan, depresi), fungsional (aktivitas hidup sehari-hari), peran sosial (bekerja), keintiman (hubungan seks), kepuasan umum, dan fisik.
Variabel yang diteliti pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasca-IMA adalah tahap kesembuhan, strategi mengatasi-stres (konfrontatif, menghindar) yang dipilih dalam upaya mengatasi stres yang berkaitan dengan IMA dan berbagai masalah yang ditimbulkan IMA, dukungan sosial (kuantitatif, kualitatif, istri) yang dapat berfungsi sebagai penahan stres, pendidikan, usia, dan jenis pekerjaan. Juga diteliti pengubahan kebiasaan hidup sebagai salah satu respons yang dilakukan dalam upaya mengatasi stres yang berdampak terhadap hasil proses kesembuhan.
Sampel penelitian adalah 100 pria, berusia 30-68 tahun, terdiri dari tiga kelompok, yaitu 35 orang yang mendapat IMA pertama 1-2 minggu sebelumnya, 34 orang yang mendapat IMA 3-4 bulan sebelumnya, dan 31 orang yang mendapat IMA 12-13 bulan sebelumnya, tidak mendapat CABG atau PTCA, yang berasal dari RS Jantung Harapan Kita, RSCM, dan RS Saint Carolus. Desain penelitian adalah non-experimental, between-groups, time-design, bersifat cross-sectional.
Instrumen yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan lima self report inventories, yang sebagian besar dimodifikasi dan diterjemahkan dari Belanda. Wawancara terstruktur dipakai untuk mendapatkan data demografis, dimensi fisik, fungsional, bekerja, hubungan seks, kepuasan umum, dan kebiasaan hidup. Self report inventories dipakai untuk mengukur kemarahan, kecemasan, depresi, strategi mengatasi-stres, dan dukungan sosial.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan MANOVA, ANOVA, Chi-square, dan uji t adalah sebagai berikut: Dari enam dimensi kualitas hidup pasca-IMA yang diteliti, subjek mengalami penurunan dalam empat dimensi, yaitu peran sosial, keintiman, fungsional, dan fisik. Kepuasan umum cukup tinggi, sedangkan pada dimensi psikologis terdapat perubahan pada menurunnya kemarahan pada tahap 1-2 minggu pasca-IMA dan meningkatnya depresi pada tahap 12-13 bulan pasca-IMA. Kecemasan pada semua tahap kesembuhan tidak berbeda dengan pra-IMA.. Kualitas hidup pasca-IMA tidak berbeda antara berbagai tahap kesembuhan pasca-IMA.
Selain tahap kesembuhan, yang berpengaruh terhadap dimensi psikologis kualitas hidup pasca-IMA adalah pendidikan, merokok pasca-IMA, dan strategi mengatasi-stres. Semakin rendah pendidikan, semakin tinggi kecemasan dan depresi pasca-IMA. Pada yang merokok pasca-IMA terdapat depresi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak merokok pasca-IMA. Semakin banyak subjek menghindar dalam upaya mengatasi-stres, semakin rendah kecemasan. Walaupun strategi menghindar ini untuk jangka pendek dapat menurunkan stres, namun bila dilakukan terus menerus untuk jangka waktu panjang dapat lebih memperburuk keadaan, karena masalah yang sebenarnya tidak terpecahkan. Di lain pihak, strategi konfrontatif yang ditujukan terhadap sumber stres ternyata tidak berhasil menurunkan stres. Semakin banyak subjek berusaha mengatasi masalah secara konfrontatif, semakin tinggi kecemasan dan depresi yang dirasakan. Kegalauan ini, bila berlangsung dalam waktu yang lama akan berdampak negatif terhadap kesembuhan. Saran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam upaya mengatasi-stres secara konfrontatif adalah pemberian bimbingan cara-cara penanggulangan stres.
Dukungan sosial yang dapat menurunkan stres adalah dukungan sosial kuantitatif, khususnya pada tahap 1-2 minggu pasca-IMA semasa penderita merasa sangat tidak berdaya dan sangat tergantung, dan pada tahap 12-13 bulan pasca-IMA semasa orang lain telah mulai terbiasa dengan penderita dan kurang banyak memberikan dukungan sosial lagi. Pada tahap 3-4 bulan pasca-IMA, dukungan sosial kuantitatif yang lebih tinggi menimbulkan kecemasan yang lebih tinggi. Dukungan sosial kualitatif dan dukungan sosial istri tidak mempunyai efek terhadap dimensi psikologis. Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa di lingkungan budaya Indonesia, hanya istri saja tidak cukup untuk menurunkan stres, tetapi seluruh keluarga besar harus turut memberikan dukungan sampai jauh setelah IMA berlalu, namun dalam memberikan dukungan sosial agar disesuaikan dengan keperluan penderita, khususnya pada bulan-bulan pertama pada masa awal penyesuaian diri terhadap IMA.
Penurunan dalam dimensi peran sosial (bekerja) dipengaruhi oleh pendidikan, tidak oleh usia dan jenis pekerjaan. Ternyata semakin rendah pendidikan, semakin besar penurunan jumlah jam kerja dari pra-IMA ke pasca-IMA. Pengubahan kebiasaan hidup pasca-IMA yang dipersepsikan sebagai penyebab utama serangan jantung subjek, seperti merokok dan diet yang diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah tinggi cukup bermakna.
Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah cukup banyak masalah yang dihadapi pada masa pasca-IMA masalah-masalah dalam bekerja, hubungan seks, fisik, depresi -yang bila dapat dikurangi dan diatasi akan dapat meningkatkan kualitas hidup pasca-IMA.
Rehabilitasi yang disarankan untuk meningkatkan kualitas hidup pasca-IMA di samping rehabilitasi fisik adalah rehabilitasi psikologis dan sosial melalui konseling atau pun gabungan pendidikan kesehatan dan program penanggulangan stres."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D156
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus R. Amir
"Tujuan penelitian ini adalah menilai makna klinis depresi segmen ST (DSST) di sandapan prekordial {V1^-Vq) pada penderita infark miokard akut inferior- (ItiAI) dan hubungannya dengan lesi di arteri koroner kiri cabang desendens anterior (LAD).
Penelitian bersifat prospektif dilakukan di Rwnah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta antara 1 Desember 19B6 sampai dengan 31 Agustus 1988. Tujuhhpuluh empat dari 1O4 penderita ItiftI dengan jarak waktu antara sakit dada sampai masuk rumah sakit < 12 jam, tanpa bukti infark miokard sebelwnnya dan tanpa terapi trombolitikf dimasukkan dalam penelitian, Penderita dibagi menjadi 4 kelompok yattni Kl. K2f K3 dan K4. Kl adalah penderita tanpa DSST (n=31, 42%), K2 dengan DSST yang menghilang <= 24. jam pertanta (n=2Of 27Z}f K3 dengan DSST yang menetap > 24 Jam tetapi menghiiang < 4B jam (n=lB? 24Z), dan K4 dengan DSST yang otenetap .>= 48 jam (n=5,7Z). t/mur, jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan bermakna di antara ke 4 kelompak. ftata-rata kadar punnak enzim kreatinin kinase (CK) dan dehidrogenase laktat (LDH) lebih tinggi pada K3r K4 dibanding KJL. K2. (1391.6 £ 4JfO,3 vs 690.2 ±_ 421fB U2/lf p
Terdapat perbedaan bermakna menngenai angka kekerapan blok AV antara KI, K2 dan K3f K4 (p
Rata-rata lama rawat Kl dan K2 lebih pendek dibanding dengan K3 dan K4 (11.5 i 3,8 vs 15,4 ± 8,9 hari p
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa DSST di prekordisl pada penderita IMA1 mempunyai indikator prognostik. Penderita dengan DSST yang menetap lebih dari 24 jam pertama ntempijinyai prognosis yang lebih buruk, oleh karena itu harus dilakukan pemantauan yang lebih ketat,untuk penatalaksanaan yang lebih agresif."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>