Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chehab Rukni Hilmy
"Sejak menerima keputusan pengangkatan diri saya sebagai Guru Besar Madya di lingkungan Universitas Indonesia, saya dihadapkan kepada pilihan judul untuk pidato pengukuhan ini. Terdorong oleh kenyataan yang saya hadapi dalam pekerjaan sebagai dokter dan ahli bedah, terutama dalam tahun-tahun terakhir ini, saya memilih topik:
"KELAINAN-KELAINAN PADA SENDI LUTUT, SUATU TANTANGAN BAGI PARA AHLI BEDAH ORTHOPAEDI INDONESIA DI MASA MENDATANG"
Dalam kehidupan kita sehari-hari kata lutut atau dengkul sering kita gunakan, tidak hanya sebagai istilah dalam ilmu kedokteran. Suatu contoh misalnya adalah istilah modal dengkul, yang berarti hanya dengan lutut tanpa diserta uang.
Contoh lainnya adalah istilah bertekuk lutut yang mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama berarti mengalah atau mengaku kalah, sedangkan pengertian kedua adalah sembah sungkem, yang berarti menunjukkan tanda menghormati dengan bertekuk lutut.
Juga dalam bahasa-bahasa lain penggunaannya banyak dihubungkan dengan kata-kata kiasan.
Kembali kepada topik sendi lutut, kelainan-kelainan pada sendi ini condong menunjukkan angka-angka yang meningkat, Pertama, sebagai akibat kemajuan-kemajuan pesat di bidang kedokteran. Membuat diagnosa kelainan-kelainan pada sendi lutut menjadi lebih mudah dengan adanya Arthroscopy, C-T Scan, M.R.J. dan lain-lain.
Dulu dikalangan para ahli bedah Orthopaedi dikenal istilah I.D.K. atau Internal Derangement of the Knee. Sebenarnya yang dimaksud adalah I.D.K. atau 1 don't know, karena benar kita tidak tahu apa yang lerjadi di dalam lutut.
Jawaban terhadap I.D.K biasanya adalah G.O.K. atau God Only Knows. Alhamdulillah sekarang kita bisa lebih memahami kelainan- kelainan pada sendi lutut.
Kedua, sebagai akibat kemajuan-kemajuan pesat di segala bidang di Republik tercinta ini. Salah satu pengaruh adalah kemajuan standar kehidupan.rnanusia Indonesia.
Angka kematian bayi (IMR), angka kematian anak balita (CMR), dan angka kematian kasar (CDR) yang menurun, serta angka harapan hidup waktu lahir (Eo) atau Life Expectancy Rate yang meningkat, membawa akibat bahwa kita di masa mendatang akan lebih banyak melihat penderita-penderita gerialrik atau lanjut usia dengan kelainan-kelainan degeneratif (label 1,2,3,4) (Fig. 1,2).
Pengaruh lain dari kemajuan saat ini adalah, keinginan kita sebagai bangsa meningkatkan harkat dan martabat bangsa di masyarakat internasional melalui gerakan olahraga.
Kita mengenal motto "Memasyarakatkan Olahraga serta Mengolahragakan Masyarakat". Motto ini, dengan tujuan baik sekali, menyangkut olahraga dari segi olahraga prestasi maupun olahraga dari segi kesenangan.
Dilihat dari kelainan sendi lutut motto ini membawa akibat ketiga: cedera pada sendi lutut, terutama akibat berolahraga yang semakin meningkat."
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB 0111
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Masrin Munir
Jakarta: UI-Press, 2002
PGB 0208
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Fauziyyah
"ABSTRAK
Proses kerja di workshop bagianPressure Control Equipment (PCE) berisiko terjadinya MSDs pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran tingkat risiko ergonomi yang berpotensi menimbulkan musculoskeletal disorders pada pekerja PT. X . Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menilai tingkat risiko ergonomi di tiap tahapan kerja dan Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui letak keluhan terkait MSDs pada pekerja. Hasil penelitian berdasarkan NBM menunjukkan adanya keluhan pada pekerja di bagian punggung, panggul, lengan atas (kanan dan kiri), bahu (kanan dan kiri), lengan bawah (kanan atau kiri), pergelangan tangan (kanan dan kiri) leher bawah, dan kaki (kanan dan kiri). Hasil penilaian berdasarkan metode REBA, terdapat level tindakan 5 pada proses loading, level tindakan 3 pada proses testing tools, level tindakan 5 pada proses perakitan tools, level tindakan 5 pada proses chipping, level tindakan 4 pada proses painting. Memperbaiki desain kerja yang sesuai dengan antropometri pekerja, menyediakan alat bantu angkat untuk aktivitas manual handling, melakukan kegiatan housekeeping, sosialisasi, inpeksi rutin, dan pemberian informasi mengenai bahaya ergonomi di tempat kerja merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah tingginya tingkat risiko ergonomi pada pekerja.

ABSTRACT
Working process in Pressure Control Equipment (PCE) has the risk of MSDs to workers. This study describe the risk level of ergonomic which potentially causing musculoskeletal disorders to workers at PT. X. The design of this study is cross sectional using Rapid Entire Body Assessment (REBA) to assess the ergonomics risk level at each stage of working process and Nordic Body Map (NBM) to know where complaint to know where the complaints related MSDs to workers. Based on the study results using NBM shows that there are complaints on workers in the back, the buttock, the upper arms (left and right), the shoulders (left and right), the lower arms (left and right), the wirst (left and right), lower neck and the foot (left and right). Based on the study results using REBA assessment show that there are action level 5 in the loading process, action level 3 in the testing tools process, action level 5 in the assembling tools process, action level 5 in the chipping process, action level 4 in the painting process Improving the design by using approriate workstation which suits worker’s anthropometry, providing lifting tools, commit with housekeeping activites, socialization , inpection, and providing information about ergonomics in the workplace is a recommendation that can be done to the improvement of ergonomics risk level to workers.
"
2015
S61210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yashinta Astia Juniaputri
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat risiko K3 pada Praktikum Milling Tingkat I di ATMI Cikarang dengan menganalisis risiko K3 tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode Job Hazard Analysis, lalu melakukan analisis semi-kuantitatif dengan mempertimbangkan consequences, probability, dan exposure sehingga diperoleh tingkat risikonya, baik itu basic risk, exisiting risk, dan predictive risk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bahaya tertinggi yaitu cutter (baik yang berputar/rotating maupun yang tidak), chips/gram, dan metal fume. Oleh karena itu, masih diperlukan pengendalian tambahan untuk mengurangi tingkat risiko yang masih ada.

ABSTRACT
The purposed of this research is to get the level of risk on first grade milling practice in Akademi Tehnik Mesin Industri Cikarang with analyze those risk. This research was done by doing field observation, interview, and document study. Identify the hazard was done use Job Hazard Analysis Method, then did the semiquantitative analysis with considering consequences, probability, and exposure thus obtained the lever of risk, that are basic risk, existing risk, and predictive risk. The results from this reseach show that there are high risk hazard, that are cutter (either rotating or not), chips, and metal fume. Therefore, still need additional control to reduce the existing level of risk., The purposed of this research is to get the level of risk on first grade milling practice in Akademi Tehnik Mesin Industri Cikarang with analyze those risk. This research was done by doing field observation, interview, and document study.
Identify the hazard was done use Job Hazard Analysis Method, then did the semiquantitative analysis with considering consequences, probability, and exposure thus obtained the lever of risk, that are basic risk, existing risk, and predictive risk. The results from this reseach show that there are high risk hazard, that are cutter (either rotating or not), chips, and metal fume. Therefore, still need additional control to reduce the existing level of risk.]"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Miski Irfani
"Penanganan beban manual (PBM) merupakan aktivitas yang dapat menimbulkan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko ergonomi pada aktivitas PBM dan gambaran distribusi keluhan gangguan otot rangka pada pekerja di back end area Toko X Depok tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain crossectional. Penilaian tingkat risiko ergonomi dilakukan menggunakan metode BRIEF dengan menilai postur, berat beban, durasi, dan frekuensi. Penelitian ini juga menggambarkan karakteristik pekerja yang melakukan aktivitas PBM di back end area, seperti jenis pekerjaan, umur, lama kerja, kebiasaan merokok, pendidikan, dan jenis kelamin. Data keluhan gangguan otot rangka diambil menggunakan kuesioner NMQ dengan jumlah 11 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan beberapa aktivitas PBM di back end area toko mempunyai risiko tinggi terhadap bagian tubuh siku kiri, siku kanan, bahu kiri, bahu kanan, dan punggung. Keluhan gangguan otot rangka banyak dirasakan pekerja pada bagian tubuh bahu kanan dan punggung bawah dengan persentase sebesar 45,5%. Upaya perbaikan untuk mengurangi aktivitas PBM dapat dilakukan dengan menggunakan alat memindahkan barang (pallet stacker) yang dapat diatur ketinggiannya dan edukasi pekerja terkait bahaya ergonomi.

Manual handling is an activity that can cause musculoskeletal disorders. This research illustrates ergonomics risk level in manual handling activities and also illustrates the distribution of musculoskeletal complaints at the back end area of store X Depok in 2016. It is a descriptive observational study with cross-sectional design. The ergonomics risk level was assessed by BRIEF method which evaluate posture, force, duration, and frequency. This research also gathered information on individual characteristics (such as occupation, age, job tenure, smoking behavior, education, and gender) of the workers who perform manual handling activity regularly in back end area. The data of musculoskeletal symptoms complaints were collected using NMQ questionnaires with 11 responden. The result of this study indicates several activites in back end area are high risk to left elbow, right elbow, left shoulder, right shoulder, and back. Most complaints come from right shoulder and lower back with 45,5%. Manual handling activity can be reduced by using pallet stacker with adjustable height and educate the workers about ergonomics."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Kurniawan
"Pendahuluan: Kelengkungan spinal dapat menjadi tolak ukur untuk menilai postur tubuh, fungsi tulang belakang dalam melindungi struktur saraf di dalamnya, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Tumor spinal primer merupakan salah satu penyebab kelainan kelengkungan atau deformitas spinal. Penyakit ini memerlukan tindakan pembedahan sebagai tatalaksana utama. Sayangnya, tindakan operasi berpotensi untuk mendisrupsi komponen pembentuk kelengkungan spinal. Tulisan ini bertujuan untuk melihat perubahan kelengkungan pascaoperasi, faktor yang mempengaruhi, dan melihat hubungannya dengan luaran klinis pasca operasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kohort retrospektif, menggunakan data pasien dengan tumor spinal primer yang dilakukan operasi dari Januari 2017 hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan usia lebih dari 18 tahun, memiliki pemeriksaan penunjang berupa MRI spinal dan rekam medis lengkap, dilakukan operasi tanpa fusi. Sebanyak 32 pasien masuk dalam kriteria ini. Penilaian kelengkungan spinal menggunakan metode Cobb pada MRI sebelum dan setelah operasi di bulan ke-6, dan luaran klinis dinilai menggunakan data dari rekam medis
Hasil: Sebanyak 81,3% termasuk tumor intradural-ekstramedula dengan schwannoma adalah jenis terbanyak. Terdapat perubahan sudut C2-C7 sebesar -3,81 ± 2,97 derajat menuju kifotik (p=0,003) pada regio cervical. Pada regio thorakal, kami dapatkan perubahan sudut pada thorakal atas (Th1-Th5) sebesar 1,28 ± 0,51 derajat mengarah ke kifotik (p=0,000). Tidak didapatkan perubahan sudut Cobb pada tumor spinal regio lumbosacral. Secara klinis, VAS preoperasi berpengaruh terhadap kelengkungan pada regio lumbosacral (p=0,036). Analisis multivariat menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna antara teknik operasi (hemilaminektomi vs laminektomi), dan nilai cobb’s angle preoperasi pada regio cervical (C2-C7).  Pada penelitian ini, semua kasus tumor spinal yang dilakukan operasi mengalami perbaikan klinis yang signifikan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perubahan cobb’s angle, teknik operasi, cobb’s angle preoperasi, onset, jenis kelamin, level laminektomi, dan resektabilitas dengan luaran klinis pascaoperasi.
Kesimpulan: Teknik operasi dan cobb’s angle preoperasi merupakan faktor prediktor yang berpengaruh terhadap besarnya kemungkinan perubahan cobb’s angle pascaoperasi tumor spinal primer regio cervical. 

Introduction: Spinal curvature can be a benchmark for assessing body posture, the function of the spine in protecting the nerve structures within it, and can affect a person's quality of life. Primary spinal tumors are one of the causes of spinal curvature abnormalities or deformities. This disease requires surgery as the main treatment. Unfortunately, surgery has the potential to disrupt the components that form spinal curvature. This paper aims to examine changes in postoperative curvature, influencing factors, and see their relationship with postoperative clinical outcomes.
Methods: This study used a retrospective cohort approach, using data on patients with primary spinal tumors who underwent surgery from January 2017 to December 2022 at Cipto Mangunkusumo Hospital. The subjects of this study were patients over 18 years of age, who had supporting examinations in the form of spinal MRI and complete medical records, who underwent surgery without fusion. Spinal curvature was assessed using the Cobb method on MRI before and after surgery at 6 months, and clinical outcomes were assessed using data from medical records
Results: A total of 32 patients met these criteria, and 81.3% included intradural-extramedullary tumors with schwannoma being the most common type. There was a change in the C2-C7 angle of -3.81 ± 2.97 degrees towards kyphotic (p=0.003) in the cervical region. In the thoracic region, we found a change in the upper thoracic angle (Th1-Th5) of 1.28 ± 0.51 degrees towards khypotic (p=0.000). There was no change in the Cobb angle in spinal tumors in the lumbosacral region. Clinically, preoperative VAS affected curvature in the lumbosacral region (p=0.036). Multivariate analysis showed that there was a significant influence between surgical technique (hemilaminectomy vs laminectomy), and preoperative Cobb's angle values in the cervical region (C2-C7). In this study, all cases of spinal tumors that underwent surgery experienced significant clinical improvement. There were no significant differences between changes in Cobb's angle, surgical technique, preoperative Cobb's angle, onset, gender, laminectomy level, and resectability and postoperative clinical outcomes.
Conclusion: Surgical technique and preoperative Cobb's angle are predictor factors that influence the likelihood of changes in Cobb's angle after surgery for primary spinal tumors in the cervical region.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achyar
"Latar belakang Meskipun intervensi non-bedah dengan balon (percutaneous balloon mitral valvulotomy) merupakan pilihan utama pada stenosis mitral (MS), tetapi pada kasus-kasus tingkat lanjut, bedah ganti katup mekanis merupakan salah satu pilihan. Penelitian khusus tentang bedah ganti katup mekanis pada MS di Indonesia masih sedikit. Rumahsakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dalam kurun waktu 1985-1995 telah melakukan penggantian katup mekanis pada 566 penderita, 348 diantaranya dilakukan penggantian pada katup mitral. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberhasilan awal dan lambat dari bedah ganti katup mekanis pada stenosis mitral, dan variabel prediktor kematian dari tindakan bedah ganti katup tersebut di Rumahsakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Metode penelitian : Penelitian dilakukan secara retrospektrif dan observasional, terhadap penderita MS yang dilakukan bedah ganti katup mekanis di Rumahsakit Jantung Harapan Kita (RSJHK) Jakarta selama kurun waktu 1985-1995. Pengamatan dilakukan mulai Desember 1985-Juni 1997. Pengumpulan data pra, intra dan pasca-bedah, serta data pada saat kontrol rutin dipoliklinik, didapat melalui catatan rekam medik penderita. Penderita yang tidak kontrol rutin, dihubungi dengan surat, telepon, atau kunjungan rumah. Analisis ketahanan hidup dilakukan dengan metode Kaplan-Meier. Variabel prediktor untuk kematian awal dilakuan dengan uji regresi logistik, sedang untuk kematian lambat dilakukan dengan regresi Cox. Hasil: Terdapat 51 penderita, 24 pria (47,1%), dan 27 wanita (52,9%), berumur antara 15-63 tahun (37,8 ± 8). MS murni 37 penderita (72,5%), 11 penderita disertai regurgitasi mitral ringan (21,5%), dan 3 penderita disertai regurgitasi aorta ringan (6%). MS berat 38 penderita (75%), MS sedang 13 penderita (25%). Kematian awal 13,7% (7 penderita), penderita yang dapat diikuti sampai akhir penelitian 95% (36 penderita). Lama pengamatan 228,8 tahun-orang. Ketahanan hidup 5 tahun adalah 85,6 ± 6 %, sedang untuk 10 tahun 79 ± 8,4 %. Komplikasi yang terjadi selama pengamatan, perdarahan oleh karena anti-koagulan 0,5%/penderita-pertahun, emboli 0,5%/penderita pertahun, gagal jantung 2,5%/penderita-pertahun, gagal fungsi katup 0,9%/penderita-pertahun, endokarditis 1%/penderita-pertahun, ganti katup 0,5%/penderita-pertahun, kematian mendadak 0,5%/penderita-pertahun. Variabel prediktor terhadap kematian awal adalah lama pemakaian mesin by-pass (rasio odds 1,02, interval keyakinan 95% 1,00-1,04, p=0,049). Tidak ditemukan variabel prediktor kematian lambat. Kesimpulan : Angka kematian awal 13,7%. Ketahanan hidup 5 tahun dan 10 tahun masing-masing 85,6 ± 6%, dan 79 ± 8,4%. Variabel prediktor terhadap kematian awal adalah lama pemakaian mesin by-pass. Tidak ditemukan variabel prediktor terhadap kematian lambat. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T57273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariyanti Methadias
"Latar Belakang: Terapi bedah flep periodontal dilakukan untuk meningkatkan status periodontal.
Tujuan: Evaluasi secara klinis dan radiografis keberhasilan perawatan bedah flep periodontal tahun 2011-2016.
Metode: Evaluasi status pasien antara sebelum dan sesudah perawatan bedah flep periodontal tanpa bahan cangkok tulang, menilai kedalaman poket, tingkat perlekatan klinis, resesi gingiva, dan ketinggian tulang alveolar.
Hasil: Terdapat 126 data untuk kedalaman poket, resesi gingiva, tingkat perlekatan klinis. Terdapat 135 data untuk ketinggian tulang. Terdapat hasil yang signifikan untuk semua kelompok p=0,00.
Kesimpulan: Perawatan bedah periodontal menghasilkan penurunan kedalaman poket, meningkatkan resesi gingiva, meningkatkan tingkat perlekatan klinis gingiva, dan peningkatan ketinggian tulang alveolar.

Background: Periodontal flap surgery can improve periodontal status.
Objective: Clinical and radiographic evaluation of periodontal flap surgery in 2011 2016.
Methods: Evaluation of patient status between pre and post periodontal flap surgery without bone graft materials, measuring pocket depth, clinical attachment level, gingival recession, and alveolar bone height.
Results There are 126 data for pocket depth, gingival recession, level of clinical attachment. There are 135 data for bone height. There were significant results for all groups p 0.00.
Conclusion: Periodontal flap surgery resulted decreased pocket depth, increased gingival recession, increased clinical attachment level of gingiva, and increased alveolar bone height.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faraniara
"Praktik ners spesialis keperawatan medikal bedah peminatan muskuloskeletal bertujuan untuk mengaplikasikan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pengelola, pendidik, dan peneliti. Peran sebagai pemberi asuhan dilakukan dengan mengelola 30 pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal dan satu kasus kelolaan utama dengan spinal cord injury menggunakan pendekatan teori keperawatan Virginia Henderson. Penerapan intervensi keperawatan berbasis bukti ilmiah merujuk pada peran perawat sebagai peneliti, dalam hal ini adalah respiratory muscle training terhadap fungsi pernafasan pada pasien spinal cord injury. Peran perawat sebagai pengelola sekaligus pendidik teraplikasikan dalam inovasi edukasi berbasis website pada pasien yang menjalani total hip arthoplasti. Keseluruhan rangkaian tersebut bertujuan untuk mewujudkan kualitas asuhan keperawatan yang komprehensif

The practice of medical surgical nursing specialists with musculoskeletal specialization aims to apply the role of nurses as caregivers, managers, educators, and researchers. The role as a care provider was carried out by managing 30 patients with musculoskeletal system disorders and one main managed case with spinal cord injury using Virginia Henderson's nursing theory approach. The application of scientific evidence-based nursing interventions refers to the role of nurses as researchers, in this case respiratory muscle training on respiratory function in spinal cord injury patients. The role of nurses as managers and educators is applied in website based educational innovations for patients undergoing total hip arthroplasty. The whole series aims to realize the quality of comprehensive nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hananto Anggoro Wiryawan
"Latar belakang: Tatalaksana rekonstruksi pada pasien reseksi mandibula dengan hanya menggunakan rekonstruksi plat umum dilakukan dibeberapa rumah sakit di Indonesia. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pasca rekonstruksi mandibula dapat berupa ekspose plat, fraktur plat dan fistula.
Tujuan: Tujuan penelitian ini akan mencari beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi tersebut.
Material dan metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif dari tahun 2012-2017 yang diambil dari rekam medis. Data tumor jinak mandibula (lokasi, ukuran, panjang), data sistemik pasien (riwayat merokok, diabetes, status gizi) dan data operasi (durasi, sistem plat rekonstruksi) dihubungkan dengan kejadian komplikasi yang dianalisis dengan menggunakan Kaplan Meier Survival Curve dan Cox Regresi Proportional Hazard.
Hasil: Terkumpul 69 data dengan prevalensi terjadinya komplikasi sebesar 21,73%(15/69) dengan rerata lama observasi 15,4 bulan. Terdapat pengaruh riwayat merokok (p=0,000) dan faktor usia (p=0,000) terhadap terjadinya komplikasi pasca pemasangan plat dengan hazard ratio riwayat merokok 9,19 dan faktor usia 10-20 tahun dibanding diatas 60 tahun sebesar 153,8. Angka survival plat pada pasien tidak merokok berada diatas 80% pada 2 tahun pertama, tahun ketiga 60% dan setelah itu dapat menurun hingga 20-40%.
Kesimpulan: Merokok dan faktor usia berpengaruh terhadap kejadian komplikasi pasca rekonstruksi mandibula. Jika memungkinkan, rekonstruksi mandibula hanya dengan plat rekonstruksi merupakan tindakan sementara, perlu dipertimbangkan penggunaan graft baik vascularized maupun non-vascularized.

Background: Treatment of reconstruction in post-mandibular resection patients using only plate reconstruction is commonly performed in several hospitals in Indonesia. Some complications that can occur after reconstruction of the mandible can be expose plates, plate fractures and fistulas.
Aim: The purpose of this study will look for several factors that influence the occurrence of these complications.
Material and method: A retrospective study from 2012-2017 taken from medical records. Data on benign mandibular tumors (location, size, length), patient systemic data (smoking history, diabetes, nutritional status) and operating data (duration, reconstruction plate system) were associated with the incidence of complications, analyzed using Kaplan Meier Survival Curve and Cox Proportional Regression Hazard.
Result: Sixty-nine data with the prevalence of complications 21.73% (15/69) with an average observation time 15.4 months. There was an effect of smoking history (p = 0,000) and age factor (p = 0,000) on the occurrence of postoperative complications with hazard ratio of smoking history 9,19 and age factor 10-20 years compared to over 60 years is 153,8. The plate survival rate in patients who do not smoke is above 80% in the first 2 years, the third year is 60% and after that it can decrease by 20-40%.
Conclusion: Smoking and age factors influence the incidence of post-reconstruction mandibular complications. If possible, mandible reconstruction using a reconstruction plate is temporary procedure, it is necessary to consider the use of either vascularized or non-vascularized grafts.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>