Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Solehatul Mustofa
"Tesis ini berjudul Kewirausahaan Masyarakat Industri pada Sebuah Desa di Jawa, Studi kasus Terhadap Munculnya Golongan Pengusaha Industri di Desa Loram Kulon, Kec. Jati. Kab. Kudus. Masalah yang menjadi titik tolak dalam penulisan tesis ini adalah hubungan antara unsur-unsur dari sistem kebudayaan masyarakat dan kemunculan golongan pengusaha industri yang berjumlah relatif banyak pada suatu masyarakat Jawa yang dalam kasus ini adalah masyarakat Desa Lorain Kulon. Ada pun tuiuan penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan: 1. Bahwa elemen ekonomi merupakan bagian yang terintegrasi dari sebuah organisasi sosial; 2. karena itu, proses-proses ekonomi dipengaruhi, ditetapkan dan tergantung kepada antara lain kepentingan politik, kekerabatan dan aspek kehidupan sosial lainnya; 3.. hubungan dialektis antara elemen dalam organisasi sosial dalam mengantisipasi perubahan-perubahan ekonomi, teknologi dan percepatan arus informasi; 4. munculnya golongan pengusaha erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat di mana sektor swasta dilihat setara dengan sektor pemerintah.
Penulisan tesis ini didasarkan pada studi lapangan dengan menggunakan metode penelitian kasus. Subyek penelitiannya adalah masyarakat sebuah desa, yaitu Desa Lorain Kulon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengamatan terlibat dan wawancara mendalam.
Berdasarkan tinjauan teoritis, kemunculan golongan pengusaha dalam suatu masyarakat berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan atau sistem kehidupan masyarakat yaitu ada unsur-unsur dari sistem kehidupan masyarakat tersebut yang bersifat menunjang. Beberapa kajian terdahulu menunjukkan bahwa unsur-unsur sistem kehidupan masyarakat yang menunjang berbeda-beda antara masyarakat yang satu dan yang lainnya. Di antaranya ada yang mengaitkan dengan unsur agama. sebagian lagi mengait.kan dengan sistem kekerabatan struktur keluarga pola pengasuhan anak migrasi dan kebebasan kultural.
Penelitian terhadap kemunculan pengusaha industri di Loram Kulon memperlihatkan ada hubungan antara: a. di satu pihak terdapat golongan masyarakat yang memiliki pekeraaan sambilan sebagai tukang, buruh trampil di perusahaan industri rumah tangga dan perajin serta pedagang kecil. dan b. di pihak lain, terdapat kondisi-kondisi dalam lingkungan masyarakat Lorain Kulon yang meliputi: 1) warga masyarakat Loram Kulon tidak lagi mengandalkan kehidupan ekonominya pada usaha pertanian, 2) terkaitnya Desa Loram Kulon dengan berkembangnya Kudus sebagai pusat kegiatan perdagangan dan industri, yang ditandai dengan ramainya perdagangan di pasar--pasar tradisional dan komplek pertokoan di Kab. Kudus maupun di pesisir pantai utara P. Jawa, 3) kebijakan pemerintah mengembangkan sarana/ prasarana perhubungan. transportasi, telekomunikasi serta pusat perdagangan. 4) makin dihargainya ketrampilan dan keberhasilan usaha ekonomi, 5) berkembangnya kebiasaan migrasi dan meluasnya pengetahuan masyarakat Loram Kulon tentang pasar. 8) munculnya lembaga/ orang yang dapat berfungsi menunjang penghimpunan modal, 7) terdapat banyak warga masyarakat yang pendidikan formalnya rendah sehingga peluang kerja yang mudah dimasuki oleh mereka adalah pekerjaan informal, dan 8) banyak keluarga yang menyertakan/ membiarkan anak-anak mereka bekerja pada perusahaan industri rumah tangga, 9) sistem agama yang menghargai macam-macam jenis pekerjaan halal dan dihormatinya orang-orang yang menjalankan perintah agama khususnya naik haji sehingga mendorong sejumlah warga mencari kekayaan material."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T4255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenny Anggraini
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran diperlukannya suatu kajian tentang perbedaan di dalam perilaku pengusaha industri kecil dalam hal sikap kewirausahaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan di antara tiga kelompok pengusaha industri kecil, yaitu kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil serta kelompok pengusaha industri kecil pria dan wanita. Selanjumya, penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi terbaik dari sembilan aspek sikap kewirausahaan yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan kemudian memprediksi pengelompokan pengusaha industri kecil atas dasar aspek-aspek tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga terhadap keberhasilan pengusaha industri kecil. Keberhasilan pengusaha industri kecil ditinjau dari aspek administrasi dan keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek manajemen dan aspek personalia yang ditentukan oleh BPLIP, selaku pihak pengelola Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung.
Banyak ahli mengaaakan, bahwa peranan sikap kewirausahaan sangat menentukan kesuksesan seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya. Menurut beberapa ahli, diantaranya Swasono (1984) dan Sukardi (1989) mengatakan bahwa dunia usaha dapat berkembang dengan baik serta mampu mengantisipasi perkembangan dimasa depan, apabila para pelakunya mempunyai semangat dan motivasi berprestasi serta berjiwa kewirausahaan yang tinggi. Tetapi selanjutnya dikatakan pula oleh Swasono (1984) dan Muhammad (1992), perkembangan tingkat kewirausahaan masyarakat Indonesia masih kurang bila dibandingkan dengan negara lain. Untuk itu perlu diadakan penelitian empiris terhadap sikap kewirausahaan yang dimiliki para pengusaha di Indonesia, khususnya pengusaha industri kecil di wilayah DKI Jakarta.
Pertanyaannya adalah apakah ada perbedaan di antara pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil serta di antara pengusaha pria dan wanita dan apakah ada aspek sikap kewirausahaan tertentu dari sembilan aspek yang ada yang dimiliki oleh kelompok pengusaha industri kecil yang berhasil yang membedakan dengan kelompok lain serta apakah ada hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga dengan keberhasilan pengusaha industri kecil.
Untuk mendapatkan jawaban dilakukan studi lapangan "non eksperimental" dan melakukan pengujian hipotesis. Alat pengumpul data dengan kuesioner dan data dokumentasi dari BPLIP Pulogadung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tatap muka dibantu wawancara. Metode pengolahan dan analisa data. untuk alat penelitian dengan uji keterandalan skala dan uji validitas butir dengan korelasi butir skor total: untuk pengujian hipotesis digunakan uji T, uji F, metode analisa regresi berganda dan metode analisa diskriminan tiga kelompok pada taraf signifikansi 0.05 dengan bantuan program komputer SPSSIPC + ver 4.0.
Sampel penelitian 115 orang pengusaba konveksilgarment di lingkungan PIK Pulogadung, Jakarta Timur. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik "non probability sampling" yang tergolong "purposive".
Hipotesis-hipotesis penelitian : ada perbedaan sikap kewirausahaan di antara pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil dan ada perbedaan sikap kewirausahaan di antara pengusaha pria dan wanita; ada aspek sikap. kewirausahaan tertentu dari Sembilan aspek sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh kelompok pengusaha industri kecil yang berhasil yang membedakan dengan kelompok pengusaha industri kecil stasis dan tidak berhasil; dan ada hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga secara bersama-sama dengan keberhasilan pengusaha industri kecil.
Hasil penelitian : ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap kewirausahaan di antara kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil ; dan yang membe-dakan secara maksimal antara kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil adalah aspek swa kendali dan prestatif; ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap kewirausahaan di antara pengusaha industri kecil pria dan wanita; ada hubungan yang signifikan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga secara bersama-sama dengan keberhasilan pengusaha industri kecil dan yang memberikan sumbangan yang terbesar adalah variabel sikap kewirausahaan dan variabel tingkat pendidikan.
Saran yang disampaikan : potensi sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha industri kecil dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas SDM; BPLIP sebagai pengelola PIK Pulogadung hendaknya mempertimbangkan sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh calon pengusaha yang akan memasuki lokasi PIK; bagi pengusaha industri kecil yang tidak berhasil hendaknya diberi pelatihan dalam hal "need for achievement" dan perencanaan keija serta mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang bersifat psikologik, menambah variabel-variabel penelitian yang diduga ikut mempengaruhi sikap kewirausahaan dan memperluas jumlah serta jenis sampel penelitian."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzan Ramon
"Kondisi perekonomian saat ini cenderung membuat banyak perusahaan yang mengalami downsizing, yang diakibatkan makin sedikitnya perusahaan yang menyediakan lapangan pekerjaan, sehingga kita dituntut untuk dapat mencari peluang untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan dengan memulai suatu bisnis sandhi dengan berbagai peluang dan tantangan.
Siapapun dapat memilih usaha yang mereka inginkan dan mampu melakukannya, dengan kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Bukan hanya dengan mengandalkan strategi dan faktor-faktor yang mendukung kegiatan usaha tersebut, setiap orang yang melakukan usaha perlu memiliki jiwa kewirausahaan serta memiliki orientasi pasar yang tepat dari usaha yang dijalankannya. Membangun kewirausahaan, berarti harus percaya diri karena akan berhadapan dengan ketidakpastian, dan harus aktif menemukan hal-hal baru serta selalu berpikir mencari peluang atau kesempatan.
Tampaknya usaha warnet memberikan peluang untuk meraih keuntungan, sehingga banyak orang yang berminat dan melakukan usaha itu. Internet merupakan salah satu faktor penyebab bermunculannya begitu banyak warnet. Pengusaha warnet merupakan orang-orang yang berani mengambil peluang dan risiko, karena pelayanan yang diberikannya dengan mudah dapat segera ditiru oleh warnet lain. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi yang tersedia bagi siapa saja asalkan mempunyai sumber daya finansial yang cukup.
Tentunya bagi pengusaha warnet yang berfikir, mereka tidak akan berhenti dengan memberikan layanan akses intemet saja. Mereka akan berusaha memberikan layanan-layanan tambahan di atas usaha warnet-nya apakah itu memberikan jasa pembuatan website, mailing list, pengajaran internet, e-commerce dan masih banyak lagi jasa tambahan di atas usaha warnet yang akan memberikan nilai tambah bahkan memberikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar daripada sekedar usaha warnet.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari kecenderungan kewirausahaan (entrepreneurial proclivity) dan orientasi pasar (market orientation) terhadap kinerja bisnis (business performance) yang dimediasi oleh struktur organisasi (organizational structure).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh kecenderungan kewirausahaan terhadap kinerja bisnis.
2. Seberapa besar pengaruh kecenderungan kewirausahaan terhadap struktur organisasi.
3. Hubungan antara struktur organisasi dengan orientasi pasar
4. Seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis.
Obyek penelitian ini adalah para pengusaha warnet yang berada di Kotamadya Depok. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 60 buah pada warnet-warnet yang ada di Kotamadya Depok berdasarkan survai lokasi warnet yang telah dilakukan sebelumnya. Pengolahan data menggunakan metode factor analysis dan regresi linier dengan perangkat lunak SPSS versi 11.0
Hasil analysis atas data penelitian memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara berbagai variabel penelitian, seperti hubungan antara : (l) kecenderungan kewirausahaan dengan struktur organisasi, (2) orientasi pasar dengan kinerja bisnis, (3) kecenderungan kewirausahaan dengan orientasi pasar, dan (4) kecenderungan kewirausahaan dengan kinerja bisnis. Hubungan yang signifikan hanya terdapat antara variabel struktur organisasi dengan orientasi pasar dan antara variabel struktur organisasi dengan kinerja bisnis.
Selain karena faktor perbedaan kategori usaha, dimana penelitian Matsuno, Mentzer, dan Ozsomer (2002) yang mengambil responden perusahaan - perusahaan besar manufaktur telah menunjukkan hasil uji yang berbeda, faktor lain adalah skala usaha yang berpengaruh terhadap struktur biaya operasional warnet menjadi penjelasan yang logis mengapa hasil penelitian seperti diatas (semakin besar skala warnet, semakin besar struktur organisasi, tentu semakin banyak SDM yang terlibat yang akan meningkatkan biaya operasional usaha warnet).
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Alqadri
"Penelitian ini melihat fenomena industri game lokal di Indonesia kurang mampu memanfaatkan potensi besar yang ditawarkan industri game. Terdapat tiga hal yang peneliti rangkai dalam melihat fenomena tersebut, yaitu dari sisi budaya yang melihat bagaimana kondisi internal dan eksternal produsen game mempengaruhi industri game, dari sisi relasi kuasa yang melihat adanya kuasa di atas produsen game yang mengintervensi perancangan suatu game dan dari sisi institusional yang menjadi acuan peneliti melihat perlunya penyesuaian institusi dari aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini berargumen bahwa kondisi industri game lokal di Indonesia dapat berkembang melalui transformasi institusi yang diprakarsai oleh aktor-aktor yang terlibat. Dalam kondisi industri game yang memiliki constraint environment, dapat memungkinkan terjadinya transformasi melalui aktor-aktor kunci. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan kaidah soft-system methodology (SSM) berbasis theoritical research practice dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan aktor-aktor kunci pada industri game lokal di Indonesia.

This study looks at the phenomenon of local game industry in Indonesia being unable to take advantage of the enormous potential offered by the gaming industry. There are three things that the authors arrange in seeing this phenomenon, from a cultural perspective that sees how the internal and external conditions of game producers affect the game industry, from the perspective of power relations that see the power over game producers who intervene in the design of a game and from an institutional perspective that becomes reference to the authors in this study that sees the need for institutional adjustments from the actors involved in it. This research argues that the condition of the local game industry in Indonesia can develop through the transformation of institutions initiated by the actors involved. In the condition of the gaming industry that has a constraint environment, it can enable transformation through key actors. This research uses a qualitative approach using theoritical research practice soft-system methodology (SSM) based on data collection methods through in-depth interviews with key actors in Indonesia's local gaming industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hempri Suyatna
"ABSTRAK
Riset ini bertujuan untuk menghasilkan model inkubator kewirausahaan hijau yang dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal, dengan melibatkan sebedar-besar peran serta masyarakat dan cara-cara yang dapat memelihara kelestarian lingkungan. Metode penelitian menggunakan metode Participatory Action research (PAR), di mana tim peneliti bersama dengan lembaga mitra di lokasi riset melakukan proses identifikasi dan diagnosis permasalahan, menyusun model dan rencana aksi, melakukan intervensi, evaluasi dan refleksi bersama, serta kembali melakukan proses awal dengan tahap yang sudah maju dari sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model inkubator kewirausahaan hijau berbasis ekonomi kerakyatan meliputi tiga dimensi, yaitu dimensi kewirausahaan hijau, kelembagaan hijau, dan bisnis hijau. Dimensi wirausaha hijau memerlukan inkubasi pengetahuan hijau melalui penyelenggaraan Sekolah Hijau yang memuat desain kurikulum, kelas, praktikum, guru, dan kader hijau. Dimendi kelembagaan hijau memerlukan intervensi untuk inkubasi kearifan lokal, organisasi lokal, dan jejaring. Dimensi bisnis hijau memerlukan intervensi dalam inkubasi pengelolaan aset/lahan, teknologi produksi, pembiayaan, website (TI), pemasaran, pembukuan, dan tata kelola sampah. "
Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, 2018
300 JPKS 17:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Herdyansyah
"Penelitian ini bermula dari fenomena industri kreatif yang sedang berkembang belakangan ini. Penelitian ini menguji pengaruh antara orientasi kewirausahaan, proses penciptaan pengetahuan, terhadaop kinerja usaha indsutri kreatif dengan menggunakan data survei dari 101 pengusaha industri kreatif. Analisis yang digunakan adalah regresi linier serta regresi mediasi melalui metode mediation dan sobel test untuk menguji efek langsung dan tidak langsung dari orientasi kewirausahaan pada kinerja bisnis melalui proses kreasi pengetahuan. Orientasi kewirausahaan secara positif signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan industri kreatif, dan proses kreasi pengetahuan memainkan peran mediasi dalam pengaruh tersebut.

This study going from the creative industry phenomenon This study examines the influence of entrepreneurial orientation knowledge creation process the performance of industrial businesses creatively using survey data from 100 entrepreneurs of creative industries The analysis used a linear regression and regression mediation through mediation method and the Sobel test to examine the direct and indirect effects of entrepreneurial orientation on business performance through knowledge creation process As a result entrepreneurial orientation significantly positively affect business performance of creative industries and the knowledge creation set the role in mediating these effects "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karel Sesa
"Perkembangan Kewiraswastaan Suku Bangsa Irian tidak terlepas dari pengaruh proses perubahan sosial dan pembangunan yang dialami oleh Masyarakat asli Irian di Daerah Irian Jaya. Proses perubahan tersebut dalam sistem pemerintahan atau rezime, yakni di masa Pemerintahan Kolonialisme Belanda tahun 1950-an hingga 1970-an dan masa peralihan dari pemerintahan Belanda cq pemerintahan PAD (United Nation of Temporary Authority) UNTEA kepada pemerintahan Republik Indonesia tanggal 5 Mei 1963. Akibat proses ini, berdampak terhadap perkembangan Kewiraswastaan Suku bangsa Irian. Artinya hampir semua jenis kegiatan usahanya nampak semakin terus mengalami penurunan tingkat perkembangannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh arah dan strategi kebijaksanaan yang sangat makro sentris dan tidak sehatnya persaingan dalam dunia usaha kecil di Irian Jaya termasuk pengaruh kondisi manajemen Umum (Universal) dan kondisi spesifik (mikronya) dalam mengelola kegiatan usahanya.
Pokok permasalahan yang nampak adalah semakin tidak berkembangnya kegiatan Kewiraswastaanya.Hal ini dapat tercermin dari berbagai kegiatan usaha yang selama ini dijalankan. Dalam menelaah permasalahan ini dilakukan penelitian interpretatif dan eveluatif. Jenis penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (in-put) bagi upaya perkembangan dan pembinaan dunia usaha khususnya para pengusaha kecil atau wiraswastawan Suku bangsa Irian. Sedangkan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis kualitatif karena mendapatkan sejumlah informasi dari para responden yang diteliti.
Fokus pembahasan Teoritis yang berkaitan dengan Kewiraswastaan (Entrepreneurship) suku, khususnya suku bangsa Irian ditinjau dari segi ekonomi, segi sosiologis, dan segi budaya. Hasil temuan (Finding) mencakup dua kondisi pengaruh yaitu: (I.) Manajemen Umum (Universal) yang meliputi a) Kekurangan modal usaha terutama kredit perbankan sangat cenderung mempengaruh perkembangan kegiatan usahanya, b) Tidak tersedianya bahan Baku dan Penolong sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, c) Sikap mental menghindari tanggub jawab atau penanggung resiko sangat canderung mempengaruhi perkembangan kegiatan usahanya selama ini, d) dalam mengelola manajemen usahanya sangat cenderung berazas kekeluargaan atau secara kebiasannya, e) masih tidak teratur dan kontinyu pembinaan dan Penyuluhan terutama pelaksanakan pendidikan dan latihan (diktat) manajemen dan pemasaran oleh instansi tehnis, sangat cenderung mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola kegiatan usahanya f) Akibat pengaruh di masa silam/lalu sangat cenderung mempengaruhi para wiraswastawan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya g) faktor rendahnya tingkat pendidikan juga sangat cenderung masih mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, dan h) faktor tingkat Penghasilan nampak juga sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usaha mereka. (2) Kondisi Spesifik (Mikro) meliputi: 1) Beban tanggungan sosial atau tanggungan keluarga yang melebih pertimbangan ekonomi, sehingga perhatiannya terhadap perkembangan kegiatan usahanya sedikit sekali, 2) kegiatan berusaha selalu didasarkan pada kebutuhan yang sangat mendesak. Artinya kalau terasa ada kebutuhan yang cukup mendesak barulah kegiatan usahanya dijalankan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, 3) kegiatan berusaha sebagian besar bersifat turun-temurun khusus pengrajin, dan 4) sebagian besar para pengusaha suku bangsa Irian bersifat individualis yang nampak juga berpengaruh terhadap pengelolaan kegiatan usahanya. Selain itu, permasalahan dalam Pengembangan Sektor Industri di Daerah Irian Jaya ada dua bagian, yaitu pertama, masalah yang dihadapi Pengusaha Industri dan, kedua Masalah Intensitas Kegiatan Pembinaan oleh instansi teknis Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi, Irian Jaya.
Sedangkan Implikasi Kebijaksanaan dan Saran masing-masing mencakup; aspek pendidikan dan pelatihan, aspek pemasok bahan baku dan penolong, aspek permodalan bagi para wiraswasta suku bangsa Irian harus dapat disediakan kredit perbankan. Hal ini berkaitan erat dengan filosofinya bahwa:"apabila seseorang dapat memberikan sesuatu berupa barang atau uang dalam jumlah tertentu kepada orang lain, maka orang ini akan mengembalikan barang atau uang tersebut dalam jumlah yang sama besarnya kepada orang tersebut yang selalu bersifat kompetitif dan dilakukan secara turun-temurun" aspek pemasaran perlu ditekankan pada kreativitas (Creativity Push) untuk dapat memecahkan masalah lokal dan aspek tenaga kerja,bagi para pengusaha suku bangsa Irian harus disusun paket-paket (materi manajemen) pendidikan dan latihan manajemen dan pemasaran. Saran-saran kepada: 1. pihak wiraswastawan agar berusaha menghindari motivasi kerja yang lebih cenderung pada motivasi sosial dari pada ke motivasi ekonomi, serta perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usahanya terutama pemanfaatan kredit perbankan. 2. pihak Kanwil agar menyiapkan tenaga pelatihan untuk bidang usaha tertentu dan melakukan monitoring yang teratur dan terusmenerus.
Kesimpulan mencakup (A) Pengaruh kondisi Fungsi Manajemen Umum (Universal ), dan (B) Pengaruh Kondisi Spesifik (mikro) yang pada umumnya sangat cenderung masih terus-menerus mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya di Daerah Irian Jaya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Kastriah
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh beberapa faktor-faktor Internal seorang wirausahawan dan faktor eksternalnya terhadap manifestasi kewirausahaan oleh UMKM. Dinamika kewirausahaan adalah kunci untuk inovasi dan pertumbuhan perekonomian, oleh karena itu pengembangan wirausaha baru di Indonesia menjadi keniscayaan untuk meningkatkan daya saing dan daya dukung perekonomian nasional. Hasil penelitian studi kasus pada UMKM yang tergabung dalam Perkumpulan Bisnis Tangan Diatas (TDA) diwilayah bekasi membuktikan bahwa faktor internal dan faktor eksternal seorang wirausahawan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap manifestasi/ perwujudan kewirausahaan oleh para pelaku UMKM tersebut. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar manifestasi kewirausahaan oleh UMKM dapat lebih maksimal seperti pelatihan, sosialisasi dan bantuan finansial atau infrastruktur.

This thesis discusses the influence Internal and external factor of an entrepreneur to the manifestation of entrepreneurship by SMEs. The dynamics of entrepreneurship is the key to innovation and economic growth, therefore the development of new entrepreneurs in Indonesia becomes a necessity to improve the competitiveness and the carrying capacity of the national economy. The results of case studies on SMEs belonging to the Business Society of Tangan Diatas (TDA) for Bekasi region proves that the internal factor and external factor of an entrepreneur are all factors which significantly influence the manifestation / embodiment of entrepreneurship by the entrepreneur of these SMEs. There are some important things to note that the manifestation of entrepreneurship by SMEs can be more optimally, such as training, dissemination and financial assistance or infrastructure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinna Budiarti
"Kewirausahaan dipercaya sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global yang menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi dan sebagai salah satu solusi untuk masalah pengangguran. Sedangkan pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari bisnis pendidikan sekolah yang telah terbukti memberikan stimulus bagi individu dalam membuat dan atau mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini didesain untuk melihat bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan sebelumnya berkontribusi pada niat kewirausahaan mahasiswa dengan pendekatan dari integrasi dua teori yaitu Theory of Entrepreneurial Event (Shapero and Sokol, 1982) dan Theory of Planned Behaviour ( Ajzen, 1991) yang memiliki tiga konstruksi pusat ? Perceived Desirability of Self Employment, Perceived Feasibility of Entrepreneurship , dan Entrepreneurship Intention.
Penelitian dilakukan dengan sampel 71 responden mahasiswa PE FE UI. Survey dilakukan secara online selama bulan Mei - Juni 2012. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis multivariate dengan metode Partial Least Square. Dan hasil analisis diperoleh hasil bahwa Entrepreneurial Education memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurial Intention.

Entrepreneurship is believed to be an important force in global economic growth that creates new businesses and economic growth, and as one solution to the problem of unemployment. While entrepreneurship education is an important component of business school education has been shown to provide stimulus for the individual in making or considering entrepreneurship as a career choice that enhances the creation of new businesses and economic growth.
This study was designed to see how the influence of the earlier entrepreneurial education contributed to the entrepreneurial intentions of students with the approach of integration of the two theories : Theory of Entrepreneurial Event (Shapero and Sokol, 1982) and Theory of Planned Behaviour (Ajzen, 1991) which has three central constructs - Perceived Desirability of Self Employment, Perceived Feasibility of Entrepreneurship, and Entrepreneurship Intention.
The study was conducted with a sample of 71 respondents of PE FE UI students. The survey was conducted online during the month of May-June 2012. Data analysis methods used are the multivariate analysis by Partial Least Square method. And analytical results obtained results that Entrepreneurial Education has a significant positive effect on Entrepreneurial Intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Munandir
"Penelitian ini membahas mengenai knowledge inertia dan persepsi terhadap lingkungan yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan dalam menciptakan suatu sikap adaptabilitas stratejik. Perilaku kewirausahaan memiliki urgensi untuk dimiliki saat ini untuk mampu mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang sebagai bentuk respon terhadap perubahan lingkungan dan menjadi adaptif lebih cepat dari pesaing. Efektifitas implementasinya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap lingkungan yang dihadapinya dan knowledge inertia yang ada. Knowledge inertia adalah konsep baru yang masih memiliki banyak ruang untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan obyek penelitian para pekerja tingkat manajemen pertama dan menengah di suatu BUMN yang sedang mengalami perubahan lingkungan secara signifikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa knowledge inertia memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku kewirausahaan dan setiap dimensi lingkungan memiliki pengaruh yang berbeda pada pembentukan knowledge inersia dan perilaku kewirausahaan. Selain itu, terbukti bahwa perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh positif pada sikap adaptabilitas stratejik.

The focus of this study is to analyze knowledge inertia and the environment perception which influenced the entrepreneurial behavior in developing strategic adaptability behavior. Entrepreneurial behavior has been considered to be an urgent concept to be implemented nowadays, since it enable the ability to identify and exploits new opportunities as a response to environment changes and means to be adaptive much faster than competitor. The effectiveness of the entrepreneurial behavior is affected by individual?s perception of the environment and the existed knowledge inertia. Knowledge Inertia is considered as a new concept with a lot of areas to be investigated. The study is conducted in quantitative method with first line and middle management employee in a SOE which in a state of significant environment changes as the research object. The result has shown that knowledge inertia has a negative influence to entrepreneurial behavior and each environment dimension has a distinct influence to the formation of knowledge inertia and entrepreneurial behavior. In addition, the study also has shown that entrepreneurial behavior has a positive influence to the strategic adaptability behavior. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>