Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charley Kristianto
"Kebijaksanaan penetapan tarif tanpa memperhitungkan besarnya biaya satuan setiap pusat pendapatan akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil bagi Rumah Sakit. Dengan melakukan perhitungan Analisa Biaya, maka dapatlah ditentukan perencanaan maupun penentuan tarif yang tepat sehingga tidak merugikan rumah sakit itu sendiri.
Hasil dari Analisa Biaya ini juga dapat memberikan gambaran mengenai intervensi-intervensi yang harus dilakukan oleh pimpinan rumah sakit dalam rangka pengendalian keuangan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui informasi biaya satuan dan hubungannya dengan kebijaksanaan tarif di RSU Bungsu. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian deskriptif dengan cara mengumpulkan data yang telah ada ditiap unit rumah sakit.
Hasil penelitian Analisa Biaya di RSU Bungsu ternyata menunjukan bahwa dibeberapa unit produktif mengalami profit, akan tetapi profit yang terjadi di beberapa unit tidak bisa mensubsidi unit lain yang mengalami deficit. Hal tersebut menunjukan bahwa cross subsidi belum berjalan dengan baik. Untuk variasi biaya satuan yang terjadi ditiap unit produktif ternyata diakibatkan oleh biaya investasi. Penggunaan biaya investasi ini ternyata pada unit-unit tertentu belum efisien, adapun hal tersebut disebabkan oleh faktor utilisasi dan bukan oleh faktor pemborosan. Untuk masa yang akan datang disarankan agar rumah sakit dapat mengendalikan penggunaan dana yang ada dengan seefektif mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan serta melakukan pemasaran untuk meningkatkan output."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Rumah Sakit Pemerintah mengalami berbagai tantangan antara lain masalah keterbatasan penyediaan dana operasional. Sementara itu pendapatan yang diperoleh rumah sakit tidak dapat digunakan secara langsung sehingga menyebabkan pelayanan rumah sakit cakupannya rendah, kurang pemerataan dan kurang bermutu.
Adanya Kebijaksanaan Unit Swadana memberikan otonomi bagi instansi Pemerintah untuk menggunakan langsung pendapatan fungsionalnya guna peningkatan dan kelancaran melayani kepentingan masyarakat. Dengan tujuan untuk mengetahui proses implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana Berta dampaknya terhadap pelayanan rumah sakit, maka dilakukan penelitian evaluasi yang merupakan studi kasus di RSUD Tangerang.
Implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit telah dilaksanakan secara bertahap melalui pendekatan legalistik, pendekatan edukatif, pendekatan ekonomi, pendekatan administratif dan telah memberikan dampak yang positif terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas ketenagaan, perbaikan sarana, dan peningkatan pendanaan serta telah dapat meningkatkan cakupan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit perlu dilanjutkan dan diperluas secara selektif pada Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya yang memiliki kondisi internal dan eksternal setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T 1997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Mokhtar
"Penelitian ini berlatar belakang adanya keanekaragaman kepentingan dari pemilik obligasi yang dapat berpengaruh kepada potensi bekerja sama ataupun potensi mengancam terhadap kinerja Rumah Sakit Umum Daya Makassar, sehingga memerlukan langkah strategik yang mempertimbangkan kepentingan-kepentingan tersebut di dalam pengambilan kebijakan, khususnya kebijakan di bidang pemasaran.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepentingankepentingan pemilik obligasi pada Rumah Sakit Umum Daya, sekaligus mendapatkan gambaran tentang pemasaran yang diinginkannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode eksplorasi terhadap 18 (delapan belas) kelompok pemilik obligasi, menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan masing-masing kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi dalam Focus Group Discussion. Disamping itu dilakukan pengamatan langsung dan penjajakan data-data sekunder yang mendukung.
Validasi data dilakukan dengan recek terhadap sumber informasi dan wawancara mendalam dengan informan lain di luar kelompok yang dijajaki.
Penelitian dibatasi pada lima aspek kebijakan pemasaran, yaitu : kebijakan segmentasi, kebijakan produk, kebijakan tarif, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif-anaiitik, menunjukkan adanya keanekaragaman kepentingan pemilik obligasi Rumah Sakit Umum Daya yang dikiasifikasikan menjadi : kepentingan yang bersifat pribadi, kepentingan sebagai mitra atau pesaing, kepentingan sebagai pemegang akuntabilitas publik, kepentingan sebagai konsumen dan kepentingan sebagai informator dan komunikator. Demikian juga kebijakan pemasaran yang diinginkan amat bervariasi dan banyak, diantaranya yang berpotensi menimbulkan konflik.
Kebijakan yang berpotensi menimbulkan konflik di antara pemilik obligasi adalah kebijakan penetapan segmen pasar, kebijakan pemilihan jenis produk dan kebijakan yang berhubungan dengan tarif, sedangkan kebijakan distribusi dan kebijakan promosi relatif lebih kurang menimbulkan konflik, terutama dalam hal promosi, umumnya pemilik obligasi sepakat bahwa pelayanan prima merupakan Cara promosi yang terbaik.
Kompleksnya kepentingan dan keinginan, mengakibatkan pergelolaan pemilik obligasi Rumah Sakit Umum Daya memerlukan suatu media yang dapat menjembataninya. Pembentukan Dewan Rumah Sakit Kota Makassar atau pembentukan Forum Komunikasi dan Informasi Rumah Sakit Kota Makassar dapat dijadikan sebagai rekomendasi penelitian.
Daftar Pustaka : 23 (tahun 1989-2002)

Quality Study of the Interests of Stakeholders to the Marketing Policy of Data General Hospital at MakassarThe interest diversity of bond holders has potential power, both cooperative and threatens, to the hospital productivity. It needs strategic actions which accommodate those interests in policy making, especially in marketing policy.
This research purpose is describing the interests of stakeholders of Daya General Hospital at Makassar and the marketing programmed they need.
This research is designed as qualitative which explore 18 groups of stakeholders. As qualitative study, in depth interview and Focus Group Discussion. are used here. Direct observation and secondary data exploration are done also.
Data validation is done by recheck the informants and makes in depth interview with the other informants out of the group.
Research area is restricted in 5 marketing policy aspects : segmentation, product, tariff distribution and promotion.
The result is presented in descriptive analytic of the diversity and conflict of those interests. Those interests are classified : personal interest, partner or competitor interests, public accountability holder interest, consumer interest, informant and communicator interest. The marketing policy which they need are variety, wherein is the conflict causal potential.
The policies that cause conflict potential are policy in segmentation, tariff and choosing product. Whereas, the policy in distribution and promotion are less conflict. Excellent service is agreed as the best promotion.
Complexity of interest evokes the appropriate regulation which balances the Daya General Hospital of Makassar stakeholders. The council or communication forum of Makassar Hospital is the recommendation of this research.
23 References ( 1989 - 2002 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Darmanto Djojodibroto
Jakarta: Hipokrates, 1997
362.11 DAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purnomo Subagyo
"Total biaya pelayanan rumah sakit dari tahun ke tahun cenderung meningkat, dari Rp 245,8 milyar pada tahun 1982/83 menjadi Rp 476,2 milyar pada tahun 1985/86. Pada umumnya pemakaian biaya tersebut di rumah sakit sendiri masih belum banyak diketahui. Berbagai macam rumah sakit di Indonesia terutama swasta mempunyai sistem akuntansi dan klasifikasi biaya yang sangat beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang komponen biaya dan biaya satuan Unit Rawat Nginap Anak RS Bethesda Yogyakarta dan melihat bagaimana keeratan hubungan antara komponen biaya serta biaya apa yang paling berperan terhadap pembentukan biaya satuan. Dengan tidak memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi komponen biaya tersebut. Janis penelitian adalah "time series study" dan pengambilan data dengan penelusuran biaya memakai cara distribusi ganda. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis monovariat, analisis bivariat dengan uji korelasi dan analisis multivariat dengan regresi linier ganda. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang keeratan hubungan antara komponen biaya dengan biaya satuan dan komponen biaya yang paling berperan.
Kesimpulan yang didapat adalah biaya obat, biaya barang dan biaya karyawan mempunyai hubungan yang et-at dengan biaya satuan dan yang paling erat adalah biaya obat kemudian biaya barang dan biaya karyawan. Untuk itu peneliti mengusulkan kepada para pengelola rumah sakit bahwa sekarang sudah saatnya memperhitungkan biaya satuan sebagai bahan masukan pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi dalam rangka pengelolaan biaya rumah sakit yang rasional."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherlly Surijadi
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik sejak tahun 1995 telah dipergunakan di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam tindakan bedah pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi). Tindakan ini disebut dengan metoda kolesistektomi laparoskopik. Efektifitas biaya dari kolesistektomi laparoskopik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metoda konvensional yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan kolesistektomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolesistektomi yang efektif biaya diantara metoda konvensional dan laparoskopik.
Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus analitik menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2001 di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Analisa biaya investasi menggunakan biaya investasi disetahunkan (annual investment cost), metoda analisis penghitungan biaya menggunakan metoda ABC (Activity Based Costing) dengan dasar alokasi biaya menggunakan proporsi luas lantai proporsi waktu operasi sebagai pemacu biaya. Biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut, sedangkan biaya normatif diperoleh dari penjumlahan hasil bagi biaya tetap dengan kapasitas dan biaya tidak tetap dengan output.
Pada penelitian ini analisis efektifitas biaya dilakukan dengan cara : pertama, yaitu membandingkan biaya satuan antara kedua metoda; dan kedua, dengan melakukan tes analisis sensitivitas menggunakan simulasi penambahan biaya sewa dan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output.
Pada cara pertama didapatkan bahwa pada penggunaan perbandingan biaya satuan aktual maka kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B dan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan pada biaya normatif didapatkan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya secara umum tanpa membedakan kelas perawatan.
Pada hasil kedua yaitu simulasi perbandingan biaya satuan aktual dengan menambahkan biaya sewa didapatkan kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B sedangkan laparoskopik pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output bahwa yang paling efektif biaya adalah kolesistektomi konvensional pada kelas II B dan laparoskopik pada kelas I.

Cost Effectiveness Analysis on Cholecystectomy at Immanuel Hospital Bandung Year 2001
The development of technology in medical equipment, resulting in a new alternative in health care services. Laparoscope is used since 1995 at Immanuel Hospital Bandung for cholecystectomy and this kind of surgery namely laparoscopic cholecystectomy method. Cost effectiveness of laparoscopic cholecystectomy need to be research to be compared with conventional cholecystectomy which commonly applied in the cholecystectomy surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method between laparoscopic cholecystectomy and conventional cholecystectomy.
The research made was analytic case study using secondary data taken in cross sectional method during year 2001 at Immanuel Hospital in Bandung. The data analysis on investment cost using an annualized investment cost, cost analysis using activity based costing method with cost allocation using floor area proportion and operating time distribution as driver. Actual unit cost was obtained through a calculating from total cost divided by output while normative unit cost was obtained was calculating the sum of the result from fixed cost divided by capacity and the result of variable cost divided by output.
Cost effectiveness analysis was made through : first, comparing unit cost between two methods; and second, by doing sensitivity analysis test using simulation on adding rent cost and simulation on calculating total cost to find the output.
First step result is by using actual unit cost comparison, conventional cholecystectomy most effective on II B ward and laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. By using normative unit cost comparison, laparoscopic is the most effective compare to conventional method without difference at ward class.
Second step result are by using simulation on comparing actual unit cost after added by rent cost that conventional cholecystectomy most effective on II B ward while laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. And simulation on calculating total cost to find output result is that conventional cholecystectomy is most effective on II B ward and laparoscopic on I ward.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Tingginya biaya pengobatan dan perawatan membuat sebagian orang tidak mampu membayar biaya pengobatan dan perawatan secara keseluruhan, akibatnya pasien menjadi debitur bagi rumah sakit karena utang tersebut. Rumah Sakit Haji Jakarta sebagai salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan fasilitas bagi pasien umum dan keluarga miskin ikut terkena dampaknya berupa banyaknya tagihan piutang kepada pasien. Kebijakan rumah sakit untuk membuat perjanjian dan pengikatan jaminan merupakan Salah satu upaya agar terdapat kepastian hukum dalam pembayaran serta adanya jaminan bagi pelunasan utangnya. Untuk menganalisa perjanjian utang pasien yang dibuat RS Haji Jakarta penulis melakukan penelitian dan observasi terhadap formulir yang digunakan serta menanyakan langsung kepada pejabat/ pegawai terkait mengenai kebijakan yang diambil dalam pelaksanaannya. Bahwa dari hasil pengamatan dan penelitian tersebut peran pembuatan perjanjian pengakuan utang, penjaminan dan kuasa penjualan cukup efektif dalam penagihan karena dengan dibuatnya formulir tersebut menyadarkan pasien atau penjaminnya ada akibat hukum yang harus ditanggung setidaknya benda jaminan bisa terjual jika utang tidak dilunasi, dibanding saat sebelum dibuatnya perjanjian pengakuan utang dimana upaya penagihan tanpa pengetahuan hukum dan ikatan tertulis antara rumah sakit dan pasien. Namun demikian beberapa hal pokok dalam pengikatan perjanjian tetap mesti dicantumkan seperti pernyataan persetujuan dari teman kawin atau ahli waris dan pelepasan hak sebagai penjamin untuk meminta agar harta debitur disita dan dijual lebih dahulu untuk melunasi utangnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Sri Widayanti
"Era Informasi dewasa ini ditandai oleh peningkatan kebutuhan informasi di segala aspek kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Mutu rekam medis digunakan sebagai indikator dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik secara umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula. Pengelolaan rekam medis harus disesuaikan dengan ketentuan pokok baik yang dikeluarkan oleh ANRI maupun Depkes RI.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Persahabatan dan Rumah Sakit Umum Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan rekam medisnya, mengidentifikasi perbedaan pengelolaan rekam medis di kedua rumah sakit, mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis pada kedua rumah sakit tersebut. Pengelolaan rekam medis yang dilihat dalam penelitian ini adalah disain formulir, pemberkasan & penggunaan, serta penyusutan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap Kepala Unit Kerja Rekam Medic dan pengamatan langsung ke Unit Kerja Rekam Medis. Untuk mempermudah pengumpulan data digunakan kisi-kisi wawancara, yang diuji validitasnya dengan pengujian validasi isi, yaitu membandingkan antara isi instrumen dengan isi materi ajaran yang telah dipelajari. Analisis data dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1). Pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan lebih baik daripada di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, terlihat dalam : a) Pemberkasan & penggunaan : Memiliki fasilitas ruang simpan yang lebih baik, Ada prosedur peminjaman, Ada ketentuan pokok dalam penyimpanan. b) Penyusutan rekam medisnya : Telah dilakukan pemisahan antara rekam medis aktif dan inaktif, Memiliki Jadwal Retensi Rekam Medis, Ada prosedur pemusnahan. (2). Faktor yang mempengaruhi pengelolaan rekam medis yang lebih baik tersebut di atas : a) Sumber Daya Manusia : Latar belakang pendidikan direktur yang lebih baik, pemahaman tentang pentingnya rekam medis lebih baik pula; Persentase staf rekam medis yang berpendidikan memadai lebih besar, kinerja staf rekam medis juga lebih baik; Adanya program pengembangan dan pendidikan staf rekam medis, dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf rekam medis. b) Kesadaran terhadap pedoman yang berlaku dalam pengelolaan rekam medis lebih baik, yang ditunjukkan dengan melanjutkan pembuatan juklak dan protap yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. c) Adanya evaluasi dan pengendalian mutu, ada usaha perbaikan dalam pengelolaan rekam medis, (3). Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan adalah masih seringnya ditemukan ketidaklengkapan rekam medis oleh dokter yang menangani, di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia adalah : Kurangnya pemahaman terhadap rekam medis dari pihak pimpinan rumah sakit, dokter, dan staf medis lainnya; kurangnya staf medis dari segi mutu dan jumlah; Tidak sesuainya letak unit rekam medis dengan sistem penyimpanan yang sentralisasi.

Today information era is characterized by increase of demand for information concerning all life aspects, including health. Quality of medical record is used as indicators for health service quality. In general, good health service means that medical record used are also good. Medical record management should be based on regulations issued by National Archive Republic Indonesia and Department of Health Republic Indonesia.
This research was conducted at Persahabatan Hospital and Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, in order to understand medical record management at these two hospitals, to identify differences on medical records management in these two hospitals, to understand problems faced by the hospitals in applying their medical record management. Medical record management used in this research including form design, medical record filling and usage, and medical record disposal.
Data needed for this research were collected through interview with Director of Medical Record Unit and direct observation to Medical Record Unit. To support data collection, interview guidelines are used, which have been validated through content validation test, by comparing the instrument contents with materials learned at university. Data analysis uses descriptive technique.
Research result reveals that: (1). Medical record management at Persahabatan Hospital is better than in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, as indicated by: a) Its filling wig usage: Availability of better filling rooms, availability of medical record borrowing procedure, Availability of basic regulations on medical record storage. b) Medical record disposal: Active and inactive medical records are separated, Medical Record Retention Schedule is availability, Medical record disposal procedure has been established. (2). Factors affecting such better medical record management are: a) Human Resources factor: Better educational background of director, better understanding on importance of medical record; Percentage of medical record staff with higher education is bigger, better work performance of the medical record department staff Availability of development and education program for medical record department staff may increase their knowledge and skills. b) Awareness on applied regulations concerning medical record management is better, as shown by development of technical guidelines and standard operating procedures based on the hospital current conditions. c) Availability of evaluation and quality control programs, efforts to improve medical record management. (3). Problems faced in medical record management at Persahabatan Hospital is incomplete medical record often found by relevant practitioners. While problems faced in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital are: Lack of understanding on medical record among the hospital executive, practitioners, and other medical staff members; Insufficient of medical staff both in term of quality and quantity; Inappropriate location of medical record unit with centralized storage system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Soebagio T.
"Rumah sakit sebagai lembaga sosio-ekonomi mempunyai tanggung jawab social terhadap kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi sosialnya diperlukarn dana yang cukup agar rumah sakit dapat terus melangsungkan kegiatan operasionalnya secara wajar. Oleh karena itu rumah sakit harus mempunyai unit-unit layanan yang menghasilkan pendapatan (revenue). Dalam pelaksanaan pendanaan rumah sakit terdapat suatu sistim subsidi-silang (cross subsidi) yang sifatnyamelalui alokasi dana dari unit-unit yang menghasilkan pcndapatan (revenue) terhadap unit-unit yang dianggap merugi.
Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia (RSU-PMT) Bogor merupakan salah satu rumah sakit yang melakukan pengelolaan keuangan dengan sistim subsidi silang. Hal irki untuk melaksanakan misi rumah sakit yang pada intinya adalah pengabdian sosial bagi masyarakat.
Unit-unit layanan yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan (revenue) diantaranya adalah ruang rawat inap kelas I Utama dan kelas I, serta penunjang medis. Dalam hal rawat inap kelas I Utama dan kelas I di RSU-PMI Bogor, pcnggtmaan (BOR) belum optimal sehingga kurang mendukung sistim subsidi-silang. Untuk mencapai tingkat penggunaan yang optimal harus dicari suatu strategi yang sesuai dcngan keadaan rumah sakit. Dengan melakukan analisis situasi dan pengambilan keputusan strategis maka diharapkan akan terpilih strategi yang tepat.
Mencoba melakukan analisis dengan metodologi penelitian operasional secara deskriptif yang menggunakan kerangka formulasi 3 (tiga) tahap (David, 1997) :
1. Tahap Masukan, dilakukan analisis Matriks EFE dan Matriks IFE
2. Tahap Perryesuaian, dilakukan analisis Matrik TOWS dan Matriks BCG
3. Tahap Keputusan, dilakukan analisis QSPM
Disertai dengan tinjauan dari aspek pemasaran berupa fenomena-fenomena pemasaran pengambilan keputusan konsumen, segmentasi, siklus hidup produk, penempatan (positioning), respons pasar, dan perilaku kompetisi.
Hasil penelitian mengarahkan untuk mengembangkan rawat inap kelas I Utama dan kolas I (product development) disertai pengembangan pasar (market development) dengan strategi pcmasaran kepemimpinan biaya (cost leadership) dan differensiasi.

Analysis Of Development And Marketing Strategy Palang Merah Indonesia Hospital In Bogor DistrictHospital as socio-economic institution has social responsibility for health community. In order to social function, hospital needs fund for continuing operational with normal activity. Cause of that social function, hospital must have revenue center for funding the operational activity. There is Cross-Subsidies System for funding the hospital activity, that allow allocation fund from revenue center units to the other units who needs for operational activity.
Palang Merah Indonesia (PMI) hospital in Bogor was funding with Cross-Subsidies System. Its system applies because the core business PMI hospital is social for well being communities.
One of healthcare units that generate revenue is inpatient healthcare from VIP and First Class room. also medical supporting healthcare. In order inpatient with VIP and Fiat Class room PMI Hospital in Bogor, bed utilization (BOR) didn't optimum for Cross Subsidies System. To achieve the optimum utilization must have strategies that match with hospital situation. With situation analysis and strategic decision making in hospital, the expectation that right strategies was made.
This thesis will analyze with operational research methodology based on three stages formulation framework (David, 1997) :
1. Input Stage, made EFE Matrix and IFE Matrix analysis.
2. Matching Stage, made TOWS Matrix and BCG Matrix analysis
3. Decision Stage, made QSPM analysis
Accomplished the analysis with review aspects of the underlying marketing phenomena : consumer decision making position in life cycle, segmentation, positioning market response, and competitive behavior.
Results of the research are to develop inpatient care especially VIP and First Class room (Product Development) with extension the market (Market Development), suggest cost leadership and differentiation for marketing strategy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Ibrahim
"Rumah sakit Pemerintah menghadapi berbagai tantangan dalam mengemban fungsi sosial pada masa mendatang. Terlihat kemampuan pemerintah mensubsidi rumah sakit baru mencapai 50-60 % dari kebutuhan rill, Oleh karena itu muncul harapan rumah sakit menjadi lebih mandiri atau otonom dalam pengelolahannya namun tetap menjalankan misi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai otonomi RS Fatmawati yang meliputi: Manajemen strategik, Pengelolaan/Administrasi, Manajemen SDM, Manajemen Keuangan serta Pengadaan dengan menggunakan konsep Chawla (1996) dan konsep RS Perja (2000). Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan gambaran peran yang erat antara Dewan Pengawas dengan derajat otonomi rumah sakit. Kesimpulan yang di dapat adalah: Dewan Pengawas merapakan unsur penting dalam menentukan derajat otonomi suatu RS; Menurut kerangka model otonomi Chawla, derajat otonomi RS Fatmawati tinggi pada Manajemen Strategis, Administratir'manajemen operasioral, Manajemen SDM non PNS, manajemen keuangan bersumber pendapatan fungsional dan Pengadaan untuk pendanaan bersumber dari RS. Untuk itu peneliti menyarankan kepada Depkes untuk memilih Dewan Pengawas yang profesional dan mewakili simbol masyarakat. Mengobah pandangan terhadap rumah sakit ke model RS dengan Pandangan Pihak Berkepentingan (Stakeholders View). Untuk RS Fatmawati disarankan untuk mengkaji UU NO.19 tahun 2003 tentang BUMN, mengembangkan analisis jabatan berdasarkan Rencana Strategik dan penyusunan sistem insentif yang lebih baik, menyusun tariff berdasarkan unit cost. Disamping juga melakukan diversifikasi produk serta melakukan proses sosialisasi intern RS.

Analysis of the Implementation of Policy on Hospital Autonomy A Case Study at the Fatmawati Hospital, Jakarta 2003In the future, Government's Hospitals are facing to several challenges in shoulder it social function. It is obviously seen that government's capacity in subsidizing hospital only reach about 50-60% of real needs of a hospital. Therefore, it is a raising expectation to have a self sufficient or autonomous hospital but at the same time is still running government's missions. This research aimed at evaluating the autonomy of Fatmawati Hospital in the scope of: strategic management, management/administration, human resources management, management of finance, and procurement by using the concept of Chawla (1996) and the concept of state owned enterprise (Perjan) hospital. The design of study is a case study using quantitative and qualitative approach. The results of research show a significant relationship between the role of Board of Supervisor and the degree of autonomous. The conclusion of the research are: Board of Supervisor is an important component that determining the degree of autonomus of a hospital; according to the concept of Chawla. The degree of autonomy of Fatmawati Hospital is high interms of strategic management, operational managementladministration, non-civil servant human resources management, management of finance based on functional income, and procurement of hospital. Therefore, it suggested to the department of Health to choose professional and publicly representative Board of Supervisor. Change the paradigm of hospital to a model of hospital that using stakeholders' view. For the Hospital of Fatmawati it suggested to analysis the Law No. 1912003 about State Owned Enterprise, developing job analysis based on stategic planning, developing a better incentive system, and developing pricing based on unit cost analysis, and also diversify the produk and socialized it at the internal hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>